Puji dan syukur penulis panjatkan kehadirat Allah SWT atas rahmat, hidayah dan karunia-
Nya, sehingga penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah dengan judul theory of
planned behavior. Shalawat beriringkan salam penulis sanjungkan kepada Nabi Besar
Muhammad SAW yang telah membawa umatnya dari alam kebodohan kealam yang penuh
dengan ilmu pengetahuan.
Penyusunan makalah ini dibuat dalam rangka memenuhi salah satu tugas mata kuliah Ilmu
Sosial dan Perilaku Kesehatn. Dalam membuat makalah ini penulis menyusunnya sesuai
sumber yang penulis dapatkan baik dari buku maupun jurnal. Mudah-mudahan makalah ini
dapat dicermati dan berguna bagi para pembaca.
Penulis menyadari atas segala kekurangn dan ketidak sempurnaan laporan ini. Oleh karena
itu, penulis mengharapkan kritik dan saran kontruksif dari pembaca sekalian demi perbaikan
penulis kearah yang lebih sempurna nantinya.
Penulis
1
BAB I
PENDAHULUAN
3
BAB II
LANDASAN TEORI
4
Bagan 2 Theory of Planned Behavior
TPB menjelaskan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam kepercayaan,
yaitu (a) kepercayaan perilaku (behavioral beliefs), yaitu kepercayaan tentang kemungkinan
terjadinya perilaku, (b) kepercayaan normatif (normative beliefs), yaitu kepercayaan tentang
ekspektasi normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut, (c)
kepercayaan kontrol (control beliefs), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor
yang akan memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsi dari
faktor- faktor tersebut.
Secara keseluruhan, kepercayaan-kepercayaan perilaku membentuk suatu sikap
menyukai atau tidak menyukai terhadap perilaku, kepercayaan normatif menghasilkan
tekanan sosial atau norma subyektif, dan kepercayaan kontrol akan memberikan kontrol
perilaku persepsi. Sikap terhadap perilaku, norma subyektif, dan kontrol perilaku persepsi,
akan menimbulkan niat perilaku (behavioral intention) dan selanjutnya terbentuk perilaku
(behavior).
Theory of Planned Behavior adalah teori yang meramalkan pertimbangan perilaku
karena perilaku dapat dipertimbangkan dan direncanakan (Filadelfia 2015). Peachetal.,
(2006); Wellington et al,. (2006) dalam Nuary (2010), menyatakan bahwa Theory of Planned
Behavior memiliki keunggulan dibandingkan teori keperilakuan yang lain, karena Theory of
Planned Behavior merupakan teori perilaku yang dapat mengidentifikasikan keyakinan
5
seseorang terhadap pengendalian atas sesuatu yang akan terjadi dari hasil perilaku, sehingga
membedakan antara perilaku seseorang yang berkehendak dan yang tidak berkehendak.
6
Keyakinan normatif yang mempengaruhi norma subjektif.
Kepercayaan normatif adalah norma yang digunakan orang orang yang akan
mempengaruhi dalam pengambilan keputusan. Sedangkan norma-norma subyektif
menjadi sebagai individu persepsi terhadap sosialisasi yang ada untuk menunjukkan
atau tidak perilaku. Norma-norma subyektif ini identik dengan keyakinan dari
seseorang tentang perbuatan atau orang lain atau orang lain yang perlu, harus,
atau tidak boleh melakukan perilaku, dan memotivasi orang untuk mengetahui
orang lain tersebut.
Kontrol keyakinan yang memengaruhi kontrol perilaku yang dirasakan.
Pengendalian keyakinan adalah pengalaman pribadi, atau orang-orang yang
akan mempengaruhi hasil individu. Kontrol perilaku yang dirasakan adalah
keyakinan bahwa individu pernah melakukan atau tidak pernah melaksanakan
perilaku tertentu. Kontrol perilaku cerdik dan diartikan persepsi individu yang
berhubungan dengan tingkah laku tertentu.
7
yang telah meningkat enam kali lipat dan produksi pestisida telah meningkat
sekitar dua puluh kali.
Subjective Norms
Banyak orang bersedia membayar premi besar untuk makanan yang
diproduksi secara organik seperti buah organik yang dihasilkan dan vegetasi khusus.
Saat ini diperkirakan permintaan untuk produk premium semakin meningkat.
Banyaknya orang yang melakukan hal tersebut turut memengaruhi keputusan
individu dalam masyarakat tersebut untuk turut membayar tinggi demi konsumsi
sayuran organik.
Perceived Behavioral Control
Pengalaman individu dalam konsumsi sayuran organik terjadi sejak akhir
perang dunia kedua di US. Hal ini meningkatkan individual awareness dan
memutuskan mengkonsumsi makanan yang aman dan sehat. Dewasa ini, teori ini
juga dapat diterapkan untuk beberapa perilaku sehat lainnya, seperti
pencegahan perilaku merokok. Komponen attitude toward behavior dari
pencegahan perilaku merokok adalah membuat perokok percaya akan hal positif
dan negatif dari merokok sehingga ia memiliki kecenderungan untuk sadar akan
konsekuensi merokk. Komponen subjective norms adalah orang-orang disekitar
perokok yang diminta atau dibuat untuk mendukung perokok berhenti merokok;
perokok juga distimulasi agar menginternalisasi bahwa ia harus berhenti merokok.
Lalu, komponen perceived behavioral control adalah penggalian pengalaman
buruk akibat merokok serta mendukung perokok agar mengkontrol perilaku
merokoknya.
Referensi
Achmat Z. 2010. Theory of Planned Behavior, Masihkah Relevan?. Diperoleh dari
https://www.academia.edu/6121811/THEORY_OF_PLANNED_BEHAVIOR_MA
SIHKAH_RELEVAN. Diakses pada 21 Desember 2022.
Ajzen, I. (1985). From intentions to actions: A Theory of Planned Behavior (pp. 11-39).
Springer Berlin Heidelberg. Diperoleh dari http://people.Umass.edu/aizen/pdf/tpb.
intervention.pdf. Diakses pada 21 Desember 2022.
Azjen, I. (1991). The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human
Decision Processes Vol. 50, No. 2, Halaman 179-211 (1991). Diperoleh dari
https://www.researchgate.net/publication/272790646_The_Theory_of_Planned_Be
havior. Diakses pada 21 Desember 2022.
9
Rimer B.K., Viswanath K. (2008). Health Behaviour and Health Education 4th Edition.
The United States of America : Jossey-Boss. Diperoleh dari
https://www.google.co.id/books/edition/Health_Behavior_and_Health_Education/
1xuGErZCfbsC. Diakses pada 21 Desember 2022.
10