Anda di halaman 1dari 19

MAKALAH PENCEMARAN LINGKUNGAN

PENCEMARAN BADAN AIR

DISUSUN OLEH :

KELOMPOK 3

M ALIF KHUZAIFI (P21345121047)

MUHAMMAD RYAN RIFA’I (P21345121048)

MUTHIA SALWA HIDAYAT (P21345121050)

NINDYA TRI AMBARWATI (P21345121057)

SAFIRA WAHDANIA (P21345121066)

DIII KESEHATAN LINGKUNGAN

POLITEKNIK KESEHATAN KEMENTRIAN KESEHATAN

JAKARTA II

Jl. Hang Jebat III No.8, RT.4/RW.8, Gunung, Kby. Baru, Kota Jakarta Selatan, Daerah
Khusus Ibukota Jakarta 12120
KATA PENGANTAR
Puji syukur atas kehadirat Tuhan Yang Maha Esa. Atas rahmat dan hidayah-Nya, kami
dapat menyelesaikan tugas makalah yang berjudul “Pencemaran Badan Air” dengan tepat
waktu. Makalah ini merupakan syarat wajib dalam menyelesaikan tugas mata kuliah
pencemaran lingkungan semester genap.

Kami ucapkan terimakasih kepada bapak Kuat Prabowo, SKM., M.Kes. selaku dosen
pembimbing, dan kepada semua pihak yang sudah membantu dalam pembuatan makalah ini
dari awal hingga akhir penulisan.

Sekiranya makalah yang telah kami susun ini agar dapat berguna bagi kami dan orang
yang membacanya. Sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan dalam penulisan
makalah ini dan kami juga memohon kritik dan saran yang membangun demi perbaikan di
masa depan.

Jakarta, Februari 2022

Penulis

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR ............................................................................................................... i


DAFTAR ISI.............................................................................................................................ii
BAB I PENDAHULUAN ......................................................................................................... 1
1.1 Latar Belakang .......................................................................................................... 1
1.2 Rumusan Masalah ..................................................................................................... 1
1.3 Tujuan Penulisan ...................................................................................................... 1
BAB II PEMBAHASAN .......................................................................................................... 2
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Badan Air ......................................... 2
2.1.1 Pengertian ........................................................................................................... 2
2.1.2 Karakteristik ...................................................................................................... 3
2.2 Parameter Pencemaran ............................................................................................ 4
2.2.1 Parameter Fisik Pencemaran Perairan ........................................................... 4
2.2.2 Parameter Kimia Pencemaran Perairan ......................................................... 7
2.3 Dampak Pencemaran Badan Air terhadap Kesehatan dan Lingkungan .......... 10
2.3.1 Dampak terhadap kehidupan biota air.......................................................... 11
2.3.2 Dampak terhadap kualitas air tanah ............................................................. 11
2.3.3 Dampak terhadap kesehatan .......................................................................... 12
2.3.4 Dampak terhadap lingkungan ........................................................................ 13
BAB III PENUTUP ................................................................................................................ 15
Kesimpulan ......................................................................................................................... 15
DAFTAR PUSTAKA ............................................................................................................. 16

ii
BAB I PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Air merupakan sumber daya alam terpenting di planet bumi sebab menjadi esensi dari
semua kehidupan. Dua pertiga dari permukaan bumi merupakan air. Bahkan sekitar 60-70
persen dari komponen tubuh manusia terdiri dari air. Air terdapat di mana-mana. Jumlah air di
bumi tetap, air hanya berubah bentuk dan melalui perputaran yang disebut siklus air. Siklus air
adalah proses alami yang berkelanjutan di alam. Siklus air adalah pola di mana air di lautan,
laut, danau dan lain-lain menguap dan berubah menjadi uap. Setelah melalui proses kondensasi
dan presipitasi, air jatuh kembali ke bumi sebagai hujan termasuk salju. Dari siklus tersebut,
terdapat air bersih (potable water) yang dianggap cukup aman untuk konsumsi manusia dan
hewan.

Air rentan terhadap polusi. Air dikenal sebagai pelarut universal sebab mampu melarutkan
lebih banyak zat daripada cairan lain di bumi. Itu sebabnya air sangat mudah tercemar.
Pencemaran air adalah pencemaran badan air (seperti lautan, laut, danau, sungai, air tanah dan
lainnya) yang biasanya disebabkan oleh aktivitas manusia. Perubahan dalam sifat fisik, kimia
atau biologis air akan memiliki konsekuensi yang merugikan bagi organisme hidup. Menurut
Encyclopaedia Britannica, polusi air adalah pelepasan zat ke dalam air tanah di bawah
permukaan atau ke danau, aliran, sungai, muara dan lautan ke titik di mana zat mengganggu
penggunaan air yang bermanfaat atau fungsi alami ekosistem.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa yang dimaksud Pencemaran Badan Air ?
2. Bagaimana karakteristik pencemaran badan air ?
3. Bagaimana parameter pencemaran badan air ?
4. Apa saja dampak pencemaran badan air terhadap Kesehatan dan lingkungan?

1.3 Tujuan Penulisan


1. Menambah wawasan materi tentang pencemaran pada badan air.
2. Memenuhi tugas mata kuliah Pencemaran Lingkungan.

1
BAB II PEMBAHASAN
2.1 Pengertian dan Karakteristik Pencemaran Badan Air
2.1.1 Pengertian
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Menurut PP No. 82/ tahun
2001 pada pasal 1 tentang kualitas air dan pengendalian pencemaran air, “pencemaran air
adalah adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya;”

Danau, sungai, lautan dan air tanah adalah bagian penting dalam siklus kehidupan
manusia dan merupakan salah satu bagian dari siklus hidrologi. Selain mengalirkan air juga
mengalirkan sedimen dan polutan. Berbagai macam fungsinya sangat membantu kehidupan
manusia. Pemanfaatan terbesar danau, sungai, lautan dan air tanah adalah untuk irigasi
pertanian, bahan baku air minum, sebagai saluran pembuangan air hujan dan air limbah, bahkan
sebenarnya berpotensi sebagai objek wisata.

Berdasarkan definisi pencemaran air, penyebab terjadinya pencemaran dapat berupa


masuknya makhluk hidup, zat, energi atau komponen lain ke dalam air sehingga menyebabkan
kualitas air tercemar. Masukan tersebut sering disebut dengan istilah unsur pencemar, yang
pada prakteknya masukan tersebut berupa buangan yang bersifat rutin, misalnya buangan
limbah cair. Aspek pelaku/penyebab dapat yang disebabkan oleh alam, atau oleh manusia.
Pencemaran yang disebabkan oleh alam tidak dapat berimplikasi hukum, tetapi Pemerintah

2
tetap harus menanggulangi pencemaran tersebut. Sedangkan aspek akibat dapat dilihat
berdasarkan penurunan kualitas air sampai ke tingkat tertentu.

Pengertian tingkat tertentu dalam definisi tersebut adalah tingkat kualitas air yang
menjadi batas antara tingkat tak-cemar (tingkat kualitas air belum sampai batas) dan tingkat
cemar (kualitas air yang telah sampai ke batas atau melewati batas). Ada standar baku mutu
tertentu untuk peruntukan air. Sebagai contoh adalah pada UU Kesehatan No. 23 tahun 1992
ayat 3 terkandung makna bahwa air minum yang dikonsumsi masyarakat, harus memenuhi
persyaratan kualitas maupun kuantitas, yang persyaratan kualitas tertuang dalam Peraturan
Menteri Kesehatan No. 146 tahun 1990 tentang syarat-syarat dan pengawasan kualitas air.

2.1.2 Karakteristik
Karakteristik kualitas air dipengaruhi oleh polusi atau pencemaran

• Polusi : Point Source Pollution, berhubungan dengan industri dan dialirkan melalui
pipa atau selokan/parit. Mudah dideteksi. misalnya knalpot mobil, cerobong asap
pabrik , dan saluran limbah industri.

3
• Non-Point Source Pollution, berhubungan dengan aktifitas land use, seperti
pertanian, peternakan, kehutanan dan terjadi pada area yang luas. Sulit dideteksi,
karena berhubungan dengan curah hujan. Misalnya ; limpasan dari daerah pertanian
yang mengandung pestisida dan pupuk, limpasan dari daerah pemukiman (
domestik ) dan limpasan dari daerah perkotaan.

2.2 Parameter Pencemaran


2.2.1 Parameter Fisik Pencemaran Perairan
Penentuan parameter pencemaran perairan secara fisik ditentukan berdasarkan sifat-
sifat fisika. Sifat fisika perairan berkaitan dengan ukuran partikel padatan yang terkandung
dalam air serta suhu. Perubahan suhu perairantergantung pada penyerapan dan transfer panas
partikel - partikel terlarut. Partikel-partikel yang terkandung dalamperairan dapat berupa bahan
organik maupun organic yang memiliki sifat daya hantar panas yang bervariasi.Berbagai
kandungan bahan tersebutlah yang berpengaruhpada suhu alami perairan disamping tentunya

4
besarnyapanas yang diterimanya. Partikel-partikel yang terkandungdidalam perairan juga
menentukan kecerahan perairanm,warna dan ukuran padatan terlarut dan
tersuspensididalamnya. Berikut ini Parameter Fisika spesifik yangdapat dipergunakan untuk
mengetahui kualitas Air :

1. Suhu

Badan air memiliki suhu, yang dipengaruhi olehmusim, lintang (latitude), ketinggian
dari permukaanair (altitude), waktu hujan dalam sehari, sirkulasi udara,penutupan awan,
aliran air serta kedalaman badanair. Perubahan suhu berperan penting terhadap
prosesfisika, kimia dan biologi badan air, yang juga berperanmengendalikan kondisi
ekosistem perairan. Organismeakuatik memiliki kisaran tertentu yang paling baik
bagipertumbuhannnya.Perubahan suhu berpengaruh terhadap dinamikakimia dan biokimia
perairan. Pningkatan suhu akanmendorong peningkatan reaksi-reaksi kimia di
perairan,peningkatan evaporasi dan pelepasan gas dari perairan.Peningkatan suhu dapat
berdampak pada peningkatanpelepasan oksigen sehingga terjadi penurunan kadar
oksigenterlarut dalam air. Disisi lain peningkatan suhu perairanalami sedikit diatas suhu
normal akan memicu pertumbuhanmikroorganisme seiring dengan itu terjadi
peningkatandekomposisi bahan organik oleh mikroorganisme. Hal inidapat berdampak
pada penyerapan oksigen terlarut yangdapat menjadi pembatas bagi pertumbuhan dan
aktivitasmikroorganisme. Namun demikian kandungan oksigenterlarut dapat kembali
meningkat jika ada penurunan suhuperairan alami.

2. Kecerahan dan Kekeruhan

Kecerahan merupakan ukuran transparansi perairan,yang ditentukan secara visual


dengan menggunakan alatSecci Dish. Satuan dari kecerahan adalah meter.
Kecerahandipengaruhi oleh keadaan cuaca, waktu pengukuran,kekeruhan dan padatan
tersuspensi serta faktor ketelitian.Kekeruhan dinyatakan dalam satuan Mg/L.
Padatantesuspensi menyebabkan peningkatan kekeruhan, namuntidak semua padatan dapat
menyebabkan kekeruhan.Sebagai contoh air laut memiliki padatan terlarut yang
tinggi,namun memiliki kekeruhan yang rendah. Oleh karena itu,kekeruhan juga disebabkan
oleh aliran di perairan. Padaair permukaan yang tergenang (lentik), misalnya
danau,kekeruhan disebabkan oleh bahan tersuspensi atau partikel koloid halus. Sedangkan
di sungai kekeruhan banyakdisebabkan oleh partikel yang lebih besar seperti limpasantanah

5
(Runoff) dari tempat yang lebih tinggi. Semakin tinggikekeruhan, akan mempengaruhi
sistem pernafasan dan daya pandang organisme akuatik.

3. Warna

Terdapat dua warna di perairan, yaitu warna tampak (Apparent Color) dan warna
sesungguhnya (true color). Warna sesungguhnya disebabkan oleh partikel terlarutdi
perairan dan warna tampak disebabkan oleh partikelterlarut dan tersuspensi. Warna
perairan ditimbulkanoleh bahan organik dan bahan anorganik. Oksida Besimenyebabkan
air berwarna kemerahan, sedangkan oksida Mangan menyebabkan air berwarna kecoklatan
dankehitaman. Intensitas warna cenderung meningkat denganmeningkatnya pH. Untuk
segi estetis sebaiknya warna airtidak melebihi 15 PtCo. (skala Platinum Cobalt).
Untukkepentigan air minum sebaiknya warna tidak melebihi 50PtCo. Warna juga dapat
disebabkan olah alga di perairancontoh oleh Blooming alga (Red Tide). Warna dapat
menghambat penetrasi cahaya untuk masuk ke perairan

4. Padatan Total, Terlarut dan Tersuspensi

Padatan total (residu) adalah padatan yang tersisasetelah sampel mengalami


pengeringan pada suhu tertentu.Padatan yang terdapat di perairan diklasifikasikan
menurutukuran Diameter Padatan Tersuspensi Total ( Total Suspended Solid atauTSS)
adalah bahan-bahan tersuspensi (diameter > 1 μm)yang tertahan di saringan millipore
berdiameter 0,45 μm.TSS terdiri dari Lumpur dan pasir halus serta jasad-jasadrenik yang
terdiri dari kikisan tanah dan erosi tanah yangterbawa ke badan air.Padatan yang menetap
(Settleable solid) adalah padatantersuspensi yang dapat diendapkan selama periode
tertentudalam wadah yang berbentuk kerucut terbalik (imhoff cone).Padatan Terlarut Total
(Total Dissolved Solid atau TDS)adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dan
koloid (diameter 10-6mm – diameter 10-3mm) yang berupasenyawa-senyawa kimia dan
bahan-bahan lain, yang tidaktersaring pada kertas saring yang berdiameter 0,45 μm.
TDSbiasanya disebabkan oleh bahan anorganik yang berupaion-ion yang biasanya
ditemukan di perairan. Jenis ion-ionanorganik yang biasanya ditemukan di perairanPadatan
Tersuspensi Total ( Total Suspended Solid atau TSS) adalah bahan-bahan tersuspensi
(diameter > 1 μm) yang tertahan di saringan millipore berdiameter 0,45 μm.TSS terdiri dari
Lumpur dan pasir halus serta jasad-jasad renik yang terdiri dari kikisan tanah dan erosi
tanah yang terbawa ke badan air.Padatan yang menetap (Settleable solid) adalah
padatantersuspensi yang dapat diendapkan selama periode tertentudalam wadah yang

6
berbentuk kerucut terbalik (imhoff cone).Padatan Terlarut Total (Total Dissolved Solid
atau TDS)adalah bahan-bahan terlarut (diameter < 10-6 mm) dankoloid (diameter 10-6mm
– diameter 10-3mm) yang berupasenyawa-senyawa kimia dan bahan-bahan lain, yang
tidaktersaring pada kertas saring yang berdiameter 0,45 μm. TDSbiasanya disebabkan oleh
bahan anorganik yang berupa ion-ion yang biasanya ditemukan di perairan. Jenis ion-
ionanorganik yang biasanya ditemukan di perairan Kandungan TDS perairan sangat
dipengaruhi olehpelapukan batuan, limpasan dari tanah dan pengaruhanthropogenik
(limbah domestik dan Industri). Bahan-bahantersuspensi dan terlarut di perairan tidak
bersifat toksik,namun jika berlebihan dapat meningkatkan Kandungankekeruhan dan
mempengaruhi proses fotosintesis di perairan.

2.2.2 Parameter Kimia Pencemaran Perairan


Penentuan parameter pencemaran perairan secara kimia ditentukan berdasarkan sifat-
sifat kimia. Sifat kimia adalah sifat yang ditentukan dengan terjadinya reaksi yang melibatkan
ionik, masuknya unsur maupun senyawakimia kedalam air dan terjadi reaksi yanng dapat
merubah bentuk hasil semula. Dengan demikian sifat kimia adalah keberadaan unsur/senyawa
dalam perairan sebagai hasildari reaksi kimia. Bebrapa parameter kimia perairan adalah
sebagai berikut :

1. Derajat Keasaman (pH)

Nilai pH ditentukan oleh konsentrasi ion hidrogendalam air, semakin besar konsentrasi
ion hidrogen dalam airsemakin rendah nilai pH dan perairan semakin bersifat
toksik.Sebagian besar biota akuatik sensitif terhadap perubahanpH, dan menyukai kondisi
pH yang berkisar antara 7,0 -8,5. Kondisi pH sangat mempengaruhi dinamika
kimiawiunsur/senyawa dan proses biokimiawi perairan, misalnyaproses nitrifikasi akan
terhambat dengan menurunnya pHperairan. Namun demikian,logam berat dalam kondisi
ionnya dan meningkatkan tinkat toksisitasnya pada pHyang rendah. Penurunan pH perairan
mulai dari pH 6 akanmempengaruhi kelimpahan keanekaragaman plankton dan bentos,
sementara pH 5 kebawah akan mempengaruhipenurunan yang signifikan pada biomassa
zooplankton danpeningkatan filamen algae hijau, dan pada pH 4 sebagian besar tumbuhan
hijau akan mati.

2. Oksigen Terlarut/Disolved Oksygen (DO)

Oksigen merupakan salah satu gas yang terlarut padaperairan. Kadar oksigen yang
terlarut di perairan alamibervariasi tergantung pada suhu, salinitas, turbulensi airdan

7
tekanan atmosfer (Effendi, 2003). Ikan dan organismeakuatik di perairan membutuhkan
oksigen terlarutdalam jumlah yang cukup. Kebutuhan oksigen sangatberhubungan erat
dengan suhu. Kadar logam berat yangtinggi dapat mempengaruhi system respirasi
organismeakuatiksehingga pada saat kadar oksigen terlarut rendah dan kadar logam berat
tinggi akan dapat menyengsarakan organisme akuatik.

3. Kebutuhan Oksigen Biokimiawi/Biochemical Oxygen Demand (BOD)

Dekomposisi bahan organik umumnya terjadi dalamdua tahap, pertama yaitu oksidasi
bahan organik menjadibahan anorganik. selanjutnya yaitu oksidasi bahan anorganikyang
tidak stabil menjadi bahan organik yang lebih stabil. BOD5merupakan gambaran kadar
bahan organik, yaitu jumlah oksigen yang dibutuhkan oleh mikroba aerob
untukmengoksidasi bahan organik menjadi karbondioksida danair. Proses oksidasi bahan-
bahan organik dilakukan olehberbagai jenis mikroba dalam air. Ketersediaan nutrient
sangat mendukung proses oksidasi tersebut. Keberadaanbahan-bahan toksik akan dapat
mengganggu kemampuan mikroba dalam mengoksidasi bahan organic. Perairan yang telah
memiliki Kandungan BOD5 5,0-7,0 mg/liter dianggap masih alami, sedangkan perairan
yang memiliki Kandungan BOD5 > 10 mg/liter dianggap telah mengalami pencemaran.
Kandungan BOD5 industri pangan antara 500-4000 mg/liter (Rao, 1991)

4. Kebutuhan Oksigen Kimiawi/Chemical Oksygen Demand (COD)

COD menggambarkan jumlah total oksigen yang dibutuhkan untuk mengoksidasi


bahan-bahan kimiawi secara kimiawi, baik yang dapat didegradasi secara biologimaupun
yang sukar didegradasi secara biologi. PengukuranCOD didasarkan pada kenyataan bahwa
hampir semuabahan organik dapat dioksidasi menjadi karbon dioksidadan air dengan
bantuan oksidator kuat (Kalium Dikromat/K2Cr2O7) dalam suasana asam.Perairan yang
memiliki kadar COD tinggi tidak idealbagi kepentingan perikanan dan pertanian.
KandunganCOD pada perairan yang tidak tecemar biasanya berkisarkurang dari 20
mg/liter. Sedangkan pada perairan yangtercemar lebih dari 200 mg/liter dan pada limbah
industry dapat mencapai 60.000 mg/liter (Effendi, 2003)

5. Nitrit (NO2-)

Nitrit bersifat toksik dalam perairan, kandunganNitrit di perairan ditentukan oleh


pencemarn olehsenyawaan N dan terhambatnya proses pembentukanNitrat oleh
mikroorganisme hal ini berkaitan juga denganketersediaan oksigen terlarut. Umumnya,

8
perairan alamimemiliki kadar nitrit dalam jumlah sedikit, dan segerateroksidasi menjadi
nitrat yang menyebabkan kandungannitrat lebih tinggi dari nitrit. Sumber Nitrit
berkaitandengan sumber yang menghasilkan senyawaan nitrogen,sumber tersebut
umumnya berasal dari limbah industridan limbah domestik. Perairan alami mengandung
nitritsekitar 0,01 mg/liter dan sebaiknya tidak melebihi 0,06 mg/liter karena dapat bersifat
toksik. Pada manusia konsumsinitrit yang berlebihan dapat mengakibatkan
terganggunyaproses pengikatan oksigen oleh hemoglobin darah. (Effendi,2003).

6. Nitrat (NO3)

Nitrat adalah bentuk utama nitrogen di perairan alamidan merupakan nutrient utama
bagi pertumbuhan tanamandan alga. Nitrat sangat mudah larut dalam air dan sangatstabil.
Senyawa ini dihasilkan dari proses oksidasi sempurnanitrogen di perairan, yang
berlangsung pada kondisi aerob.Kadar nitrat nitrogen perairan alami biasanya tidak
lebihdari 0,1 mg/liter. Kadar nitrat > 5 mg/liter menggambarkanterjadinya pencemaran
anthropogenik yang berasal dari aktivitas manusia dan tinja hewan.

7. Besi (Fe)

Keberadaan besi pada perairan permukaan di padakerak bumi menempati posisi


keempat terbesar. Besiditemukan dalam kation Ferro (Fe2+) dan Ferri (Fe3+). Padaperairan
alami dengan pH sekitar 7 dan kadar oksigenterlarut yang cukup, Ion ferro yang yang
bersifat mudah larutdioksidasi menjadi ion ferri. Proses redoks besi melibatkanbakteri
sebagai mediator Kadar Besi pada perairan alamiberkisar antara 0,05-0,2 mg/liter (Boyd,
1988), kadar besi >1,0 mg/liter dapat membahayakan kehidupan organisme akuatik.

8. Kadmium (Cd)

Kadmium banyak digunakan dalam industrimetalurgi, pelapisan logam, pigmen,


baterai, peralatanelektronik, pelumas, peralatan fotografi, gelas, keramik,tekstil dan plastik.
Kadar Kadmium pada perairan alamisekitar 0,0001-0,001 mg/liter. Untuk melindungi
kehidupanekosistem akuatik sebaiknya perairan memiliki kadar kadmium sekitar 0,0002
mg/liter (Effendi, 2003).

9. Timbal (Pb)

Timbal pada perairan ditemukan dalam keadaanterlarut atau tersuspensi. Kelarutan


timbal sangat rendahsehingga kadar timbal dalam air sangat sedikit. Kadar dantoksisitas

9
timbal ditentukan oleh kesadahan, pH, alkalinitasdan kadar oksigen. Akumulasi timbal
dalam tubuhmanusia mengakibatkan ganguan pada otak dan ginjal dan kemunduran mental
pada anak-anak yang sedangberkembang. Pada Perairan yang diperuntukkan bagi
airminum sebaiknya kadarnya tidak melebihi 0,1 mg/liter (Effendi, 2003)

10. Fosfat (PO4)

Fosfat banyak digunakan sebagai pupuk, sabun ataudetergen, bahan industri keramik
dan minyak pelumas.Kadar Fosfor yang diperkenankan bagi kepentingan airminum adalah
0,2 mg/liter. Kadar fosfor pada perairanalami berkisar antara 0,005-0,02 mg/liter (Effendi,
2003).Fosfat terdapat dalam air alam atau air limbah sebagaisenyawa Ortofosfat, Polifosfat
dan Fosfat-organis.Ortofosfat adalah senyawa monomer seperti H2PO4-, HPO42-dan
PO43-. Sedangkan Polifosfat (juga disebut “CondensedPhosphates”) merupakan senyawa
polimer seperti (PO3)63-(heksametafosfat), P3O105- (Tripolifosfat). Setiap senyawafosfat
tersebut tedapat dalam bentuk terlarut, tersuspensiatau terikat di dalam sel organisme di
dalam air. Dalam airlimbah, senyawa fosfat dapat berasal dari limbah penduduk,industri
dan pertanian. Di daerah pertanian, ortofosfat berasal dari bahan pupuk, yang masuk ke
dalam sungaimelalui drainase dan aliran hujan. Polifosfat dapat memasukisungai melalui
air buangan penduduk dan industri yangmenggunakan bahan deterjen yang mengandung
fosfatseperti industri pencucian, industri logam dan sebagainya.Fosfat organis terdapat
dalam air buangan penduduk (tinja)dan sisa makanan. Fosfat Organis dapat juga terjadi dari
ortofosfat yang terlarut melalui proses biologis oleh bakterimaupun tanaman.Jika kadar
fosfat pada air alami sangat rendah (<0,01 mg P/l), pertumbuhan tanaman dan ganggang
akan terhalang, keadaan ini dinamakan oligotrop. Bila kadar lain atau nutrient sangat tinggi,
pertumbuhan ganggang dan tanaman tidak terbatas (keadaan eutrop) (Allaerts, 1984).

2.3 Dampak Pencemaran Badan Air terhadap Kesehatan dan Lingkungan


Pencemaran air dapat berdampak sangat luas, misalnya dapat meracuni air minum,
meracuni makanan hewan, menjadi penyebab ketidak seimbangan ekosistem sungai dan danau,
pengrusakan hutan akibat hujan asam dsb.

Di badan air, sungai dan danau, nitrogen dan fosfat dari kegiatan pertanian telah
menyebabkan pertumbuhan tanaman air yang di luar kendali yang disebut eutrofikasi
(eutrofication). Ledakan pertumbuhan tersebut menyebabkan oksigen yang seharusnya
digunakan bersama oleh seluruh hewan/tumbuhan air, menjadi berkurang. Ketika tanaman air

10
tersebut mati, dekomposisinya menyedot lebih banyak oksigen. Akibatnya ikan akan mati dan
aktivitas bakteri akan menurun.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)

▪ Dampak terhadap kehidupan biota air


▪ Dampak terhadap kualitas air tanah
▪ Dampak terhadap kesehatan
▪ Dampak terhadap estetika lingkungan

2.3.1 Dampak terhadap kehidupan biota air


Banyaknya zat pencemar pada air limbah akan menyebabkan menurunnya kadar
oksigen terlarut dalam air tersebut. Sehingga akan mengakibatkan kehidupan dalam air yang
membutuhkan oksigen terganggu serta mengurangi perkembangannya. Selain itu kematian
dapat pula disebabkan adanya zat beracun yang juga menyebabkan kerusakan pada tanaman
dan tumbuhan air.

Akibat matinya bakteri-bakteri, maka proses penjernihan air secara alamiah yang
seharusnya terjadi pada air limbah juga terhambat. Dengan air limbah menjadi sulit terurai.
Panas dari industri juaga akan membawa dampak bagi kematian organisme, apabila air limbah
tidak didinginkan dahulu.

2.3.2 Dampak terhadap kualitas air tanah


Pencemaran air tanah oleh tinja yang biasa diukur dengan faecal coliform telah terjadi
dalam skala yang luas, hal ini telah dibuktikan oleh suatu survey sumur dangkal di Jakarta.
Banyak penelitian yang mengindikasikan terjadinya pencemaran tersebut.

11
2.3.3 Dampak terhadap kesehatan
Air yang tercemar dapat menyebabkan penyakit seperti tifus, kolera, diare, hepatitis,
dan lain sebagainya. Peran air sebagai pembawa penyakit menular bermacam-macam antara
lain :

• Air sebagai media untuk hidup mikroba pathogen.


• Air sebagai sarang insekta penyebar penyakit.
• Jumlah air yang tersedia tidak cukup, sehingga manusia bersangkutan tak dapat
membersihkan diri.
• Air sebagai media untuk hidup vektor penyakit.

Ada beberapa penyakit yang masuk dalam katagori water-borne diseases, atau
penyakit-penyakit yang dibawa oleh air, yang masih banyak terdapat di daerah-daerah.
Penyakit-penyakit ini dapat menyebar bila mikroba penyebabnya dapat masuk ke dalam
sumber air yang dipakai masyarakat untuk memenuhi kebutuhan sehari-hari. Sedangkan jenis
mikroba yang dapat menyebar lewat air antara lain, bakteri, protozoa dan metazoa.

Tabel : Beberapa Penyakit Bawaan Air dan Agennya

Agen Penyakit
Virus
Rotavirus Diare pada anak
Virus Hepatitis A Hepatitis A
Virus Poliomyelitis Polio (myelitis anterior acuta)
Bakteri
Vibrio cholerae Cholera
Escherichia Coli Diare/Dysenterie
Enteropatogenik
Salmonella typhi Typhus abdominalis
Salmonella paratyphi Paratyphus
Shigella dysenteriae Dysenterie
Protozoa
Entamuba histolytica Dysentrie amoeba
Balantidia coli Balantidiasis
Giarda lamblia Giardiasis

12
Metazoa
Ascaris lumbricoides Ascariasis
Clonorchis sinensis Clonorchiasis
Diphyllobothrium latum Diphylobothriasis
Taenia saginata/solium Taeniasis
Schistosoma Schistosomiasis
Sumber : KLH, 2004

2.3.4 Dampak terhadap lingkungan


Dampak pencemaran air pada umunya dibagi atas 3 kelompok, yaitu

• Kematian pada hewan-hewan


• Hilangnya media tanah sebagai media tumbuhan
• Dampak terhadap estetika lingkungan

13
Dengan semakin banyaknya zat organik yang dibuang ke lingkungan perairan, maka
perairan tersebut akan semakin tercemar yang biasanya ditandai dengan bau yang menyengat
disamping tumpukan yang dapat mengurangi estetika lingkungan. Masalah limbah minyak atau
lemak juga dapat mengurangi estetika. Selain bau, limbah tersebut juga menyebabkan tempat
sekitarnya menjadi licin. Sedangkan limbah detergen atau sabun akan menyebabkan
penumpukan busa yang sangat banyak. Inipun dapat mengurangi estetika.

14
BAB III PENUTUP
Kesimpulan
Pencemaran air adalah suatu perubahan keadaan di suatu tempat penampungan air
seperti danau, sungai, lautan dan air tanah akibat aktivitas manusia. Menurut PP No. 82/ tahun
2001 pada pasal 1 tentang kualitas air dan pengendalian pencemaran air, “pencemaran air
adalah adalah masuknya atau dimasukkannya makhluk hidup, zat, energi dan atau komponen
lain ke dalam air oleh kegiatan manusia, sehingga kualitas air turun sampai ke tingkat tertentu
yang menyebabkan air tidak dapat berfungsi sesuai dengan peruntukannya;”

Karakteristik kualitas air dipengaruhi oleh polusi atau pencemaran

• Polusi : Point Source Pollution, berhubungan dengan industri dan dialirkan melalui
pipa atau selokan/parit..
• Non-Point Source Pollution, berhubungan dengan aktifitas land use, seperti pertanian,
peternakan, kehutanan dan terjadi pada area yang luas.

Sifat fisika perairan berkaitan dengan ukuran partikel padatan yang terkandung dalam
air serta suhu. Perubahan suhu perairan tergantung pada penyerapan dan transfer panas partikel
- partikel terlarut. Partikel-partikel yang terkandung dalamperairan dapat berupa bahan organik
maupun organic yang memiliki sifat daya hantar panas yang bervariasi. Berbagai kandungan
bahan tersebutlah yang berpengaruh pada suhu alami perairan disamping tentunya besarnya
panas yang diterimanya. Partikel-partikel yang terkandung didalam perairan juga menentukan
kecerahan perairan,warna dan ukuran padatan terlarut dan tersuspensi di dalamnya.

Penentuan parameter pencemaran perairan secara kimia ditentukan berdasarkan sifat-


sifat kimia. Sifat kimia adalah sifat yang ditentukan dengan terjadinya reaksi yang melibatkan
ionik, masuknya unsur maupun senyawa kimia kedalam air dan terjadi reaksi yanng dapat
mengubah bentuk hasil semula. Dengan demikian sifat kimia adalah keberadaan
unsur/senyawa dalam perairan sebagai hasil dari reaksi kimia.

Dampak pencemaran air pada umumnya dibagi dalam 4 kategori (KLH, 2004)

▪ Dampak terhadap kehidupan biota air


▪ Dampak terhadap kualitas air tanah
▪ Dampak terhadap kesehatan
▪ Dampak terhadap estetika lingkungan

15
DAFTAR PUSTAKA
https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-
pdf/PENCEMARAN%20AIR%2C%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20
DAMPAKNYA.pdf

http://www.rudyct.com/PPS702-ipb/08234/lina_warlina.pdf

https://sanitariankit.id/penyebab-dampak-dan-pengendalian-pencemaran-air-3/

http://tep.fateta.unand.ac.id/images/MATERI_KULIAH/Bahan_Ajar/Manajemen_DAS.pdf

https://simdos.unud.ac.id/uploads/file_penelitian_1_dir/ff7ad5e8c34d4abd05850a6c27e8497
8.pdf

https://dlhk.bantenprov.go.id/upload/article-
pdf/PENCEMARAN%20AIR%2C%20PENGERTIAN%2C%20PENYEBAB%20DAN%20
DAMPAKNYA.pdf

16

Anda mungkin juga menyukai