Anda di halaman 1dari 5

NAMA : CUT DINDA PUTRI RAHAYU

NIM : 2012101010009
Tutorial : TUTORIAL 07 ISS 02

TIK 3
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

A. Sejarah Theory of Planned Behavior.


Theory of Planned Behavior (TPB; Ajzen 1988, 1991) adalah sebuah teori
perluasan dari Theory Of Reasoned Action (TRA; Fishbein dan Ajzen 1975; Ajzen dan
Fishbein 1980) yang melanjutkan penjelasan mengenai ketertarikan perhatian dalam
psikologi (Sheppard dkk. 1988; Ajzen 2001). Kedua model mempertimbangkan proses
yang disengaja dilakukan dan implikasinya terhadap perilaku individu. Theory of
reasoned action (TRA) berasal dari penelitian Fishbein mengenai sikap atau pendirian
individu yang disebabkan oleh perilaku. (Fishbein, 1967) dan analisa gangguan untuk
memprediksi perilaku individu terhadap sikapnya.

B. Definisi Theory of Planned Behavior.


Theory of planned behavior adalah teori yang menekankan pada rasionalitas dari
tingkah laku manusia juga pada keyakinan bahwa target tingkah laku berada di bawah
kontrol kesadaran individu. Perilaku tidak hanya bergantung pada intensi seseorang,
melainkan juga pada faktor lain yang tidak ada dibawah kontrol dari individu, misalnya
ketersediaan sumber dan kesempatan untuk menampilkan tingkah laku tersebut (Ajzen,
2005)
C. Prinsip Theory of Planned Behavior
Prinsip dalam teori ini adalah prinsip kesesuaian (principle of compatibility) yang
menjelaskan sikap dan perilaku yang dibagi dengan empat elemen yaitu aksi, target,
konteks dan waktu, dan hubungan antara sikap dan perilaku akan maksimal jika setiap
elemennya berfungsi secara maksimal.
Maka, perilaku terdiri dari :
(a) aksi atau perilaku yang dilakukan,
(b) performa target atau obyek,
(c) konteks, dan
(d) waktu spesifik,
Contohnya :
seseorang yang fokus pada kebersihan mulut akan
(a) menyikat
(b) gigi
(c) dikamar mandi
(d) setiap pagi setelah sarapan.

Teori ini secara jelas menggambarkan hubungan antara keyakinan (beliefs), sikap
(attitude), kehendak atau intense (intention), da perilaku (behavior).

D. Komponen Theory of Planned Behavior


1. Behavioral belief yang memengaruhi attitude toward behavior. Behavioral belief
adalah hal-hal yang diyakini individu mengenai sebuah perilaku dari segi positif dan
negatif atau kecenderungan untuk bereaksi secara afektif terhadap suatu perilaku.
Sedangkan attitude toward behavior yaitu sikap individu terhadap suatu perilaku
diperoleh dari keyakinan terhadap konsekuensi yang ditimbulkan oleh perilaku
tersebut.
2. Normative belief yang memengaruhi subjective norms. Normative belief adalah
norma yang dibentuk orang-orang disekitar individu yang akan berpengaruh dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan subjective norms didefinisikan sebagai adanya
persepsi individu terhadap tekanan sosial yang ada untuk menunjukkan atau tidak
suatu perilaku. Subjective norms ini identik dengan belief dari seseorang tentang
reaksi atau pendapat orang lain atau kelompok lain tentang apakah individu perlu,
harus, atau tidak boleh melakukan suatu perilaku, dan memotivasi individu untuk
mengikuti pendapat orang lain tersebut (Michener, Delamater, & Myers, 2004)
3. Control belief yang memengaruhi perceived behavior control. Control belief adalah
pengalaman pribadi, atau orang disekitar akan mempengaruhi pengambilan keputusan
individu. Perceived behavioral control adalah keyakinan bahwa individu pernah
melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu. Percieved behavior
control juga diartikan persepsi individu mengenai kontrol yang dimiliki individu
tersebut sehubungan dengan tingkah laku tertentu (Ismail dan Zain: 2008)

Ketiga komponen ini dipengaruhi oleh beberapa variabel seperti :


faktor personal berupa :
a. sikap umum,
b. kepribadian,
c. nilai hidup,
d. emosi,
e. kecerdasan;
f. faktor sosial berupa usia, jenis kelamin, etnis, pendidikan, penghasilan, dan
agama,

faktor infirmasi seperti :


a) pengalaman,
b) pengetahuan, dan
c) ekspos media.

Ketiga komponen ini pula akan memengaruhi intensi atau kehendak individu
dalam berperilaku nantinya. Fishbein dan Ajzen (1975) mendefinisikan intensi
sebagai komponen dalam diri individu ayang mengacu pada keinginan untuk
melakukan tingkah laku tertentu. Bandura (1986) menyatakan intensi merupakan
suatu ebulatan tekad untuk melakukan aktivitas tertentu atau menghasilkan suatu
kedaan tertentu di masa depan.
Komponen yang memengaruhi perceived behavior control dan behavior secara
langsung disebut actual behavior control.

E. Faktor Yang Menentukan Theory of Planned Behavior


Theory of Planned Behavior menjelaskan bahwa perilaku yang dilakukan oleh
individu timbul karena adanya niat untuk berperilaku. Berdasarkan teori ini dapat
diketahui bahwa niat terbentuk dari attitude toward behavior, subjective norm, perceived
behavioral control yang dimilki individu. Theory of Planned Behavior menjelaskan
bahwa niat individu dalam menujukkan suatu perilaku ditentukan oleh tiga faktor yaitu :
1. Sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior)
Sikap terhadap perilaku (attitude toward behavior) merupakan evaluasi secara
positif atau negatif terhadap suatu benda, orang, instusi, kejadian, perilaku atau niat
(Ajzen, 2005).

2. Norma subyektif (subjective norm)


Norma subyektif merupakan faktor diluar individu yang menunjukkan persepsi
seseorang tentang perilaku yang dilaksanakan.

3. Persepsi kontrol atas perilaku (perceived behavioral control).


Persepsi kemampuan mengontrol perilaku adalah persepsi atau kemampuan diri
individu mengenai kontrol individu tersebut atas suatu perilaku

F. Kelebihan Theory of Planned Behavior


Teori ini dapat memberi pegangan untuk menganalisa komponen perilaku dalam
item yang operasional. Hal ini memudahkan berbagai tipe pencegahan yang dapat
dipertimbangkan.
Sasaran teori ini adalah prediksi perilaku yang dapat diamati secara langsung dan
dibawah kendali seseorang. Teori ini juga relative mudah diaplikasikan pada
pengggunaan substansi tertentu seperti rokok, narkoba, alcohol, perilaku makan,
penggunaan kondom, dan lain sebagainya.

G. Kelemahan Theory of Planned Behavior


Teori ini masih relatif baru dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak
dikenal (Smet: 1994). Selain itu pemanfaatan teori ini membutuhkan bantuan atau control
dari orang lain. Orang lain sangat berpengaruh terhadap komponen teori ini.
H. perbedaan Theory of Planned Behavior dengan Thepry of Reasoned Action
Perbedaan utama antara TRA dan TPB adalah tambahan penentu intensi berperilaku
yang ketiga, yaitu perceived behavioral control (PBC).
PBC ditentukan oleh dua faktor yaitu :
1. control beliefs (kepercayaan mengenai kemampuan dalam mengendalikan) dan
2. perceived power (persepsi mengenai kekuasaan yang dimiliki untuk melakukan
suatu perilaku).
PBC mengindikasikan bahwa motivasi seseorang dipengaruhi oleh bagaimana ia
mempersepsi tingkat kesulitan atau kemudahan untuk menampilkan suatu perilaku
tertentu. Jika seseorang memiliki control beliefs yang kuat mengenai faktor-faktor
yang ada yang akan memfasilitasi suatu perilaku, maka seseorang tersebut memiliki
persepsi yang tinggi untuk mampu mengendalikan suatu perilaku.

REFERENSI
Conner, M and Norman, P. (2003). Predictiong Health Behaviour, Research and Practice with
Social Cognition Model. Buckingham: Open Univeristy Press
Fairuz, M. Fizi, dkk. (2014). Theory of Planned Behavior. Surabaya: Fakultas Psikologi
Universitas Airlangga.
JE Nitriya, (2016). Model Theory of Reasoned Action. Di unduh dari : http://dspace.uii.ac.id
(Diakses Pada : Senin, 17 Mei 2021, 20.00 WIB)
Khanifah (2017). Pengaruh Attitude Toward Behavior, Subjective Norm, Perceived
Behavioral Control Pada Intention Whistleblowing. Di unduh dari :
http://publikasiilmiah.unwahas.ac.id (Diakses Pada : Senin, 17 Mei 2021, 20.30 WIB)

Anda mungkin juga menyukai