Anda di halaman 1dari 15

1.

DETERMINAN
ARMAN PERILAKU
MENURUT
2. I S H MACTION
THEORY OF REASONED A N U R RDAN
I Z K I PLANNED BEHAVIOUR
1.. Sejarah Theory of Reasoned Action dan Theory of Planed Behavior

Theory Reasoned Action berasal dari suatu program penelitian yang dimulai pada tahun 1950-an dan
berkaitan dengan prediksi dan pemahaman semua bentuk perilaku manusia dalam konteks sosial (Ajzen &
Fishbein, 1980). Teori itu didasarkan pada alasan bahwa manusia merupakan pembuat keputusan yang
rasional yang memanfaatkan informasi apapun yang tersedia bagi mereka. (Bestable, 2002)
Teori ini yang awalnya dinamai Theory of Reasoned Action (TRA), dikembangkan di tahun 1967,
selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai tahun 1980
teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk mengembangkan intervensi-intervensi
yang lebih mengena. Pada tahun 1988, hal lain ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada
tersebut dan kemudian dinamai Theory of Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangadekuatan
yang ditemukan oleh Ajzen dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan TRA.
2. Definisi TheoryofReasonedAction dan TheoryofPlanedBehavior

TRA (Theory Of Reasoned Action), adalah teori perilaku kesehatan yang menggunakan
pendekatan psikologi sosial untuk melihat determinan dari perilaku sehat yang
dikembangkan oleh Azen dan Fishbein menjelang tahun 1970-an. Menurut teori ini,
kehendak atau niat seseorang untuk menampilkan sesuatu perilaku tertentu berkaitan erat
dengan tingkah laku aktual itu sendiri. Ada dua asumsi pokok yang menjadi dasar teori ini
yaitu:
 Bahwa perilaku ada dalam kendali si pelaku
 Bahwa manusia adalah makhluk rasional.
Sedangkan Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan pengembangan lebih
lanjut dari TRA. Ajzen (1988) menambahkan konstruk yang belum ada dalam TRA,
yaitu control perilaku yang dipersepsi (perceived behavioral control). Konstruk ini
ditambahkan dalam upaya memahami keterbatasan yang dimiliki individu dalam rangka
melakukan perilaku tertentu (Chau dan Hu, 2002).

Dengan kata lain, dilakukan atau tidak dilakukannya suatu perilaku tidak hanya
ditentukan oleh sikap dan norma subjektif semata, tetapi Behavioral Belief Attitde
towards Behavior Intention to Behave Behavior Normative Belief Subjective Norms.
Theory of Reasoned Action (Fishbein & Ajzen, 1975) juga persepsi individu terhadap
kontrol yang dapat dilakukannya yang bersumber pada keyakinannya terhadap kontrol
tersebut (control beliefs
Bagan Konsep Theory of ReasonedAction dan Theory of Planed Behavior
TheoryofReasoned Action

Penentu terpenting dari sebuah perilaku ialah niat perilaku seseorang. Penentu
langsung dari niat perilaku individu adalah sikap mereka terhadap perilaku
tersebut dan norma subjektif yang terkait dengan perilaku tersebut. Sikap
ditentukan oleh keyakinan individu tentang hasil jika melakukan atau tidak
melakukan perilaku (keyakinan perilaku) ditimbang dengan evaluasi terhadap
hasil. Dengan demikian, orang yang memiliki keyakinan yang kuat bahwa hasil
dari suatu perilaku adalah positif, maka ia akan memiliki sifat positif terhadap
perilaku tersebut. Sebaliknya, orang yang memiliki keyakinan yang kuat bahwa
hasil dari suatu perilaku adalah negatif, maka ia akan memiliki sifat negatif
terhadap perilaku tersebut.
Theory of PlaNned Behavior

Ajzen dan rekan-rekannya mengusulkan Theory of Planned Behavior (TPB), untuk memprediksi
orang dengan kontrol kehendak. Ajzen berpendapat bahwa setiap orang akan melakukan usaha lebih
ketika persepsi dan kontrol perilaku tinggi. Persepsi seseorang mengenai kontrol atas perilaku bersama
dengan niat, diharapkan dapat memberikan efek langsung pada perilaku, terutama ketika kontrol yang
dirasakan adalah penilaian akurat dari kontrol aktual perilaku dan ketika kontrol kehendak tidak tinggi.
Menurut TPB, perceived control ditentukan oleh kontrol kepercayaan tentang ada atau tidaknya
fasilitator dan hambatan untuk melakukan perilaku, tertimbang dengan kekuatan yang dirasa (perceived
power) atau dampak dari setiap faktor mendukung atau menghambat perilaku. Demikian seorang yang
memegang kuat kontrol kepercayaan tentang keberadaan faktor yang mempermudah perilaku akan
memiliki perceived control yang tinggi terhadap perilaku. Sebaliknya, seorang yang memegang kuat
kontrol kepercayaan tentang keberadaan faktor yang memhalangi perilaku akan memiliki perceived
control yang rendah terhadap perilaku. Beberapa studi memiliki perceived control operasional
menggunakan ukurang mendasar dari kontrol kepercayaan dan kekuatan yang dirasa.
Modifikasi Theory of ReasonedAction menjadi Theory of Planed Behaviour
Theory of Reasoned Action paling berhasil ketika diaplikasikan pada perilaku yang di bawah
kendali individu sendiri. Jika perilaku tersebut tidak sepenuhnya di bawah kendali atau kemauan
individu, meskipun ia sangat termotivasi oleh sikap dan norma subjektifnya, ia mungkin tidak akan
secara nyata menampilkan perilaku tersebut. Sebaliknya, Theory of Planned Behavior
dikembangkan untuk memprediksi perilaku-perilaku yang sepenuhnya tidak di bawah kendali
individu.
Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang
rasional dan menggunakan informasi-informasi yang mungkin baginya, secara sistematis. Orang
memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku- perilaku tertentu.
TRA/TPB dimulai dengan melihat intensi berperilaku sebagai anteseden terdekat dari suatu
perilaku. Dipercaya bahwa semakin kuat intensi seseorang untuk menampilkan suatu perilaku
tertentu, diharapkan semakin berhasil ia melakukannya. Intensi adalah suatu fungsi dari beliefs dan
atau informasi yang penting mengenai kecenderungan bahwa menampilkan suatu perilaku tertentu
akan mangarahkan pada suatu hasil yang spesifik. Intensi bisa berubah karena waktu. Semakin
lama jarak antara intensi dan perilaku, semakin besar kecenderungan terjadinya perubahan intensi.
Karena Ajzen dan Fishbein tidak hanya tertarik dalam hal meramalkan perilaku tetapi juga
memahaminya, mereka mulai mencoba untuk mengindentifikasi penentu-penentu dari intensi
berperilaku. Mereka berteori bahwa intensi adalah suatu fungsi dari dua penentu utama, yaitu :
a. sikap terhadap perilaku dan
b. norma subjektif dari perilaku.
Kelebihan Theory of Reasoned Action

Teori ini memberikan pegangan untuk menganalisis komponen perilaku dalam item yang operasional. Fokus
sasaran adalah prediksi dan pengertian perilaku yang dapat diamati secara langsung dan berada dalam kendali
seseorang, artinya perilaku sasaran harus diseleksi dan diidentifikasi secara jelas. Tuntutan ini memerlukan
pertimbangan mengenai perbedaan tindakan (action), sasaran (target), konteks, dan perbedaan waktu serta
komponen model sendiri termasuk intensi, sikap, norma subjektif, dan keyakinan.

Konsep penting dalam TRA adalah fokus perbedaan (salience). Hal ini berarti, sebelum mengembangkan
intervensi yang efektif, pertama-tama harus menentukan hasil dan kelompok referensi yang penting bagi perilaku
populasi. Dengan demikian, harus diketahui nilai dan norma kelompok sosial yang diselidiki (yang penting
bukan budaya itu sendiri, tetapi cara budaya memengaruhi sikap, intensi, dan perilaku). (Maulana,2009)
Kekurangan Theory of Reasoned Action
TRA adalah bahwa kehendak dan perilaku hanya berkorelasi sedang, intensi tidak selalu menuju pada perilaku
itu sendiri, terdapat hambatan- hambatan yang mencampuri atau memengarihi intensi dan perilaku (Van Oost,
1991 dalam Smet, 1994). TRA hanya dimaksudkan untuk menjelaskan perilaku yang akan dikerjakan secara
sukarela, bukan perilaku perilaku yang diwajibkan atau tanpa ada niat dari pelakunya.

TRA tidak mempertimbangkan pengalaman sebelumnya dengan perilaku dan mengabaikan akibat-akibat jelas
dari variabel eksternal (variabel demografi, gender, usia, dan keyakinan kesehatan) terhadap pemenuhan
intensi perilaku. Model ini kurang mengena jika digunakan untuk memprediksi perilaku yang spontan. Selain
itu, TRA hanya untuk sampai perubahan perilaku, sedangkan untuk mempertahankannya perlu metode lain
yang sesuai. (Maulana,2009)
 
Aplikasi Theory of Reasoned Action dan Theory of Planed Behavior
Contoh aplikasi dari TRA adalah niat seorang ibu untuk mendaftarkan anaknya imunisasi. Bagi
sang ibu, imunisasi memberikan dampak yang positif yaitu mencegah anak terinfeksi virus dan
menambah kekebalan tubuh anak. Namun disisi lain terdapat dampak negatif dari imunisasi yaitu
anak akan merasa kesakitan dan tidak enak badan karena demam. Maka ibu akan
mempertimbangkan mana yang lebih penting diantara keduanya. Apakah membiarkan anak
menangis karena rasa tidak enak badan atau mempertimbangkan dampak dari imunisasi terhadap
kekebalan tubuh anak. Bidan desa yang memberi informasi tentang pentingnya imunisasi kepada
ibu akan berpengaruh terhadap keyakinan ibu untuk segera mendaftarkan anaknya berimunisasi.
Hal tersebut terdapat kecenderungan positif untuk berperilaku.
Keyakinan ibu memilih imunisasi untuk kekebalan tubuh anak agar tidak mudah terserang penyakit merupakan
perilaku yang dijalankan dan dipertahankan.

Contoh aplikasi dari TPB menurut identifikasinya dalah :

a. Contoh (sikap) : Seorang ibu yang akan mengimunisasikan anaknya karena imunisasi akan menambah antibodi pada
tubuh sang anak.

b. Contoh (norma subjektif) : Seorang ibu yang akan mengimunisasikan anaknya karena terpengaruh dari lingkungan
terdekatnya, yaitu ibu-ibu lain yang mengimunisasikan anaknya karena imunasi tersebut sangat penting untuk kekebalan
tubuh anaknya.

c. Contoh Kendali perilaku : Seorang ibu yang selalu mengimunisasikan anaknya entah imunisasi wajib atau tidak karena
sudah terbukti bahwa imunasi dapat memperkuat antibodi anak dan berkemungkinan tidak akan terserang penyakit yang
telah diimunisasikan tersebut.
KESIMPULAN
TRA dan TPB menyediakan kerangka yang sangat baik untuk konseptualisasi, mengukur, dan
mengidentifikasi faktor-faktor yang menentukan perilaku. TRA berfokus pada faktor kognitif
(keyakinan dan nilai-nilai) yang menentukan motivasi (niat perilaku), dan sangat berguna dalam
menjelaskan perilaku, terutama perilaku yang berdasarkan kontrol kehendak. TRA memberikan
pemikiran yang sangat tepat untuk mengidentifikasi dan mengukur keyakinan perilaku dan
normatif dan untuk menguji hubungan mereka dengan niat dan perilaku. TRA memberikan
pemikiran yang sangat tepat untuk mengidentifikasi dan mengukur keyakinan normatif dan
perilaku dan untuk menguji hubungan mereka dengan niat dan perilaku. Dalam menerapkan teori
perilaku, penting untuk terus menilai mereka dan mempertimbangkan teori lain serta didorong
komponen yang dapat menambah kekuatan penjelasan teori ini. TPB memperluas TRA dengan
menambahkan factor “perceived behavioral control” (merasakan adanya pengawasan tehadap
sesuatu yang berhubungan dengan perilaku) yang bersangkutan dengan dukungan dan hambatan
yang mempengaruhi niat dan perilaku.
Terima kasiH
…………

Anda mungkin juga menyukai