Anda di halaman 1dari 13

ILMU SOSIAL BUDAYA

TEORI LAWRENCE
GREEN
KELOMPOK 6

1. Mahawiraja Setiawan P21345121042


2. M. Ryan Rifa’I P21345121048
3. Nindya Tri Ambarwati P21345121057
4. Rindu Stevina Sari P21345121062
5. Ruth Dina Aulia Putri P21345121064
Teori Lawrance Green (1980)

Menurut teori Lawrance Green (1980) perilaku manusia


dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yaitu faktor perilaku (behaviour
causes) dan faktor di luar perilaku (non behaviour causes). Perilaku
itu sendiri ditentukan atau terbentuk dari 3 faktor, yaitu :

1) Faktor predisposisi (predisposing factors)


2) Faktor pendukung (enabling factor)
3) Faktor penguat (reinforcing factor)
FAKTOR PREDISPOSISI
PENGETAHUAN
Menurut Notoatmodjo, pengetahuan atau kognitif merupakan
domain yang sangat penting dalam membentuk tindakan
seseorang, dalam hal ini pengetahuan yang tercakup dalam
domain kognitif mempunyai 6 tingkatan yaitu :
 Tahu (know)
 Memahami (comprehension)
 Aplikasi (aplication)
 Analisis (analysis)
 Sintesis (synthesis)
 Evaluasi (evaluation)
Faktor-faktor yang mempengaruhi pengetahuan seseorang :

 Faktor internal : faktor dari dalam diri sendiri


 Faktor eksternal : faktor dari luar diri
 Faktor pendekatan belajar : faktor upaya
belajar
SIKAP

Terdapat tiga komponen sikap, sehubungan dengan


factor-faktor lingkungan kerja, sebagai berikut:
 Kepercayaan (keyakinan), ide, konsep terhadap suatu
objek
 Kehidupan emosional atau evaluasi terhadap suatu
objek
 Kecenderungan untuk bertindak (tend to behave)  

Terdapat tingkatan sikap, yaitu :


Menerima (receiving)
Merespon (responding)
Menghargai (valuing)
Bertanggungjawab (responsible)
PRAKTIK/TINDAKAN

Untuk mewujudkan sikap menjadi suatu perbuatan yang nyata diperlukan faktor
pendukung atau suatu kondisi yang memungkinkan, antara lain adalah fasilitas
dan faktor dukungan (support).
 
Praktik juga mempunyai beberapa tingkatan, yaitu:
o Persepsi (perception)
o Respon terpimpin (guide response)
o Mekanisme (mecanism)
o Adopsi (adoption)
FAKTOR
PENDUKUNG
Faktor-faktor ini mencakup ketersedian sarana dan
prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat,
misalnya air bersih, tempat pembuangan sampah, tempat
pembuangan tinja, tersedianya makanan yang bergizi, dan
sebagainya. Termasuk fasilitas pelayanan kesehatan
seperti puskesmas, rumah sakit, poliklinik, posyandu,
polindes, pos obat desa, dokter atau bidan praktek swasta
(BPS), dan sebagainya.
FAKTOR PENGUAT
Faktor-faktor ini meliputi faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat (toma), tokoh
agama (toga), sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan.
Termasuk juga undang-undang, peraturan-peraturan baik dari pusat maupun
pemerintahan daerah yang terkait dengan kesehatan.

Untuk berperilaku sehat, masyarakat kadang-kadang bukan hanya perlu


pengetahuandan sikap positif serta dukungan fasilitas saja, melainkan
diperlukan perilaku contoh (acuan) dari para tokoh masyarakat, tokoh agama,
para petugas, lebih-lebih para petugas kesehatan. Disamping itu undang-undang
juga diperlukan untuk memperkuat perilaku masyarakat tersebut.
PENGAWASAN
Syarat-syarat pengawasan

Agar pengawasan dapat berjalan efisien perlu adanya sistem yang baik daripada pengawasan
tersebut. Sistem yang baik ini menurut William H. Newman seperti yang dikutip dari buku
Sarwoto (1991), memerlukan beberapa syarat sebagai berikut:
 Harus memperhatikan atau disesuaikan dengan sifat dan kebutuhan organisasi
 Harus mampu menjamin adanya tindakan perbaikan (checking, reporting, corrective
action).
 Harus luwes.
 Harus memperhatikan faktor-faktor dan tata organisasi di dalam mana pengawasan akan
dilaksanakan.
 Harus ekonomis dalam hubungan dengan biaya.
 Harus memperhatikan pula prasyarat sebelum pengawasan itu dimulai yaitu: Harus ada
rencana yang jelas, Pola/tata organisasi yang jelas (jelas tugas-tugas dan
kewenangankewenangan yang terdapat dalam organisasi yang bersangkutan).
Teknik Pengawasan
• Pengawasan langsung
• Pengawasan tidak langsung

Peraturan Tentang APD

Peraturan yang mengatur penggunaan APD adalah Permenakertrans No. 1 Tahun 1981 pasal 5
ayat 2 menyatakan “Pekerja harus memakai alat pelindung diri yang diwajibkan untuk mencegah
penyakit akibat kerja”. Prinsip yang digunakan dalam melindungi diri untuk mencegah cedera
adalah menghindari kontak antara bahaya dengan bagian luar dan dalam tubuh dengan
menggunakan APD diseluruh tubuh bagian atas antara lain mata, muka, dan telinga, sistem
pernapasan dan kaki. APD dapat dikategorikan berdasarkan risiko dan bagian tubuh yang akan
dilindungi, sebagai berikut:
Alat Pelindung Kepala, Alat Pelindung Muka dan Mata, Alat Pelindung Pernapasan, Alat Pelindung
Tubuh (Pakaian Pelindung) dan lainnya.
PENERAPAN TEORI L. GREEN TERHADAP PERILAKU
MEROKOK
Kebiasaan merokok, sikap dan perilaku seseorang erat kaitannya dengan ketiga faktor yang
dipaparkan oleh L. Green yaitu faktor predisposisi dimana sesorang yang
berpendidikan rendah dan berpengetahuan kurang akan dampak negative rokok,
cenderung mengabaikan (apatis) dalam menerima informasi-informasi tentang bahaya
merokok bagi kesehatan. Faktor pendukung dimana mudah nya mendapatkan rokok
dan harga yang terjangkau juga ikut ambil bagian dalam perilaku merokok seseorang
yang tidak memedulikan orang-orang disekitarnya. Faktor penguat dimana remaja
sering dipengaruhi oleh peranan orangtua dan lingkungan sosialnya.
Kesimpula
n
Menurut Lawrance Green perilaku kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok, yakni
faktor perikalu (behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior). Dalam aplikasinya, precede-proceed dilakukan
bersama-sama dalam proses perencanaan, pelaksanaan, dan evaluasi. Precede digunakan pada fase diagnosis masalah,
penetapan prioritas dan tujuan program, sedangkan proceed digunakan untuk menetapkan sasaran dan criteria kebijakan,
pelaksanaan, dan evaluasi.
Perilaku pelayanan kesehatan dipengaruhi oleh tiga faktor yaitu faktor predisposisi (predisposition factor), faktor
pendukung (enabling factor), dan faktor penguat (reinforcing factor). Faktor predisposisi mencakup pengetahuan, sikap,
tradisi dan kepercayaan masyarakat terhadap hal-hal yang berkaitan dengan kesehatan, sistem nilai, tingkat pendidikan,
tingkat social ekonomi masyarakat, dan sebagainya. Faktor pendukung mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau
fasilitas kesehatan bagi masyarakat.

Faktor penguat mencakup faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas
termasuk petugas kesehatan, undang-undang, peraturan-peraturab baik dari pusat maupun pemerintah daerah yang berkaitan
dengan kesehatan. Pengukuran dari ketiga faktor diatas dapat diukur dengan pengetahuan (knowledge), sikap (attitude), dan
praktik atau tindakan (practice).
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai