Anda di halaman 1dari 6

LAPORAN ANALISIS KASUS

Dalam

Film My Name Is Khan

Oleh :

Oktavia Anggraini

1815040141

Dosen Pengampu:

Dr. Subhan Ajrin Sudirman, MA

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM (D)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI (UIN)

IMAM BONJOL PADANG

1441 H / 2020 M
LAPORAN ANALISIS KASUS

(Film My Name Is Khan)

1. Gambaran Kasus

Secara jelas telah disebutkan bahwa sang tokoh menderita Syndrome


Asperger. Jadi di sini saya akan menuliskan langsung mengenai gambaran
Kasus Syndrome Asperger berdasarkan film My Name is Khan yang diderita oleh
Rizvan Khan adalah ia cenderung mengulang-ulang kata yang didengarnya.
Dalam film tersebut Khan takut dengan suasana baru, orang-orang baru, suara
nyaring, dan takut dengan yang berwarna kuning. Cara berjalannya yang tidak
biasa layaknya anak dengan penderita autis seperti yang biasa kita lihat. Namun
bisa dikatakan Khan adalah anak yang cerdas, unik dan memiliki kelebihannya
sendiri. Bisa diambil kesimpulan bahwa anak dengan Syndrom Asperger akan
menjadi lebih cerdas dari orang biasa jika kita mampu mengajarkannya dan
mengerti akan keadaannya. Lebih jelasnya gambaran kasus yang diderita Khan
adalah:

 Khan memiliki masalah dengan keterampilan sosial. Dimana Khan sulit


berinteraksi dengan orang lain dan canggung dengan orang-orang yang
dikenalnya. Namun ia akan memberikan respon yang baik jika yang
berinteraksi dengannya juga memberi respon yang baik pula.
 Khan melakukan perilaku yang berulang-ulang. Dimana Khan sering
meremas atau memutar-mutar benda dengan tangannya secara berulang-
ulang.
 Khan tidak suka dengan hal-hal yang baru. Khan akan melakukan sesuatu
sesuai dengan kebiasaanya dan menolak melakukan hal lain yang
bertentangan dengan kebiasaanya.
 Kesulitan berkomunikasi karena canggung dan tidak melakukan kontak
mata ketika berbicara.
 Mampu mengembangkan kemampuannya dan dapat mengingat dengan
baik.
 Memiliki bakat dibidang tertentu, contohnya Khan memiliki bakat dibidang
elektronika.

Gambaran umum kasus Syndrome Asperger ini adalah keterlambatan


dalam hal komunikasi, perilaku, dan interaksi. Dalam salah satu literatur
dijelaskan bahwa Syndrome Asperger merupakan spektrum gangguan
perkembangan pervasif kompleks, dimana gejalanya ditandai dengan perburukan
fungsi sosialisasi atau interaksi sosial, juga ditandai dengan perburukan
komunikasi, kognisi atau pengetahuan, sensasi atau perasaan, dan juga disertai
dengan pola perilaku berulang dan juga minat yang terbatas dalam setiap hal.
Syndrome Asperger ini disebut juga dengan sindrom profesor kecil, dimana anak
dengan sindrom ini sering menunjukkan banyak keunikan terutama dalam hal
perilaku, cara mereka berfikir dan cara mereka berkomunikasi.

2. Identitas Gejala

Identitas gejalanya termasuk kategori gejala ringan dan juga dalam


beberapa literatur Syndrome Asperger merupakan kategori autis dengan gejala
yang tidak parah atau ringan. Karena gejala yang diperlihatkan lebih banyak
dalam hal ketidakmampuan sosial komunikasi.

3. Etiologi

Etiologi dari Syndrome Asperger diduga adalah multifaktorial, namun ada


juga dalam beberapa literatur dikatakan bahwa belum ditemukan penyebab
pastinya. Ada juga yang menyebutkan penyebabnya adalah adanya kelainan dari
struktur otak dan kontribusi dari faktor genetik. Dan juga dalam beberapa kasus
individu dengan gangguan syndrome ini memiliki masalah pada periode prenatal-
neonatal, serta selama proses kelahiran dari anak tersebut.

4. Diagnosa menurut (DSM-IV TR)

Secara jelas sudah disebutkan bahwa tokohnya menderita sindrom


asperger maka diagnosa yang saya tulis dibawah ini adalah diagnosa sindrom
asperger. Dan diagnosanya yang saya tuliskan yaitu diagnosis yang berdasarkan
kasus dari Khan. Yaitu:
a) Gangguan kualitatif yang terjadi dalam konteks interaksi sosial. Sekurang-
kurangnya ada dua tanda yang ditunjukkan dari hal berikut dan tanda-tanda
yang ditunjukkan khan menurut DSM-IV TR adalah:
 Tanda pertama yaitu gangguan dalam penggunaan perilaku nonverbal
multiple seperti ekspresi wajah, tatapan mata, postur tubuh, dan
pergerakan dalam mengatur interaksi sosial.
 Tanda kedua yaitu gagal dalam mengembangkan hubungan antar
teman sebaya.
 Tanda ketiga yaitu gangguan dalam hal membagi kesenangan dan
perhatian dengan orang lain, contohnya seperti kurang memperhatikan
apa yang diperhatikan oleh orang lain.
 Tanda keempat yaitu dalam berinteraksi tidak adanya timbal balik
sosial dan emosional.
b) Pola perilaku, minat dan aktivitas yang terbatas, berulang dan stereotipik, dan
tanda berikut ditunjukkan sekurang-kurangnya satu yaitu dan tanda yang
ditunjukkan oleh khan adalah:
 Tandanya yaitu dalam hal manerisme motorik stereotipik dan berulang
seperti menjentik dan mengepak tangan atau jari atau gerakan
kompleks di seluruh tubuh. Dan yang sering terlihat pada khan adalah
ia menggerakkan benda ditangannya berulang-ulang.
c) Syndrome Asperger ini menyebabkan gangguan secara klinis seperti dalam
hal sosial, pekerjaan dan lainnya. Tanda ini juga ditunjukkan oleh khan dalm
kesehariannya.
d) Tidak adanya keterlambatan bermakna pada kasus Khan secara klinis dalam
bahasa.
e) Tidak adanya keterlambatan bermakna secara klinis dalam perkembangan
kognitif yang terjadi pada kasu Khan
f) Tidak adanya kriteria untuk gangguan pervasif spesifik atau schizophrenia
dalam diri Khan.

5. Treatment
 Melakukan berbagai aktifitas seperti pada pasien sindrom asperger
yang sudah dewasa bisa dengan mengajarkan beberapa gerakan
contohnya bermain basket.
 Menggunakan kacamata bagi yang sensitif cahaya dan penutup
telingan bagi yang sensitif suara. Dalam hal ini bisa dilakukan
pembiasaan terhadap kesensitifan tersebut.
 Melakukan pengobatan dengan pendekatan pertimbangan yaitu
membantu pasien mengembangkan perilaku sosial dengan
mencontohkan berbagai perilaku yang patut untuk ditiru. Dan
membiasakan mereka berinteraksi dalam kelompok.
 Terapi komunikasi dan strategi bahasa. Seperti mengajarkan frase dan
terapi ini juga meliputi perilaku nonverbal, baik dalam mengenal dan
membaca perilaku tersebut.
 Selanjutnya bisa melakukan treatment dengan pelatihan keterampilan
sosial dengan tujuan untuk berinteraksi dengan teman sebaya dan
pelatihan relaksasi.
 Treatment selanjutnya yaitu mendorong mereka untuk
mengembangkan keahlian. Dan dengan keahliannya itu mungkin akan
membantu mereka berinteraksi dengan orang lain contohnya kealian
akan membuat orang lain memuji dan menghormatinya.
 Treatment selanjutnya yaitu dengan obat-obatan. Cukup banyak obat-
obatan yang digunakan dalam penanganan beberapa gejala sindrom
asperger misalnya antipsikotik, selective serotonin reuptake inhibitor
(SSSRI), clonidine, naltrone, gejala ini termasuk gerakan stereotip.
Namun tidak ada obat yang bisa digunakan secara rutin untuk
mengobati sindrom asperger.

6. Diagnosa Multiaksial menurut (PPGDJ III)


Diagnosanya ditentukan oleh kombinasi antara hal berikut:
 Tidak ada keterlambatan perkembangan bahasa dan kognitif secara
klinis seperti pada autisme.
 Terdapat defesiensi kualitatif dalam fungsi interaksi sosial.
 Terdapat pola perilaku berulang, perhatian dan aktivitas yang terbatas
dan streotipik.

Anda mungkin juga menyukai