Anda di halaman 1dari 10

MAKALAH PROMOTION AND CONSELOR OF NURSING

TEORI REASON ACTION (TEORI KEHENDAK PERILAKU)

DI SUSUN OLEH
KELOMPOK 3
1. KODIAL HAJAT

7. RAUDLATUL JANNAH

2. LIA NERISSA P

8. RICKO RESTU R

3. MERRI ENDAH P

9. RINI BIYANTI

4. NANANG APRIYADI

10. ROBINGATUL NGADAWIYAH

5. NOVIANTO

11. RONI HIDAYAT

6. OKTAVIANA NS

PRODI KEPERAWATAN S1/7B


SEKOLAH TINGGI ILMU KESEHATAN
HARAPAN BANGSA PURWOKERTO
2014

BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Perilaku yang ditampilkan oleh setiap individu sangatlah beragam dan unik.
Keberagaman dan keunikan tersebut menarik perhatian para ahli untuk meneliti tentang
perilaku manusia. Terdapat banyak teori yang menjelaskan tentang determinan perilaku
manusia. Dalam teori-teori tersebut para ahli memaparkan pendapatnya tentang
bagaimana suatu perilaku terbentuk dan faktor apa saja yang mempengaruhi.
Skiner dalam Notoatmodjo (2010), seorang ahli psikologi, merumuskan bahwa perilaku
merupakan respon atau reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Teori
Skiner ini dikenal sebagai teori S-O-R (Stimulus-Organisme-Respon). Namun dalam
kenyataan, stimulus yang diterima oleh organisme tidak selamanya mampu menghasilkan
perilaku, ada beberapa faktor lain yang berperan dalam munculnya perilaku, salah
satunya adalah adanya niat untuk berperilaku tertentu dari suatu individu. Niat itu sendiri
juga tidak akan muncul tanpa adanya determinan yang mempengaruhi. Teori ini
dijelaskan oleh Atzen dalam teorinya yang dikenal dengan Theory Of Reasoned Action) /
Teori Perilaku Yang Direncanakan ( Theory of Planned Behaviour ). Teori ini
menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention) dan perilaku.
Dalam makalah ini akan dibahas lebih dalam mengenai teori tersebut untuk mengetahui
bagaimana perilaku muncul karena adanya niat dari orang tersebut.

B. TUJUAN
1. Mengetahui Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action) / Teori Perilaku Yang
Direncanakan ( Theory of Planned Behaviour ) ?
2. Mengetahui bagaimana aplikasi teori tersebut dalam kaitannya dengan perilaku
kesehatan ?

BAB II
TINJAUAN TEORI
DEFINISI
Teori Reasoned Action(Theory Of Reasoned Action) /Teori Perilaku Yang
Direncanakan(Theory of Planned Behaviour) Theory Reasoned Action pertama kali dicetuskan
oleh Ajzen pada tahun 1980 . Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia
berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang tersedia.
Dalam TRA ini, Ajzen menyatakan bahwa niat seseorang untuk melakukan suatu perilaku
menentukan akan dilakukan atau tidak dilakukannya perilaku tersebut. Lebih lanjut, Ajzen
mengemukakan bahwa niat melakukan atau tidak melakukan perilaku tertentu dipengaruhi oleh
dua penentu dasar, yang pertama berhubungan dengan sikap (attitude towards behavior) dan
yang lain berhubungan dengan pengaruh sosial yaitu norma subjektif (subjective norms). Theory
of Reasoned Action (TRA) atau Behavioral Intention Theorydari Ajzen dan Fishbelin masih
relatif baru, dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak dikenal .
Model ini menggunakan pendekatan kognitif, dan didasari ide bahwahumans are
reasonable animals who, in deciding what action to make, system atically process and utilize the
information available to them.Theory of Reasoned Action (TRA) merupakan teori perilaku
manusia secara umum : aslinya teori ini dipergunakan di dalam berbagai macam perilaku
manusia, khususnya yang berkaitan dengan permasalahan social-psikologis, kemudian makin
bertambah digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang berkaitan dengan perilaku kesehatan.
Teori ini menghubungkan keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak/intense
(intention), dan perilaku (behavior). Untuk mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara
terbaik untuk meramalkannya adalah mengetahui intensi orang tersebut. Theory of Reasoned
Action (TRA) Intensi ditentukan oleh sikap dan norma subyektif.

KOMPONEN
Behavioral believe
Eval. of beh. Outcome
Normative belifes

Attite toward
behavior

Subjective norm

Behavior
intention

behavior

Motivation to comply
Control belief
Perceived power

Perceived
behavior control

1. CONTOH
Orang tua mempunyai harapan tentang keikut sertaan dalam program imunisasi bagi
anak-anaknya. Mereka mungkin percaya bahwa imunisasi melindungi serangan-serangan
penyakit (keuntungan), tetapi juga menyebabkan rasa sakit atau tidak enak badan dan juga
mahal (kerugian). Orang tua akan mempertimbangkan mana yang lebih penting antara
perlindungan kesehatan atau tangisan, mungkin anak panas dan mengeluarkan uang.
Pertanyaan yang sering muncul ialah atas dasar apa seseorang mempunyai keyakinan dan
norma sosial? Pertanyaan ini mencakup peran variabel eksternal, seperti variabel demografis,
jenis kelamin, usia, yang tidak muncul secara langsung dalamtheory of reasoned action.
Menurut Fishbein & Middlestadt variabel ini bukannya kurang penting, tetapi efeknya pada
intensi (kehendak) dianggap diperantai oleh sikap, norma subyektif, dan berat relatif dari
komponen-komponen ini. Keuntungan teori ini adalah member pegangan untuk menganalisa
komponen perilaku dalam item yang operasional. Bagaimana sejumlah pencegahan harus
dipertimbangkan supaya model ini dipergunakan dengan tepat. Tuntutan ini memerlukan
pertimbangan mengenai tidakan(action), sasaran(target), konteks(context), waktu(time).
Lebih lanjut, sebuah konsep penting dalam teori ini ialah fokus perhatian(salience). Istilah ini
mengacu intervensi yang efektif, pertama-tama harus menentukan hasil dan kelompok
referensi yang penting bagi perilaku populasi yang dipertimbangkan. Hal ini berbeda dari

dari perilaku populasi yang satu ke populasi yang lain. Ini mengacu pada norma nilai dan
norma-norma dalam kelompok sosial yang diselidiki, sebagai indikator penting untuk
memprediksikan perilaku yang akan diukur. Dengan menggunakan model Fishbein, dapat
dikatakan yang penting bukankah budaya itu sendiri, tetapi cara budaya mempengaruhi sikap,
intensi dan perilaku. Banyak penelitian di bidang sosial yang sudah membuktikan bahwa
Theory of ReasonAction ( TRA ) ini adalah teori yang cukup memadai dalam memprediksi
tingkah laku. Namun setelah beberapa tahun, Ajzen melakukan meta analisis, ternyata
didapatkan suatu penyimpulan bahwa Theory Reason Action( TRA ) hanya berlaku bagi
tingkah laku yang berada di bawah kontrol penuh individu karena ada faktor yang dapat
menghambat atau memfalisistasi relisasi niat ke dalam tingkah laku. Berdasarkan analisis ini,
lalu Ajzen menambahkan suatu faktor yang berkaitan dengan control individu, yaitu
perceived behavior control( PBC ). Penambahan satu faktor ini kemudian mengubah Theory
of Reason Action( TRA ) menjadi Theory of Planned Behaviour (TPB).
Theory of Planned Behaviour

Berdasarkan Teori Perilaku yang Direncanakan ( Theory of Planned Behaviour ), niat merupakan
fungsi 3 determinan, yang satu bersifat personal, kedua merefleksikan pengaruh sosial dan ketiga
berhubungan dengan isu kontrol. Berikut akan dibahas lebih rinci mengenai variabel
variabel utama dari Theory of Planned Behaviour, yaitu sikap, norma subjektif, control perilaku
yang dirasakan, niat dan perilaku.
A. SIKAP
Menurut Alport sikap adalah suatu predisposisi yang dipelajari untuk merespon terhadap suatu
objek dalam bentuk rasa suka atau tidak suka. Sikap merupakan kecenderungan untuk
mengevaluassi dengan beberapa derajat suka ( favor ) atau tidak suka ( unfavor ), yang
ditunjukan dalam respon kognitif, afektif, dan tingkalh laku terhadap suatu objek, situasi,
institusi, konsep atau orang / sekelompok orang.
a. Komponen sikap

Struktur sikap terdiri atas 3 komponen yang saling menunjang yaitu komponen kognitif,
komponen afektif, dan komponen konatif.

1. Kognitif
Komponen kognitif merupakan representasi apa yang dipercayai oleh individu pemilik
sikap. Mam menjelaskan bahwa komponen kognitif berisi persepsi, kepercayaan, dan
stereotype yang dimliki individu mengenai sesuatu. Contohnya adalah sikap profesi
medis. Percaya bahwa profesi medis seperti dokter dan perawat berhubungan dengan
kepercayaan yang tidak profesional, tidak berkualifikasi baik, hanya berorientasi pada
uang adalah beberapa contoh kepercayaan negatif yang dipikirkan seseorang yang
kemudian akan mengarahkan orang tersebut pada akhirnya memiliki sikap yang negatif
terhadap profesi medis, demikian juga sebaliknya jika ia memiliki kepercayaan yang
positif.
2. Afektif
Komponen afektif merupakan perasaan individu terhadap objek sikap dan menyangkut
masalah emosi. Aspek emosional inilah yang biasanya berakar paling dalam sebagai
komponen sikap dan merupakan aspek yang paling bertahan terhadap pengaruh
pengaruh yang mungkin akan mengubah sikap seseorang. Apabila diaplikasikan pada
contoh sikap terhadap profesi medis diatas, seseorang yang memiliki perasaan jijik
terhadap profesi medis dan apa yang dikerjakannya akan melahirkan sikap yang negatif
pada orang tersebut, demikian sebaliknya jika ia memiliki perasaan positif, maka ia juga
akan memiliki sikap positif pada profesi medis.
3. Konatif ( Tingkah Laku )
Komponen perilaku atau komponen konatif dalam struktur sikap menunjukkan
bagaimana perilaku atau kecenderungan berperilaku yang ada dalam diri seseorang
berkaitan dengan objek sikap yang dihadapinya. Jika diaplikasikan pada contoh sikap
diatas, seseorang yang memiliki sikap positif pada profesi medis jika orang tersebut

menyatakan kesediannya untuk memberikan sumbangan pada pembangunan rumah sakit


baru, bersedia mengunjungi dokter, dan lainnya.
Individu akan merasa nyaman kalau ketiga komponen tersebut bersesuaian atau harmoni.
Jika tidak ada kesesuaian berarti terjadi disonansi, yang menyebabkan konsumnen merasa
tidak nyaman dan tidak enak.
Pengukuran Sikap
Berdasarkan Theory of Planned Behaviour, sikap terhadap perilaku ditemutukan oleh adanya
belief tentang konsekuensi perilaku, yang disebut behavioural belief. Setiap behavioural
belief ini menghubungkan perilaku dengan hasil atau konsekuensi tertentu dari perilaku.
Menurut Michener, Delamater dan Myers, sikap dipengaruhi oleh :
1. Belief seseorang tentang kemungkinan konsekuensi dari tingkah laku
2. Evaluasi seseorang ( positif atau negatif ) terhadap masing masing konsekuensi
hasil dari tingkah laku.
B. NORMA SUBJEKTIF
a. Pengertian Norma Subjektif
Menurut Ajzen, norma subjektif merupakan persepsi seseorang terhadap adanya tekanan
sosial untuk menampilkan atau tidak menampilkan tingkah laku. Selain itu, Ajzen juga
mendefinisikan norma subjektif sebagai belief seseorang individu atau kelompok tertentu
menyetujui dirinya untuk menampilkan tingkah laku tertentu.
b. Peran Norma Subjektif
Untuk melakukan seseuatu yang penting, biasanya seseorang mempertimbangkan apa
harapan orang lain ( orang orang terdekat, masyarakat ) terhadap dirinya. Namun,
harapan orang orang lain tersebut tidak sama pengaruhnya. Ada yang berpengaruh
sangat kuat dan ada yang cenderung diabaikan.

Harapan dari orang lain yang berpengaruh lebih kuat, lebih memotivasi orang yang
bersangkutan untuk memenuhi harapan tersebut, akan lebih menyokong kemungkinan
seseorang bertingkah laku sesuai dengan harapan.
c. Pengukuran Norma Subjektif
Menurut Ajzen norma subjektif dapat dirumuskan
SN ni mi
Keterangan :
SN = Subjective Norm
ni = Belief normative ( belief seseorang bahwa seseorang atau kelompok yang menjadi
referensi berpikir bahwa ia seharusnya menampilkan atau tidak menampilkan perilaku.
Mi = Motivasi seseorang untuk mengikuti seseorang atau kelompok yang menjadi
referensi.

BAB III
PENUTUP

KESIMPULAN
1. Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action) / Teori Perilaku Yang
Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) merupakan suatu teori yang menjelaskan
tentang perilaku manusia. Teori ini disusun menggunakan asumsi dasar bahwa manusia
berperilaku dengan cara yang sadar dan mempertimbangkan segala informasi yang
tersedia.
2. Teori yang Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) merupakan bentuk
pengembangan dari Teori Reasoned Action (Theory Of Reasoned Action).
3. Teori yang Direncanakan (Theory of Planned Behaviour) / Teori Reasoned Action
(Theory Of Reasoned Action) menjelaskan bahwa perilaku manusia teerbentuk karena
adanya niat dan niat itu sendiri juga memiliki determinan.
4. Faktor pembeda antara kedua teori tersebut adalah pada determinan niat. Dalam Theory
Of Reasoned Action determinan niat terdiri atas dua hal, yaitu sikap dan norma subjektif
sedangkan dalam Theory of Planned Behaviour, Ajzen menambahkan satu determinan
lagi, yaitu control perilaku yang disadari.

DAFTAR PUSTAKA
Machfoedz, Ircham dan Eko Suryani. 2007. Pendidikan Kesehatan Bagian dari Promosi
Kesehatan. Yogyakarta : Fitramaya.
Shim, Terence A. 2003. Periklanan Promosi Aspek Tambahan Komunikasi Terpadu.
Diterjemahkan oleh Revyani Sjahrial dan Dyah Anikasari. Jakarta : Erlangga.
Soekidjo, Notoatmodjo. 2005. Promosi Kesehatan Teori dan Aplikasi. Jakarta : Rineka Cipta.
Kumala, Estidia. 2012. Diakses tanggal 4 November 2012. Dikutip dari website:
http://www.scribd.com/doc/82897774/laporan-observasi-FGDm

Anda mungkin juga menyukai