Anda di halaman 1dari 5

UJIAN TENGAH SEMESTER PSIKOMETRI

Tentang

VARIABEL PSIKOLOGI ISLAM

Oleh:

Oktavia Anggraini : 1815040141

Dosen pengampu:

Dina Haya Sufya, S. Psi.,

PROGRAM STUDI PSIKOLOGI ISLAM (D)

FAKULTAS USHULUDDIN DAN STUDI AGAMA

UNIVERSITAS ISLAM NEGERI IMAM BONJOL

PADANG

2020 M / 1441 H

VARIABEL PSIKOLOGI ISLAM

1
# VARIABEL SABAR dalam Jurnal berjudul The effectiveness of sabr (patience) and salat
(prayer) in reducing psychopathological symptoms after the 2010 Merapi eruption in the
region of Yogyakarta, Indonesia.

1. Defenisi Konseptual

Konsep ‘sabar’ pada umumnya dikaji dalam konteks moralitas dan religius. Misalnya
orang harus sabar menghadapi cobaan, orang harus sabar dalam taat menjalankan perintah
agama dan menjauhi larangan agama (Asma, 2010; Turfe, 2009). Kesabaran memungkinkan
orang untuk menciptakan makna hidup tanpa merasa marah, menyesal, dan takut ketika
mereka menghadapi situasi sulit. Al Jauziyah mengatakan bahwa orang-orang sabar memiliki
ciri-ciri seperti mampu mengendalikan diri mereka untuk tidak mengatakan apa pun dan
mereka memiliki pengendalian diri lebih dan tidak mudah emosi. Orang yang sabar mampu
menjaga diri mereka dari kemarahan, mereka dapat menghadapi masalah dengan tenang, dan
kemudian mereka lebih mudah menghindari kecemasan kemudian orang-orang yang sabar
juga tidak akan melakukan sesuatu dengan terburu-buru, dan mereka dapat melakukan
apapun dengan lega

2. Defenisi Operasional

Definisi Variabel Indikator Alat Ukur


sabar memiliki ciri-ciri seperti mampu (1)Ketaatan pada tuntunan Inventarisasi
mengendalikan diri mereka untuk tidak Allah, kepatuhan pada Gejala Singkat
mengatakan apapun dan mereka memiliki perintah-perintah-Nya dan (BSI)
pengendalian diri lebih dan tidak mudah memasukkan cara (Sunnah)
emosi. Orang yang sabar mampu menjaga Nabi ke dalam setiap hari
diri mereka dari kemarahan, mereka dapat kehidupan.
menghadapi masalah dengan tenang, dan (2)Kepatuhan untuk
kemudian mereka lebih mudah menghindari larangan
menghindari kecemasan kemudian orang- Tuhan
orang yang sabar juga tidak akan (3)Penerimaan kesulitan,
melakukan sesuatu dengan terburu-buru, seperti orang yang mampu
dan mereka dapat melakukan apa pun mengatasi keadaan buruk.
dengan lega. (4)Toleransi berdasarkan
kesadaran, penerimaan rasa
sakit dan kesulitan hidup

2
(2) toleransi dari refleksi
pada sifat realitas
(3) toleransi terhadap
cedera dari orang lain.

3. Rancangan Skala/ Alat Ukurnya

Alat ukurnya yaitu menggunakan Inventarisasi Gejala Singkat (BSI) telah digunakan
dalam berbagai pengaturan klinis dan konseling sebagai penilaian skrining kesehatan mental
dan sebagai metode pengukuran pengurangan gejala selama dan setelah intervensi (Stewart
et.al., 2010).

Dimensi Item
Emosi  Patuh/ taat.
 Pengendalian diri
 Tidak mengeluh
Pikiran  Pantang menyerah
 Optimis
 Bertahan dalam situasi sulit.
 Semangat mencari solusi
 Berpikir panjang, tidak reaktif, dan tidak impulsif.
Perkataan  Memaafkan dan tetap menjalin hubungan sosial yang baik
Perbuatan  Pengendalian diri (emosi dan keinginan)
 Bertahan dalam situasi sulit.
 Berpikir panjang, tidak reaktif, dan tidak impulsif.
 Sikap tenang, tidak tergesa-gesa dan bersedia menunggu.

4. Sebab Variabel Sabar berkaitan dengan Penelitian Psikologi

Sebabnya adalah karena ternyata sabar juga merupakan bagian yang tidak terlepaskan
dari psikologi. Secara harfiah, sabar memang memiliki makna sebagai perilaku untuk
menahan diri dari emosi tertentu, terutama kemarahan. Dan di sinilah kenapa sabar banyak
dikaitkan dalam berbagai penelitian psikologi contohnya penelitian yang dilakukan oleh
peneliti dari UGM, Subandi pada tahun 2011 menerbitkan artikel jurnalnya dengan judul
“Sabar: Sebuah Konsep Psikologi”. Dalam berbagai penelitian banyak sekali peneliti di

3
bidang psikologi yang mengangkat tema berhubungan dengan sabar misalnya hubungan sabar
dengan tingkat stress.

5. Apa Hubungan Variabel Sabar dengan Psikologi

Hubungan antara sabar dengan psikologi terletak pada perilaku sabar itu sendiri
dimana sabar itu memiliki makna perilaku untuk menahan diri dari emosi tertentu, terutama
kemarahan. Dan seperti yang kita tahu emosi adalah kajian yang dikaji dalam ilmu psikologi.
Dan juga kesabaran ini sangat berkaitan dengan masalah psikologi yang ada dalam jurnal
yang saya pilih.

6. Manfaat Meneliti Variabel Sabar


 Untuk meningkatkan kompetensi kesabaran dalam rangka meningkatkan kebahagiaan
individu.
 Bagi individu, adanya penelitian tentang sabar dapat menjadi dasar untuk melakukan
upaya-upaya yang dapat meningkatkan kompetensi kesabaran sesuai dengan
konstruk kesabaran yang sudah dijelaskan dalam penelitian tersebut.
 Penelitian tentang sabar dapat dijadikan sebagai upaya untuk mengubah perilaku
individu dalam terapi-terapi psikologi. Dengan demikian, terapi psikologi akan lebih
mengarah pada nilai-nilai Islam yang universal

Referensi

Witruk, Evelyn., Qiratul Uyun. 2017. The effectiveness of sabr (patience) and salat (prayer) in
reducing psychopathological symptoms after the 2010 Merapi eruption in the region
of Yogyakarta, Indonesia. Trends and Issues in InterdisciplinaryBehavior and Social
Science – Lumban Gaol et al. (Eds), Taylor & Francis Group, London, ISBN 978-1-138
03516-4

4
5

Anda mungkin juga menyukai