(1815040141)
Kehadiran seorang anak merupakan hal yang sudah pasti sangat diinginkan
oleh sepasang suami istri. Namun, kita pasti tau tidak semua anak yang terlahir akan
memiliki kesempurnaan. Dengan kata lain mereka berbeda dengan anak-anak
normal lainnya. Dan karena ketidaksempurnaan mereka itulah yang membuat
mereka memiliki kelainan atau mungkin gangguan.
Gangguan yang terjadi pada anak tentu akan mengganggu dan bahkan juga
bisa menghambat proses tumbuh kembangnya seperti proses kognitif. Seperti
halnya yang dialami oleh anak tunarungu. Anak tunarungu merupakan anak yang
mempunyai gangguan pada pendengarannya sehingga tidak dapat mendengar
bunyi dengan sempurna atau bahkan tidak dapat mendengar sama sekali, tetapi
dipercayai bahwa tidak ada satupun manusia yang tidak bisa mendengar sama
sekali. Walaupun sangat sedikit, masih ada sisa-sisa pendengaran yang masih bisa
dioptimalkan pada anak tunarungu tersebut. Dan karena keterbatasan pendengaran
itulah yang membuat perkembangan kognitif mereka terhambat.
Permanarian Somad dan Tati Hernawati (1995: 35-39) mendeskripsikan
karakteristik ketunarunguan dilihat dari segi: intelegensi, bahasa dan bicara, emosi,
dan sosial.
Intelegensi anak tunarungu tidak berbeda dengan anak normal yaitu tinggi,
rata-rata dan rendah. Pada umumnya anak tunarungu memiliki intelegensi normal
dan rata-rata. Prestasi anak tunarungu seringkali lebih rendah daripada prestasi
anak normal karena dipengaruhi oleh kemampuan anak tunarungu dalam mengerti
pelajaran yang diverbalkan. Namun untuk pelajaran yang tidak diverbalkan, anak
tunarungu memiliki perkembangan yang sama cepatnya dengan anak normal.
Prestasi anak tunarungu yang rendah bukan disebabkan karena intelegensinya
rendah namun karena anak tunarungu tidak dapat memaksimalkan intelegensi yang
dimiliki. Aspek intelegensi yang bersumber pada verbal seringkali rendah, namun
aspek intelegensi yang bersumber pada penglihatan dan motorik akan berkembang
dengan cepat.
Tentu agar anak tunarungu tidak terlalu banyak mengalami hambatan dalam
perkembangan kognitifnya, maka guru, terutama orang tua harus tau cara agar
dapat melakukan suatu tindakan yang cocok untuk membantu proses belajarnya.
Dan dalam proses perkembangan kognitif pastinya banyak hal yang harus ikut andil
untuk menyukseskan proses tersebut. Bukan hanya dukungan dari orang tua guru
lingkungan sekitar namun juga dengan diri sendiri.