Anda di halaman 1dari 19

LAPORAN PERENCANAAN PEMBANGUNAN

SARANA PRASARANA AIR MINUM

Lokasi:
PERUMAHAN CITRA PRIMA 2, KEC. SETU

KOTA TANGERANG SELATAN


PEMERINTAH KOTA TANGERANG SELATAN
2023
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Akhir Perencanaan Pembangunan
menara air dan sumur dalam di Perumahan Citra Prima 2, Kec. Setu, Kota
Tangerang Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan
merancang menara air dan sumur dalam, dimana hasil perencanaan akan
memberikan gambaran tentang detail jaringan perpipaan air minum dan sambungan
rumah, menara air, dan sumur dalam sehingga nantinya akan membantu
perencanaan. Tentunya laporan yang kami buat masih belum sempurna untuk itu
sumbang saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk sebuah hasil yang lebih baik. Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk merancang menara air dan
sumur dalam ada beberapa titik di wilayah Kota Tangerang Selatan.

Tangerang Selatan, Mei 2023


DAFTAR ISI

DAFTAR TABEL ...............................................................Error! Bookmark not defined.


DAFTAR GAMBAR ........................................................................................................... 5
DAFTAR LAMPIRAN ........................................................................................................ 5
I PENDAHULUAN ........................................................................................................ 1
1.1 Latar Belakang ...................................................................................................... 1
II LANDASAN TEORI ................................................................................................... 2
2.1 Air Bersih .............................................................................................................. 2
2.2 Sumber Air Baku ................................................................................................... 2
2.3 Menara Air ............................................................................................................ 2
III METODE .................................................................................................................. 5
3.1 Waktu dan Tempat ................................................................................................ 5
3.2 Prosedur Kerja ....................................................................................................... 5
3.3 Analisis Data ......................................................................................................... 6
IV HASIL DAN PEMBAHASAN................................................................................. 8
4.1 Menara Air ............................................................................................................ 8
4.2 Sumur Dalam......................................................................................................... 9
V KESIMPULAN .......................................................................................................... 10
DAFTAR PUSTAKA ........................................................................................................ 11
LAMPIRAN....................................................................................................................... 12
DAFTAR GAMBAR

Gambar 1 Reservoir tank ................................................................................................... 3


Gambar 2 Menara reservoir ............................................................................................... 3
Gambar 3 Area pelayanan Perumahan Citra Prima 2 ........................................................ 5
Gambar 7 Potongan A menara air ...................................................................................... 8
Gambar 8 Denah pondasi menara air ................................................................................. 8
Gambar 9 Desain sumur dalam .......................................................................................... 9

DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Standar baku mutu Air Bersih ...................................................................... 13
1

I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam pemenuhan
kebutuhan manusia. Air memiliki peran ganda dalam kondisi eksisting kehidupan dan
aktivitas manusia yakni sebagai faktor lingkungan dan ekologi pembangkit sistem serta
sebagai bahan baku untuk kegunaan yang berbeda-beda seperti air minum, industri,
pertanian, pertanian, rekreasi, dan lain-lain (Morar et. al. 2016). Sektor air bersih
memperoleh prioritas penanganan utama karena sektor ini berhubungan dengan kehidupan
masyarakat luas.

Informasi tentang sumber air dengan debit yang cukup untuk mengalirkan air kepada
konsumen merupakan aspek penting dalam perencananaan sistem pelayanan air bersih. Selain
informasi tersebut, data-data atau informasi lainnya seperti kualitas air, jarak antara sumber air
dengan konsumen, dan keadaan topografi dilokasi sumber air sangat diperlukan dalam
pengembangan sistem pelayanan air bersih yang baru. Dalam pendistribusian, masyarakat
perkotaan tidak dapat mengandalkan suplai langsung dari sumber ke konsumen, namun harus
melalui suatu sistem terpadu yang dapat menyediakan air bersih yang cukup untuk konsumen
sesuai standar dan regulasi yang berlaku (Haq dan Masduqi 2014). Sistem tersebut terbagi atas
dua bagian yakni sistem transmisi dan sistem distribusi air bersih. Sistem transmisi berfungsi
dalam penyaluran air baku yang diperoleh dari sumber menuju tempat penampungan
sementara atau reservoir. Sistem distribusi berfungsi untuk menyalurkan air dari reservoir ke
seluruh konsumen di daerah pelayanan tersebut (As’at 2019).

Air minum adalah salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan
kehidupan manusia. Berdasarkan Permen PU No. 20 tahun 2006, kuantitas dan kualitas air
minum yang memadai merupakan suatu keharusan yang mutlak. Jumlah air baku yang
tersedia menjadi faktor yang mempengaruhi penyediaan air minum, di mana nantinya air baku
tersebut akan diolah menjadi air minum dan kemudian didistribusikan kepada pelanggan.
SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) merupakan satu kesatuan antara sarana dan
prasarana penyediaan air minum. Penyediaan air minum merupakan usaha yang dilakukan
untuk menyediakan air yang layak agar kebutuhan minum bagi masyarakat dapat terpenuhi
dengan suplai air yang sehat, bersih, dan produktif. Dalam Peraturan Menteri PUPR Republik
Indonesia No 26/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan SPAM,
disebutkan bahwa SPAM adalah gabungan dari fisik (teknik) dan non fisik komponen
prasarana dan sarana air minum (Diasa et. al. 2022).
2
II LANDASAN TEORI
2.1 Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Prioritas kebutuhan air terbagi atas kebutuhan
air domestik, industri, pelayanan umum, dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran. Dalam
kebutuhan air domestik, terdapat beberapa kategori kota yakni kota kategori I(Metropolitan), kota
kategori II(Kota Besar), kota kategori III(Kota Sedang), kota kategori IV(Kota Kecil), dan kota
kategori V(Desa) (Komalia dan Indrawan 2013). Menurut Wiyono et. al. (2017) air dengan
kualitas yang baik memiliki ciri berupa tidak berbau dan memiliki rasa tawar.

Air bersih merupakan air dengan mutu baik dan umumnya digunakan oleh manusia
untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Baku mutu air bersih
di atur pada PERMENKES No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Standar baku mutu air bersih dapat dilihat
pada Lampiran 1. Beberapa aspek yang mempengaruhi sistem penyediaan air bersih antara
lain adalah keadaan topografi, kondisi geografis, pencemaran sumber air, produktivitas, tarif
dasar air bersih, dan kehilangan air (Pramono 2002). Menurut Triweko (1992) faktor yang
mempengaruhi pengelolaan air bersih di antaranya adalah lingkungan fisik, lingkungan
sosial, teknologi, kelembagaan, keuangan, pelayanan, dan efisiensi pengelolaan.

2.2 Sumber Air Baku


Sumber air baku dikategorikan menjadi air permukaan dan air tanah. Secara umum,
air tanah memiliki kualitas yang lebih baik dibandingkan air permukaan sehingga lebih
diutamakan untuk dijadikan sumber air baku SPAM. Sumber air tanah antara lain:
1. Air tanah dangkal (Sumur dangkal)
Air tanah dangkal merupakan air akibat terjadinya proses peresapan air dari
permukaan tanah. Air ini berfungsi sebagai sumber air minum yang diperoleh melalui
sumur-sumur dangkal. Rentang kedalaman air sumur dangkal adalah berkisar antara 15-30
m. Kualitas air sumur dangkal dikategorikan sebagai agak baik dengan kuantitas yang
kurang cukup dan dipengaruhi oleh musim.

2. Air tanah dalam (Sumur dalam)


Air tanah dalam terdapat setelah rapat air yang pertama. Air tanah dalam tidak dapat
diambil semudah air tanah dangkal. Diperlukan proses pengeboran untuk memasukkan pipa
pada kedalaman antara 100–300 meter agar diperoleh lapisan air. Kualitas air tanah dalam
pada umumnya lebih baik dari air tanah dangkal, karena penyaringannya lebih sempurna.

3. Mata air
Mata air merupakan air tanah yang lolos dengan sendirinya ke permukaan tanah. Air
ini merupakan air yang bersumber dari tanah dalam yang hampir tidak dipengaruhi oleh
musim serta memiliki kualitas yang sama dengan air tanah.

2.3 Menara Air


Konstruksi menara atau menara adalah bangunan yang terdiri dari beberapa rangka
terbuat dari bahan baja dan disusun dalam desain tertentu. Strukturnya disebut menara
3
karena sangat tinggi, bahkan pemasangannya sering di ketinggian. Terdapat banyak jenis
bangunan ini, salah satunya adalah menara tangki air (Alfariz 2022). Menara air adalah
wadah penyimpanan air di ketinggian yang dirancang untuk menampung air yang cukup
untuk memberi tekanan pada sistem distribusi air. Menara air juga digunakan untuk
menyediakan penyimpanan darurat untuk pemadam kebakaran. Menara air dapat
menyediakan air bahkan saat listrik padam karena mengandalkan gravitasi, akan tetapi
menara air tidak dapat memasok air untuk waktu yang lama tanpa listrik karena umumnya
diperlukan pompa untuk mengisi air di menara. Terdapat 3 bagian sistem kerja menara air
yakni stasiun pompa, reservoir, dan pengguna air (Matani et. al. 2013).

Reservoir didefinisikan sebagai unit penyimpanan air olahan yang siap untuk masuk
ke jaringan distribusi. Umumnya, reservoir ditempatkan di bawah tanah (reservoir tank) atau
diatas tanah dalam bentuk menara atau tower. Terdapat beberapa perlengkapan reservoir di
antaranya adalah lubang pemeriksaan (manhole), pipa inlet, pipa outlet, flow water, ventilasi
udara, pipa peluap (over flow), ruang lumpur untuk menampung lumpur yang terbentuk pada
dasar bak penampung, pipa penguras untuk mengeluarkan air pencucian dan endapan
lumpur, dan pipa by pass sebagai sistem pengaliran langsung dari sistem transmisi ke sistem
distribusi pada saat bak penampung dicuci (Mayasari et. al. 2020).

Gambar 1 Reservoir tank

Gambar 2 Menara reservoir


Menara air dapat dibangun dari beton atau baja untuk berbagai bentuk dan ukuran.
Silinder dengan dasar melengkung atau datar adalah bentuk terbaik untuk struktur menara
beton. Tangki baja dapat dibangun berbentuk bola atau kubah. Umumnya, pemilihan bentuk
dilakukan dengan memperhatikan aspek fungsi, konstruksi, biaya pemeliharaan, dan
estetika. Pemberian tekanan terjadi melalui peninggian air; untuk setiap ketinggian 10,204 cm
(4,016 inch), air memberi tekana sebesar 1 kpa (0,145 psi). Cara kerja menara air :

 Pompa mengalirkan air ke menara.


 Air tersimpan di menara.
 Tinggi menara memberikan tekanan hidrostatik untuk mengalirkan air ke
pengguna (Agthen et. al. 2019)
Dalam membuat tower air, perlu direncanakan konstruksi yang akan digunakan pada
lokasi yang sesuai. Diperlukan perhitungan kebutuhan air yang akan ditampung, kekuatan
konstruksi, serta ketinggian dari tower air agar tidak terjadi hambatan dalam pengaliran air.
Selain itu, perlu dilakukan pengawasan/pendampingan agar tidak terjadi kesalahan dalam
pelaksanaan pembuatan tower air dan agar sesuai dengan yang telah direncanakan
(Rahmawati et. al. 2021). Tahap pembuatan tower air adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan Lahan
2. Pengukuran Lahan
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Pondasi
5. Pekerjaan Beton
6. Pelepasan Bekisting
7. Curing Beton
8. Pemasangan Tandon Air, Instalasi Pompa Air, dan Pipa Air Bersih
5

III METODE

3.1 Waktu dan Tempat


Perencanaan menara air dan sumur dalam dilakukan pada tanggal 3 Februari 2023 di
Perumahan Citra Prima 2, Kec. Setu, Kota Tangerang Selatan, Provinsi Banten.

Gambar 3 Area pelayanan Perumahan Citra Prima 2


3.2 Prosedur Kerja
Dalam melakukan perencanaan menara air dan sumur dalam metode yang digunakan
adalah teknik pengumpulan data atau survey baik berupa data primer maupun data sekunder
pada wilayah perencanaan. Adapun survey yang dilakukan untuk memperoleh data yang
dibutuhkan tersebut adalah:

1. Data Primer

Data primer merupakan data yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Survei yang
dilakukan pengamatan lapangan. Tujuannya untuk menghasilkan data-data tidak tertulis
yang hanya bisa didapatkan dengan pengamatan secara langsung mengenai kondisi
eksisting di lokasi perencanaan. Data yang dibutuhkan antara lain:

a. Topografi:
• Beda tinggi dan jarak antara sumber dengan pelayanan
• Rencana tampak bangunan
• Sumber daya air; dan
• Unit distribusi
b. Debit yang dibutuhkan
c. Jenis-jenis akifer daerah pemboran
d. Jenis pompa yang diperlukan
e. Volume reservoir
6
2. Data Sekunder

Merupakan kegiatan pencarian data melalui kajian literatur, hasil penelitian


terdahulu, peta-peta yang dibutuhkan, data kependudukan, kondisi wilayah penelitian,
ataupun data tertulis lainnya, yang didapatkan langsung dari instansi yang terkait. Data
sekunder yang dibutuhkan adalah peta area layanan, data jumlah rumah, dan fasilitas di
lingkungan komplek perumahan.

3.3 Analisis Data


Tahap ini diawali dengan kajian lokasi terpilih, kajian ketersediaan air dan
kebutuhan air, pembuatan gambar datail desain berikut desain note dengan
mempertimbangkan gambar detail desain berikut desain note.

3.3.1 Menara Air


Tiga analisis terpisah dilakukan untuk merencanakan menara air. Pertama,
analisis aliran air berdasarkan aliran pipa internal menghasilkan ketinggian menara
yang masuk akal sesuai geografi dan ukuran dari komunitas. Kedua, analisis
material berupa uji eksperimen untuk menentukan sifat kekuatan material. Analisis
struktural, dilakukan baik secara analitis maupun numerik, menghitung tegangan
pada bagian-bagian akibat pembebanan dan membandingkannya dengan sifat
kekuatan material yang diperoleh sebelumnya. Selanjutnya, tahap pembuatan
menara air adalah sebagai berikut :

1. Pembersihan lahan
2. Pengukuran lahan
3. Pekerjaan tanah
4. Pekerjaan pondasi
5. Pekerjaan beton
6. Pelepasan bekisting
7. Curing beton
8. Pemasangan tandon air, instalasi pompa air, dan pipa air bersih

3.3.2 Sumur Dalam

Perencanaan sumur terdiri atas pemilihan material dan dimensi yang benar
sehingga didapatkan kombinasi optimum dari kinerja dan usia sumur serta biaya
pembuatannya. Pemilihan material pipa selubung maupun saringan harus
mempertimbangkan kandungan mineral dan biologis dari air tanah yang akan
dipompa serta besarnya gaya beban yang ditanggung pada saat berada dalam tanah.
Konstruksi sumur dalam terdiri dari 4 (empat) bagian utama:
1. Pipa jambangan/casing.
2. Pipa naik.
3. Pipa saringan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu sumur bor adalah
1. Diameter Sumur
2. Besaran diameter casing pipa yang digunakan sesuai.
Kedalaman sumur tergantung pada kedalaman lapisan akifer yang akan 7
digunakan dan jenis akifernya. Secara umum kedalaman sumur harus mencapai
dasar akifer, dengan alasan semakin dalam sumur maka semakin besar kapasitas
pengambilan. Besaran diameter casing pipa yang digunakan sesuai dengan
keperluan. Pemilihan diameter pipa selubung dan saringan adalah sangat penting
karena keduanya berpengaruh besar pada biaya dan efisiensi sumur. Pada pemboran
air tanah dalam pompa yang lazim digunakan adalah pompa benam (submersible
pump).

Tahap pembuatan sumur dalam di antaranya adalah :

1. Tahap Persiapan (menentukan titik lokasi pengeboran)


2. Pengeboran
3. Konstruksi (pipa casing dan filter, penyetoran kerikil pembalut, pencucian
dan pembersihan.)
4. Tahap Finishing (Uji pemompaan bertahap dan uji pemompaan panjang)
8
IV HASIL DAN PEMBAHASAN

4.1 Menara Air


Menara air dibuat dengan menggunakan material berupa bata, plester 1PC:5PS +
aci, fin. keramik 20 x 25 cm, plat lantai cor beton fc' 25 MPa, besi siku 40x40x4 dan cat.
Menara air terdiri atas lantai dasar, lantai dak 1, dan lantai dak 2 dengan total ketinggian
bangunan sebesar 690 cm dan lebar 400 cm. Pondasi yang digunakan adalah pondasi
footplat 120 x 120 cm. Di atas menara diberikan 2 tangki air (toren) dengan kapasitas
penampungan air masing masing sebesar 2000 liter. Potongan A dan denah pondasi dari
menara ditunjukkan pada Gambar 7 dan Gambar 8 berikut.

Gambar 4 Potongan A menara air

Gambar 5 Denah pondasi menara air


4.2 Sumur Dalam 9
Sumur dalam dibangun dengan kedalaman 30 m dan lebar 10 inci. Material yang
digunakan dalam pembangunan sumur dalam adalah grouting, pipa hisap PVC AW Ø1,5",
gravel pack, pipa casing PVC tipe AW Ø6", screen low carbon, dan penutup. Digunakan
pompa submersible untuk memompa air dari sumur dalam menuju reservoir.

Gambar 6 Desain sumur dalam


10

V KESIMPULAN

➢ Sumber air berasal dari sumur bor dan dipompakan menggunakan pompa
submersible ke reservoir (toren 2 x 2000L).

11
DAFTAR PUSTAKA

Agthen YA, Windah R, Pandaleke R. 2019. Analisa rangka batang struktur menara tangki
air akibat gempa. Jurnal Sipil Statik. 7(8) : 1027-1038.
Alfariz AA. 2022. Merancang rangka tandon air modular untuk rumah tangga. [skripsi].
Bandar Lampung (ID) : Universitas Lampung.
Komalia K, Indrawan I. 2013. Analisis pemakaian air bersih (PDAM) untuk Kota Pematang
Siantar. J Tek Sipil USU. 2(2):1–10.
Matani CD, Manalip H, Windah RS, Dapas SO. 2013. Analisa menara air akibat gempa
menggunakan solusi Numerik Integral Duhamel. Jurnal Sipil Statik. 1(4) : 298-
304.
Mayasari B, Rahmawati D, Saputri US, Amdani SA. 2020. Perencanaan penyediaan air
bersih Kampung Padangenyang Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten
Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Nusa Putra. 1(3) : 52-62.
Pramono SS. 2002. Pendekatan Sistem (System Approach) Pada Pengelolaan Air Bersih di
Indonesia. Jakarta(ID): Universitas Gunadharma.
Rahmawati D, Pamungkas WG, Latif M. 2021. Pendampingan pembuatan tower air
perumahan royal RT 05 RW 09 Pedurungan, Semarang. Jurnal Tematik. 3(1) : 24-
28.
Triweko RW. 1992. Paradigma Baru dalam Pengelolaan Air Bersih Perkotaan.
Bandung(ID): Universitas Katolik Parahyangan.
Wiyono N, Faturrahman A, dan Syauqiah I. 2017. Sistem Pengolahan Air Minum Sederhana
(portable water treatment). J Konversi. 6(1):27–35.
12

LAMPIRAN
13
Lampiran 1 Standar baku mutu Air Bersih

Standar Baku Mutu


No. Parameter Wajib Unit
(Kadar Maksimum)
Parameter Fisika
1 Kekeruhan NTU 25
2 Warna TCU 50
Zat Padat Terlarut
3 (total mg/l 1000
Dissolved
Solid
)
4 Suhu °C suhu udara ± 3
5 Rasa tidak berasa
6 Bau tidak berbau
Parameter Biolog
1 Total coliform CFU/100ml 50
2 E. Coli CFU/100ml 0
Parameter Kimia
1 pH 6,5-8,5
2 Besi mg/l 1
3 Fluorida mg/l 1,5
4 Kesadahan mg/l 500
5 Mangan mg/l 0,5
6 Nitrat mg/l 10
7 Nitrit mg/l 1
8 Sianida mg/l 0,1
9 Deterjen mg/l 0,05
10 Pestisida total mg/l 0,1
Parameter Kimia
1 Air raksa mg/l 0,001
2 Arsen mg/l 0,05
3 Kadmium mg/l 0,005
4 Kromium mg/l 0,05
5 Selenium mg/l 0,01
6 Seng mg/l 15
7 Sulfat mg/l 400
8 Timbal mg/l 0,05
9 Benzene mg/l 0,01
10 Zat Organik mg/l 10
14

Anda mungkin juga menyukai