Anda di halaman 1dari 9

Teori Motivasi dan

Perubahan Perilaku yang


Dapat Digunakan Dalam
Pendidikan Gizi

Kelompok 3
TEORI HEALTH BELIEF MODEL

Health Belief Model (HBM) adalah model perubahan perilaku kesehatan yang
dikembangkan untuk menjelaskan dan memprediksi perilaku yang berhubungan dengan
kesehatan, khususnya dalam hal penggunaan layanan kesehatan. Health belief sendiri paling
sering dikemukakan dalam teori health belief model (HBM) yang diajukan Rosenstock
(1966) yaitu suatu teori yang dirancang agar dapat memahami dengan baik bagaimana
orang mempersepsikan ancaman suatu penyakit.

Rosenstock pada tahun 1966 dan Becker & koleganya (dalam Odgen, 2004) menjelaskan
bahwa health belief model digunakan untuk memprediksi perilaku preventif dalam bentuk
perilaku sehat dan juga respon perilaku terhadap pengobatan yang akan dilakukan.
Komponen health belie
1. Perceived susceptibility, Keyakinan individu terhadap kerentanan dirinya terhadap komplikasi
penyakit. Hal ini mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa ia akan mengembangkan
masalah kesehatan menurut kondisi mereka.
2. Perceived Severity, Keyakinan yang dimiliki seseorang sehubungan dengan perasaan akan
keseriusan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatannya sekarang.
3. Perceived Benefit, Keyakinan yang berkaitan dengan keefektifan dari beragam perilaku dalam
usaha untuk mengurangi ancaman penyakit atau keuntungan yang dipersepsikan individu dalam
menampilkan perilaku sehat.
4. Perceived Barrier, Keyakinan seseorang terhadap hal-hal negatif dari perilaku sehat atau rintangan
yang dipersepsikan individu yang dapat bertindak sebagai halangan dalam menjalani perilaku yang
direkomendasikan. Seseorang akan menganalisis untung-rugi untuk menimbang-nimbang keektifan
sebuah perilaku.
5. Cues to action, Peringatan atau pemberitahuan mengenai potensi masalah kesehatan dalam
memahami ancaman serta mengambil tindakan. Cues to action diduga tepat untuk memulai proses
perilaku, disebut sebagai keyakinan terhadap posisi yang menonjol (Smet, 1994).
THEORY OF PLANNED BEHAVIOR

Teori ini memiliki fondasi terhadap perspektif kepercayaan yang mampu mempengaruhi
seseorang untuk melaksanakan tingkah laku yang spesifik. Perspektif kepercayaan
dilaksanakan melalui penggabungan beraneka ragam karakteristik, kualitas dan atribut atas
informasi tertentu yang kemudian membentuk kehendak dalam bertingkah laku (Yuliana,
2004).

Theory of planed behavior merupakan teori yang lebih menekankan pada rasionalitas
tingkah laku manusia dan pada keyakinan bahwa tingkah laku berada pada dibawah
control kesadaran individu. Perilaku tudak hanya bergantung pada intensi individu,namun
juga pada factor lain diluar kendali individu, seperti ketersediaan sumber daya dan
kemampuan menunjukkan perilaku
Tiga komponen yang mempengaruhi intensi individu dalam
berperilaku:

1. Sikap terhadap Perilaku


Sikap terhadap perilaku merupakan kecenderungan untuk menanggapi halhal yang disenangi ataupun
yang tidak disenangi pada suatu objek, orang, institusi atau peristiwa (Ajzen, 1991). Sikap terhadap
perilaku dianggap sebagai variabel pertama yang mempengaruhi niat berperilaku. Ketika seorang
individu menghargai positif suatu perbuatan, maka ia memiliki kehendak untuk melakukan perbuatan
tertentu.
2. Norma Subjektif
Norma subjektif merupakan pengakuan desakan sosial dalam memperlihatkan suatu prilaku khusus
(Kreitner dan Kinicki, 2001). Norma subjektif adalah manfaat yang memiliki dasar terhadap
kepercayaan (belief) yang memiliki istilah normative belief (Ajzen, 2005).
3. Kontrol Perilaku Persepsian
Kontrol perilaku persepsian adalah ukuran kepercayaan seseorang mengenai seberapa sederhana atau
kompleksnya melaksanakan suatu perbuatan (Hogg dan Vaughan, 2005). Kontrol perilaku dapat juga
diartikan sebagai pemahaman mengenai sederhana atau kompleksnya dalam melakukan perbuatan atas
dasar pada pengalaman terdahulu dan kendala yang dapat dicari solusinya dalam melakukan suatu
perbuatan (Feldman, 1995).
SELF DETERMINATION

Determinasi diri (Self Determination Theory) adalah motivasi intrinsik keadaan yang


berasal dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan tujuan
yang individu inginkan sendiri. Dalam determinasi diri menunjukan seseorang untuk
mencari pengetahuan yang baru, tantang dalam diri sendiri, menemukan hal-hal yang baru
yang pada akhirnya akan diterapkan dalan kegiatan dan tindakan seseorang yang akan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Self Determination (SDT) dapat disimpulkan sebagai kemampuan kontrol perilaku yang
berasal dari dalam diri individu yang bukan berasal dari luar diri individu dimana keputusan
tidak dipengaruhi oleh faktor eksternal dan kecenderungan individu untuk mencari
pengetahuan baru tentang diri sendiri yang nantinya akan diterapkan dalam kegiatan yang
berhubungan dengan orang lain.
Dimensi determinasi diri (Deci & Ryan, 1989):

Kopetensi 1 2 kemandirian

Keterhubungan
KESIMPULAN

Membahas ruang lingkup pendidikan gizi dan teori perilaku; riset-riset


terkait pendidikan gizi untuk meningkatkan efektivitas pendidikan gizi
termasuk motivasi, kemampuan untuk bertindak, dan berbagai faktor
pendukung dan penghambat. Mendesain program pendidikan gizi untuk
perubahan perilaku makan dan kesehatan di masyarakat, meliputi analisis
situasi, mengembangkan, implementasi serta monitoring dan evaluasi.

Teori perubahan perilaku yang digunakan dalan Pendidikan gizi yaitu:


1. Teori health belief model
2. Theory of planned bahavior/reason action approach
3. Self determination theory
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai