Disusun Oleh:
Clarissa Adelia (2107211005)
Cut Fera (2107211006)
Elvira Delima (2107211007)
Mutia Fitri Sabina (2107211008)
Dosen Pebimbing:
Cut Nazri, S.K.M, M.KM, MBS
Puji syukur kita panjatkan kehadirat Allah SWT atas limpahan rahmat, taufik dan
inayah-Nya serta nikmat sehat sehingga penyusunan makalah guna memenuhi tugas mata
kuliah ilmu gizi dasar ini dapat selesai sesuai dengan yang diharapkan. Shalawat serta salam
selalu tercurahkan kepada baginda Nabi Muhammad SAW dan semoga kita selalu
berpegang teguh pada sunnahnya Amiin.
Dalam penyusunan makalah ini tentunya hambatan selalu mengiringi namun atas
bantuan, dorongan dan bimbingan dari orang tua, dosen pembimbing dan teman-teman
yang tidak bisa saya sebutkan satu per satu akhirnya semua hambatan dalam penyusunan
makalah ini dapat teratasi. Makalah ini kami susun dengan tujuan sebagai informasi serta
untuk menambah wawasan khususnya mengenai kelebihan dan kekurangan protein bagi
tubuh manusia.
Semoga makalah ini dapat memberikan manfaat dan sebagai sumbangsih pemikiran
khususnya untuk para pembaca dan tidak lupa kami mohon maaf apabila dalam penyusunan
makalah ini terdapat kesalahan baik dalam kosa kata ataupun isi dari keseluruhan makalah
ini. Kami sebagai penulis sadar bahwa makalah ini masih jauh dari kata sempurna dan untuk
itu kritik dan saran sangat kami harapkan demi kebaikan kami untuk kedepannya.
2. Perceived Severity
Keyakinan yang dimiliki seseorang sehubungan dengan perasaan
akan keseriusan penyakit yang dapat mempengaruhi keadaan kesehatannya
sekarang. Seseorang mengevaluasi seberapa besar konsekuensi yang
ditimbulkan dari penyakit tersebut, baik konsekuensi medis,seperti kematian,
cacat, dan rasa sakit, maupun konsekuensi sosial, seperti efeknya terhadap
pekerjaan, kehidupan keluarga, dan hubungan sosial Penting untuk
memperhitungkan faktor emosional dan finansial ketika mempertimbangkan
tingkat keseriusan penyakit.
3. Perceived Benefit.
Keyakinan yang berkaitan dengan keefektifan dari beragam
perilaku dalam usaha untuk mengurangi ancaman penyakit atau keuntungan
yang dipersepsikan individu dalam menampilkan perilaku sehat.
4. Perceived Barrier
Keyakinan seseorang terhadap hal-hal negatif dari perilaku sehat atau
rintangan yang dipersepsikan individu yang dapat bertindak sebagai halangan
dalam menjalani perilaku yang direkomendasikan. Seseorang akan
menganalisis untung-rugi untuk menimbang-nimbang keektifan sebuah
perilaku. Apakah perilaku tersebut memakan biaya, tidak menyenangkan,
sulit, memberi rasa sakit, tidak nyaman, memakan banyak waktu, dan
sebagainya. Seseorang mungkin mengurungkan niatnya untuk melakukan
perilaku sehat walaupun ia percaya bahwa ada keuntungan dalam menjalankan
perilaku tersebut apabila hambatan yang dipersepsikan individu melebihi
keuntungan yang diperoleh.
5. Cues to action.
Peringatan atau pemberitahuan mengenai potensi masalah kesehatan
dalam memahami ancaman serta mengambil tindakan. Cues to action
diduga tepat untuk memulai proses perilaku, disebut sebagai keyakinan
terhadap posisi yang menonjol (Smet, 1994). Terdapat banyak bentuk
Cues to action seperti, media masa, kampanye, nasehat dari orang lain,
penyakit dari anggota keluarga lain atau teman, artikel dari koran dan lain
sebagainya.
Norma Subjektif
Norma subjektif merupakan pengakuan desakan sosial dalam memperlihatkan suatu
prilaku khusus (Kreitner dan Kinicki, 2001). Norma subjektif adalah manfaat yang memiliki
dasar terhadap kepercayaan (belief) yang memiliki istilah normative belief (Ajzen, 2005).
Normative belief adalah kepercayaan terhadap kesepahaman ataupun ketidaksepahaman
seseorang ataupun kelompok yang mempengaruhi individu pada suatu perilaku. Pengaruh
sosial yang penting dari beberapa perilaku berakar dari keluarga, pasangan hidup, kerabat,
rekan dalam bekerja dan acuan lainnya yang berkaitan dengan suatu perilaku (Ajzen, 2006).
Fishbein dan Ajzen (1975) mengatakan bahwa kekuatan sosial menjadi bagian dari
norma subjektif. Kekuatan sosial yang disebutkan sebelumnya terdiri dari reward atau
punishment yang disampaikan oleh invidu terhadap individu lainnya, rasa senang individu
terhadap individu tersebut, seberapa besar dianggap sebagai seseorang yang
berpengalaman serta keinginan dari individu tersebut. Secara normal, menurut Ajzen (2005)
cenderungnya suatu individu memiliki pemahaman bahwa individu tersebut menyarankan
untuk melaksanakan suatu perilaku maka tekanan sosial yang dirasakan akan semakin besar,
sebaliknya apabila memberikan sugesti untuk tidak melaksanakan suatu perilaku maka
tekanan sosial yang dirasakan cenderung berkurang.
Kontrol Perilaku Persepsian
Kontrol perilaku persepsian adalah ukuran kepercayaan seseorang mengenai
seberapa sederhana atau kompleksnya melaksanakan suatu perbuatan (Hogg dan Vaughan,
2005). Kontrol perilaku dapat juga diartikan sebagai pemahaman mengenai sederhana atau
kompleksnya dalam melakukan perbuatan atas dasar pada pengalaman terdahulu dan
kendala yang dapat dicari solusinya dalam melakukan suatu perbuatan (Feldman, 1995).
Seseorang yang mempunyai sikap dan norma subjektif yang mendukung dalam melakukan
perbuatan tertentu akan sangat bergantung pada dukungan kontrol perilaku persepsian
yang ia miliki.
Keberadaan faktor pendukung memberikan peran penting dalam hal pengendalian
atas kontrol perilaku. Begitu pula sebaliknya, semakin sedikit faktor pendukung yang
dirasakan oleh suatu individu maka individu tersebut akan kesulitan untuk memahami
perilaku yang dilakukan (Ajzen, 2005). Seorang yang memiliki sikap yang positif, dukungan
dari orang-orang disekitar dan sedikitnya hambatan untuk melakukan suatu perilaku, maka
orang itu akan memiliki niatan yang kuat dibandingkan ketika memiliki sikap yang positif dan
dukungan dari orang sekitar namun banyak hambatan yang ada untuk melakukan perilaku
tersebut.
3.SELF DETERMINATION
Determinasi diri (Self Determination Theory) adalah motivasi intrinsik keadaan yang
berasal dari dalam diri individu sendiri yang dapat mendorong melakukan tindakan tujuan
yang individu inginkan sendiri. Dalam determinasi diri menunjukan seseorang untuk
mencari pengetahuan yang baru, tantang dalam diri sendiri, menemukan hal-hal yang baru
yang pada akhirnya akan diterapkan dalan kegiatan dan tindakan seseorang yang akan
dilakukan sesuai dengan kebutuhan.
Dorongan atau motivasi yang muncul dari dalam diri manusia penting
untuk menentukan arah dan perilaku. Salah satu fungsi nyata terkait dorongan ini adalah ba
gaimana individu dapat mencapai tujuan atau prestasi sesuai dengan apa yang diinginkan.
Saat dorongan dalam diri atau disebut juga dengan motivasi intrinsik ini muncul, individu
akan secara bebas terikat dengan ketertarikannya untuk menikmatidaripada sekedar untuk
mendapat sebuah reward atau kepuasan karena paksaan (Deci & Ryan dalam Taylor, dkk.,
2014) dan akan mendapati diri mereka sebagai agen penyebab dari perilaku mereka sendiri.
terkait dengan konsep Human Agentic Behavior , self-determination sendiri didefinisikan
sebagai asal dimana perilaku muncul, dengan aspirasi tinggi, tekun dalam menghadapi
tantangan,melihat banyak kemungkinan dan peluang untuk bertindak, belajar dari kegagaln,
dan lain sebagainya yang mengantarkan ke well-being . Selain itu, Wehmeyer (2005) juga
mendefinisikan self-determined behaviour sebagai -kemauan, kesengajaan, dan self-caused
atau tindakan yang didasarkan oleh diri sendiri (p. 115).
1. Kompetensi
2. Kemandirian
3. Keterhubungan
1.Kesimpulan
Pendidikan gizi adalah suatu upaya untuk mengadakan perubahan pengetahuan,
sikap maupun keterampilan atau praktek dalam hal konsumsi makanan. Pendidikan gizi
sangat penting karena meskipun daya beli masyarakat tinggi dan pangan tersedia namun
apabila pengetahuan gizi masyarakat kurang baik maka masyarakat tidak dapat memenuhi
kebutuhan gizi.
Membahas ruang lingkup pendidikan gizi dan teori perilaku; riset-riset terkait
pendidikan gizi untuk meningkatkan efektivitas pendidikan gizi termasuk motivasi,
kemampuan untuk bertindak, dan berbagai faktor pendukung dan penghambat. Mendesain
program pendidikan gizi untuk perubahan perilaku makan dan kesehatan di masyarakat,
meliputi analisis situasi, mengembangkan, implementasi serta monitoring dan evaluasi.
Teori perubahan perilaku yang digunakan dalan Pendidikan gizi yaitu:
1. Teori health belief model
2. Theory of planned bahavior/reason action approach
3. Self determination theory
2.Saran
Harapan penulis, semoga pembaca bisa menerapkan dan mengaplikasikan
pendidikan kesehatan tentang gizi dalam kehidupan sehari-hari. Salah satunya yaitu dapat
Membangun sikap positif terhadap kebiasaan mengembangkan motivasi menggunakan
pengetahuan gizi untuk promosi kesehatan dan kesejahteraan, merespon makanan bergizi
dalam sikap yang baik.
DAFTAR PUSTAKA
https://ojs.unud.ac.id/index.php/EEB/article/download/34157/21857/
http://repository.unisba.ac.id/bitstream/handle/
123456789/4816/06bab2_widyautama_1005001 26_skr_2016.pdf?
sequence=6&isAllowed=y
https://www.dictio.id/t/apa-yang-dimaksud-dengan-teori-determinasi-diri-atau-self-
determination-theory/4690
https://www.scribd.com/doc/282885734/Self-Determination-Theory
https://pdfcoffee.com/makalah-pendidikan-kesehatan-tentang-gizi-pdf-free.html
http://eprints.umpo.ac.id/3979/3/BAB%20II.pdf