Dosen Pengampu :
Disusun oleh :
Kelompok 4
TAHUN 2020
1
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah Promosi Kesehatan yang berjudul “Model-
Model Dalam Promosi Kesehatan” ini dengan lancar dan dalam keadaan yang sehat wal’afiat.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dengan
tulus, demi selesainya makalah kami ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Penulis
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR
DAFTAR ISI
BAB I PENDAHULUAN.........................................................................................................1
BAB II PEMBAHASAN..........................................................................................................3
3.1 Simpulan....................................................................................................................13
3.2 Saran..........................................................................................................................13
DAFTAR PUSTAKA
ii
BAB I
PENDAHULUAN
1
1.3 Tujuan Penelitian
1. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Health Belief Model (model
keyakinan)
2. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Transtheoritical Model (model
berharap)
3. Untuk mengetahui apa yang dimksud dengan Teori Sebab Akibat
4. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Model Trans saksional Stres dan
Koping
5. Untuk mengetahui apa yang dimaksud dengan Theory Of Reasoned Action (teori
aksi beralasan)
2
BAB II
PEMBAHASAN
Acaman yang dirasakan dari sakit atau luka (perceived threat of injury or
illness) mengacu pada sejauh mana seseorang berpikir bahwa penyakit atau rasa sakt
benar-benar mengancan dirinya. Jika ancaman meningkat, maka perilaku pencegahan
juga akan meningkat. Penilaian tentang ancaman berdasar pada kerentanan (perceived
vurnerabilitiy) dan derajat keparahan (perceived severity) yang dirasakan. Induidu
mungkin dapat menciptakan masalah kesehatannya sendiri sesuai dengan kondisi.
3
Individu mengevaluasi keseriusan penyakit jika penyakit tersebut muncul akibat ulah
dirinya sendiri atau penyakit sengaja tidak ditanagani.
4
2. Proses Transtheoretical Model
Kemunduran terjadi ketika individu berbalik ke suatu lebih awal langkah
perubahan. Berbuat tidak baik lagi adalah satu format dari kemunduran, menyertakan
kemunduran dari Maintenance atau Action [bagi/kepada] suatu langkah yang lebih
awal. Bagaimanapun, orang-orang dapat mundur dari langkah apapun pada suatu
langkah yang lebih awal. Berita yang tidak baik adalah itu berbuat tidak baik lagi
menuju ke sebagai aturan ketika tindakan dikira kebanyakan permasalahan perilaku
kesehatan. Berita gembira adalah itu untuk merokok dan latihan hanya sekitar 15%
dari orang-orang mundu di semua jalan langkah Precontemplation. Mayoritas yang
luas mundur ke Preparation atau Contemplating.
1. Precontemplation
2. Contemplation / Perenuangan.
5
3. Preparation / Persiapan.
4. Action/ Tindakan
5. Maintenance / Pemeliharaan
Dimana orang-orang sedang aktif untuk mencegah berbuat tidak baik lagi
tetapi mereka tidak menggunakan proses perubahan sering seperti halnya orang-
orang dalam perang. Suatu langkah yang mana diperkirakan untuk terakhir. Ketika
hasil dari maintenance positif / dapat mengubah perilaku yang lebih baik maka
akan terjadi termination / perhentian. Ketika setelah maintenance terjadi relaps
maka bisa kembali pada tahap contemplation-preparation-action-maintence. Tidak
lagi kembali ke Precontemplation, karena sudah ada kesadaran / niat.
6
Decisional Balance. Decisional Balance membangun cerminan individu
yang menimbang dari baik buruknya dari mengubah. Berasal dari model Mann’s
dan Janis dari pengambilan keputusan ( Janis dan Mann, 1985) itu mencakup
empat kategori dari pro ( laba yang sebagai penolong/musik untuk persetujuan dan
orang lain dan diri untuk yang lain dan diri sendiri). Empat kategori dari
memperdayakan adalah biaya-biaya sebagai penolong/musik ke penolakan dan
yang lain dan diri dari yang lain dan diri. Bagaimanapun, suatu test yang empiris
dari model mengakibatkan suatu banyak struktur yang lebih sederhana. Hanya dua
faktor, yang pro dan contra, ditemukan ( Velicer, DiClemente, Prochaska, &
Brandenberg, 1985). Dalam suatu merindukan rangkaian dari studi ( Prochaska, et
al. 1994), sebanyak ini; sekian struktur yang lebih sederhana telah selalu
ditemukan.
7
2.3 Teori Sebab Akibat
Teori Sebab Akibat adalah suatu respon seseorang (organisme) terhadap stimulus
atau objek yang berkaitan dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan,
makanan dan minuman serta lingkungan.
Seorang ahli (Becker 1979) membuat klasifikasi lain tentang perilaku ini yakni :
1. Perilaku hidup sehat Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau
kegiatan seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya.
Perilaku ini mencakup antara lain :
a. Makan dan menu berimbang (Approciate Diet).
b. Olahraga teratur
c. Tidak Meroko
d. Tidak meminum minuman keras dan Narkoba
e. Istirahat cukup
f. Mengendalikan stress
g. Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan misal tidak berganti-
ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri dengan lingkungan dan
sebagainya.
2. Perilaku Sakit (Illnes Behavior) Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang
terhadap sakit dan penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang
8
penyebab dan gejala penyakit, cara penularan, cara dan kemana harus mencari
pengobatan penyakit dan sebagainya.
3. Perilaku peran sakit (The sick role behavior) Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien)
mempunyai peran yang mencakup hakhak orang sakit dan kewajiban sebagai orang
sakit. Hak dan kewajiban ini harus diketahui oleh orang sakit sendiri maupun orang
lain (terutama keluarganya) yang selanjutnya disebut perilaku peran orang sakit
( The sick role). Perilaku ini meliputi :
a. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
b. Mengenal/mengetahui fasilitas/sarana pelayanan/penyembuhan penyakit yang
layak. c.mengetahui hak (misal : hak memperoleh perawatan, memperoleh
pelayanan kesehatan dan sebagainya) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan
penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan, tidak
menularkan penyakitnya kepada orang lain dan sebagainya).
4. Sikap adalah penilaian (bisa berupa pendapat) seseorang terhadap stimulus/objek
(dalam hal ini adalah masalah kesehatan, termasuk penyakit). Setelah seseorang
mengetahui stimulis/objek, proses selanjutnya akan menilai/bersikap terhadap
stimulus. indikator untuk sikap kesehatan yakni : Sikap terhadap sakit dan penyakit
Sikap terhadap cara pemeliharaan dan cara hidup sehat Sikap terhadap kesehatan
lingkungan
5. Praktek/tindakan (Practices) Setelah seseorang mngetahui stimulus atau objek
kesehatan, kemudian mengadakan penilaian/berpendapat terhadap apa yang
diketahui, proses selanjutnya diharapkan ia akan melaksanakan/mempraktekkan apa
yang diketahui/disikapinya (dinilai baik) inilah yang disebut praktek (practice)
kesehatan atau dapat juga dikatakan perilaku kesehatan (overt behavior) indikator
praktek kesehatan tersebut :
a. Tindakan (praktek) sehubungan dengan penyakit; tindakan/perilaku ini
mencakup : 1. Pencegahan penyakit, mengimunisasikan anaknya, melakukan
pengurasan untuk mandi seminggu sekali, menggunakan masker pada waktu
kerja ditempat berdebu dan sebagainya. 2. Penyembuhan penyakit misalnya
minum obat sesuai petunjuk dokter, melakukan anjuran-anjuran dokter, berobat
ke fasilitas pelayanan kesehatan yang tepat.
b. Tindakan (praktek) pemeliharaan dan peningkatan kesehatan Tindakan/perilaku
ini mencakup Antara lain: Mengkonsumsi makanan bergizi seimbang,
9
melakukan olahraga secara teratur, tidak merokok, tidak minum minuman keras
dan Narkoba.
c. Tindakan (prakek) kesehatan lingkungan: Perilaku ini antara lain mencakup :
membuang air besar di jamban (WC), membuang sampah ditempat sampah,
menggunakan air bersih untuk mandi, cuci, masak dan sebagainya.
10
lingkungan seperti bencana alam, kondisi berbahaya, penyakit, atau berhenti dari kerja.
Definisi ini menyangkut asumsi bahwa situasi demikian memang sangat menekan tapi
tidak memperhatikan perbedaan individual dalam mengevaluasi kejadian. Sedangkan
definisi stress dari respon mengacu pada keadaan stress, reaksi seseorang
terhadap stress, atau berada dalam keadaan di bawah stress (Lazarus & Folkman,
1984).
11
diharapkan dan motivasi untuk memenuhi harapan tersebut (normative beliefs), serta
keyakinan tentang adanya faktor yang dapat mendukung atau menghalangi perilaku
dan kesadaran akan kekuatan faktor tersebut (control beliefs). Jogiyanto (2007)
berpendapat bahwa Intensi atau niat merupakan fungsi dari dua determinan dasar,
yaitu sikap individu terhadap perilaku (merupakan aspek personal) dan persepsi
individu terhadap tekanan sosial untuk melakukan atau untuk tidak melakukan
perilaku yang disebut dengan norma subyektif. Secara singkat, praktik atau perilaku
menurut Theory of Reasoned Action (TRA) dipengaruhi oleh niat, sedangkan niat
dipengaruhi oleh sikap dan norma subyektif. Sikap sendiri dipengaruhi oleh
keyakinan akan hasil dari tindakan yang telah lalu.
Norma subyektif dipengaruhi oleh keyakinan akan pendapat orang lain serta
motivasi untuk menaati pendapat tersebut. Secara lebih sederhana, teori ini
mengatakan bahwa seseorang akan melakukan suatu perbuatan apabila ia memandang
perbuatan itu positif dan bila ia percaya bahwa orang lain ingin agar ia melakukannya.
12
BAB III
PENUTUP
3.1 Simpulan
Promosi kesehatan merupakan suatu proses yang memungkinkan inividu
meningkatkan kontrol terhadap kesehatan dan meningkatkan kesehatannya berbasis
filosofi yang jelas mengenai pemberdayaan diri sendiri. Promosi kesehatan juga
merupakan revitalisasi pendidikan kesehatan pada masa lalu dimana dalam konsep
promosi kesehatan bukan hanya proses penyadaran masyarakat dalam hal pemberian
dan peningkatan pengetahuan masyarakat dalam bidang kesehatan saja, melainkan juga
upaya bagaimana mampu menjembatani adanya perubahan prilaku seseorang.
Promosi kesehatan memiliki beberapa tujuan program yaitu, tujuan pendidikan,
tujuan prilaku, Serta sasarannya adalah sasaran primer,dan sasaran sekunder. Jenis
promosi kesehatan meliputi pemberdayaan masyarakat, pengembangan kemitraan,
upaya advokasi pembinaan suasana, pengembangan SDM, pengembangan IPTEK,
pengembangan media dan sarana, dan pengembangan infrastuktur.
3.2 Saran
Penulis menyadari bahwa makalah diatas banyak sekali kesalahan dan jauh dari
kesempurnaan. Penulis akan memperbaiki makalah tersebut dengan berpedoman pada
banyak sumber yang dapat dipertanggung jawabkan. Maka dari itu penulis
mengharapkan kritik dan saran mengenai pembahasan makalah dalam kesimpulan
diatas.
13
DAFTAR PUSTAKA
1. Maggie davies and Wendy Macdowall. 2006. Understanding Public Health: Health
Promotion Theory. England: London School of Hygiene & tropical medicine. Available
at : http://www.openup.co.uk (diakses 2020)
2. National Institutes of Health. Theories of Health Behavior. United States of America.
Available at : http://oc.nci.nih.gov (diakses 2020)
3. http://smartsholehah93.wordpress.com/2012/12/25/mengembangkan-gaya-hidup-
sehat-dengan-pendekatan-health-belief-model
4. Lenio, James A. (n.d.). Analysis of the Transtheoretical Model of Behavior Change.
Journal of Student Research, 73-86
5. Prochaska , J. O. & Wayne F.V. (1997). The Transtheoretical Model of Health
Behavior Change. American Journal of Health Promotion: September/October 1997,
Vol. 12, No. 1, pp. 38-48.
6. Sharma, Manoj & J. A. Romas. (2012). Theoretical Fondation of Health Education and
Helath Promotion Second Edition. Sudbury : Jones & Bartlett Learning.
7. Shumaker, et al. (Ed). (2009). The Handbook of Health Behavior Change. New York :
Springer.
8. Weiten, Wayne. (2013). Psychology Themes and Variations 9th Edition. Belmont:
Wadsworth.