Anda di halaman 1dari 26

LAPORAN

PENGAMATAN/PEMERIKSAAN KUALITAS AIR SUMUR GALI

DOSEN PEMBIMBING:
H. Kamsul, SST., M.Kes.

MATA KULIAH:
Pengelolaan Air

OLEH: SRI HARTINI


NIM.21084

KEMENTERIAN KESEHATAN REPUBLIK INDONESIA


POLITEKNIK KESEHATAN PALEMBANG
JURUSAN KESEHATAN LINGKUNGAN
PROGRAM STUDI DIPLOMA TIGA KESEHATAN LINGKUNGAN
TAHUN 2020

i
KATA PENGANTAR

Puji syukur saya panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, karena atas berkat
dan rahmat-Nya, saya dapat menyelesaikan Laporan ini. Penulis Laporan ini
dilakukan dalam rangka memenuhi salah satu tugas praktikum mata kuliah
Pengelolaan Air, mengenai menentukan syarat air bersih di sumber lapangan dengan
melakukan praktikum mandiri pengamatan/pemeriksaan kualitas air yang digunakan
dirumah.
Akhir kata, saya berharap semoga Tuhan Yang Maha Esa membalas segala
kebaikan semua pihak yang telah membantu. Semoga laporan ini membawa manfaat
bagi pengembang ilmu.

Palembang, 27 Oktober 2020


Penulis,

Sri Hartini

ii
DAFTAR ISI

Halaman
HALAMAN JUDUL .......................................................................................... i
KATA PENGANTAR .......................................................................................... ii
DAFTAR ISI ........................................................................................................ iii
DAFTAR TABEL ................................................................................................ iv

BAB I PENDAHULUAN ................................................................................... 1


A. Latar Belakang ..................................................................................... 1
B. Tujuan .................................................................................................. 1
C. Manfaat ................................................................................................ 2

BAB II TINJAUAN PUSTAKA ........................................................................ 3


A. Pengertian Air ..................................................................................... 3
...
B. Pengertian Sumur Gali ......................................................................... 4
..
C. Jenis Sumur Gali .................................................................................. 4
...
D. Syarat Sumur Gali ................................................................................ 5
...
E. Peraturan dan Persyaratan Kualitas Air ............................................... 7
F. Penyakit yang disebabkan oleh Kualitas Air........................................ 9
G. Pemeliharaan Air ................................................................................. 11

BAB III METODOLOGI PEMERIKSAAN .................................................... 13


A. Lokasi dan Waktu Pemeriksaan ............................................................... 13
B. Alat dan Bahan ........................................................................................ 13
C. Langkah Kerja .......................................................................................... 13

BAB IV HASIL DAN PEMBAHASAN ........................................................... 15


A. Hasil ......................................................................................................... 15
B. Pembahasan ............................................................................................. 15

BAB V KESIMPULAN DAN SARAN ............................................................. 17


A. Kesimpulan ............................................................................................ 17
B. Saran ....................................................................................................... 17

DAFTAR PUTAKA

iii
LAMPIRAN

DAFTAR TABEL

Halaman
Tabel 2.1 Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi ....................................................................................... 8
Tabel 2.2 Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi ....................................................................................... 8
Tabel 2.3 Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi ....................................................................................... 8
Tabel 4.1 Hasil Pengukuran ............................................................................
15

iv
v
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Air (H2O) merupakan sebagian unsur kimia yang berada dalam bentuk cair

pada tekanan biasa dan pada suhu bilik. Air merupakan suatu kebutuhan pokok

bagi manusia. Kita mampu bertahan hidup tanpa makan dalam bebrapa minggu,

namun tanpa air kita akan mati dalam beberapa hari saja. (Naola, 2013)

Air diperlukan untuk minum, mandi, mencuci pakaian, pengairan dalam bidang

pertanian dan minuman untuk ternak. Selain itu, air juga sangat diperlukan

dalam kegiatan industri dan pengembangan teknologi untuk meningkatkan taraf

kesejahteraan hidup manusia. (Naola, 2013)

Penyediaan air bersih masyarakat di kelurahan kayuara kuning beberapa

masih menggunakan sumur gali, di sekitar sumur dapat terjadi pencemaran dari

rembesan air hujan yang menyebabkan air berwarna kekuning-kuningan dan

keruh terutama saat musim hujan, maka dari itu peneliti tertarik untuk

melakukan pemeriksaan kualitas air di sumur gali secara sederhana dengan

menggunakan peralatan yang ada.

B. Rumusan Masalah

Berdasarkan uraian latar belakang diatas maka dapat dirumuskan pertanyaan

yaitu Bagaimana kualitas air sumur gali di Jl. Merdeka KM 42 No. 17 RT. 001

1
2

RW. 001 Kelurahan Kayuara Kuning, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten

Banyuasin ditinjau dari parameter fisik, apakah air tersebut tidak tercemar dan

layak dikatakan sebagai sumber air bersih serta memenuhi syarat kesehatan

untuk dapat dimanfaatkan oleh penduduk dalam kehidupan sehari-hari.

C. Tujuan

Mengetahui kualitas fisik air sumur gali di Jl. Merdeka KM 42 No. 17 RT.

001 RW. 001 Kelurahan Kayuara Kuning, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten

Banyuasin.
BAB II
PEMBAHASAN

A. Pengertian Air

Secara kimia, air merupakan perpaduan dua atom H (hidrogen) dan satu

atom O (oksigen) dengan formula atau rumus molekul H 2O. Air digunakan

manusia untuk berbagai keperluan, seperti keperluan rumah tangga, pertanian,

perikanan, industri, sumber energi sarana transportasi, dan tempat rekreasi.

Kebutuhan air tiap orang ditentukan oleh tingkat kemajuan peradaban manusia.

Suku-suku primitif memerlukan air hanya 5-8 liter/hari/jiwa, masyarakat negara

sedang berkembang 20- 30 liter/hari/jiwa, negara berkembang 50-60

liter/hari/jiwa, dan di negara maju 125- 150 liter/hari/jiwa.

Di Indonesia, untuk kebutuhan rumah tangga penduduk di perdesaan

memerlukan air 40-50 liter/hari/jiwa, sedangkan penduduk di perkotaan lebih

banyak menggunakan air, yaitu 80-100 liter/hari/jiwa. (Manik, 2016: 121)

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan RI Nomor 416 Tahun 1990 Syarat-

syarat dan Pengawasan Kualitas Air, yang dimaksud dengan air adalah air

minum, air bersih, air kolam renang, dan air pemandian umum.

Dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 32 Tahun 2017 Tentang

Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air

Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan

3
4

Pemandian Umum, yang dimaksud dengan Air untuk keperluan higiene sanitasi

adalah air dengan kualitas tertentu yang digunakan untuk keperluan sehari-hari

yang kualitasnya berbeda dengan kualitas air minum.

B. Pengertian Sumur Gali

Sumur gali adalah sarana untuk menampung air tanah dari akuifer (lapisan

pembawa air) yang dipergunakan sebagai sumber air baku untuk rumah tangga

dan dibuat dengan cara menggali tanah dengan diameter 80 cm – 100 cm.

(Handayani, 2019)

C. Jenis Sumur Gali

Sumur merupakan sumber utama persediaan air bersih bagi penduduk yang

tinggal di daerah perdesaan maupun di perkotaan Indonesia. Secara teknis

sumur dapat dibagi menjadi 2 jenis: (Chandra, 2006)

1. Sumur Dangkal (Shallow well)

Sumur semacam ini memiliki sumber air yang berasal dari resapan air

hujan di atas permukaan bumi terutama di daerah dataran rendah. Jenis

sumur ini banyak terdapat di Indonesia dan mudah sekali terkontaminasi air

kotor yang berasal dari kegiatan mandi-cuci-kakus (MCK) sehingga

persyaratan sanitasi yang ada perlu sekali diperhatikan.

2. Sumur Dalam (Deep well)

Sumur ini memiliki sumber air yang berasal dari proses purifikasi alami
5

air hujan oleh lapisan kulit bumi menjadi air tanah. Sumber airnya tidak

terkontaminasi dan memenuhi persyaratan sanitasi.

D. Syarat Sumur Gali

1. Syarat Lokasi

a. Penempatan sumur gali untuk umum harus mendapatkan izin pemilik

lahan

b. Ditempatkan pada lapisan tanah yang mengandung air

berkesinambungan

c. Lokasi sumur gali berjarak horizontal minimum 11 meter ke arah hulu

dari aliran tanah dari sumber pengotoran, seperti resapan dari tangki

septik, kakus, empang, lubang galian untuk sampah dll

d. Lokasi sumur gali terhadap perumahan bila dilayari secara komunal

maksimum berjarak 50 meter.

e. Air yang ditampung dalam sumur adalah berasal dari akuifer

f. Sumur tidak boleh kemasukan air banjir

(Handayani, 2019)

2. Syarat Konstruksi

Bagian atau komponen dari sumur gali adalah dinding sumur bagian

atas dan bawah, lantai sumur, saluran pembuangan, kerikil/pecahan bata

atau marmer yang masing-masing berfungsi sebagai berikut: (Handayani,


6

2019)

a. Dinding sumur bagian atas sebagai pelindung keselamatan bagi

pemakai dan mencegah pencemaran, tinggi 80 cm dan tebal 1 bata

b. Dinding sumur bagian bawah mencegah pencemaran dari muka tanah

dan penahanan sumur agar tidak terkikis atau longsor dibuat minimal

300 cm dari permukaan tanah, kedap air dan ketebalan dinding minimal

1
bata
2

c. Lantai sumur untuk menahan dan mencegah pencemaran air buangan ke

dalam sumur sebagai tempat bekerja dengan permukaan tidak licin, 1-

5% ke arah saluran pembuangan.

d. Saluran pembuanagan untuk menyalurkan air buangan ke sarana

pengolahan air buangan dan mencegah tempat biakan bibit penyakit dan

dibuat kedap air, licin, kemiringan 2% ke arah sarana pengolahan air

bersih

e. Kerikil atau pecahan bata/marmer/keramik untuk menahan endapan

lumpur agar tidak keruh sewaktu diambil.

3. Perlengkapan Sumur

a. Untuk mengambil air dari sumur gali dapat dipergunakan timba atau

pompa

b. Pemakaian timba harus dilengkapi dengan kerekan


7

c. Timba tidak boleh diletakkan diatas lantai sumur, untuk menghindari

pencemaran

d. Sumur harus ditutup pada saat tidak dipergunakan

e. Jika mengambil dengan pompa maka bibir sumur harus dilengkapi

dengan sumur dan pada tutup sumur disediakan lubang ventilasi

(Handayani, 2019)

E. Peraturan dan Persyaratan Kualitas Air

Berdasarkan ketentuan dalam Peraturan Pemerintah Nomor 66 Tahun 2014

Tentang Kesehatan Lingkungan, kualitas lingkungan yang sehat ditentukan

melalui pencapaian atau pemenuhan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan

dan Persyaratan Kesehatan. Air merupakan salah satu media lingkungan yang

harus ditetapkan Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan dan Persyaratan

Kesehatan.

Berikut ini Peraturan dan Persyaratan Standar Baku Mutu yang dijadikan

acuan dalam pengawasan Kualitas air yaitu Peraturan Menteri Kesehatan RI

Nomor 32 Tahun 2017 Tentang Standar Baku Mutu Kesehatan Lingkungan

Dan Persyaratan Kesehatan Air Untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam

Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum (dapat dilihat pada tabel 2.1,

2.2, dan 2.3).

\
8

Tabel 2.1
Parameter Fisik dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi
Standar Baku
Mutu
U
Parameter Wajib (kadar
maksimum
)
N
1. Kekeruhan 25
T
2. Warna 50
Zat padat terlarut m
3. 1000
(Total Dissolved Solid)
o
4. Suhu suhu udara ± 3
5. Rasa tidak berasa
6. Bau tidak berbau
Sumber : PMK RI No 32 Tahun 2017

Tabel 2.2
Parameter Biologi dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi
Standar Baku Mutu
N Parameter
Unit (kadar
Wajib
maksimum)
Total CFU/
1
colifor 100 50
m ml
CFU/
2
E. coli 100 0
ml
Sumber : PMK RI No 32 Tahun 2017

Tabel 2.3
Parameter Kimia dalam Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan untuk Media Air untuk Keperluan Higiene
Sanitasi
9

Standar Baku
N Mutu
Parameter Unit
(kadar
maksimum)
Wajib
1
pH mg/l 6,5 - 8,5
2
Besi mg/l 1
3
Fluorida mg/l 1,5
4 Kesadahan
mg/l 500
(CaCO3)
5
Mangan mg/l 0,5
6
Nitrat, sebagai N mg/l 10
7
Nitrit, sebagai N mg/l 1
8
Sianida mg/l 0,1
9
Deterjen mg/l 0,05
1
Pestisida total mg/l 0,1
Tambahan
1
Air raksa mg/l 0,001
2
Arsen mg/l 0,05
3
Kadmium mg/l 0,005
4 Kromium (valensi
mg/l 0,05
6)
5
Selenium mg/l 0,01
6
Seng mg/l 15
7
Sulfat mg/l 400
8 Timbal mg/l 0,05
10

.
9
Benzene mg/l 0,01
1 Zat organik
mg/l 10
(KMNO4)
Sumber : PMK RI No 32 Tahun 2017

F. Penyakit yang disebabkan oleh Kualitas Air

Penggunaan air yang tidak memenuhi persyaratan dapat menimbulkan

terjadinya gangguan kesehatan. Penyakit menular yang disebarkan oleh air

secara langsung diantara masyarakat disebut penyakit bawaan air (waterborne

disease). (M.Mulia, 2005: 41)

Ada banyak penyakit yang dapat disebabkan oleh pencemaran air.

Semua orang butuh mengonsumsi air, dan itu sebabnya segala risiko ini bisa

menghantui setiap orang, bayi, anak-anak, lansia, wanita hamil, dan terutama

mereka yang memiliki sistem imun lemah, lebih rentan terhadap risiko

penyakit. Berikut ini Penyakit akibat pencemaran air:

1. Kolera, disebabkan oleh bakteri vibrio chlorae saat Anda mengonsumsi

air atau makanan yang terkontaminasi oleh fesesborang yang mengidap

penyakit ini. Penyakit ini juga dapat menginfeksi jika mencuci bahan

makanan dengan air yang terkontaminasi. Gejala termasuk: diare,

muntah, kram perut, dan sakit kepala.

2. Amoebiasis, atau Diare Pelancong, disebabkan oleh amoeba yang hidup

di air tercemar. Amoeba ini mengakibatkan infeksi pada usus besar dan
11

hati. Gejala termasuk diare berdarah dan berlendir, bisa ringan atau

sangat parah.

3. Disentri, disebabkan oleh bakteri yang masuk dalam mulut melalui air

atau makanan yang tercemar. Tanda dan gejala disentri termasuk

demam, muntah, sakit perut, diare berdarah dan berlendir parah.

4. Diare, diare infeksi adalah salah satu penyakit paling umum akibat

bakteri dan parasit yang berdian di air tercemar. Diare mengakibatkan

feses encer/cair yang menyebabkan penderitanya mengalami dehidrasi,

bahkan kematian pada anak dan balita.

5. Hepatitis A, disebabkan oleh virus hepatitis A yang menyerang hati.

Biasanya menyebar melalui konsumsi air atau makanan yang

terkontaminasi feses, atau melalu kontak langsung dengan feses dari

pengidap.

6. Keracunan timbal, paparan kronis dari keracunan timbal bisa

mengakibatkan kondisi medis serius, termasuk kerusakan organ,

gangguan sistem saraf, anemia, dan penyakit ginjal.

7. Malaria, adalah virus yang disebarkan oleh parasit dari nyamuk

Anopheles betina. Nyamuk berkembang biak di air. Tanda dan gejala

malaria termasuk demam, sakit kepala, dan kedinginan menggigil. Jika

dibiarkan, malaria bisa berujung pada komplikasi seperti pneumonia,

anemia parah, koma, dan kematian.


12

8. Polio, adalah virus menular akut yang disebabkan oleh poliovirus. Polio

menyebar melalui feses dari pengidap penyakit.

9. Trachoma (infeksi mata), akibat kontak dengan air tercemar. Setidaknya

6 juta orang pengidap trachoma

G. Pemeliharaan Sarana Air

Selain memeriksa mutu air, sangat penting pula bagi Anda untuk

mempelajari tentang pemeliharaan sarana air. Sarana yang dirawat dengan baik,

akan dapat digunakan dalam jangka waktu lama. Sarana air bersih akan cepat

rusak dan tidak berfungsi bila sarana tersebut tidak dipelihara dengan baik.

Pemeliharaan yang baik apabila dilakukan secara berkala, bergantung dari

macam sarananya.Untuk itu, seorang pengawas atau sanitarian perlu mendidik

masyarakat untuk tidak melakukan hal-hal sebagai berikut: (Muryani dan

Sujarno, 2018)

1. Membuang sampah, menimbun sampah atau mengelola sampah berdekatan

dengan sumber air. Timbunan sampah di sekitar sumber air berpotensi

mencemari sumber air terutama ketika hujan dan banjir.

2. Defekasi (buang air besar atau BAB) dan buang air kecil dalam atau di

tempat yang berdekatan dengan sumber air

3. Mandi dan mencuci pada sumber air

Sebagai pengawas, Anda harus mendidik masyarakat agar ikut


13

melindungi sumber air dari jangkauan binatang termasuk hewan

peliharaan. Selanjutnya, Anda perlu memahami bahwa air bersih setiap

saat harus selalu dalam kondisi bersih dan sehat. Untuk itu, Anda perlu

mengidentifikasi sumber-sumber yang berpotensi mencemari air dan

sumber air, di antaranya adalah : (Muryani dan Sujarno, 2018)

1. Mencegah terjadinya penyakit/penularan penyakit akibat fasilitas

penyediaan air yang buruk/tidak memenuhi syarat,

2. Mencegah terjadinya water borne desease

3. Mencegah terjadinya cros contamination

4. Mencegah terjadinya kejadian luar biasa


BAB III
METODOLOGI PEMERIKSAAN

A. Lokasi dan Waktu Penelitian

1. Lokasi Penelitian

Penelitian ini dilaksanakan di Jl. Merdeka KM 42 No. 17 RT. 001 RW.

001 Kelurahan Kayuara Kuning, Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten

Banyuasin.

2. Waktu Penelitian

Adapun waktu penganatan/pemeriksaan ini dilaksanakan pada hari

Rabu 28 Oktober 2020 pukul 14.00 WIB s/d selesai.

B. Alat dan Bahan

1. Alat tulis ( pena/pensil dan lembar observasi)

2. Thermometer

3. Ember

4. Gayung

5. Air sumur (sampel)

C. Langkah Kerja

Sampel yang telah diambil, kemudian dilakukan penelitian untuk parameter

fisik meliputi warna, bau, rasa dan suhu. Pada pemeriksaan warna, bau, dan rasa

14
15

dilakukan dengan bantuan indera penglihatan (mata), indera penciuman

(hidung), dan indera perasa (lidah). Sedangkan untuk pemeriksaan suhu

menggunakan alat yaitu Thermometer, Adapun cara pengukuran suhunya adalah

sebagai berikut :

1. Thermometer terlebih dahulu dinormalkan.

2. Kemudian thermometer dicelupkan atau dimasukkan ke titik pengambilan

sampel ±5 menit.

3. Catat batas angka yang ditunjukkan oleh raksa dalam thermometer.

Dari hasil pemeriksaan, kemudian dibandingkan dengan suhu udara dan

dihitung selisihnya antara suhu sampel dengan suhu udara, sesuai dengan standar

kualitas air bersih menurut Permenkes RI No. 32 Tahun 2017.


BAB VI
HASIL DAN PEMBAHASAN

A. Hasil

Tabel 4.1
Hasil Pemeriksaan
Hasil
Parameter yang Satua
Pengukura
diperiksa n
n
1. Kekeruhan NTU tidak keruh
Tidak
2. Warna TCU
berwarna
4. Suhu oC 37
5. Rasa - tidak berasa
6. Bau - tidak berbau
Sumber : Data primer tahun 2020-10-28

Berdasarkan tabel 4.1 diketahui bahwa hasil pengukuran kualitas air pada

parameter fisika secara organoleptik pada sumur gali memenuhi persyaratan

(dapat dilihat pada gambar 3)

B. Pembahasan

1. Kekeruhan

Kekeruhan atau turbiditas dapat diukur dengan alat yang disebut dengan

turbiditimeter, air bersih yang memenuhi syarat kadar maksimum yang

diperbolehkan adalah 25 NTU. Dalam hal ini karena tidak dapat diketahui

tingkat kekeruhannya maka peneliti hanya dapat mendeskripsikan

berdasarkan gambar 3. dapat dilihat air tidak keruh.

16
2. Warna

17
18

Air yang bersih harus jernih atau tidak boleh berwarna, pemeriksaan warna

dapat diukur dengan alat yang disebut dengan kolorimeter, air bersih yang

memenuhi syarat kadar maksimum yang diperbolehkan adalah 50 TCU.

Dalam hal ini karena tidak dapat diketahui tingkat warnanya secara valid

maka peneliti hanya dapat mendeskripsikan berdasarkan gambar 3. dapat

dilihat air tidak berwarna.

3. Suhu

Pemeriksaan suhu dapat dilakukan dengan termometer, air sumur yang

telah diperiksa suhunya adalah 37oC. Dalam hal ini dapat diketahui bahwa

air memenuhi persyaratan, karena suhu air yang memenuhi syarat adalah

suhu air yang tidak ± 3 suhu udara.

4. Bau dan Rasa

Air minum harus bebas dari bau dan rasa. Bau dan rasa diukur secara

subjektif terhadap air dengan menggunakan indra penciuman (hidung) dan

indra perasa (lidah), peneliti dapat mendeskripsikan bahwa air tidak berbau

dan berasa.
19

BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN

A. Kesimpulan

Dari pembahasan diatas dapat disimpulkan bahwa air sumur gali di Jl.

Merdeka KM 42 No. 17 RT. 001 RW. 001 Kelurahan Kayuara Kuning,

Kecamatan Banyuasin III, Kabupaten Banyuasin, memenuhi persyaratan fisika

secara organoleptik.

B. Saran

Penulis memberikan saran untuk dilakukan pemeriksaan lebih lanjut agar

dapat diketahui secara valid baik dari parameter fisika (kekeruhan dan warna),

parameter kimia dan parameter biologi


DAFTAR PUSTAKA

Chandra, Budiman. Pengantar Kesehatan Lingkungan. Jakarta: Penerbit Buku


Kedokteran EGC, 2006.

Depkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 416 Tahun 1990 Tentang Syarat-
syarat dan Pengawasan Kualitas Air. Direktur Jendral: Jakarta, 2017.

Handayani, Rezqi. Buku Ajar Ilmu Kesehatan Masyarakat. Malang: CV. IRDH,
2019.

Kemenkes RI. Peraturan Menteri Kesehatan RI No. 32 Tahun 2017 Tentang standar
baku mutu kesehatan lingkungan dan persyaratan kesehatan air untuk
Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian
Umum. Direktur Jendral: Jakarta, 2017.

M. Mulia, Ricki. Kesehatan Lingkungan. Yogyakarta: Graha Ilmu, 2005.

Manik, Karden Eddy Sontang. Pengelolaan Lingkungan Hidup. Bandar Lampung:


Prenadamedia, 2016.

Muryani, Sri dan M. Ichsan Sujarno. Sanitasi Transportasi Pariwisata dan Matra.
Jakarta: BPPSDM, 2018.

Naolana. Skripsi, Gambaran Kualitas Air Sumur Gali Di Sekitar Lahan Pertanian
Desa Lalong Kecamatan Walenrang Kabupaten Luwu Tahun 2013.
Universitas Islam Negeri Alauddin Makassar, Fakultas Ilmu Kesehatan,
Program Studi Kesehatan Masyarakat.
LAMPIRAN GAMBAR

Gambar 1. Konstruksi Sumur Gambar 2. Pengambilan Sampel Air

Gambar 3. Pemeriksaan secara Gambar 4. Pemeriksaan Suhu Air


organoleptik

Anda mungkin juga menyukai