Anda di halaman 1dari 9

MAKALAH

MATA KULIAH - FAKTOR MANUSIA

“THEORY OF REASONED ACTION (TRA)”

DISUSUN OLEH:
KELOMPOK 3

AMBI PRADIPTHA (1606855584)


ALFINA HAPSARI (1606943845)
DIMAS BRILLIANT S
EDRIC SUGITO (1606855666)
FAUZAN
WARDATUL HAMRO (1606944141)
BAB I
PENDAHULUAN

1.1. Latar Belakang

Setiap individu mempunyai perilaku yang beragam. Keberagaman perilaku tersebut didasari oleh
banyak faktor penentu (determinan), sehingga keberagaman perilaku tersebut menghasilkan teori-
teori terkait determinan perilaku manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan
pendapatnya tentang bagaimana suatu perilaku manusia dapat terbentuk dan faktor apa saja yang
mempengaruhi terbentuknya perilaku tersebut.

Salah satu teori perilaku adalah Theory of Reasoned Action (TRA) yang dijelaska oleh Atzen. Teori
ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku. Oleh
sebab itu, dalam makalah ini akan dibahas mengenai teori tersebut, untuk mengetahui bagaimana
perilaku seseorang terbentuk.

1.2. Tujuan

Tujuan penulisan makalah ini adalah:

1) Mengetahui gambaran mengenai Theory of Reasoned Action (TRA)


2) Mengetahui aplikasi terkait Theory of Reasoned Action (TRA)
3) Mengetahui kekurangan dan kelebihan dari Theory of Reasoned Action (TRA)
BAB II
PEMBAHASAN

2.1. Gambaran tentang Theory of Reasoned Action (TRA)

Theory of Reasoned Action (TRA) atau Teori Tindakan Beralasan atau Teori Aksi, pertama kali
diperkenalkan oleh Martin Fishbein dan Icek Ajzen pada tahun 1980. Teori ini menghubungkan
antara empat hal, yaitu: Keyakinan (Belief), Sikap (Attitude), Kehendak (Intention) dan Perilaku
(Behavior).

Teori Reasoned Action (TRA) secara luas digunakan sebagai teori prediksi perilaku yang merupakan
pendekatan sosial-psikologis untuk memahami dan memprediksi faktor-faktor penentu kesehatan
perilaku.

Selama bertahun-tahun, teori ini telah diterapkan terhadap beragam perilaku yang berhubungan
dengan kesehatan, seperti: penurunan berat badan, merokok, penyalahgunaan alkohol, perilaku
berisiko HIV, skrining mamografi, dsb. TRA juga banyak digunakan untuk memenuhi persyaratan
tindakan keselamatan dan kesehatan kerja (K3, seperti tindakan keselamatan dalam pertambangan
batubara, tingkat absensi karyawan, dan perilaku konsumen.

Memprediksi perilaku adalah tujuan akhir dari teori ini. Menurut teori ini, niat mempengaruhi
perilaku. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia berperilaku dengan cara
yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia. Dalam teori ini, Ajzen
menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku menentukan akan dilakukan atau
tidak dilakukannya perilaku tersebut.

Lebih lanjut, Ajzen mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu
dipengaruhi oleh dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards
behavior) dan yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective
norms). Hal tersebut sebagaimana yang digambarkan pada bagan berikut:
Sumber: Ajen,I., Fishbein, M. (1980) Understanding attitudes and predicting social behavior. New Jersey: Prentice-Hall, Inc.
Dari bagan diatas, secara umum kompenen-komponen Teori Reasoned Action (TRA) dapat
dijelaskan sebagai berikut berikut:

1) Behavior Belief
Mengacu pada keyakinan seseorang terhadap perilaku tertentu, disini seseorang akan
mempertimbangkan untung atau rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavior), disamping
itu juga dipertimbangkan pentingnya konsekuensi – konsekuensi yang akan terjadi bagi individu
bila ia melakukan perilaku tersebut (evaluation regarding of the outcome).
Keyakinan perilaku adalah kombinasi dari keyakinan seseorang mengenai hasil dari perilaku
didefinisikan dan evaluasi seseorang dari hasil potensial. Keyakinan ini akan berbeda dari
populasi penduduk.

2) Normative Belief
Mencerminkan dampak keyakinan normatif, disini mencerminkan dampak dari norma–norma
subyektif dan norma sosial yang mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan
apa yang dipikirkan orang–orang yang dianggap penting oleh individu (referent persons) dan
motivasi seseorang untuk mengikuti perilaku tersebut.
Keyakinan normatif adalah kombinasi dari kepercayaan seseorang tentang pandangan orang lain
tentang perilaku dan kesediaan seseorang untuk menyesuaikan diri dengan pandangan tersebut.
Seperti keyakinan perilaku, keyakinan normatif tentang pendapat orang lain dan evaluasi
terhadap opini akan bervariasi dari populasi penduduk.
3) Attitude Toward the Behavior
Sikap merupakan perasaan positif atau negatif seseorang dalam berperilaku Sikap adalah fungsi
dari kepercayaan tentang konsekuensi perilaku atau keyakinan normatif, persepsi terhadap
konsekuensi suatu perilaku dan penilaian terhadap perilaku tersebut. Sikap juga berarti perasaan
umum yang menyatakan keberkenaan atau ketidakberkenaan seseorang terhadap suatu objek
yang mendorong tanggapannya. Faktor sikap merupakan point penentu perubahan perilaku yang
ditunjukkan oleh perubahan sikap seseorang dalam menghadapi sesuatu. Perubahan sikap
tersebut dapat berbentuk penerimaan ataupun penolakan.

4) Important Norms
Norma–norma penting atau norma–norma yang berlaku di masyarakat, adalah pengaruh faktor
sosial budaya yang berlaku di masyarakat dimana seseorang itu tinggal.

5) Subjective Norms
Norma subjektif atau norma yang dianut seseorang (keluarga). Dorongan anggota keluarga,
termasuk kawan terdekat juga mempengaruhi agar seseorang dapat menerima perilaku tertentu,
yang kemudian diikuti dengan saran, nasehat dan motivasi dari keluarga atau kawan.
Kemampuan anggota keluarga atau kawan terdekat mempengaruhi seorang individu untuk
berperilaku seperti yang mereka harapkan diperoleh dari pengalaman, pengetahuan dan penilaian
individu tersebut terhadap perilaku tertentu dan keyakinannya melihat keberhasilan orang lain
berperilaku seperti yang disarankan.

6) Behavioral Intention
Niat ditentukan oleh sikap, norma penting dan norma subjektif. Sikap terhadap perilaku
merupakan hasil pertimbangan untung dan rugi dari perilaku tersebut (Outcome of Behavior),
disamping itu juga dipertimbangkan pentingnya konsekuensi-konsekuensi yang akan terjadi bagi
individu (evaluation regarding of the outcome). Sedangkan dampak dari norma-norma subjektif
dan norma social yang mengacu pada keyakinan seseorang terhadap bagaimana dan apa yang
dipikirkan orang-orang yang dianggap penting dan motivasi seseorang untuk mengikuti pikiran
tersebut.
Niat untuk melakukan perilaku adalah prediktor terbaik bahwa perilaku yang diinginkan akan
benar-benar terjadi. Dalam rangka untuk mengukur secara akurat dan efektif, niat harus
didefinisikan menggunakan komponen yang sama digunakan untuk menentukan perilaku, yang
terdiri dari:
 Tindakan
 Sasaran
 Konteks
 Waktu

7) Behavior
Perilaku adalah sebuah tindakan yang telah dipilih seseorang untuk ditampilkan berdasarkan atas
niat yang sudah terbentuk. Perilaku merupakan transisi niat atau kehendak ke dalam sebuah
tindakan.
Sebuah perilaku tertentu ditentukan oleh kombinasi dari empat komponen, yaitu:
 Tindakan
 Sasaran
 Konteks
 Waktu
Contoh penerapannya sebagai berikut:
 Tindakan: Menerapkan strategi pengurangan risiko seksual HIV
 Sasaran: Melakukan penyuluhan
 Konteks: di Area Proyek
 Waktu: Bulan Kesehatan

2.2. Kelebihan dan Kelemahan Theory of Reasoned Action (TRA)

Setiap teori pasti memiliki kelebihan dan kelemahan, tergantung pada kesesuaian pada aplikasi teori
tersebut. Begitu pula dengan Theory of Reasoned Action (TRA) memiliki beberapa kelebihan dan
kelemahan yang secara umum dapat dijelaskan sebagai berikut:

1) Kelebihan Theory of Reasoned Action (TRA)


Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item yang
operasional. Fokus sasaran adalah prediksi dan pengertian prilaku yang dapat diamati secara
langsung dan berada dalam kendali seseorang. Artinya perilaku sasaran harus diseleksi dan
diidentifikasi secara jelas. Tuntutan ini memerlukan pertimbangan mengenai perbedaan tindakan
(action), sasaran (target), konteks dan perbedaan waktu serta komponen model sendiri termasuk
intense, sikap norma subjektif dan keyakinan. Konsep penting dalam TRA adalah fokus
perhatian (salience). Dengan kata lain sebelum mengembangkan intervensi yang efektif,
pertama-tama harus menentukan hasil dan kelompok referensi yang penting bagi prilaku
populasi. Dengan demikian harus diketahui nilai dan norma kelompok sosial yang diselidiki
(yang penting bukan budaya itu sendiri, tetapi cara budaya memengaruhi sikap, intensi, dan
perilaku). Contohnya, terdapat nilai dan norma di masyarakat bahwa diare bukan suatu penyakit,
tetapi sebagai hal yang alami dari tumbuh kembang anak. Hal tersebut berarti masyarakat
memandang diare bukan fokus perhatian yang penting. Contoh lain, fokus perhatian perilaku
seksual dan pencegahan AIDS tidak akan sama antara kelompok homoseksual dan kelompok
lain tentang penggunaan kondom. Kelompok homoseksual percaya kondom dapat mencegah
mereka terkena AIDS, tetapi bagi kelompok lain penggunaan kondom justru akan
menyebarluaskan perilaku seksual.

2) Kelemahan Theory of Reasoned Action (TRA)


Kelemahan dari TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkolerasi sedang, kehendak
tidak selalu menuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri
atau mempengaruhi kehendak dan prilaku (Van Oost, 1991 dalam Smet, 1994). TRA hanya
dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku yang akan dikerjakan secara sukarela, bukan perilaku
dengan niat dari pelakunya.
TRA juga tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan mengabaikan
akibat-akibat jelas dari variabel eksternal (variable demografi, gender, usia, dan keyakinan
kesehatan) terhadap pemenuhan kehendak perilaku. Model ini kurang mengena jika digunakan
untuk memprediksi perilaku yang spontan. TRA juga hanya dapat digungakan untuk
menganalisis perubahan perilaku, sedangkan untuk menganalisis bagaimana perilaku tersebut
dapat dipertahankan oleh setiap individu diperlukan metode lain yang sesuai.
BAB III
KESIMPULAN

3.1. Kesimpulan
Dari penjelasan diatas ada beberapa kesimpulan yang bisa diambil dari Theory of Reasoned Action,
yaitu:
1. Theory of Reasoned Action menghubungkan antara keyakinan (belief), sikap (attitude),
kehendak (intention) dan perilaku (behavior)
2. Komponen dari TRA ini antara lain behavior belief, normative belief, attitude, importance
norms, subjective norms, behavior intention dan behavior.
3. Praktik atau perilaku menurut TRA dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat dipengaruhi oleh sikap
dan norma subjektif. Sikap seseorang sendiri dipengaruhi oleh keyakinan akan hasil dari
tindakan yang telah lalu. Norma subjektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain
serta motivasi untuk mentaati pendapat tersebut.
4. Keuntungan dari TRA adalah memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku
dalam item yang operasional.
5. Kelemahan TRA adalah bahwa kehendak dan prilaku hanya berkolerasi sedang, kehendak tidak
selalu tertuju pada perilaku itu sendiri, terdapat hambatan-hambatan yang mencampuri atau
mempengaruhi kehendak dan perilaku (Van Oost, 1991 dan Smet, 1994). TRA juga tidak
mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan prilaku dan mengabaikan akibat-akibat
jelas dari variabel eksternal (demografi, gender, usia dan keyakinan kesehatan) terhadap
pemenuhan kehendak perilaku.
DAFTAR PUSTAKA

Maulana, Heri D.J. 2009. Promosi Kesehatan. Jakarta : Penerbit Buku Kedokteran EGC.

Anda mungkin juga menyukai