TINJAUAN PUSTAKA
seseorang.
Unisba.Repository.ac.id
banyak digunakan dalam penelitian lain dibidang psikologi kesehatan
Theory of Reasoned Action (TRA) yang disusun oleh Icek Ajzen dan
dampaknya terbatas hanya pada tiga hal. Pertama, perilaku tidak banyak
ditentukan oleh sikap umum, tapi oleh sikap spesifik terhadap sesuatu.
Kedua, perilaku dipengaruhi tidak hanya oleh sikap tetapi juga oleh
orang lain inginkan untuk mereka perbuat. Ketiga, sikap terhadap suatu
Unisba.Repository.ac.id
perilaku bersama norma-norma subjektif membentuk suatu intensi atau
dinilai dapat memberikan dampak positif terhadap diri mereka dan adanya
perilaku tersebut.
perilaku dan norma subjektif yang dianut individu tentang suatu perilaku,
dihayati oleh individu. Dalam TPB ketiga komponen ini saling berinteraksi
dan menjadi determinan bagi intensi yang pada akhirnya akan menentukan
Unisba.Repository.ac.id
yakni selalu mempertimbangkan informasi-informasi dan implikasi dari
tertentu. Selain itu pengukuran terhadap intensi juga dapat dilakukan untuk
2.2.1 Intensi
tersebut.
Unisba.Repository.ac.id
subjective probability that he will perform some behavior”.(Ajzen,
Unisba.Repository.ac.id
ketiga adalah faktor kontrol volisional. Yang dimaksud dengan
Unisba.Repository.ac.id
tertentu. Hubungan antar faktor determinan dan intensi dapat
Behavioral Attitude
Beliefs Toward
Behavior
Subjective
Normative Norm INTENTION
Beliefs
Perceived
Control Behavioral
Beliefs Control
persamaan berikut :
BI = (AB)w1+(SN)w2+(PBC)w3
Unisba.Repository.ac.id
Keterangan :
BI : Behavior Intention
Unisba.Repository.ac.id
yang terkait dengan perasaan individu terhadap
behavior”
Unisba.Repository.ac.id
menilai perilaku tersebut sebagai perilaku yang tidak
A b = ∑b i. e i
mendefinisikan SN sebagai,
Unisba.Repository.ac.id
perform the behavior in question.”(Ajzen, Icek. Attitides,
Unisba.Repository.ac.id
SN = ∑ ni mi
SN = Subjective Norm
mi = Motivation to comply
Unisba.Repository.ac.id
obstracles” (Ajzen, Icek. Attitides, Personality, and
Behavior. 2005)
dihadapi.
tersebut.
Unisba.Repository.ac.id
Kuat lemahnya PBC juga menunjukkan tentang
PBC = ∑c i pi
Keterangan :
Unisba.Repository.ac.id
C i = Control belief mengenai ada atau tidaknya
faktor i
menghambat perilaku
Unisba.Repository.ac.id
Walaupun seorang individu dapat memiliki sejumlah belief
Unisba.Repository.ac.id
mencium soto ayam yang sedang dimasak, atau melihat
wanita cantik.
suatu atribut, atau individu dapat diberi tahu melalui sumber yang
Unisba.Repository.ac.id
ada di luar dirinya bahwa suatu obyek memiliki hubungan dengan
atribut tertentu.
Background
Behavioral Attitude
Factors :
Beliefs Toward
• Personal Behavior
General
attitudes
Personality
traits
Emotions Subjective
Intelligence Normative
Intention Behavior
Beliefs Norms
• Social
Age, Gender
Race,
Ethnicity Perceived
Education Control
Behavior
Income Beliefs
Religion Control
• Information
Experience
Knowledge
Media
exposure
Formation
Unisba.Repository.ac.id
2.2.4 Pengukuran Intensi
object).
Unisba.Repository.ac.id
2.3.2. Metode Pengukuran Intensi
Definisi yang hampir sama dikemukakan oleh Sari, Ari, Ramdhani, dkk
Sumarno (dalam Riadi, 2013) menjelaskan dua cara merokok yang umum
Unisba.Repository.ac.id
kedua merupakan cara yang lebih moderat yaitu hanya menghisap asap
melalui mulut atau hidung sehingga dapat juga terhisap oleh orang-orang
disekitarnya.
hari
Unisba.Repository.ac.id
biasanya chippers tidak menjadi perokok berat sehingga sangat
Unisba.Repository.ac.id
keberanian, kesetia-kawanan dan percaya diri. Faktor lainnya
psikososial.
3. Tahap IV : Relapse
jumlah besar.
Unisba.Repository.ac.id
Ada beberapa situasi yang mempengaruhi pre-lapse yaitu high
Unisba.Repository.ac.id
lama merokok juga dapat mempengaruhi kemungkinan seseorang
tubuhnya yang sudah terbiasa dengan paparan nikotin dan zat aditif
Merokok
merokok
kesehatan
Unisba.Repository.ac.id
2.4. Kerangka Pemikiran
Unisba.Repository.ac.id
seseorang. Hal ini dikarenakan menurut TPB perilaku seseorang
merupakan suatu hal yang terencana. Suatu perilaku tidak muncul dengan
suatu perilaku.
suatu perilaku. Didalam TPB faktor ini disebut dengan norma subjektif
individu tentang ada atau tidaknya faktor lain diluar dirinya yang dapat
Unisba.Repository.ac.id
adalah apakah individu mampu mengatasi hambatan yang ada ataupun
dampak positif untuk dirinya dan dampak tersebut dinilai sebagai hal yang
positif sikap dan norma subjektif terhadap suatu perilaku, serta semakin
kuat kontrol yang dimiliki individu terhadap faktor kontrol volisional yang
ada, maka akan semakin kuat intensi individu untuk melakukan perilaku
tertentu.
Unisba.Repository.ac.id
merokok pada mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba dapat dilakukan
atau sikap yang negatif terhadap perilaku merokok. Semakin positif sikap
yang dimiliki, maka akan semakin kuat intensi yang dimiliki oleh
positif bagi diri mereka dan meyakini bahwa dampak tersebut merupakan
hal yang menyenangkan, maka mereka akan membentuk sikap yang positif
terhadap perilaku merokok, atau dengan kata lain merokok akan dianggap
banyak dampak negatif bagi diri mereka serta dampak tersebut dinilai
sebagai hal yang tidak menyenangkan, maka yang akan terbentuk adalah
sikap negatif dan merokok akan dinilai sebagai perilaku yang tidak disukai
Unisba.Repository.ac.id
Dengan kata lain dapat dikatakan bahwa semakin positif sikap
merokok maka akan semakin kuat intensi yang dimiliki mahasiswa untuk
dimiliki semakin negatif maka akan semakin lemah intensi yang dimiliki
negatif yang mungkin timbul. Kondisi ini pada akhirnya dapat memicu
Unisba.Repository.ac.id
lingkungan sosial mereka. Subjective norm dibentuk oleh dua hal yakni
sebagai keyakinan yang dimiliki oleh mahasiswa tentang ada atau tidaknya
untuk tetap merokok. Hal ini terjadi ketika mahasiswa tidak memiliki
Unisba.Repository.ac.id
atau significant person tidak menyetujui perilaku merokok yang dilakukan.
Selain itu mahasiswa juga memiliki motivasi yang tinggi untuk mengikuti
merokok.
beberapa significant person seperti orang tua, pasangan, dan dosen dari
Unisba.Repository.ac.id
merokok yang diasumsikan berdasarkan refleksi pengalaman masa lalu
sumber daya untuk melakukan hal tersebut, maka mereka akan cenderung
sebaliknya.
perilaku merokok juga ditentukan oleh dua hal, yaitu control belief dan
control belief, maka akan semakin besar pula peluang mahasiswa untuk
Unisba.Repository.ac.id
Pihak Fakultas Kedokteran Unisba menetapkan adanya larangan
Unisba.Repository.ac.id
kuat kontrol yang dimiliki terhadap faktor kontrol volisional
maka akan semakin kuat pula intensi yang dimiliki untuk melakukan
yang positif serta kuatnya kontrol yang dimiliki dapat membentuk intensi
yang kuat pada diri mahasiswa Fakultas Kedokteran Unisba untuk terus
Unisba.Repository.ac.id
Meskipun demikian, dalam bukunya Ajzen juga mengatakan
suatu perilaku juga dapat terjadi meski tanpa melalui intensi. Hal ini terjadi
dengan actual behavioral control yang dimiliki. Ketika hal tersebut terjadi
terhadap perilaku tersebut. Hal ini terjadi karena individu tersebut karena
ia memiliki sikap dan norma yang negatif terhadap perilaku tersebut. Hal
ini terjadi ketika individu melihat adanya kesempatan dan sumber daya
Unisba yang merokok. Perilaku merokok yang selama ini mereka lakukan
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id
Unisba.Repository.ac.id