Lokasi:
PERUMAHAN CITRA PRIMA 2, KEC. SETU
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Allah SWT atas petunjuk dan hidayah-
Nya, sehingga kami dapat menyusun Laporan Akhir Perencanaan Pembangunan
menara air dan sumur dalam di Perumahan Citra Prima 2, Kec. Setu, Kota
Tangerang Selatan. Kegiatan ini dilaksanakan dengan maksud dan tujuan
merancang menara air dan sumur dalam, dimana hasil perencanaan akan
memberikan gambaran tentang detail jaringan perpipaan air minum dan sambungan
rumah, menara air, dan sumur dalam sehingga nantinya akan membantu
perencanaan. Tentunya laporan yang kami buat masih belum sempurna untuk itu
sumbang saran dan masukan yang membangun dari berbagai pihak sangat kami
harapkan untuk sebuah hasil yang lebih baik. Kami mengucapkan banyak
terima kasih kepada Dinas Cipta Karya Dan Tata Ruang Kota Tangerang Selatan
yang telah memberikan kepercayaan kepada kami untuk merancang menara air dan
sumur dalam ada beberapa titik di wilayah Kota Tangerang Selatan.
DAFTAR LAMPIRAN
Lampiran 1 Standar baku mutu Air Bersih ...................................................................... 13
1
I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air adalah salah satu sumber daya alam yang sangat penting dalam pemenuhan
kebutuhan manusia. Air memiliki peran ganda dalam kondisi eksisting kehidupan dan
aktivitas manusia yakni sebagai faktor lingkungan dan ekologi pembangkit sistem serta
sebagai bahan baku untuk kegunaan yang berbeda-beda seperti air minum, industri,
pertanian, pertanian, rekreasi, dan lain-lain (Morar et. al. 2016). Sektor air bersih
memperoleh prioritas penanganan utama karena sektor ini berhubungan dengan kehidupan
masyarakat luas.
Informasi tentang sumber air dengan debit yang cukup untuk mengalirkan air kepada
konsumen merupakan aspek penting dalam perencananaan sistem pelayanan air bersih. Selain
informasi tersebut, data-data atau informasi lainnya seperti kualitas air, jarak antara sumber air
dengan konsumen, dan keadaan topografi dilokasi sumber air sangat diperlukan dalam
pengembangan sistem pelayanan air bersih yang baru. Dalam pendistribusian, masyarakat
perkotaan tidak dapat mengandalkan suplai langsung dari sumber ke konsumen, namun harus
melalui suatu sistem terpadu yang dapat menyediakan air bersih yang cukup untuk konsumen
sesuai standar dan regulasi yang berlaku (Haq dan Masduqi 2014). Sistem tersebut terbagi atas
dua bagian yakni sistem transmisi dan sistem distribusi air bersih. Sistem transmisi berfungsi
dalam penyaluran air baku yang diperoleh dari sumber menuju tempat penampungan
sementara atau reservoir. Sistem distribusi berfungsi untuk menyalurkan air dari reservoir ke
seluruh konsumen di daerah pelayanan tersebut (As’at 2019).
Air minum adalah salah satu kebutuhan dasar bagi kualitas dan keberlanjutan
kehidupan manusia. Berdasarkan Permen PU No. 20 tahun 2006, kuantitas dan kualitas air
minum yang memadai merupakan suatu keharusan yang mutlak. Jumlah air baku yang
tersedia menjadi faktor yang mempengaruhi penyediaan air minum, di mana nantinya air baku
tersebut akan diolah menjadi air minum dan kemudian didistribusikan kepada pelanggan.
SPAM (Sistem Penyediaan Air Minum) merupakan satu kesatuan antara sarana dan
prasarana penyediaan air minum. Penyediaan air minum merupakan usaha yang dilakukan
untuk menyediakan air yang layak agar kebutuhan minum bagi masyarakat dapat terpenuhi
dengan suplai air yang sehat, bersih, dan produktif. Dalam Peraturan Menteri PUPR Republik
Indonesia No 26/PRT/M/2014 tentang Prosedur Operasional Standar Pengelolaan SPAM,
disebutkan bahwa SPAM adalah gabungan dari fisik (teknik) dan non fisik komponen
prasarana dan sarana air minum (Diasa et. al. 2022).
2
II LANDASAN TEORI
2.1 Air Bersih
Air bersih adalah salah satu jenis sumber daya berbasis air yang bermutu baik dan
biasa dimanfaatkan oleh manusia untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka
sehari-hari termasuk diantaranya adalah sanitasi. Prioritas kebutuhan air terbagi atas kebutuhan
air domestik, industri, pelayanan umum, dan kebutuhan air untuk mengganti kebocoran. Dalam
kebutuhan air domestik, terdapat beberapa kategori kota yakni kota kategori I(Metropolitan), kota
kategori II(Kota Besar), kota kategori III(Kota Sedang), kota kategori IV(Kota Kecil), dan kota
kategori V(Desa) (Komalia dan Indrawan 2013). Menurut Wiyono et. al. (2017) air dengan
kualitas yang baik memiliki ciri berupa tidak berbau dan memiliki rasa tawar.
Air bersih merupakan air dengan mutu baik dan umumnya digunakan oleh manusia
untuk dikonsumsi atau dalam melakukan aktivitas mereka sehari-hari. Baku mutu air bersih
di atur pada PERMENKES No.32 Tahun 2017 tentang Standar Baku Mutu Kesehatan
Lingkungan dan Persyaratan Kesehatan Air untuk Keperluan Higiene Sanitasi, Kolam
Renang, Solus Per Aqua, dan Pemandian Umum. Standar baku mutu air bersih dapat dilihat
pada Lampiran 1. Beberapa aspek yang mempengaruhi sistem penyediaan air bersih antara
lain adalah keadaan topografi, kondisi geografis, pencemaran sumber air, produktivitas, tarif
dasar air bersih, dan kehilangan air (Pramono 2002). Menurut Triweko (1992) faktor yang
mempengaruhi pengelolaan air bersih di antaranya adalah lingkungan fisik, lingkungan
sosial, teknologi, kelembagaan, keuangan, pelayanan, dan efisiensi pengelolaan.
3. Mata air
Mata air merupakan air tanah yang lolos dengan sendirinya ke permukaan tanah. Air
ini merupakan air yang bersumber dari tanah dalam yang hampir tidak dipengaruhi oleh
musim serta memiliki kualitas yang sama dengan air tanah.
Reservoir didefinisikan sebagai unit penyimpanan air olahan yang siap untuk masuk
ke jaringan distribusi. Umumnya, reservoir ditempatkan di bawah tanah (reservoir tank) atau
diatas tanah dalam bentuk menara atau tower. Terdapat beberapa perlengkapan reservoir di
antaranya adalah lubang pemeriksaan (manhole), pipa inlet, pipa outlet, flow water, ventilasi
udara, pipa peluap (over flow), ruang lumpur untuk menampung lumpur yang terbentuk pada
dasar bak penampung, pipa penguras untuk mengeluarkan air pencucian dan endapan
lumpur, dan pipa by pass sebagai sistem pengaliran langsung dari sistem transmisi ke sistem
distribusi pada saat bak penampung dicuci (Mayasari et. al. 2020).
1. Pembersihan Lahan
2. Pengukuran Lahan
3. Pekerjaan Tanah
4. Pekerjaan Pondasi
5. Pekerjaan Beton
6. Pelepasan Bekisting
7. Curing Beton
8. Pemasangan Tandon Air, Instalasi Pompa Air, dan Pipa Air Bersih
5
III METODE
1. Data Primer
Data primer merupakan data yang memiliki tingkat akurasi yang tinggi. Survei yang
dilakukan pengamatan lapangan. Tujuannya untuk menghasilkan data-data tidak tertulis
yang hanya bisa didapatkan dengan pengamatan secara langsung mengenai kondisi
eksisting di lokasi perencanaan. Data yang dibutuhkan antara lain:
a. Topografi:
• Beda tinggi dan jarak antara sumber dengan pelayanan
• Rencana tampak bangunan
• Sumber daya air; dan
• Unit distribusi
b. Debit yang dibutuhkan
c. Jenis-jenis akifer daerah pemboran
d. Jenis pompa yang diperlukan
e. Volume reservoir
6
2. Data Sekunder
1. Pembersihan lahan
2. Pengukuran lahan
3. Pekerjaan tanah
4. Pekerjaan pondasi
5. Pekerjaan beton
6. Pelepasan bekisting
7. Curing beton
8. Pemasangan tandon air, instalasi pompa air, dan pipa air bersih
Perencanaan sumur terdiri atas pemilihan material dan dimensi yang benar
sehingga didapatkan kombinasi optimum dari kinerja dan usia sumur serta biaya
pembuatannya. Pemilihan material pipa selubung maupun saringan harus
mempertimbangkan kandungan mineral dan biologis dari air tanah yang akan
dipompa serta besarnya gaya beban yang ditanggung pada saat berada dalam tanah.
Konstruksi sumur dalam terdiri dari 4 (empat) bagian utama:
1. Pipa jambangan/casing.
2. Pipa naik.
3. Pipa saringan.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam pembuatan suatu sumur bor adalah
1. Diameter Sumur
2. Besaran diameter casing pipa yang digunakan sesuai.
Kedalaman sumur tergantung pada kedalaman lapisan akifer yang akan 7
digunakan dan jenis akifernya. Secara umum kedalaman sumur harus mencapai
dasar akifer, dengan alasan semakin dalam sumur maka semakin besar kapasitas
pengambilan. Besaran diameter casing pipa yang digunakan sesuai dengan
keperluan. Pemilihan diameter pipa selubung dan saringan adalah sangat penting
karena keduanya berpengaruh besar pada biaya dan efisiensi sumur. Pada pemboran
air tanah dalam pompa yang lazim digunakan adalah pompa benam (submersible
pump).
V KESIMPULAN
➢ Sumber air berasal dari sumur bor dan dipompakan menggunakan pompa
submersible ke reservoir (toren 2 x 2000L).
➢
11
DAFTAR PUSTAKA
Agthen YA, Windah R, Pandaleke R. 2019. Analisa rangka batang struktur menara tangki
air akibat gempa. Jurnal Sipil Statik. 7(8) : 1027-1038.
Alfariz AA. 2022. Merancang rangka tandon air modular untuk rumah tangga. [skripsi].
Bandar Lampung (ID) : Universitas Lampung.
Komalia K, Indrawan I. 2013. Analisis pemakaian air bersih (PDAM) untuk Kota Pematang
Siantar. J Tek Sipil USU. 2(2):1–10.
Matani CD, Manalip H, Windah RS, Dapas SO. 2013. Analisa menara air akibat gempa
menggunakan solusi Numerik Integral Duhamel. Jurnal Sipil Statik. 1(4) : 298-
304.
Mayasari B, Rahmawati D, Saputri US, Amdani SA. 2020. Perencanaan penyediaan air
bersih Kampung Padangenyang Desa Cipelang Kecamatan Cijeruk Kabupaten
Bogor. Jurnal Teknik Sipil dan Lingkungan Universitas Nusa Putra. 1(3) : 52-62.
Pramono SS. 2002. Pendekatan Sistem (System Approach) Pada Pengelolaan Air Bersih di
Indonesia. Jakarta(ID): Universitas Gunadharma.
Rahmawati D, Pamungkas WG, Latif M. 2021. Pendampingan pembuatan tower air
perumahan royal RT 05 RW 09 Pedurungan, Semarang. Jurnal Tematik. 3(1) : 24-
28.
Triweko RW. 1992. Paradigma Baru dalam Pengelolaan Air Bersih Perkotaan.
Bandung(ID): Universitas Katolik Parahyangan.
Wiyono N, Faturrahman A, dan Syauqiah I. 2017. Sistem Pengolahan Air Minum Sederhana
(portable water treatment). J Konversi. 6(1):27–35.
12
LAMPIRAN
13
Lampiran 1 Standar baku mutu Air Bersih