Anda di halaman 1dari 2

JENIS PSIKOEDUKASI

A. Model Skill-Deficit atau Life-Skills


Skills deficit model atau model kurang trampil adalah kerangka berpikir yang menyatakan
bahwa seseorang akan menunjukkan atau menampilkan penguasaan ketrampilan sosial yang
buruk karena tidak memiliki respon spesifik tertentu dalam khazanah responnya, atau
sebenarnya memilikinya namun gagal menggunakan atau menerapkannya secara semestinya.
Dalam gerakan ini, skills deficit model di atas dipertajam atau diberi spirit baru menjadi apa
yang kemudian dikenal sebagai life-skills model. Menurut kerangka berpikir baru ini, jenis
atau bentuk ketrampilan yang seringkali defisit alias kurang sehingga menimbulkan hambatan
dalam perkembangan atau menimbulkan kesulitan dalam menjalankan tugas kehidupan
sehari-hari bagi seseorang adalah life-skills atau aneka ketrampilan hidup
Dari sinilah muncul model tugas perkembangan dalam penyelenggaraan program
psikoedukasi. Sudah disinggung di atas, penyelenggaraan psikoedukasi berfokus pada
pemberian bantuan pelatihan ketrampilan secara terstruktur (structured skills training) baik
untuk tujuan preventif maupun remedial.
Berdasarkan model skills deficit, kita tahu bahwa program psikoedukasi yang kita
kembangkan harus ditujukan untuk mengatasi defisit dalam bidang aneka ketrampilan hidup
yang dialami oleh kelompok klien yang kita layani.

B. Model Tugas Perkembangan


Havighurst mendefinisikan tugas perkembangan sebagai Berikut:
Tugas perkembangan adalah tugas yang Muncul pada atau sekitar masa tertentu dalam
kehidupan seseorang, bila Dicapai secara berhasil akan membawa pada kebahagiaan dan
keberhasilan Mencapai tugas-tugas berikutnya, namun jika gagal akan membawa pada
Ketidak-bahagiaan bagi yang bersangkutan, penolakan oleh masyarakat, serta kesulitan
dalam mencapai tugas-tugas berikutnya
Konsep tugas perkembangan memiliki dua manfaat bagi penyelenggaraan program
psikoedukasi. Pertama, membantu menemukan dan merumuskan tujuan psikoedukasi. Kedua,
menunjukkan saat yang tepat Dalam memberikan psikoedukasi. Havighurst menyebut saat
yang tepat Ini teachable moment. Menurutnya, kesiapan (readiness) untuk menjalani
Pelatihan ketrampilan hidup tertentu ini ditentukan oleh dua faktor, yaitu Taraf
perkembangan individu dan sistem kebutuhan yang menyertai taraf Perkembangan tersebut.
C. Model Ragam Bantuan
Winkel (1991) menggunakan istilah ragam Bantuan untuk membedakan jenis-jenis
psikoedukasi berdasarkan bidang Kehidupan tertentu atau aspek perkembangan tertentu yang
dijadikan fokus Atau materi psikoedukasi. Tiga bidang materi psikoedukasi yang dimaksud
Adalah sebagai berikut (Winkel, 1991): (1) bidang pribadi-sosial; (2) bidang Akademik; dan
(3) bidang karir.
1. Bidang pribadi-sosial
Ketrampilan hidup dalam bidang pribadi-sosial pada dasarnya meliputi tiga kategori: (a)
menguasai dasar-dasar kesehatan mental, seperti Pemahaman diri menyangkut baik aspek
fisik maupun psikologis, dan Penerimaan diri; (b) memahami aneka kesulitan-tantangan yang
muncul Berkenaan dengan timbulnya berbagai kebutuhan dan tuntutan baru selaras dengan
proses perkembangan, serta mengembangkan ketrampilan Untuk mengatasi aneka pergulatan
batin dan ketrampilan mengatur diri Sendiri, dan (c) mengembangkan pemahaman yang tepat
dan ketrampilan dalam menjalin relasi dengan orang lain.
2. Bidang akademik
Ketrampilan hidup dalam bidang akademik pada dasarnya meliputi Tiga kategori, yaitu (a)
menemukan cara belajar yang tepat, (b) mengatasi Aneka kesukaran dalam belajar, dan (c)
memilih program studi dan jenis Atau jurusan sekolah lanjutan yang sesuai.
3. Bidang karir
Pendidikan psikologis di bidang karir, lazim disebut career education atau pendidikan karir,
pada dasarnya diarahkan pada tiga tujuan sebagai berikut (Reinhart, 1979): (a) membantu
klien mengenal berbagai jenis karir atau pekerjaan yang mampu diraih atau dimasukinya serta
yang bermakna dan memuaskan baginya; serta mengenal berbagai nilai terkait dengan
pekerjaan yang lazim berlaku di lingkungan masyarakat yang berorientasi pada kerja; (b)
membantu klien membuat keputusan-keputusan rasional tentang tujuan pribadi yang
berhubungan dengan karir atau pekerjaan, dan yang akan diperjuangkannya; dan (c)
membantu klien melaksanakan keputusan-keputusan tersebut dalam bentuk mempelajari
aneka pengetahuan-ketrampilan yang dituntut, serta dalam bentuk mengembangkan aneka
nilai-sikap terkait dengan kerja dalam sistem nilai pribadinya.

Anda mungkin juga menyukai