Anda di halaman 1dari 13

MAKALAH

TEORI PLANNED BEHAVIOR

Dosen pengampu:

Tri Addya Karini,SKM.,MPH

Disusun oleh:
A. Sitti Nurul Qalbi Putri R ( 70200121054)
Khairun Nisa ( 70200121049)
Irawati ( 70200121022 )
Nurul Hastuti ( 70200121045)

PROGRAM STUDI KESEHATAN MASYARAKAT


FAKULTAS KEDOKTERAN ILMU KESEHATAN
UNIVERSITAS ISLAM NEGRI ALAUDDIN MAKASSAR
2022
KATA PENGANTAR

Puji syukur kami panjatkan kepada Tuhan Yang Maha Esa, berkat rahmat dan hidayah-
Nya penulis dapat menyelesaikan penyusunan makalah yang berjudul “TEORI PLANNED
BEHAVIOR” dengan tepat waktu. Penulis mengucapkan terima kasih kepada ibu Tri Addya
Karini,SKM.,MPH selaku dosen mata kuliah Promosi Kesehatan. Ucapan terima kasih juga
kepada tim kelompok dan semua pihak yang telah membantu diselesaikannya makalah ini.

Makalah ini disusun untuk memenuhi tugas mata kuliah Promosi Kesehatan. Selain itu,
makalah ini bertujuan manambah wawasan tentang teori-teori planned behavior Penulis
menyadari sepenuhnya bahwa makalah ini tentu punya banyak kekurangan. Untuk itu penulis
dengan berlapang dada menerima masukan dan kritikan konstruktif dari berbagai pihak demi
kesempurnaannya di masa yang akan datang. Akhirnya guna penyempurnaan makalah ini, kami
tetap memohon masukan, kritik, saran pembaca.

Gowa, 26 Mei 2022


DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR

DAFTAR ISI

BAB 1 PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
B. Rumusan Masalah
C. Tujuan

BAB 2 PEMBAHASAN

A. Pengertian Teori Planned Behavior


B. Faktor teori planned behavior
C. Komponen teori of planned behavior
D. Aplikasi penerapan teori planned behavior
E. Kelebihan teori of planned behavior
F. Kekurangan teori planned behaviour

BAB 3 PENUTUP

A. Kesimpulan
B. Saran

DAFTAR PUSTAKA
BAB 1

PENDAHULUAN

A. Latar Belakang
Berawal dengan nama Theory of Reasoned Action (TRA),dikembangkan di tahun 1967,
selanjutnya teori tersebut terus direvisi dan diperluas oleh Icek Ajzen dan Martin Fishbein. Mulai
tahun 1980 teori tersebut digunakan untuk mempelajari perilaku manusia dan untuk
mengembangkan intervensi-intervensi yang lebih mengena. Pada tahun 1988, hal lain
ditambahkan pada model reasoned action yang sudah ada tersebut dan kemudian dinamai Theory
of Planned Behavior (TPB), untuk mengatasi kekurangadekuatan yang ditemukan oleh Ajzen
dan Fishbein melalui penelitian-penelitian mereka dengan menggunakan TRA.
Theory of Planned Behavior didasarkan pada asumsi bahwa manusia adalah makhluk yang
rasional dan menggunakan informasiinformasi yang mungkin baginya, secara sistematis. Orang
memikirkan implikasi dari tindakan mereka sebelum mereka memutuskan untuk melakukan atau
tidak melakukan perilaku-perilaku tertentu. Planned behavior theory menjelaskan bahwa sikap
terhadap perilaku merupakan pokok penting yang sanggup memperkirakan suatu perbuatan,
meskipun demikian perlu dipertimbangkan sikap seseorang dalam menguji norma subjektif serta
mengukur kontrol perilaku persepsian orang tersebut. Bila adasikap yang positif, dukungan dari
orang sekitar serta adanya persepsi kemudahan karena tidak ada hambatan untuk berperilaku
maka niat seseorang untuk berperilaku akan semakin tinggi.
Dalam promosi kesehatan perubahan perilaku merupakan hal yang penting karena untuk
mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif. Keberhasilan suatu
promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari penerima promosi kesehatan.
Dengan demikian, makalah ini membahasTheory of Planned Behavior.
B. RUMUSAN MASALAH

1.Apa definisi Theory of Planned Behavior ?


2. Bagaimana faktor Theory of Planned Behavior?
3. Apa saja komponen Theory of Planned Behavior?
4. Bagaimana aplikasi penerapan Theory of Planned Behavior?
5. Apa kelebihan Theory of Planned Behavior ?
6. Apa kekurangan Theory of Planned Behavior ?

C. TUJUAN PENELITIAN

Dari rumusan penelitian di atas, maka tujuan dari makalah ini adalah :

1. Untuk mengetahui tinjauan mengenaiperilaku sesuai Theory of Planned Behavior.

2. Untuk meramalkan dan memahami pengaruh-pengaruh motivasional.

3. Untuk mengidentifikasi bagaimana dan kemana dapat diarahkan strategistrategi untuk


perubahan perilaku tersebut.

4. Untuk menjelaskan pada tiap aspek penting beberapa perilaku.

5. Untuk mempelajari sikap terhadap perilaku.


BAB ll
PEMBAHASAN

2.1 DefinisiTheory of Planned Behavior


Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of Reasoned
Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku dibentuk
oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan subjective norms (Fishbein
dan Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived
behavioral control (Ajzen, 1991)

Theory of Planned Behavior (TPB) yang merupakan pengembangan dari Theory of


Reasoned Action (TRA) (Ajzen dalam Jogiyanto, 2007). Jogiyanto (2007)
Mengembangkan teori ini dengan menambahkan konstruk yang belum ada di TRA.
Konstruk ini di sebut dengan kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control).
Konstruk ini ditambahkan di TPB untuk mengontrol perilaku individual yang dibatasi
oleh kekurangan-kekurangannya dan keterbatasan3 keterbatasan dari kekurangan
sumber-sumber daya yang digunakan untuk melekukan perilakuny (Hsu and Chiu 2002).
Bagan 2 Theory of Planned Behavior

TPB yang menjelaskan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam kepercayaan,
yaitu (a) kepercayaan perilaku (behavioral beliefs), yaitu kepercayaan tentang
kemungkinan ter-jadinya perilaku
(b) kepercayaan normatif (normative beliefs), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi
normatif dari orang lain dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut
(c) kepercayaan kontrol (control beliefs), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-
faktor yang akan memfasilitasi 4 atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan
persepsian dari faktorfaktor tersebut.

Secara keseluruhan, kepercayaan-kepercayaan perilaku membentuk suatu sikap


menyukai atau tidak menyukai terhadap peri-laku, kepercayaan normatif menghasilkan
tekanan sosial atau norma subyektif, dan kepercayaan kontrol akan memberikan kontrol
perilaku persepsian. Bersama-sama, sikap ter-hadap perilaku, norma subyektif, dan
kontrol perilaku persepsian, akan menimbulkan niat perilaku (behavioral intention) dan
selanjut-nya terbentuk perilaku (behavior). Theory of Planned Behavior adalah teori yang
meramalkan pertimbangan perilaku karena perilaku dapat dipertimbangkan dan
direncanakan (Filadelfia 2015).Peachetal., (2006); Wellington etal,. (2006) dalam Nuary
(2010), menyatakan bahwa Theory of Planned Behavior memiliki keunggulan
dibandingkan teorikeperilakuan yang lain, karena Theory of Planned Behavior
merupakan teori perilaku yang dapat mengidentifikasikan keyakinan seseorang terhadap
pengendalian atas sesuatu yang akan terjadi dari hasil perilaku, sehingga membedakan
antara perilaku seseorang yang berkehendak dan yang tidak berkehendak.

2.2 Faktor Theory of Planned Behavior


a) Sikap terhadap perilaku
Sikap bukanlah perilaku, namun sikap menghadirkan suatu kesiapsiagaan untuk
tindakan yang mengarah pada perilaku (Lubis,2010). Individu akan melakukan sesuatu
sesuai dengan sikap yang dimilikinya terhadap suatu perilaku. Sikap terhadap perilaku
yang dianggapnya positif itu yang nantinya akan dipilih individu untuk berperilaku dalam
kehidupannya. Oleh karena itu sikap merupakan suatu wahana dalam membimbing
seorang individu untuk berperilaku.
b) Persepsi kontrol perilaku
Dalam berperilaku seorang individu tidak dapat mengkontrol sepenuhnya perilakunya
dibawah kendali individu tersebut atau dalam suatu kondisi dapat sebaliknya dimana
seorang individu dapat mengkontrol perilakunya dibawah kendali individu tersebut.
Pengendalian seorang individu terhadap perilakunya disebabkan oleh beberapa faktor,
yaitu faktor internal dan juga faktor eksternal. Faktor internal berasal dari dalam diri
individu tersebut seperti keterampilan, kemauan, informasi, dan lain-lain. Sedangkan
faktor eksternal berasal dari lingkungan yang ada disekeliling individu tersebut. Persepsi
terhadap kontrol perilaku adalah bagaimana seseorang mengerti bahwa perilaku yang
ditunjukkannya merupakan hasil pengendalian yang dilakukan oleh dirinya.
c) Norma Subyektif
Seorang individu akan melakukan suatu perilaku tertentu jika perilakunya dapat
diterima oleh orang-orang yang dianggapnya penting dalam kehidupannya dapat
menerima apa yang akan dilakukannya. Sehingga, normative beliefes menghasilkan
kesadaran akan tekanan dari lingkungan sosial atau Norma Subyektif.

2.3 KomponenTheory of Planned Behavior


Kepercayaan perilaku yang memengaruhi sikap terhadap perilaku. Keyakinan
perilaku adalah hal-hal yang mendorong individu untuk bertindak. Sedangkan sikap
terhadap perilaku yaitu sikap individu terhadap perilaku yang diperoleh dari keyakinan
yang ditimbulkan oleh perilaku tersebut.
1) Keyakinan normatif yang mempengaruhi norma subjektif. Kepercayaan normatif
adalah norma yang digunakan orang orang yang akan mempengaruhi dalam
pengambilan keputusan. Sedangkan norma-norma subyektif menjadi sebagai individu
persepsi terhadap sosialisasi yang ada untuk menunjukkan atau tidak perilaku.
Norma-norma subyektif ini identik dengan keyakinan dari seseorang tentang
perbuatan atau orang lain atau orang lain yang perlu, harus, atau tidak boleh
melakukan perilaku, 6 dan memotivasi orang untuk mengetahui orang lain tersebut
(Michener, Delamater, & Myers, 2004).
2) Kontrol keyakinan yang memengaruhi kontrol perilaku yang dirasakan. Pengendalian
keyakinan adalah pengalaman pribadi, atau orang-orang yang akan mempengaruhi
hasil individu. Kontrol perilaku yang dirasakan adalah keyakinan bahwa individu
pernah melakukan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu. Kontrol perilaku
cerdik dan diartikan persepsi individu yang berhubungan dengan tingkah laku tertentu
(Ismail dan Zain: 2008)

Bagan 3 Komponen TPB

2.4 Aplikasi Penerapan Theory of Planned Behavior


Penelitian sebelumnya menggunakan teori ini dalam mengetahui ada tidaknya
pengaruh hubungan independen antara indentitas diri individu dengan niatan atau
rencana berperilaku. Hal ini dilakukan karena keragu-raguan terhadap pengaruh sikap
individu dalam konsumsi sayuran organik yang dihasilkan negara. Hal ini berart
intensi dan perilaku yang diteliti adalah konsumsi sayuran organik.

 Attitude Toward Behavior Masyarakat United States bereaksi terhadap


sayuran organik. Sayuran organik dianggap solusi akan kekhawatiran
penggunaan nitrogen 7 sintetis yang telah meningkat enam kali lipat dan
produksi pestisida telah meningkat sekitar dua puluh kali (Andow dan Davis:
1989).
 Subjective Norms Banyak orang bersedia membayar premi besar untuk
makanan yang diproduksi secara organik seperti buah organik yang
dihasilkan dan vegetasi khusus. Saat ini diperkirakan perintah harga premium
semakin mengingkat. (Chadwick dkk: 1990). Banyaknya orang yang
melakukan hal tersebut turut memengaruhi keputusan individu dalam
masyarakat tersebut untuk turut membayar tinggi demi konsumsi sayuran
organik.
 Perceived Behavioral Control Pengalaman individu dalam konsumsi sayuran
organik terjadi sejak akhir perand dunia II di United States. Hal ini membuat
wapsada individu dan memutuskan mengkonsumsi yang aman.Dewasa ini,
teori ini juga dapat diterapkan untuk beberapa perilaku sehat lainnya, seperti
pencegahan perilaku merokok. Komponen attitude toward behavior dari
pencegahan perilaku merokok adalah membuat perokok percaya akan hal
postitif dan negative dari merokok sehingga ia memiliki kecenderungan untuk
sadar akan konsekuensi merokk. Komponen subjective norms adalah orang-
orang disekitar perokok yang diminta atau dibuat untuk mendukung perokok
berhenti merokok; perokok juga distimulasi agar menginternalisasi bahwa ia
harus berhenti merokok. Lalu, komponen perceived behavioral control adalah
penggalian pengalaman buruk akibat merokok serta mendukung perokok agar
mengkontrol perilaku merokoknya.
2.5 Kelebihan Theory of Planned Behavior (TPB)

a. Dibanding dengan teori sebelumnya yaitu Theory of Reasoned Action (TRA),


Theory of Planned Behavior (TPB) memiliki kelebihan karena terdapat perceived
behavioral control (PBC), sehingga TPB lebih dapat menjelaskan perilaku secara
akurat dibanding TRA.

b. Theory of Planned Behavior (TPB) dapat digunakan untuk menjelaskan tiap


aspek penting beberapa perilaku manusia seperti mengapa seseorang 8 memilih
calon pada pemilu, mengapa melakukan hubungan pra-nikah, mengapa membeli
mobil baru, mengapa tidak masuk kerja dan lain sebagainya (Achmad, 2010).

c. Theory of Planned Behavior (TPB) dapat memprediksi dan memahami


pengaruh motivasional terhadap perilaku yang bukan dibawah kendali / kemauan
individu sendiri (Achmat, 2010).

d. Theory of Planned Behavior (TPB) dapat digunakan untuk mengidentifikasi


bagaimana dan kemana arah strategi-strategi untuk perubahan perilaku (Achmat,
2010).

e. Dapat memberi pegangan untuk menganalisa komponen perilaku dalam item


yang operasional. Hal ini memudahkan berbagai tipe pencegahan yang dapat
dipertimbangkan. Sasaran teori ini adalah prediksi perilaku yang dapat diamati
secara langsung dan dibawah kendali seseorang.

f. Relative mudah diaplikasikan pada pengggunaan substansi tertentu seperti


rokok, narkoba, alcohol, perilaku makan, penggunaan kondon, dan lain
sebagainya.

2.6 Kekurangan Theory of Planned Behavior(TPB)

a. Theory of Planned Behavior (TPB) digunakan dalam berbagai penelitian,


namun dalam memprediksi menggunakan teori ini, kebanyakan berhenti pada
intensi berperilaku, sehingga belum jelas bagaimana hubungan intensi dengan
perilaku aktual / sesungguhnya (Achmat, 2010).
b. Teori ini masih relatif baru dan kurang banyak digunakan dan kurang banyak
dikenal. Selain itu pemanfaatan teori ini membutuhkan bantuan atau control dari
orang lain. Orang lain sangat berpengaruh terhadap komponen teori ini.

BAB III

PENUTUP

3.1 Kesimpulan

Theory of Planned Behavior (TPB) merupakan perluasan dari Theory of


Reasoned Action (TRA). Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap
perilaku dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the behavior dan
subjective norms (Fishbein dan Ajzen, 1975), sedangkan dalam TPB
ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral control (Ajzen, 1991).
TPB menjelaskan bahwa tindakan manusia diarahkan oleh tiga macam
kepercayaan, yaitu (a) kepercayaan perilaku (behavioral beliefs), yaitu
kepercayaan tentang kemungkinan ter-jadinya perilaku, (b) kepercayaan normatif
(normative beliefs), yaitu kepercayaan tentang ekspektasi normatif dari orang lain
dan motivasi untuk menyetujui ekspektasi tersebut, (c) kepercayaan kontrol
(control beliefs), yaitu kepercayaan tentang keberadaan faktor-faktor yang akan
memfasilitasi atau merintangi kinerja dari perilaku dan kekuatan persepsian dari
faktorfaktor tersebut. Jadi, Theory of Planned Behavior sangat memungkinkan
untuk diaplikasikan dan atau dijadikan landasan teoritis untuk melakukan
penelitian dalam berbagai bidang. Namun, kebanyakan penelitian menggunakan
teori tersebut sebagai dasar teori. Dan teori tersebut masih relevan dan cukup
menantang untuk digunakan sebagai dasar teori dalam melakukan penelitian
dengan tinjauan kultural, dan untuk lebih dikembangkan, misalnya untuk
dijadikan model rancangan pelatihan.

3.2 Saran

Mengingat besarnya manfaat dari Teori Health Belief Model dan Social
Cognitive Theory/Social Learning Theory, seharusnya jangan jadikan teori ini
hanya sebatas ilmu yang diperkirakan. Terlebih bagi yang mengabdi di bidang
kesehatan seperti Sarjana Kesehatan Masyarakat harus mampu berlaku sesuai
konsep yang sesuai dengan dijelaskan pada teori tersebut di kehidupan nyata.
Maka dari itu, diharapkan dengan pemahaman tentang perilaku kesehatan
masyarakat melalui teori-teori ini akan tercipta kualitas kesehatan masyarakat
Indonesia yang baik pula.

DAFTAR PUSTAKA

Azjen, I. (1991). The Theory of Planned Behaviour. Organizational Behaviour and Human
Decision Processes Vol. 50, No. 2, Halaman 179-211 (1991). Diakses pada 11 April 2020
pukul 10.00 GMT+7.

Ajzen, I. (1985). From intentions to actions: A theory of planned behavior (pp. 11-39).
Springer Berlin Heidelberg. Diperoleh dari http:// people. Umass. edu/ aizen/ pdf/
tpb.intervention.pdf. Diakses pada 11 April 2020 pukul 12.08 GMT+7.

Karen Glanz, Barbara K. Rimer, K. Viswanath. (2008). Health Behaviour and Health
Education. The United States of America : Jossey-Boss.

Anda mungkin juga menyukai