Anda di halaman 1dari 21

LAPORAN PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR MINUM ISI

ULANG

DISUSUN OLEH :

INDRI SEPTIAYANI ( 21071 )

DOSEN PEMBIMBING :

Dr. Maksuk., M.Kes.

POLTEKKES KEMENKES PALEMBANG

DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN

2020/2021

i
KATA PENGANTAR

Assalamu’alaikum warahmatullahi wabarakatuh

Segala puji bagi Allah SWT yang telah memberikan kami kemudahan

sehingga kami dapat menyelesaikan laporan ini dengan tepat waktu. Tanpa

pertolongan-Nya tentunya kami tidak akan sanggup untuk menyelesaikan laporan

ini dengan baik. Shalawat serta salam semoga terlimpah curahkan kepada baginda

tercinta kita yaitu Nabi Muhammad SAW yang kita nanti-natikan syafa’atnya di

akhirat nanti.

Saya mengucapkan syukur kepada Allah SWT atas limpahan nikmat

sehatNya, baik itu berupa sehat fisik maupun akal pikiran, sehingga penulis

mampu untuk menyelesaikan pembuatan laporan sebagai tugas dari mata aplikasi

pengendalian vector dan nyamuk dengan judul “LAPORAN PENGELOLAAN

AIR MINUM ISI ULANG”.

Saya tentu menyadari bahwa laporan ini masih jauh dari kata sempurna

dan masih banyak terdapat kesalahan serta kekurangan di dalamnya. Untuk

itu,saya mengharapkan kritik serta saran dari pembaca untuk laporan ini,

supayalaporan ini nantinya dapat menjadi laporan yang lebih baik lagi.

Kemudian apabila terdapat banyak kesalahan pada laporan ini penulis mohon

maaf yang sebesar-besarnya. Demikian, semoga laporan ini dapat bermanfaat.

Terima kasih.

Palembang, 12 Desember 2020

Penulis

ii
DAFTAR ISI

HALAMAN JUDUL .........................................................................................i

KATA PENGANTAR .......................................................................................ii

DAFTAR ISI ......................................................................................................iii

BAB I PENDAHULUAN ..................................................................................1

1.1 LATAR BELAKANG .......................................................................... 1

1.2 RUMUSAN MASALAH ....................................................................... 3

1.3 TUJUAN ................................................................................................. 3

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ...................................................................... 5

2.1 DERFINISI AIR MINUM ISI ULANG ............................................... 5

2.2 PERALATAN PENGELOLAAN AIR MUNUM ISI ULANG .......... 6

2.3 PROSES PENGELOLAAN AIR MUNIM ISI ULANG..................... 8

2.4 PERSYARATAN KUALITAS AIR ..................................................... 9

BAB III METODE PENELITIAN ..................................................................12

3.1 PELAKSANAAN....................................................................................12

3.2 JENIS PRAKTIKUM ............................................................................12

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ..........................................................13

4.1 HASIL......................................................................................................13

4.2 PEMBAHASAN......................................................................................14

BAB V PENUTUP .............................................................................................16

5.1 KESIMPULAN .......................................................................................16

5.2 SARAN ....................................................................................................16

iii
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................ 17

iv
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 LATAR BELAKANG


Air merupakan salah satu sumber kehidupan bagi manusia termasuk

lingkungan yang ada di sekitarnya. Air digunakan manusia secara langsung untuk

memenuhi kebutuhan hidup mereka sehari-hari seperti minum, mandi, mencuci,

sedangkan pemanfaatannya yang secara tidak langsung adalah untuk

mengembangkan lingkungan hidupnya (Rambe dalam Winarna, 2003).

Air merupakan materi penting dalam kehidupan. 70% zat pembentuk tubuh

manusia terdiri dari air sehingga air menjadi kebutuhan mutlak bagi manusia.

Kebutuhan air untuk keperluan sehari-hari berbeda untuk setiap kehidupan.

Sehingga semakin tinggi taraf kehidupan, semakin tinggi pula jumlah kebutuhan

air (Apriliana,E.,Ramadhian,M.R.,Gapila, 2014).

Pada negara-negara maju tiap orang memerlukan air antara 60-120 liter per

hari, sedangkan di negara-negara berkembang, Indonesia, tiap orang memerlukan

air antara 30 - 60 liter per hari. Diantara kegunaan-kegunaan air tersebut yang

sangat penting adalah kebutuhan untuk minum termasuk untuk memasak

(Tombeng,R.B.Polii,B.,Sinolungan, 2013).

Walaupun ketersediaan air di dunia melimpah, namun yang dapat dikonsumsi

untuk air minum sangatlah sedikit. Dari total jumlah air yang ada, hanya sedikit

saja yang tersedia sebagai air minum, sedangkan sisanya adalah air laut

(Dilapanga, M.R.,Joseph,W.B.S.,Loho, 2014).

Kebutuhan akan air minum selama ini dipenuhi dari sumber air sumur, mata

air, atau dari air permukaan yang telah diolah daerah perusahaan air minum

1
(PDAM). Berdasarkan laporan Unicef Joint Monitorong, kinerja sektor air minum

dan sanitasi di Indonesia dinilai masih rendah dibandingkan dengan negara

lainnya di Asia Tenggara. Dari penduduk Indonesia yang berjumlah sekitar 218

juta jiwa pada tahun 2015, diperkirakan sekitar 103 juta jiwa (47%) belum

memiliki akses terhadap sanitasi dan sekitar 47 juta jiwa (22%) belum memiliki

akses terhadap air bersih. Hanya sekitar 50% dari seluruh penduduk Indonesia

yang mendapatkan akses air minum (Ronny, Syam,2015).

Kebutuhan masyarakat akan tersedianya sarana air bersih belum sepenuhnya

terpenuhi. Oleh karena itu, masyarakat mencari berbagai alternatif untuk

mendapatkan air salah satunya adalah upaya penyediaan air minum diantaranya

adalah depot air minum isi ulang. Depot air minum isi ulang adalah badan usaha

yang mengelola air minum untuk keperluan masyarakat dalam bentuk curah dan

tidak dikemas. Depot air minum isi ulang saat ini telah tumbuh dan berkembang

dengan pesat. Ditinjau dari harganya air minum isi ulang lebih murah dari pada air

minum dalam kemasan, bahkan ada yang mematok harganya hingga ¼ dari harga

air minum dalam kemasan. Namun dari segi kualitasnya, masyarakat masih

meragukan karena belum ada informasi yang jelas dari segi proses maupun

maupun peraturan tentang peredaran dan pengawasannya.

Pemilihan depot air minum isi ulang sebagai alternatif pemenuhan kebutuhan

air minum menjadi resiko yang dapat membahayakan kesehatan jika kualitas

depot air minum isi ulang masih diragukan apalagi jika konsumen tidak

memperhatikan keamanan dan kehigienisannya. Kualitas air produksi depot air 3

minum isi ulang akhir-akhir ini semakin menurun dengan permasalahan secara

umum antara lain peralatan depot air minum isi ulang yang tidak dilengkapi alat

2
sterilisasi, mempunyai daya bunuh rendah terhadap bakteri, atau pengusaha belum

mengetahui kualitas air baku yang digunakan, jenis peralatan depot air minum isi

ulang yang baik dan cara pemeliharaannya serta penanganan air hasil olahan

(Nuria,M.C.,Rosyid,, A.,2009).

Pemilik depot air minum merupakan orang yang paling bertanggung jawab

dalam usaha depot air minum. Oleh karena itu, pemilik harus mengetahui hygiene

sanitasi depot air minum. Higiene sanitasi adalah upaya kesehatan untuk

mengurangi atau menghilangkan faktor-faktor yang menjadi penyebab terjadinya

pencemaran terhadap air minum dan sarana yang digunakan untuk proses

pengolahan, penyimpanan, dan pembagian air minum. Higiene sanitasi depot air

minum isi ulang meliputi variabel tempat, peralatan, sumber air baku, dan

penjamah (Karame,M.Palandenh.H., Sondakh, 2014).

Berdasarkan latar belakang di atas, maka penulis merancang tugas tentang

“PRAKTIKUM PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG”.

1.2 RUMUSAN MASALAH


1. Apa pengertian dari air minum isi ulang?

2. Apa saja peralatan yang digunakan dalam melakukan proses pengelolaan

air minum isi ulang?

3. Bagaimana proses pengelolaan air minum isi ulang?

4. Apa saja persyaratan kualitas air ?

1.3 TUJUAN
1. Mengetahui pengertian air minum isi ulang.

2. Mengetahui peralatan yang digunakan dalam melakukan proses

pengelolaan air minum isi ulang.

3. Mengetahui proses pengelolaan air minum isi ulang.

3
4. Mengetahui persyaratan kualitas air.

4
BAB II

TINJAUAN PUSTAKA

2.1 DEFINISI AIR MINUM ISI ULANG


Menurut Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia nomor 492/

MENKES/ PER/ IV/ 2010 tentang Persyaratan Kualitas Air Minum,

Penyelenggara air minum adalah badan usaha milik negara/ badan usaha milik

daerah, koperasi, badan usaha swasta, usaha perorangan, kelompok masyarakat

dan/ atau individu yang melakukan penyelenggaraan penyediaan air minum.

Menurut Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia nomor : 651/MPP/Kep/10/2004 tentang Persyaratan Teknis Depot Air

Minum dan Perdagangannya Menteri Perindustrian dan Perdagangan Republik

Indonesia, Depot air minum adalah usaha yang melakukan proses pengolahan air

baku menjadi air minum dan menjual langsung kepada konsumen.

Berdasarkan Peraturan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor 492/

MENKES/PER/IV/2010 yang dimaksud dengan Air minum adalah air yang

melalui proses pengolahan atau tanpa proses pengolahan yang memenuhi syarat

kesehatan dan dapat langsung diminum. Air minum aman bagi kesehatan apabila

memenuhi persyaratan fisika, mikrobiologis, kimiawi dan radioaktif. Pengertian

air minum berdasarkan Keputusan Menteri Perindustrian dan Perdagangan

Republik Indonesia Nomor 651/MPP/KEP/10/2004 tentang Persyaratan Teknis

Depot Air Minum dan Perdagangannya, disebutkan bahwa yang dimaksud air

minum adalah air baku yang telah diproses dan aman untuk diminum.

Syarat kualitas air minum yang harus dipenuhi yaitu syarat fisik dimana air

tidak boleh berwarna/ kekeruhan, tidak berbau, tidak berasa, suhu ± 25oC dan air

5
harus jernih. Syarat kimia, dimana air tidak boleh mengandung racun, zat-zat

mineral dalam jumlah melampui batas yang telah ditentukan. Syarat mikrobiologi,

air tidak boleh mengandung bakteri-bakteri patogen sama sekali dan tidak boleh

mengandung bakteri golongan Coliform melebihi batas-batas yang telah

ditentukan (Sutrisno, 2010).

2.2 PERALATAN PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG

Menurut Purba (2011) Alat yang digunakan untuk mengolah air baku menjadi

air minum pada depot air minum isi ulang adalah :

1. Storage Tank

Storage tank berguna sebagai penampungan air baku yang dapat

menampung air sebanyak 3000 liter.

2. Stainless Water Pump

Stainless Water Pump berguna sebagai pemompa air baku dari tempat

storage tank kedalam tabung filter.

3. Tabung Filter

Tabung Filter mempunyai 3 (tiga) fungsi, yaitu :

a. Tabung yang pertama adalah active sand media filter untuk

menyaring partikel – partikel yang kasar dengan bahan dari pasir

atau jenis lain yang efektif dengan fungsi yang sama.

b. Tabung yang kedua adalah anthracite filter yang berfungsi untuk

menghilangkan kekeruhan dengan hasil yang maksimal dan efisien.

c. Tabung yang ketiga adalah granular active carbon media filter

merupakan karbon filter yang berfungsi sebagai penyerap debu, rasa,

warna, sisa khlor dan bahan organik.

6
4. Mikro Filter

Mikro Filter merupakan saringan yang terbuat dari polyprophylene yang

berfungsi untuk menyaring partikel air dengan diameter 10 mikron, 5

mikron, 1 mikron dan 0,4 mikron dengan maksud untuk memenuhi

persyaratan air minum.

5. Flow Meter

Flow Meter digunakan untuk mengukur air yang mengalir kedalam galon

isi ulang.

6. Lampu ultraviolet dan ozon

Lampu ultraviolet dan ozon berguna sebagai desinfeksi pada air yang

telah diolah.

7. Galon Isi Ulang

Galon isi ulang berfungsi sebagai wadah atau tempat untuk menampung

atau menyimpan air minum didalamnya. Pengisian wadah dilakukan

dengan menggunakan alat dan mesin serta dilakukan dalam tempat

pengisian yang higienis.

8. Sistem pengisian

Selalu tertutup rapat agar mencegah kotoran dan bakteri udara menyebar,

bila memungkinkan gunakan UV Ruang tapi radiasinya berbahaya

terkena kulit dan mata.

9. Sistem pencucian galon dan pembilasan galon

Gunakan bahan kimia yang aman untuk dikonsumsi sehingga tidak

terjadi efek samping.

7
2.3 PROSES PENGELOLAAN AIR MINUM ISI ULANG

Menurut Keputusan Menperindag RI Nomor 651/MPP/Kep/l0/2004 tentang

Persyaratan Teknis Depot Air Minum dan Perdagangannya, urutan proses

produksi air minum di depot air minum isi ulang adalah sebagai berikut :

1. Penampungan air baku dan syarat bak penampung

Air baku yang diambil dari sumbernya diangkut dengan menggunakan

tangki dan selanjutnya ditampung dalam bak atau tangki penampung

(reservoir). Bak penampung harus dibuat dari bahan tara pangan (food

grade), harus bebas dari bahan-bahan yang dapat mencemari air. Tangki

pengangkutan mempunyai persyaratan yang terdiri atas :

a) Khusus digunakan untuk air minum.

b) Mudah dibersihkan serta di desinfektan dan diberi pengaman

c) Harus mempunyai manhole

d) Pengisian dan pengeluaran air harus melalui kran

e) Selang dan pompa yang dipakai untuk bongkar muat air baku

harus diberi penutup yang baik, disimpan dengan aman dan

dilindungi dari kemungkinan kontaminasi.

Tangki, galang, pompa dan sambungan harus terbuat dari bahan tara

pangan (food grade), tahan korosi dan bahan kimia yang dapat mencemari

air.Tangki pengangkutan harus dibersihkan, disanitasi dan desinfeksi bagian

luar dan dalam minimal 3 (tiga) bulan sekali. Air baku harus diambil

sampelnya, yang jumlahnya cukup mewakili untuk diperiksa terhadap

standart mutu yang telah ditetapkan oleh Menteri Kesehatan.

8
2. Penyaringan bertahap terdiri dari :

a. Saringan berasal dari pasir atau saringan lain yang efektif dengan

fungsi yang sama. Fungsi saringan pasir adalah menyaring

partikel-partikel yang kasar. Bahan yang dipakai adalah butir-

butir silica (SiO2) minimal 80%.

b. Saringan karbon aktif yang berasal dari batu bara atau batok

kelapa berfungsi sebagai penyerap bau, rasa, warna, sisa khlor

dan bahan organik. Daya serap terhadap Iodine (I2) minimal

75%.

c. Saringan/Filter lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus

berukuran maksimal 10 (sepuluh) micron.

2.4 PERSYARATAN KUALITAS AIR

Adanya unsur-unsur dalam air harus sesuai dengan standart kualitas air yang

telah ditetapkan, agar tidak terjadi gangguan kesehatan, tehnis, dan estetika.

Standart kualitas air adalah persyaratan kualitas air yang telah ditetapkan oleh

negara atau daerah untuk keperluan perlindungan dan pemanfaatan air pada

negara atau daerah yang bersangkutan.

Untuk penentuan standart kualitas air dilakukan penganalisaan dilaboratorium

terhadap parameter fisik, kimiawi dan bakteriologis yang diinginkan sesuai

dengan standart. Kualitas air dapat dikelompokkan menjadi beberapa kelompok

yaitu :

a) Golongan A yaitu air yang dapat digunakan sebagai air minum secara

langsung tanpa pengolahan terlebih dahulu.

9
b) Golongan B yaitu air yang dapat digunakan sebagai air baku, air minum

dan harus diolah terlebih dahulu.

c) Golongan C yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan perikanan

dan peternakan.

d) Golongan D yaitu air yang dapat digunakan untuk keperluan pertanian

usaha, diperkotaan, industri, dan pembangkit listrik tenaga air.

Setiap penyimpangan standar kualitas akan dapat mengakibatkan terhadap :

1. Manusia, dapat menimbulkan gangguan dan penyakit.

2. Lingkungan, dapat menimbulkan gangguan yang bersifat tehnis.

3. Estetika, dapat menyebabkan kerugian dibidang keindahan.

Adapun material yang digunakan dalam pengelolaan air minum isi ulang

sebagai berikut :

1. Sifat kimia material

Sifat kimia pada air yang akan digunakan untuk isi ulang adalah

Derajat keasaman (pH) antara 6,5 – 9,2. Tidak boleh ada zat kimia

berbahaya, kalaupun ada jumlahnya harus sedikit sekali. Unsur kimiawi

yang diizinkan tidak boleh melebihi standar yang ditentukan. Kriteria

Kualitas Air yang Dapat Digunakan Sebagai Air Minum

2. Sifat fisik material

Kualitas air minum meliputi sifat fisik, yaitu temperatur, warna,

kekeruhan, rasa dan bau, konsentrasi ion hidrogen, dan daya hantar

listrik. Standart minimum peralatan antara lain:

10
a. Memiliki penyaringan berupa pasir silika dan karbon aktif

Pasir silika berfungsi untuk menyaring partikel besar dan kecil

endapan dan lumpur dalam air. Sedangkan karbon aktif berfungsi

untuk menyerap bau dalam air dan menjernihkan air. Penempatan

pasir silika dan karbon aktif adalah dalam tabung filter PVC, Fiber

ataupun Stainless. Ukuran tinggi tabungnya biasanya 125 cm

ataupun 150 cm.

b. Memiliki penyaringan filter sedimen

Untuk depot air minum jumlah minimal filter sedimen adalah 6

buah (lebih banyak lebih baik). Penempatan filter sedimen adalah

dibagian di dalam housing filter.

c. Memiliki ultraviolet yang sesuai kapasitas

Salah satu komponen instalasi air minum yang penting adalah

ultraviolet. Karena berfungsi untuk membunuh kuman virus dan

bakteri (termasuk E. Coli ). Efektifitas penyinaran lampu UV sangat

tergantung kepada Daya (watt) lampu tersebut dan kecepatan yang

disinarinya, dan sangat berbahaya jika depot isi ulang tidak memiliki

lampu UV.

11
BAB III

METODE PENELITIAN

3.1 PELAKSANAAN

Hari/tanggal : Sabtu, 12 Desember 2020

Waktu : 10.00 wib s/d selesai

Tempat : Jl. Lebak sari rt 23 rw 006 kel talang jambe kec sukarami

3.2 JENIS PRAKTIKUM

Penelitian ini bersifat observasi dengan pendekatan deskriptif yaitu ingin

mengetahui kondisi depot air minum isi ulang ditinjau dari higiene sanitasi.

12
BAB IV

HASIL DAN PEMBAHAN

4.1 HASIL

Dalam praktikum tersebut mendapatkan hasil bahwa hygiene sanitasi

pengelolaan air minum isi ulang sebagai barikut :

Hasil Penilaian
Memenuhi Tidak
No Peralatan Syarat Memenuhi
Syarat
N % N %
1. Peralatan yang digunakan (v) 100 0 0
terbuat dari bahan tara
pangan.
Mikr
2. Tandon air baku harus (v) 100 0 0
dalam keadaan tertutup
dan terlindung.

3. Mikro filter dan peralatan (v) 100 0 0


desinfeksi masih dalam
masa pakai / tidak
kadaluarsa.
4. Wadah/galon yang telah (v) 100 0 0
di isi air minum harus
langsung diberikan
kepada konsumen dan
tidak boleh disimpan pada
depot air minum lebih
dari 1x24 jam
5. Wadah/galon botol (v) 100 0 0

13
sebelum pengisian
dilakukan pembersihan.
6. Melakukan sistem (v) 100 0 0
pencucian terbalik (back
washing) secara berkala
mengganti tabung
macro filter.
7. Adanya peralatan (v) 100 0 0
sterilisasi berupa
ultraviolet, dan atau
ozonisasi, dan atau
peralatan desinfeksi
lainnya yang berfungsi
dan digunakan secara
benar.
8. Terdapat lebih dari satu (v) 100 0 0
mikro filter (μ) dengan
ukuran berjenjang.
9. Adanya fasilitas (v) 100 0 0
pencucian dan pembilasan
galon.
10. Tersedia tutup baru botol (v) 100 0 0
yang bersih.
11. Adanya fasilitas (v) 100 0 0
pengisian gallon dalam
ruangan tertutup.

4.2 PEMBAHASAN

Dari hasil checklist Higiene sanitasi peralatan pengelolaan air minum isi

ulang di Desa Pangkalan panji, pada hari sabtu tanggal 12 Desember 2020

diperoleh data 100% mesin dan peralatannya terbuat dari bahan tara pangan dan

14
dilengkapi tangki penampungan air baku, namun tidak melakukan penyaringan

secara bertahap karena keseluruhan depot tidak memiliki saringan pasir dan filter

lainnya, depot hanya dilengkapi dengan karbon filter.

Saringan karbon aktif dari batu bara atau batok kelapa (untuk menyerap bau,

rasa, warna, sisa chlor, bahan organik). Daya serap terhadap lodine minimal 75%.

Saringan lainnya yang berfungsi sebagai saringan halus berukuran maksimal 10

mikron.

Desifeksi yang di gunakan pada depot air minum isi ulang di daerah talang

jambe menggunakan Ultra Violet (UV) dan ini sudah memenuhi syarat karena alat

deninfektannya menggunakan dinar UV yang seluruhnya hidup yang digunakan

dalam proses pengolaan air baku.

Untuk pencucian wadah/galon hanya menggunakan sikat dan langsung di

bilas menggunakan air biasa saja. Hal ini memungkinkan masih ada sisa kuman

yang ada didalam wadah/galon tersebut. Seharusnya dalam pencucian

wadah/galon harus menggunakan deterjen agar kuman yang ada didalam

wadah/galon dapat mati.

15
BAB V

PENUTUP

5.1 KESIMPULAN

Dari praktikum yang saya lakukan pada hari sabtu, 12 Desember 2020 di Jl.

Talang Jambe Kec. Sukarami Kel. Talang Jambe Palembang ada beberapa yang

belum memenuhi syarat seperti tempet pencucian wadah/galon. Selebihnya sudah

memenuhi syarat.

5.2 SARAN

Saran yang dapat saya berikan pada pemilik depot air minum sebaiknya

sediakan atau penuhi untuk pencucian wadah/galon, karena ini merupakan hal

yang terpenting jika proses dalam pengelolaan air nya sudah memenuhi syarat,

namun jika wadah/galon nya tidak melakukan proses pembersihan hingga benar –

benar bersih maka kinsumen akan mengalami gangguan pencernaan akibat

mengkonsumsi air galon tersebut.

16
DAFTAR PUSTAKA

http://repo.poltekkesmedan.ac.id/jspui/bitstream/123456789/1382/I/ELYSA

H%20ELISABETH%20SUSANTO.pdf

http://repository.unimus.ac.id/1467/3/BAB%202.pdf

http://scdholar.unand.ac.id/33121/2/Bab%201.pdf

http://secangkirimajinasikopi.blogspot.com/2016/11/reseach-depot-air-isi-
ulang.html?m=1

17

Anda mungkin juga menyukai