Anda di halaman 1dari 4

NAMA : REFMI EVA YULIANTI

KELAS : B/TANJUNG
AJ KEBIDANAN SEMESTER 1
TEORI-TEORI PERUBAHAN PERILAKU
A. Teori Perubahan Perilaku
Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perubahan perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan atau
penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang lainnya,
banyak teori tentang perubahan perilaku.
1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)
Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku
tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources)
2. Teori Festinger (Dissonance Theory)
Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
ketidak seimbangan (dissonance).
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi
karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam
konteks kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus
sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
4. Teori Kurt Lewis
Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu
keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan
penahan (restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila
terjadi  ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut.

B. Teori Perilaku Individu


1) Teori Health Belief Model (Rosenstock, 1996)
Health Belief Model (BHM) merupakan teori yang pertama kali dikemukakan
oleh Resenstock pada tahun 1966, yang kemudian disempunakan oleh Becker, dkk
pada tahun 1970 dan 1980. Teori BHM merupakan teori untuk mengetahui persepsi
individu menerima atau tidak kondisi kesehatan mereka. Menurut Janz dan Becker,
1984 mengungkapkan bahwa Health Belief Model merupakan suatu konsep yang
mengungkapkan alasan dari individu untuk mau atau tidak mau melakukan perilaku
sehat. Sedangkan menurut Hochbaum (dalam Hyden, 1958) HBM merupakan
perilaku kesehatan yang dipengaruhi oleh persepsi individu mengenai kepercayaan
mereka terhadap penyakit dan cara yang tersedia untuk mengurangi terjadinya gejala
penyait yang diderita. Health Belief Model terdapat empat dimensi yang dapat
Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku 41 menggambarkan bagaimana keyakinan
individu terhadap suatu perilaku sehat (Buglar, White & Robinson, 2009), dimensi-
dimensi tersebut antara lain:
a) Perceived Susceptibility = keyakinan individu mengenai kerentanan dirinya
terhadap suatu risiko penyakit dalam mendorong seseorang untuk melakukan
perilaku yang lebih sehat.
b) Perceived severity = suatu keyakinan individu terhadap keparahan penyakit.
c) Perceived barriers = aspek negatif pada individu yang menghalangi individu
tersebut untuk berperilaku sehat, karena untuk melakukan perubahan
bukanlah sesuatu hal yang mudah.
d) Perceived benefits = keyakinan akan manfaat yang dirasakan pada diri
individu apabila melakukan perilaku sehat (Janz& Becker, 1984).
e) Self-efficacy = kepercayaan pada diri sendiri terhadap kemampuan untuk
melakukan sesuatu (Bandura, 1977).
f) Cues to action = perilaku yang dipengaruhi oleh suatu hal yang menjadi
isyarat bagi seseorang untuk melakukan suatu tindakan atau perilaku.
2) The Theories of Reason Action and Planned Behavior
a) Theory of Reasoned Action (TRA) = sebuah teori yang menyatakan bahwa
keputusan untuk melakukan tingkah laku tertentu adalah hasil dari sebuah proses
rasional dimana pilihan tingkah laku dipertimbangkan, konsekuensi dan hasil dari
setiap tingkah laku dievaluasi dan sebuah keputusan sudah dibuat, apakah
bertingkah laku tertentu atau tidak.
Seseorang berperilaku tergantung pada niat. Niat dipengaruhi oleh:
1. Attitude:
 Sikap dlm teori ini: perasaan seseorang terhadap dirinya sendiri jika
melakukan perilaku (A)
 Persepsi konsekuensi: pentingnya akibat perilaku A menurut bayangannya
(Ax)
2. Norma subyektif:
 Normative belief: persepsi terhadap norma significant other jika seseorang
melakukan perilaku (B)
 Motivation to comply: derajat motivasi untuk mematuhi B (Bx)

b) Theory of Planned Behavior (TPB) atau Teori Perilaku Berencana Teori ini
diusulkan oleh Icek Ajzen di tahun 1985. Teori ini merupakan perluasan dari
TRA dengan menambahakan komponen yang belum ada dalam TRA. Kontrol
perilaku persepsian (perceived behavioral control). Konstruk ini ditambahkan di
TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi oleh kekurangan-
kekurangannya dan keterbatasanketerbatasan dari kekurangan sumber daya yang
digunakan untuk melekukan perilakunya.
Perilaku selain dipengaruhi oleh:
1. Attitude
2. Norma subjective
Juga dipengaruhi oleh Persepsi mengontrol perilaku
Persepsi mengontrol perilaku (perceived control behavior) dipengaruhi oleh:
1. Control beliefs
2. Perceived power
c) Integrated Behavioral Model (IBM) merupakan teori perilaku yang merupakan
pengembangan dari dua teori sebelumnya, yakni Theory Reason Action (TRA)
dan Theory Planned Behaviour (TPB). IBM menekankan bahwa penentu yang
paling penting dari perubahan perilaku seseorang adalah behavioral intention
(niatan berperilaku). IBM menekankan pentingnya niat sebagai motivasi untuk
berperilaku.
d) Antecedents, Behaviour dan Consequences (ABC) Perilaku dapat dipelajari
dan diubah dengan cara mengidentifikasi dan memanipulasi keadaan suatu
lingkungan yang mendahului (anteseden) serta yang mengikuti suatu perilaku
(konsekuen). Elemen inti dari teori ABC adalah antecedentbehavior-
consequences, yaitu sebuah perilaku dipicu oleh beberapa rangkaian peristiwa
anteseden (sesuatu yang mendahului sebuah perilaku dan secara kausal terhubung
dengan perilaku tersebut), kemudian sebuah perilaku diikuti oleh konsekuensi
(hasil nyata dari perilaku yang dapat meningkatkan atau menurunkan
kemungkinan perilaku tersebut untuk berulang kembali)

C. Teori Interpersonal
1. Social Learning Theory = Teori belajar sosial memfokuskan pada hubungan segitiga
antara :ORANG (menyangkut proses kognitif), PERILAKU, dan LINGKUNGAN.
2. Social Cognitive Theory
- Environment dan behavior saling mempengaruhi
- Adanya vicarious learning: belajar sambil mengamati lingkungan sekitarnya
- Ada satu faktor lain yang juga mempengaruhi yakni variable personal
(karakteristik)
3. Teori Diffusi Innovasi = Suatu proses dimana perilaku baru merupakan suatu inovasi
yang dikomunikasikan melalui suatu saluran oleh sumber (pembawa inovasi) kepada
kelompok sasaran.

D. Teori Perubahan Perilaku Tingkat Organisasi


1. Stage theory
organisasi didorong untuk bergerak secara bertahap menuju perubahan yang
diinginkan dengan tahapan :
a. Problem definition (awareness stage)
b. Initiation of action (adoption stage)
c. Implementation of change
d. Institutionalization of change
2. Organizational Development Theory
3. Teori Hubungan Interorganisasi (Interorganizational theory) (Glanz, 2008)
Bagaimana beberapa organisasi bekerja sama untuk menyelesaikan permasalahan
bersama
a. Menentukan organisasi yang berkepentingan dengan masalah
b. Menilai tahap dimana organisasi lain merasa berkepentingan
c. Menjalin kerja sama sejauh yang diinginkan organisasi-organisasi yang terlibat

4. Community Coalition Action Theory-CCAT (Glanz, 2008)

E. Teori-Teori Perubahan Perilaku Tingkat Komunitas


1. Teori Norma Sosial = berusaha memanfaatkan norma yang ada dalam masyarakat
untuk merubah perilaku. Metode untuk Merubah Norma Sosial (Bartholomew,
2006) :
- Mass media role-modelling
- Entertainment education
- Behavioral journalism
- Mobilizing social network
2. Teori Kesadaran Sosial = Anggota satu komunitas menyadari untuk bertindak bagi
komunitasnya karena adanya dorongan lingkungan sosial di sekitarnya. Metode
Tingkat Lingkungan (Bartholomew, 2006) :
- Participatory problem solving
- Advokasi
- Skills training
- Technical assistance
3. Teori Community organization/participation = Komunitas dengan kapasitas problem-
solving yang tinggi melakukan aksi bersama untuk merubah kondisi kesehatan
masyarakat. Metode yang digunakan pada teori ini :
- Problem solving yang partisipatif
- Pengorganisasian
- Pembentukan koalisi
- Advokasi
REFERENSI
Affandhy, L. R., & Nilamsari, N. (2017). SAFE BEHAVIOR ANALYSIS OF WORKERS
WITH ABC (ACTIVATORBEHAVIOR-CONSEQUENCE) MODEL.
Ajzen, I. 1988. Attitudes, Personality, and Behavior. MiltonKeynes, England: Open
University Press & Chicago, IL: Dorsey Press
Boskey, Elizabeth. 2019. Health Belief Model Use of a Condom May Hinge on Your
Perceived Risk of STDs. (Online) (https://www.verywellmind.com/health-belief-model
3132721) diaksespada 26 September 2019
Pakpahan, Martina dkk. 2021. Promosi Kesehatan dan Perilaku Kesehatan. Medan : Yayasan
kita penulis
Hikmawati, I.2011. Promosi Kesehatan untuk Kebidanan (1st ed) Nuha Medika
Irwan.2020. Ilmu Kesehatan Masyarakat Yogyakarta, CV Absolut Media
Si regar, P A., Harahap, R.A & Aida, Z, 2022. Promosi Kesehatan dalam Teori & Aplikasi.
Jakarta. Kencana
Cahya, Made, dkk. 2015. An Integrated Behavioral Model,
(Online),(https://docuri.com/download/ibm_59c1ca86f5817 50 Windi Chusniah Rachmawati
10b28605bab_pdf), diakses pada 25 September 2019.
Kholid, Ahmad, 2012. Promosi Kesehatan dengan pendekatan teori prilaku, media, dan
aplikasinya. Perpustakaan Nasional: Katalog Dalam Terbitan (KDT). Jakarata : Rajawali
Pers.
Notoatmodjo, Soekidjo, 2007. Promosi Kesehatan dan Ilmu Perilaku. PT RINIKA CIPTA.
Jakarta:

Anda mungkin juga menyukai