DI SUSUN OLEH :
1. NURLAELI SOFIAH
2. NURODA AFRIANINGTIYAS
3. OKTAVIANA NURVIKASARI
4. REKI MARDI TAMELAN
A. PENGERTIAN
Infark Miokard Akut ( AMI ) adalah nekrosis miokard akibat aliran
darah ke otot jantung terganggu ( S. Harun, Ilmu Penyakit Dalam edisi ketiga
FK UI, hal 1098 ).
Infark Miokard Akut (IMA) adalah terjadinya nekrosis miokard yang
cepat disebabkan oleh karena ketidakseimbangan yang kritis antara aliran
darah dan kebutuhan darah miokard. (M. Widiastuti Samekto, 13 : 2001)
Infark miokardium
akibat suplai darah yang tidak adekuat sehingga aliran darah koroner
berkurang. (Smetzler Suzanne C & Brenda G. Bare, 768 : 2002)
B. ETIOLOGI
Umumnya AMI didasari oleh adanya aterosklerosis pembuluh darah
koroner. Nekrosis miokard akut, hampir selalu terjadi akibat penyumbatan total
arteri koronaria oleh trombus yang terbentuk pada plaque aterosklerosis yang
tidak stabil. Kerusakan miokard terjadi dari endokardium ke epikardium,
menjadi komplit dan ireversibel dalam 3 4 jam. Meskipun nekrosis miokard
sudah komplit, proses remodelling miokard yang mengalami injury terus
berlanjut sampai beberapa minggu atau bulan karena daerah infark meluas dan
daerah non-infark mengalami dilatasi. Secara morfologis AMI dapat transmural
atau sub-endokardial. AMI transmural mengenai seluruh dinding miokard dan
terjadi pada daerah distribusi suatu arteri koroner. Sebaliknya pada AMI subendokardial, nekrosis hanya terjadi pada bagian dalam dinding ventrikel dan
umumnya berupa bercak bercak dan tidak konfluens seperti AMI transmural.
AMI sub-endokardial dapat regional ( terjadi pada distribusi satu arteri koroner
) atau difus ( terjadi pada distribusi lebih dari satu arteri koroner ). Patogenesis
dan perjalanan klinis dari kedua AMI ini berbeda.
C. PATOFISIOLOGI
Arteri koroner kiri memperdarahi sebagian terbesar ventrikel kiri,
septum dan atrium kiri. Arteri koroner kanan memperdarahi sisi diafragmatik
ventrikel kiri, sedikit bagian posterior septum, dan ventrikel serta atrium kanan.
Nodus SA lebih sering diperdarahi oleh arteri koroner kanan daripada kiri
( cabang sirkumfleks ). Nodus AV 90 % diperdarahi oleh arteri kanan dan 10 %
dari sisi kiri ( cabang sirkumfleks ). Kedua nodus SA dan AV juga mendapat
darah dari arteri Kugel. Jadi jelaslah obstruksi arteri koroner kiri sering
menyebabkan infark anterior, dan obstruksi arteri koroner kanan menyebabkan
infark inferior.
D. MANIFETASI KLINIK
1. Keluhan : rasa tidak enak, sakit, rasa tertindih beban berat, atau rasa
tercekik
2. Lokasi bagian tengah dada, belakang tulang dada, kerap menjalar ke bahu,
punggung, bawah dagu dan ke tangan
3. Jangka waktu beberapa menit, biasanya lebih dari 5 menit dan keluhan
hilang timbul dan semakin berat/ progresif
4. Tanda tanda lain serangan jantung : berkeringat dingin, lemas, sesak
nafas, dan pingsan
Penderita AMI tidak selalu mengalami keluhan spesifik seperti di atas.
Pada orang yang mempunyai beberapa faktor resiko koroner, keluhan sukar
menelan harus dicurigai mengalami AMI. Sakit dada ( chest pain ) sering
berhubungan dengan AMI, tetapi dari penelitian populasi usia lanjut,
menunjukkan kira kira 2/3 dari kejadian AMI tidak didahului oleh sakit
dada.
Perubahan EKG pada AMI
Daerah Iskemia
Daerah Luka
Daerah infark
E. PENATALAKSANAAN
Prinsip Umum Penatalaksanaan AMI
1. Diagnosa
a. Berdasarkan riwayat penyakit dan keluhan/ tanda tanda
b. EKG awal tidak menentukan, hanya 24 60 % dari AMI ditemukan
dengan EKG awal yang menunjukkan luka akut ( Acute injury )
2. Terapi Oksigen
a. Hipoksia menimbulkan metabolisme anaerob dan metabolik asidosis, yang
akan menurunkan efektifitas obat obatan dan terapi elektrik ( DC shock )
6. Trombolitik
a. Penyumbatan koroner sangat sering disebabkan trombosis
b. Perlu diberikan segera oleh dokter yang mampu ALCS
7. Limitasi Infark
Diltazen ( antagonis calsium ), Nitrogliserin IV, Beta blockers, Aspirin.
Komplikasi AMI
1. Aritmia ; ekstra sistol, bradikardia, AV block, takikardia, dan fibrilasi
ventrikel
2. Gagal jantung dan edema paru
3. Shock
4. Ruptur miokard
5. Henti Jantung Nafas ( Cardio Pulmonary Arrest )
F. PENGKAJIAN
Pengkajian Emergency
a. Primery Survey
1) Circulation
- Nadi lemah/tidak teratur.
- Takikardi.
- TD meningkat/menurun.
- Edema.
- Gelisah.
- Akral dingin.
- Kulit pucat atau sianosis.
- Output urine menurun.
2) Airway
- Sumbatan atau penumpukan secret.
- Gurgling, snoring, crowing.
3) Breathing
- Sesak dengan aktivitas ringan atau istirahat.
- RR lebih dari 24 kali/menit, irama ireguler dangkal.
- Ronki,krekels.
- Ekspansi dada tidak maksimal/penuh
- Penggunaan obat bantu nafas
4) Disability
- Penurunan kesadaran.
- Penurunan refleks.
5) Eksposure
- Nyeri dada spontan dan menjalar.
b. Secondary Survey.
1. TTV
a. Tekanan darah bisa normal/naik/turun (perubahan postural di catat
dari tidur sampai duduk/berdiri.
b. Nadi dapat normal/penuh atau tidak kuat atau lemah/kuat
kualitasnya dengan pengisian kapiler lambat, tidak teratur
(disritmia).
c. RR lebih dari 20 x/menit.
d. Suhu hipotermi/normal.
2. Pemeriksaan fisik
a. Pemakaian otot pernafasan tambahan.
b. Nyeri dada.
c. Peningkatan frekuensi pernafasan, nafas sesak, bunyi nafas (bersih,
krekels, mengi), sputum.
d. Pelebaran batas jantung.
e. Bunyi jantung ekstra; S3 atau S4 mungkin menunjukkan gagal
jantung/ penurunan kontraktilitas atau komplain ventrikel.
f. Odem ekstremitas.
3. Pemeriksaan selanjutnya
a. Keluhan nyeri dada.
b. Obat-obat anti hipertensi.
c. Makan-makanan tinggi natrium.
d. Penyakit penyerta DM, Hipertensi
e. Riwayat alergi
c. Tersier
1. Pemeriksaan Laboratorium
a. CPKMB, LDH, AST
b. Elektrolit, ketidakseimbangan (hipokalemi).
c. Sel darah putih (10.000-20.000).
d. GDA (hipoksia).
2. Pemeriksaan Rotgen Mungkin normal atau menunjukkan pembesaran
jantung di duga GJK atau aneurisma ventrikuler.
3. Pemeriksaan EKG T inverted, ST elevasi, Q patologis.
4. Pemeriksaan lainnya
a. Angiografi koroner Menggambarkan penyempitan atau sumbatan
arteri koroner.
b. Pencitraan darah jantung (MVGA) Mengevaluasi penampilan
ventrikel khusus dan umum, gerakan dinding regional dan fraksi
ejeksi (aliran darah).
G. PATHWAYS KEPERAWATAN
Aterosklerosis, thrombosis, kontraksi arteri koronaria
Intoleransi
Timbunan
asam
Kekurangan oksigen dan nutrisi
aktifitas
laktat
meningkat
Metabolism
Kelemaha
Suplay
anaerob
danSuplay
kebutuhan
Iskemik
oksigen
Kecemasan
Nyeri
pada
oksigen
Nekrosi
ke
jaringan
Miokard
kejantung
miokard
menurun
tidak seimbang
Resiko
penurunan
curah
jantung
Seluler hipoksia
Kegagalann pompa
jantung
Gagal jantung
Gangguan perfusi
jaringan
Resiko kelebihan volume
cairan ekstravaskuler
(Smeltzer, 2006)
H. DIAGNOSA KEPERAWATAN
Nyeri akut
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Kolaborasi
Rencana keperawatan
Tujuan dan Kriteria Hasil
Intervensi
NOC :
Pain Level,
NIC :
pain control,
comfort level
presipitasi
DS:
Setelah
keperawatan selama . Pasien tidak Bantu pasien dan keluarga untuk mencari dan menemukan
DO:
Mampu
dilakukan
mengontrol
penyebab
nyeri
nyeri,
dukungan
menggunakan
nonfarmakologi untuk mengurangi Kaji tipe dan sumber nyeri untuk menentukan intervensi
nyeri, mencari bantuan)
Melaporkan bahwa nyeri berkurang
Tingkatkan istirahat
lingkungan)
- Tingkah laku distraksi, contoh : jalan-
mengenali
nyeri
nyeri berkurang
Tanda vital dalam rentang normal
Tidak mengalami gangguan tidur
pertama kali
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Intervensi
NOC :
Circulation Status
DO/DS:
-
Palpitasi, oedem
Kelelahan
Peningkatan/penurunan JVP
Kecemasan
Setelah
NIC :
dilakukan
asuhan
selamapenurunan
kardiak
jantung
Monitor balance cairan
Monitor
respon
pasien
terhadap
efek
pengobatan
antiaritmia
Atur periode latihan dan istirahat untuk menghindari
kelelahan
aktivitas
Monitor jumlah, bunyi dan irama jantung
Monitor frekuensi dan irama pernapasan
Monitor pola pernapasan abnormal
Monitor suhu, warna, dan kelembaban kulit
Monitor sianosis perifer
Monitor adanya cushing triad (tekanan nadi yang melebar,
bradikardi, peningkatan sistolik)
Identifikasi penyebab dari perubahan vital sign
Jelaskan pada pasien tujuan dari pemberian oksigen
Sediakan informasi untuk mengurangi stress
Kelola
pemberian
obat
anti
aritmia,
inotropik,
Intoleransi aktifitas
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Intoleransi aktivitas
NOC :
Berhubungan dengan :
Toleransi aktivitas
Kelemahan menyeluruh
Konservasi eneergi
secara berlebihan
perubahan hemodinamik)
DO :
DS:
NIC :
Intervensi
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Gangguan Pertukaran gas
Intervensi
NOC:
NIC :
Berhubungan dengan :
DS:
Setelah
Dyspnoe
Gangguan penglihatan
pertukaran
DO:
kriteria hasi:
Penurunan CO2
ventilasi
Hiperkapnia
adekuat
Iritabilitas
sianosis
dengan
peningkatan
oksigenasi
yang
pH arteri abnormal
Berikan bronkodilator ;
-.
-.
Barikan pelembab udara
Atur intake untuk cairan mengoptimalkan keseimbangan.
Monitor respirasi dan status O2
sputum,
mampu
hiperkarbia
mengeluarkan
Hipoksemia
teratasi
AGD abnormal
dan
tindakan
pernafasan
Hypoxia
kebingungan
pasien
Mendemonstrasikan
Takikardi
Keletihan
dilakukan
pursed lips)
normal
Status
normal
neurologis
dalam
Suction, Inhalasi)
Auskultasi bunyi jantung, jumlah, irama dan denyut jantung
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Kelebihan Volume Cairan
Berhubungan dengan :
-
NIC :
Electrolit and acid base
balance
DO/DS :
-
Intervensi
Fluid balance
Hydration
output
Oliguria, azotemia
anaskara
dyspnoe/sesak nafas,
orthopnoe, suara nafas
Memelihara
tekanan
vena
kegelisahan, kecemasan
DBN
Terbebas
dari
kelelahan,
Monitor elektrolit
Kecemasan
Diagnosa Keperawatan/ Masalah
Rencana keperawatan
Kolaborasi
Kecemasan berhubungan dengan
Intervensi
NOC :
NIC :
Kontrol kecemasan
Koping
Setelah
dilakukan
asuhan
selama
dan
- Insomnia
cemas
mengungkapkan
gejala
Mengidentifikasi,
- Kurang istirahat
mengungkapkan
menunjukkan
untuk
- Takut
- Nyeri perut
dan
tehnik
mengontol cemas
- Iritabilitas
DO/DS:
bahasa
tingkat
aktivitas
menunjukkan
- Gangguan tidur
berkurangnya kecemasan
- Gemetar
- Anoreksia, mulut kering
- Peningkatan TD, denyut nadi, RR
- Kesulitan bernafas
tubuh
dan
- Bingung
- Bloking dalam pembicaraan
- Sulit berkonsentrasi
DAFTAR PUSTAKA