ROBBY ALFIANSYAH
NPM 230110200176
UNIVERSITAS PADJADJARN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2023
PENDUGAAN STATUS MUTU AIR MENGGUNAKAN
METODE INDEKS PENCEMARAN
DI SUNGAI CIKAPUNDUNG KOTA BANDUNG
BAGI PEMBANGUNAN PERIKANAN
PROPOSAL PENELITIAN
Diajukan Untuk Menempuh Ujian Proposal
ROBBY ALFIANSYAH
NPM 230110200176
UNIVERSITAS PADJADJARN
FAKULTAS PERIKANAN DAN ILMU KELAUTAN
PROGRAM STUDI PERIKANAN
JATINANGOR
2023
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT karena dengan rahmat
dan karunia-Nya penulis dapat menyelesaikan proposal penelitian yang berjudul
“Pendugaan Status Mutu Air Menggunakan Metode Indeks Pencemaran di
Sungai Cikapungun Kota Bandung Bagi Pembangunan Perikanan” Oleh
karenanya, pada kesempatan kali ini penulis ingin menyampaikan terima kasih
kepada:
1. Dr. Yudi Nurul Ihsan, S.Pi., M.Si selaku Dekan Fakultas Perikanan
dan Ilmu Kelautan.
2. Dr. Ine Maulina, S.Pi., MT selaku Ketua Program Studi Perikanan
Fakultas Perikanan dan Ilmu Kelautan.
3. Kedua orang tua, keluarga, dan kerabat atas segala doa dan semangat
yang selalu diberikan kepada penulis.
4. Rekan Perikanan C 2020 yang senantiasa menyemangati dan memberi
dukungan kepada penulis.
Robby Alfiansyah
ii
DAFTAR ISI
Bab Halaman
KATA PENGANTAR......................................................................................ii
DAFTAR ISI....................................................................................................iii
DAFTAR GAMBAR........................................................................................iv
BAB I PENDAHULUAN.................................................................................1
1.1 Latar Belakang...........................................................................1
1.2 Identifikasi Masalah...................................................................1
1.3 Tujuan Penelitian.......................................................................1
1.4 Kegunaan Penelitian...................................................................1
1.5 Kerangka Pemikiran...................................................................1
BAB II KAJIAN PUSTAKA............................................................................2
2.1 Sungai Cikapundung..................................................................2
2.2 Pencemaran Perairan..................................................................2
2.3 Faktor yang Mempengaruhi Pencemaran...................................3
2.3.1 Transparasi..............................................................................3
2.3.2 Derajat Keasaman (pH)...........................................................4
2.3.3 Suhu.........................................................................................5
2.3.4 Dissolved Oxygen (DO)..........................................................6
2.3.5 Biochemical Oxygen Demand (BOD).....................................6
2.3.6 Nitrogen...................................................................................7
2.3.7 Fosfor......................................................................................8
2.3.8 Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS) 8
2.4 Metode Indeks Pencemaran.......................................................9
BAB III METODE PENELITIAN...................................................................10
3.1 Waktu dan Tempat.....................................................................10
3.2 Metode Pengambilan Data.........................................................10
3.3 Metode Analisis Data.................................................................10
DAFTAR PUSTAKA.......................................................................................12
iii
DAFTAR GAMBAR
iv
BAB I
PENDAHULUAN
Tujuan riset ini adalah untuk menentukan status mutu air di Sungai
Cikapundung dengan menggunakan metode Indeks Pencemaran.
Kegunaan riset ini adalah sebagai informasi tentang kondisi kualitas air dan
status mutu air pada Sungai Cikapundung. Riset ini juga dapat menjadi informasi
acuan untuk pengelolaan perikanan di Sungai Cikapundung.
1
BAB II
KAJIAN PUSTAKA
Beban pencemar atau polutan adalah bahan asing bagi alam atau bahan yang
berasal dari alam itu sendiri dan masuk ke dalam sebuah tatanan ekosistem yang
mengganggu peruntukannya. (Effendi 2003). Berdasarkan karakteristik limbah
sumber pencemeran air dapat dibedakan menjadi dua sumber yaitu sumber limbah
domestik dan sumber limbah non-domestik. Sumber limbah domestik di dominasi
oleh limbah yang berasal dari aktivitas penduduk atau daerah pemukiman
sedangkan sumber limbah non-domestik berasal dari kegiatan seperti pertanian,
peternakan dan lain sebagainya. (Sahabuddin, Harisuseno, dan Yuliani 2014).
Kekurangan pengelolaan limbah domestik dan perilaku manusia yang secara
maupun tidak langsung membuang limbah organik dan anorganik serta limbah
padat dan cair ke badan air, telah meningkatkan tingkat polusi air dan menurunkan
kualitas air (Susanti dan Miardini 2017).
2
3
II.3.1 Transparasi
Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan, nilai kecerahan dapat
ditentukan secara visual dengan menggunakan alat pengukur kecerahan air yaitu
secchi disk, secchi disk akan menghasilkan nilai kecerahan dalam satuan meter.
Nilai kecerahan pada suatu perairan sangat dipengaruhi oleh keadaan cuaca,
padatan tersuspensi, dan waktu pengukuran (Effendi 2003). Perairan tergenang
memiliki stratifikasi secara vertikal yang diakibatkan oleh perbedaan suhu dan
intensitas cahaya secara vertikal pada kolom air (Effendi 2003). Kecerahan dapat
disebabkan oleh adanya bahan organik dan bahan organik yang tersuspensi dan
terlarut maupun bahan an-organik dan organik yang berupa plankton dan
mikroorganisme lain (Davis dan Cornwell 1991 dalam Effendi 2003).
(Mahida 1984) menyatakan bahwa limbah industri dan limbah keluarga dapat
mempengaruhi nilai pH perairan. Spesiasi senyawa kimia dan toksisitas elemen
jejak perairan dapat dipengaruhi oleh nilai pH, sebagai contoh H2S yang bersifat
toksik banyak ditemui di perairan tercemar dan perairan dengan nilai pH rendah.
Faktor-faktor yang mempengaruhi nilai pH diantaranya yaitu konsentrasi senyawa
organik, konsentrasi senyawa anorganik, konsentrasi CO2 dalam air, konsentrasi
karbonat dan bikarbonat serta suhu (Langkap 2019).
Derajat keasaman yang baik memiliki nilai sekitar 6,5 - 7,5. Derajat keasaman
dibawah 6,5 maka air tersebut bersifat asam, sedangkan air yang mempunyai pH
diatas 7,5 maka air tersebut bersifat basa (Wardhana 2004).
II.3.3 Suhu
Suhu dapat mempengaruhi sifat fisik dan kimia suatu perairan, maka suhu
merupakan parameter penting yang secara langsung maupun tidak langsung
mempengaruhi biota perairan. (Azizah 2017). Suhu merupakan faktor penting
dalam keberlangsungan proses kimia dan biologi yang terjadi di dalam air, seperti
kehidupan dan perkembangbiakan organisme air. Umumnya suhu air bervariasi
antar kedalaman sungai, danau maupun badan air lainnya. Suhu juga berpengaruh
terhadap konsentrasi oksigen di dalam air, proses fotosintesis tumbuhan, kepekaan
organisme terhadap polusi dan laju metabolisme organisme air
(Laili Nur dan Sofyan 2017).
Suhu yang tinggi akan berpengaruh pada metabolisme dan pernafasan yang
terjadi pada suatu ekosistem dalam perairan dari peningkatan tersebut,
berpengaruh juga akan meningkatknya konsumsi oksigen, maka perairan dengan
suhu tinggi miskin akan oksigen. Menurut (Hutabarat dan Evans 1985), suhu
dapat mempengaruhi aktivitas metabolisme dan pertumbuhan cultivan, serta
6
jumlah oksigen terlarut dalam air, suhu air merupakan faktor yang sangat penting
bagi organisme akuatik.
Garis lintang, musim, ketinggian, waktu, sirkulasi udara, tutupan awan, aliran
air, dan kedalaman berdampak pada suhu badan air. Perubahan suhu berpengaruh
terhadap proses fisika, kimia, dan biologi badan air (Effendi 2003). Suhu yang
tinggi akan menyebabkan peningkatan kecepatan dekomposisi bahan organik oleh
mikroba (Effendi 2003).
Bakteri dapat menggunakan oksigen terlarut dalam air selama proses oksidasi.
Namun jika badan air tercemar oleh bahan organik dapat mengakibatkan matinya
biota di dalam air dan keadaan menjadi anaerobik yang dapat menimbulkan bau
busuk di dalam air. Semakin tinggi angka BOD maka derajat pencemaran limbah
juga semakin besar. (Ningurm 2018).
II.3.6 Nitrogen
Pada perairan, nitrogen dapat berupa nitrogen organik dan nitrogen an-
organik. Nitrogen an-organik terdiri dari ammonium, amonia, nitrit, nitrat serta
molekul nitrogen gas. Nitrogen organik dapat berupa protein, asam amino dan
urea. Nitrogen antropogenik di perarian bersumber dari kawasan pertanian
maupun kegiatan domestik (Effendi 2003).
Pada waduk, amonia berasal dari nitrogen organik dan anorganik yang
terdapat di dalam tanah serta air yang bersumber dari dekomposisi bahan
oporganik oleh jamur dan mikroba. Selanjutnya, amoniak juga dihasilkan dari
denitrifikasi pada dekomposisi limbah oleh mikroba pada kondisi anaerob
(Tresna 2000)
.
II.3.7 Fosfor
Fosfor memegang peran penting karena fosfor berfungsi dalam pembentukan
protein serta metabolisme bagi organisme. Selain itu fosfor juga berfungsi dalam
transfer energi dalam sel misalnya adenosine trifosfate (ATP) dan adenosine
difosfate (ADP) (Boyd 1979).
Fosfor di perairan berasal dari deposit fosfor pada limbah domestik, limbah
industri, pertanian, pertambangan dan lain sebagainya. Fosfor berada dalam
bentuk senyawa fosfat, terdiri atas fosfat terlarut dan fosfat partikulat. Fosfat
terlarut terbagi dua yaitu fosfat organik dan fosfat anorganik yang terdiri atas
ortofosfat dan polifosfat. Fosfat yang berlebih dalam perairan dapat menyebabkan
eutrofikasi yang berdampak pada penurunan konsentrasi oksigen dalam badan air
sehingga menyebabkan kematian biota air. Disamping itu, alga biru yang tumbuh
subur karena melimpahnya fosfat mampu memproduksi senyawa racun yang
dapat meracuni badan air (Rumhayati 2010).
Pada perairan, fosfat merupakan unsur yang sangat berpengaruh pada tingkat
produktivitas suatu perairan, karena fosfat merupakan senyawa esensial bagi
tumbuhan dan alga pada suatu perairan (Rumanti, Rudiyanti, and Suparjo 2014)
II.3.8 Total Suspended Solid (TSS) dan Total Dissolved Solid (TDS)
Total Suspended Solid (TSS) merupakan tempat berlangsungnya reaksi-reaksi
kimia yang heterogen, dan berfungsi sebagai bahan pembentuk endapan yang
paling awal dan dapat menghalangi kemampuan produksi zat organik di suatu
perairan. TSS tersusun dari zat padat (pasir, lumpur dan tanah liat) atau partikel-
partikel yang tersuspensi di dalam air dan dapat berupa komponen biotik seperti
plankton, bakteri serta fungi maupun komponen abiotik (detritus dan partikel
9
organik) (Tarigan dan Edward 2003). Nilai TSS dapat menjadi salah satu
parameter biofisik perairan yang secara dinamis mencerminkan perubahan yang
terjadi di daratan maupun di perairan. TSS bermanfaat untuk menganalisis
perairan dan buangan domestik yang tercemar, selain itu TSS juga dapat
digunakan untuk mengevaluasi mutu air serta menentukan efesiensi unit
pengolahan (Hidayat, Suprianto, dan Sari Dewi 2016)
Total Dissolved Solid (TDS) adalah total zat terlarut yang dapat melewati
kertas saring. Tingkat konsentrasi TDS pada suatu perairan memiliki Baku mutu
tertentu yang menunjukkan bahwa perairan tersebut masih dalam kondisi baik
Menurut PP No.22 Tahun 2021 kriteria air yang sesuai baku mutu adalah <1000
mg/l yang artinya jumlah residu terlarut dalam perairan masih memenuhi standar
baku mutu air (Silitonga et al. 2018).
Metode yang digunakan dalam riset ini adalah metode survei dan metode yang
digunakan dalam pengambilan sampel adalah metode purposive sampling,
purposive sampling merupakan metode yang menentukan titik sampling atau titik
pengambilan data pengamatan berdasarkan pertimbangan penelitinya
(Sudjana 2005)
. Metode purposive sampling digunakan dengan pertimbangan areal cakupan
Sungai Cikapundung yang cukup luas sehingga tidak dimungkinkan diteliti secara
keseluruhan dikarenakan keterbatasan tenaga, biaya dan waktu. Sedangkan Untuk
metode analasis yang dilakukan berupa metode analisis secara deskriptif
komparatif, yang mengacu pada PP Nomor 22 Tahun 2021 dan
Kepmen LH Nomor 114 Tahun 2003.
11
12
√
Ci Ci
( )² M +( )² R
Lij Lij
PIj=
2
Keterangan :
13
NATIONAL SANITATION FOUNDATION (IKA-NSF) SEBAGAI
PENGENDALIAN KUALITAS LINGKUNGAN. Vol. 6. Semarang.
Hendro Tjahjo, Didik Wahju, and Ali Suman. 2008. “PENGELOLAAN PERIKANAN
WADUK SAGULING,CIRATA, DAN IR. H. DJUANDA, JAWA BARAT.”
Hidayat, Diky, R. Suprianto, and Putri Sari Dewi. 2016. “PENENTUAN
KANDUNGAN ZAT PADAT (TOTAL DISSOLVE SOLID DAN TOTAL
SUSPENDED SOLID)DI PERAIRAN TELUK LAMPUNG.” Analit: Analytical
and Environmental Chemistry 1(01).
Hidayat, Oleh Asep, Agnia Ramdani, and Siti Latifah Romadhoni. 2022.
“PEMBANGUNAN PEMBANGKIT LISTRIK TENAGA SURYA DI WADUK
CIRATA, KABUPATEN PURWAKARTA.” 3(6).
Hutabarat, Sahala, and Stewart M. Evans. 1985. Pengantar Oseanografi. Jakarta: UI-
Press.
Jubaedah, Iis, Dinno Sudinno, and Pigoselpi Anas. 2014. “ANALISIS KONDISI
KUALITAS AIR DAN PRODUKTIVITAS BUDIDAYA KERAMBA JARING
APUNG DI WADUK CIRATA KABUPATEN CIANJUR PROVINSI JAWA
BARAT.”
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR: 114
TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENGKASIAN UNTUK
MENETAPKAN KELAS AIR.
KEPUTUSAN MENTERI NEGARA LINGKUNGAN HIDUP NOMOR : 115
TAHUN 2003 TENTANG PEDOMAN PENENTUAN STATUS MUTU AIR.
Kusumawardhani, Andini. 2017. “Analisis Biaya Dan Manfaat Kelembagaan
Pengelolaan Waduk Cirata Provinsi Jawa Barat.”
Laili Nur, Fanti, and Asep Sofyan. 2017. IDENTIFIKASI DAYA TAMPUNG BEBAN
PENCEMARAN SUNGAI CITARUM HILIR DI KARAWANG DENGAN WASP
IDENTIFICATION OF TOTAL MAXIMUM DAILY LOAD (TMDL) OF
DOWNSTREAM CITARUM RIVER IN KARAWANG USING WASP. Vol. 23.
Bandung.
Langkap, Karismawati. 2019. PENGARUH KEPADATAN Lemna Sp. SEBAGAI AGEN
FITOREMEDIASI DALAM MENINGKATKAN KUALITAS AIR (DO, TDS, PH
Dan KEKERUHAN).
Mahida, U. N. 1984. Pencemaran Air Dan Pemanfaatan Limbah Industri . Jakarta:
Rajawali.
Marganingrum, Dyah, Dwina Roosmini, Pradono Pradono, and Arwin Sabar. 2013.
“Diferensiasi Sumber Pencemar Sungai Menggunakan Pendekatan Metode Indeks
14
Pencemaran (IP) (Studi Kasus: Hulu DAS Citarum).” Jurnal RISET Geologi Dan
Pertambangan 23(1):41. doi: 10.14203/risetgeotam2013.v23.68.
Muhtadi, Ahmad, Hesty Wahyuningsih, Natasya Zaharuddin, and Aniliza Sihaloho.
2018. “Status Kualitas Air Dan Kesuburan Perairan Danau Kelapa Gading Kota
Kisaran Provinsi Sumatera Utara.” Talenta Conference Series: Agricultural and
Natural Resources (ANR) 1(1):27–33. doi: 10.32734/anr.v1i1.92.
Mukate, Shrikant, Vasant Wagh, Dipak Panaskar, James A. Jacobs, and Akash Sawant.
2019. “Development of New Integrated Water Quality Index (IWQI) Model to
Evaluate the Drinking Suitability of Water.” Ecological Indicators 101:348–54.
doi: 10.1016/J.ECOLIND.2019.01.034.
Mz, Novita, Kadarwan Soewardi, Niken Tunjung, and Murti Pratiwi. 2015. “Penentuan
Daya Dukung Perairan Untuk Perikanan Alami (Studi Kasus: Situ Cilala,
Kabupaten Bogor) (Aquatic Carrying Capacity Assessment for Extensive Fishing
(Case Study: Cilala Lake, Bogor Regency)).” Jurnal Ilmu Pertanian Indonesia
(JIPI) 20(1):71.
Ningurm, Oktavia. 2018. ANALISIS KUALITAS BADAN AIR DAN KUALITAS AIR
SUMUR DI SEKITAR PABRIK GULA REJO AGUNG BARU KOTA MADIUN.
Surabaya.
Panthera Grandis, Raga Irsanda, Nieke Karnaningroem, and Didik Bambang. 2014.
“Analisis Daya Tampung Beban Pencemaran Kali Pelayaran Kabupaten Sidoarjo
Dengan Metode Qual2kw.” Jurnal Teknik Pomits 3.
Penn, Michael R., James J. Pauer, and James R. Mihelcic. 2009. BIOCHEMICAL
OXYGEN DEMAND.
PERATURAN PEMERINTAH REPUBLIK INDONESIA NOMOR 22 TAHUN 2021
TENTANG PENYELENGGARAAN PERLINDUNGAN DAN
PENGELOLAAN LINGKUNGAN HIDUP.
Prasiwi, Ilma, and Eka Wardhani. 2018. “Analisis Hubungan Kualitas Air Terhadap
Indeks Keanekaragaman Plankton Dan Bentos Di Waduk Cirata.” Rekayasa
Hijau : Jurnal Teknologi Ramah Lingkungan 2(3). doi: 10.26760/JRH.V2I3.2510.
Pratiwi, Niken TM, Sigid Hariyadi, Nugraha Bagoes Soegesty, and Dwi Yuni
Wulandari. 2020. “Penentuan Status Trofik Melalui Beberapa Pendekatan (Studi
Kasus: Waduk Cirata) [Trophic Status Determination Based on Several
Approaches (Case Study: Cirata Reservoir)].” Jurnal Biologi Indonesia. doi:
10.47349/jbi/16012020/89.
Putro, Bramantiyo Eko, and Isma Masrofah. 2019. “Kualitas Fisik Dan Kimia Sungai
Citarum Yang Bermuara Ke Waduk Cirata Di Wilayah Kabupaten Cianjur.”
15
Jurnal Ilmiah Universitas Batanghari Jambi 19(3):628. doi:
10.33087/jiubj.v19i3.711.
Rumanti, Menur, Siti Rudiyanti, and Nur Mustofa Suparjo. 2014. “HUBUNGAN
ANTARA KANDUNGAN NITRAT DAN FOSFAT DENGAN KELIMPAHAN
FITOPLANKTON DI SUNGAI BREMI KABUPATEN PEKALONGAN.”
DIPONEGORO JOURNAL OF MAQUARES.
Rumhayati, Barlah. 2010. Studi Senyawa Fosfat Dalam Sedimen Dan Air
Menggunakan Teknik Diffusive Gradient in Thin Films (DGT) Study of Phosphate
Compounds in Sediment and Water Using Diffusive Gradient in Thin Films
(DGT) Technique. Malang.
Rustadi. 2009. “EUTROFIKASI NITROGEN DAN FOSFOR SERTA
PENGENDALIANNYA DENGAN PERIKANAN DI WADUK SERMO
(Eutrophication by Nitrogen and Phosphorous and Its Control Using Fisheries in
Sermo Reservoir).” Jurnal Manusia Dan Lingkungan 16(3):176–86. doi:
10.22146/JML.18704.
Sahabuddin, Hartina, Donny Harisuseno, and Emma Yuliani. 2014. Analisa Status
Mutu Air Dan Daya Tampung Beban Pencemaran Sungai Wanggu Kota Kendari.
Malang.
Silitonga, Yohana T. E., Bambang Sulardiono, Pujiono Wahyu, Purnomo Program,
Studi Manajemen, and Sumberdaya Perairan. 2018. “PERANAN TATA GUNA
LAHAN BAGIAN HULU TERHADAP KESUBURAN PERAIRAN PADA
WADUK JATIBARANG, SEMARANG.” Management of Aquatic Resources
Journal (MAQUARES) 7(1):39–48. doi: 10.14710/MARJ.V7I1.22523.
Sudjana. 2005. Metoda Statistika. 1st ed. Bandung: Tarsito.
Sugiharto. 1987. Dasar-Dasar Pengelolaan Air Limbah . 1st ed. Jakarta: UI-Press.
Susanti, Pranatasari Dyah, and Arina Miardini. 2017. “The Impact of Land Use Change
on Water Pollution Index of Kali Madiun Sub-Watershed.” Forum Geografi
31(1):128–37. doi: 10.23917/FORGEO.V31I1.2686.
Tarigan, M. S., and Edward. 2003. “KANDUNGAN TOTAL ZAT PADAT
TERSUSPENSI (TOTAL SUSPENDED SOLID) DI PERAIRAN RAHA,
SULAWESI TENGGARA.” MAKARA, SAINS 7(3).
Tjahjo, Didik Wahju Hendro, and Ali Suman. 2017. “PENGELOLAAN PERIKANAN
WADUK SAGULING, CIRATA, DAN IR. H. DJUANDA, JAWA BARAT.”
Jurnal Kebijakan Perikanan Indonesia 1(2):113. doi:
10.15578/JKPI.1.2.2009.113-120.
Tresna, Sastrawijaya. 2000. Pencemaran Lingkungan . 2nd ed. Jakarta: Rineka Cipta.
16
Wahyuni, Sri, and Ridwan Affandi. 2014. DISTRIBUSI SECARA SPASIAL DAN
TEMPORAL IKAN DI WADUK CIRATA, JAWA BARAT (Spatial and Temporal
Distribution of Fishes in Cirata Reservoir, West Java).
Wardhana, Wisnu A. 2004. Dampak Pencemaran Lingkungan . Yogyakarta: Andi.
Warlina, Lina. 2004. “PENCEMARAN AIR: SUMBER, DAMPAK DAN
PENANGGULANGANNYA.”
Yudhi, Oleh :., and Soetrisno Garno. 2002. “Kualitas Perairan Waduk Cirata Dinamika
Kualitas Air Di Dua Lokasi Yang Berbeda Jumlah Keramba Jaring Apungnya.”
Jurnal Teknologi Lingkungan BPPT 3(1):146071. doi: 10.29122/JTL.V3I1.236.
Yusrizal, Heri. 2015. “EFEKTIVITAS METODE PERHITUNGAN STORET, IP
DAN CCME WQI DALAM MENENTUKAN KUALITAS AIR WAY
SEKAMPUNG PROVINSI LAMPUNG.” Universitas Lampung, Lampung.
17