Anda di halaman 1dari 4

PERILAKU KESEHATAN

NAMA : KURNIAWATI
NIM : 11194862211515

Apa itu perilaku


 Menurut Talcot Parsons: perilaku merupakan reaksi seorang individu terhadap stimulus yg
berasal dr luar maupun dari dalam dirinya
 Penggolongan perilaku:
- Perilaku pasif/covert : (tidak terlihat oleh mata dan terwujud dlm pikiran)
- Perilaku aktif / overt : terlihat nyata melalui tindakan (action).
-

 Menurut Bloom:
- Perilaku Kognitif (kesadaran/pengetahuan)
- Perilaku afektif (sikap dan emosi)
- Psikomotorik (perilaku yg terwujud dlm gerakan (aksi) / tindakan fisik jelas.

Perilaku kesehatan
 Solita Sarwono: perilaku kesehatan adalah segala bentuk pengalaman dan interaksi individu
dgn lingkungannya khususnya menyangkut pengetahuan & sikap ttg kesehatan serta
tindakannya yg berhubungan dgn kesehatan & penyakit.
 Bloom : perilaku merupakan salah satu aspek yang menentukan derajat kesehatan
masyarakat

Perilaku kesehatan juga diartikan sebagai pola perilaku, tindakan dan kebiasaan yang
berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan kesehatan dan peningkatan kesehatan
(Gochman, 1998). Kasl dan Cobb (dalam Glanz, Rimer, & Viswanath, 2008) mendefinisikan tiga
kategori perilaku sehat, antara lain:
1. Perilaku pencegahan (Preventive health behaviour ) yaitu setiap aktivitas yang dilakukan
oleh seseorang yang yakin akan dirinya sendiri menjadi sehat, untuk tujuan mencegah atau
mendeteksi suatu penyakit sebelum gejala penyakit itu muncul.
Terdapat 2 tingkatan yaitu:
a. Primary preventive: langsung mencegah penyakit: medical activities (minum vitamin),
non medical act (minum jamu)
b. Secondary preventive: tidak langsung mencegah penyakit (rekresi).
2. Perilaku sakit (illness behaviour) yaitu suatu aktivitas yang dilakukan oleh seseorang yang
merasakan dirinya sakit, untuk menentukan keadaan kesehatannya dan menemukan obat
yang cocok untuk dirinya.
4 unsur utama dalam memahami perilaku sakit :
a. Perilaku sakit itu sendiri (alternative perilaku)
1. Mencari pertolongan medis dari berbagai sumber atau pemberi layanan.
2. Fragmentasi perawatan medis.
3. Menunda upaya mencari pertolongan sesuai dengan gejala atau keadaan yang
dirasakan.
4. Melakukan pengobatan sendiri.
5. Membatalkan atau menghentikan pengobatan.
b. Sekuensinya peristiwa medis 5 tingkat
1. Pengalaman dengan gejala penyakit (3 dimensi gejala orang sakit : ada rasa sakit,
kurang enak badan, Karena tahu maka bisa menafsirkan akibat penyakit , Ada rasa
taku dan cemas
2. Saat tahu dirinnya sakit mencoba untuk mengobati sendiri (keluarga mencari sistem
rujukan awam-lay referral system. Supaya dapat pengakuan untuk lepas dari
tanggungjawab sosialx.
3. Tunduk pada aturan dokter.
4. Sembuh dan
5. masa rehabilitasi.
c. Tempat atau ruang lingkup
d. Variasi perilaku selama tahap-tahap perawatan medis
3. Perilaku peran sakit (sick-role behaviour) yaitu individu yang menganggap dirinya sakit dan
melakukan sebuah aktivitas yang bertujuan untuk kesembuhan.
Menurut Notoatmodjo (2012), orang yang sedang sakit mempunyai peran (roles), yang
mencakup hak-haknya (rights), dan kewajiban sebagai orang sakit (obligation). Perilaku
peran orang sakit ini antara lain:
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
b. Tindakan mengenal atau mengetahui fasilitas kesehatan yang tepat untuk memperoleh
kesembuhan.
c. Melakukan kewajibannya sebagai pasien antara lain mematuhi nasihat-nasihat dokter
atau perawat untuk mempercepat kesembuhannya.
d. Tidak melakukan sesuatu yang merugikan bagi proses penyembuhannya.
e. Melakukan kewajiban agar tidak kambuh penykitnya, dan sebagainya.

Berdasarkan uraian di atas dapat disimpulkan bahwa, perilaku sehat adalah perilaku atau
kegiatan yang dilakukan oleh individu untuk pemeliharaan kesehatan, mempertahankan
kesehatan, pemulihan kesehatan dan meningkatkan kesehatan tanpa memandang status dari
kesehatan yang ada pada diri individu, demi mencapai sebuah tujuan untuk hidup sehat.

Faktor-faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Kesehatan


Menurut model perubahan perilaku Precede-Proceed dari Lawrence Green dan M. Kreuter
(2005), menyatakan bahwa perilaku kesehatan dipengaruhi oleh faktor-faktor individu maupun
lingkungan. Lawrence Green mencoba menganalisis perilaku manusia dari tingkat kesehatan.
Kesehatan seseorang atau masyarakat dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yakni faktor perilaku
(behavior causes) dan faktor di luar perilaku (non behavior causes). Selanjutnya perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor utama, yang dirangkum dalam akronim Precede: Predisposing,
Enabling, dan Reinforcing Causes in Educational Diagnosis and 14 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta Evaluation. Precede ini adalah merupakan arahan dalam menganalisisatau diagnosis
dan evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan (promosi) kesehatan. Precede adalah
merupakan fase diagnosis masalah.
Model Precede-Proceed merupakan salah satu model yang paling baik untuk perencanaan,
pelaksanaan, dan evaluasi program promosi kesehatan. Precede fase 1 sampai dengan 4 berfokus
pada perencanaan program, sedangkan bagian Proceed fase 5 sampai dengan 8 berfokus pada
implementasi dan evaluasi. Delapan fase dari model panduan dalam menciptakan program
promosi kesehatan, dimulai dengan hasil yang lebih umum ke hasil yang lebih spesifik. Proses
secara bertahap mengarah ke penciptaan sebuah program, pemberian program, dan evaluasi
program.
Pada fase ketiga penilaian edukasi dan ekologi (educational and ecological assessment),
faktor-faktor yang memiliki potensi untuk mempengaruhi lingkungan dan determinan perilaku
diklasifikasikan menurut dampaknya. Tipe dampak tersebut diklasifikasikan menjadi tiga
kelompok utama, yaitu: faktor predisposisi, faktor pemungkin, dan faktor penguat.
1. Faktor Predisposisi (predisposing factors)
Faktor predisposisi merupakan faktor yang mempermudah dan mendasari untuk terjadinya
perilaku tertentu. Faktor predisposisi secara umum dapat dikatakan sebagai pertimbangan- 15
Poltekkes Kemenkes Yogyakarta pertimbangan personal dari suatu individu atau kelompok
yang mempengaruhi terjadinya perilaku. Pertimbangan tersebut dapat mendukung atau
menghambat terjadinya perilaku. Faktor yang termasuk kedalam kelompok faktor
predisposisi antara lain pengetahuan, sikap, nilai-nilai budaya, persepsi, dan beberapa
karakteristik individu seperti umur, jenis kelamin, tingkat pendidikan, dan pekerjaan.
2. Faktor Pemungkin (enabling factors) Faktor pemungkin merupakan faktor yang
memungkinkan atau memfasilitasi perilaku dan kemudahan untuk mencapainya. Faktor-
faktor ini mencakup ketersediaan sarana dan prasarana atau fasilitas kesehatan bagi
masyarakat seperti rumah sakit, puskesmas, poliklinik, posyandu, polindes, dan sebagainya;
ketercapaian pelayanan kesehatan baik dari segi jarak maupun segi biaya dan sosial; adanya
peraturan-peraturan dan komitmen masyarakat dalam menunjang perilaku tertentu tersebut.
Faktor ini merupakan kondisi dari lingkungan, memfasilitasi dilakukannya suatu tindakan
oleh individu atau organisasi.
3. Faktor Penguat (reinforcing factors)
Faktor penguat merupakan faktor yang untuk terjadinya perilaku tersebut. Faktor penguat
merupakan faktor yang memperkuat suatu perilaku dengan memberikan penghargaan secara
terus menerus pada perilaku dan berperan pada terjadinya 16 Poltekkes Kemenkes
Yogyakarta suatu pengulangan. Faktor ini juga meliputi konsekuensi dari tindakan yang
menentukan apakah pelaku menerima umpan balik yang positif dan akan mendapat
dukungan sosial. Kelompok faktor penguat meliputi pendapat, dukungan sosial, pengaruh
teman, kritik baik dari teman-taman atau lingkungan bahkan saran dan umpan balik dari
petugas kesehatan.

Domain perilaku kesehatan


Menurut Bloom :
 Cognitive domain (kognitif)
 Affective domain (afektif)
 Psychomotor domain (psikomotor)
Indikator perilaku kesehatan dan pengukurannya
Dalam perkembangannya, para ahli menetapkan indikator pengukuran dari ketiga dominan
menjadi indikator perilaku kesehatan :
1. Pengetahuan kesehatan (health knowlegde)
Pengetahuan kesehatan ini meliputi:
 Pengetahuan tentang penyakit menular dan tidak menular
 Pengetahuan tentang faktor-faktor yang terkait dan /atau mempengaruhi kesehatan
 Pengetahuan tentang fasilitas yankes yang profesonal maupun yang tradisional
 Pengetahuan untuk menghindari kecelakaan
2. Sikap terhadap kesehatan (health attitude)
Adalah pendapat atau penilaian seseorang terhadap hal hal yang berkaitan dengan
pemeliharaan kesehatan.
3. Praktik kesehatan (health practice)
Adalah semua kegiatan atau aktivitas seseorang dalam rangka memelihara kesehatan.
Referensi referensi

1. Bartholomew L.K., Parcel G.S., Kok G., Gottlieb N.H., Planning Health Promotion
Programs 2nd ed., 2006, John Wiley & Sons, Inc., San Francisco
2. Glanz K., Lewis F.M., Rimer B.K., Health Behavior and Health Education, 1997, Jossey-
Bass Inc., San Francisco
3. Tones K., Green J. (2008). Health Promotion Planning and Strategies. London: SAGE
Publication, Ltd.
4. World Health Organization. (2014). Health in All Policies: Helsinki Statement,
Framework for Country Action. Geneva: WHOPress.
5. Guttmacher S., Kelly PJ., Ruiz Y. 2010. Community-based Health Intervention:
principles and applications. Jossey-Bass, San Francisco
6. http://keperawatankomunitas.blogspot.com/2009/09/konsep-perilaku-dan- perubahan-
perilaku.html
7. Notoatmodjo, Soelidjo.2003. Ilmu Kesehatan Masyarakat.Jakarta: Rineka Cipta
8. Notoatmodjo, Soekidjo.2010. Promosi Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
9. Notoatmodjo, Soelidjo.2003. Pendidikan dan Prilaku Kesehatan.Jakarta: Rineka Cipta
10. Notoadmojodjo Soelidjo.2014. Ilmu Perilaku Kesehatan Jakarta : Rineka Cipta

Anda mungkin juga menyukai