Dosen Pengampu :
KELAS 2B
Alhamdulillah puji syukur kehadirat Allah SWT. senantiasa kita ucapkan atas
karunia-Nya berupa nikmat iman dan kesehatan ini akhirnya kami bisa menyelesaikan
makalah “Promosi Kesehatan” ini. Tidak lupa shalawat serta salam tercurahkan bagi
baginda agung Rasulullah SAW yang syafaatnya akan kita nantikan kelak.
Penulis mengucapkan terima kasih kepada dosen pembimbing mata kuliah serta
dosen koordinator mata kuliah dan kepada semua pihak yang telah membagi
pengetahuannya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah.
Dengan rendah hati kami meminta maaf jika ada kekeliruan dan salah kata
dalam pembuatan makalah ini. Sehingga makalah yang kami buat ini masih jauh dari
kata sempurna oleh karena itu kritik dan saran yang membangun akan kami nantikan
demi kesempurnaan makalah ini. Penulis juga berharap agar isi makalah ini dapat
bermanfaat bagi pembaca. Demikian kata pengantar ini penulis sampaikan. Terima
kasih atas semua pihak yang membantu penyusunan dan membaca makalah ini.
Tim Penulis
DAFTAR ISI
l
BAB I
PENDAHULUAN
1.1 Latar Belakang
Green dan Kreuter (2005) menyatakan bahwa “Promosi kesehatan adalah
kombinasi upaya-upaya pendidikan, kebijakan (politik), peraturan, dan organisasi
untuk mendukung kegiatan-kegiatan dan kondisi-kondisi hidup yang
menguntungkan kesehatan individu, kelompok, atau komunitas”.
Definisi yang dikemukakan Green ini dapat dilihat sebagai operasionalisasi
dari definisi WHO (hasil Ottawa Charter) yang lebih bersifat konseptual. Di dalam
rumusan pengertian diatas terlihat dengan jelas aktivitas-aktivitas yang harus
dilakukan dalam kerangka “promosi kesehatan”.
Sedangkan Kementerian/Departemen Kesehatan Republik Indonesia
merumuskan pengertian promosi kesehatan sebagai berikut: “Upaya untuk
meningkatkan kemampuan masyarakat dalam mengendalikan faktor-faktor
kesehatan melalui pembelajaran dari, oleh, untuk dan bersama masyarakat, agar
mereka dapat menolong dirinya sendiri, serta mengembangkan kegiatan yang
bersumberdaya masyarakat, sesuai sosial budaya setempat dan didukung oleh
kebijakan publik yang berwawasan kesehatan.”
Hal tersebut tertuang dalam Keputusan Menteri Kesehatan No.
1114/Menkes/SK/VIII/2005. Promosi kesehatan sebagai bagian dari program
kesehatan masyarakat di Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan
visi pembangunan kesehatan di Indonesia.Dalam Undang-Undang Kesehatan RI no
36 tahun 2009, disebutkan bahwa visi pembangunan kesehatan adalah
“Meningkatkan kesadaran, kemauan dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang
agar terwujud derajat kesehatan masyarakat yang setinggitingginya, sebagai
investasi sumber daya manusia yang produktif secara sosial dan ekonomi”.
Promosi kesehatan sebagaii bagian dari program kesehatan masyarakat di
Indonesia harus mengambil bagian dalam mewujudkan visi pembangunan
kesehatan di Indonesia tersebut. Mengapa upaya pendidikan kesehatan saja tidak
cukup? Pendidikan kesehatan yang bertujuan merubah perilaku individu, kelompok
dan masyarakat, ternyata tidak cukup untuk meningkatkan derajat kesehatan,
karena diluar itu masih banyak faktor atau determinan yang mempengaruhi
kesehatan dan berada diluar wilayah kesehatan. Determinan kesehatan tersebut
tidak bisa diintervensi dengan pendidikan kesehatan, tapi harus lewat regulasi dan
legislasi, melalui upaya mediasi dan advokasi.
Upaya advokasi, dukungan sosial dan pemberdayaan inilah yang merupakan
misi dan strategi utama dalam promosi kesehatan.. Secara umum disadari bahwa
untuk melahirkan perilaku yang menguntungkan kesehatan atau mengubah perilaku
yang tidak menguntungkan menjadi perilaku yang menguntungkan kesehatan,
seringkali diperlukan cara-cara yang “mungkin” bersifat memaksa, seperti
pembentukan norma atau peraturan, atau penciptaan lingkungan sosial dan fisik
yang akan memaksa lahirnya perilaku yang diinginkan. Bunton (1992 di dalam
Naidoo dan Wills, 2000 : 85) menyebutkan bahwa metode-metode baru yang
diintroduksikan ke dalam promosi kesehatan adalah regulasi sosial, yang betul-
betul bersifat menekan dan sungguh-sungguh mengendalikan.
PEMBAHASAN
2.1 Pengertian
b. Bina suasana adalah pembentukan suasana lingkungan sosial yang kondusif dan
mendorong dipraktikkannya PHBS serta penciptaan panutan-panutan dalam
mengadopsi PHBS dan melestarikannya (Notoatmodjo, 2005).
a) Sasaran primer
Sasaran primer kesehatan adalah pasien, individu sehat dan keluarga (rumah
tangga) sebagai komponen dari masyarakat. Masyarakat diharapkan mengubah
perilaku hidup mereka yang tidak bersih dan tidak sehat menjadi perilaku hidup
bersih dan sehat (PHBS). Akan tetapi disadari bahwa mengubah perilaku
bukanlah sesuatu yang mudah. Perubahan perilaku pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) akan sulit dicapai jika tidak didukung oleh sistem nilai
dan norma sosial serta norma hukum yang dapat diciptakan atau dikembangkan
oleh para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun pemuka formal.
Keteladanan dari para pemuka masyarakat, baik pemuka informal maupun
formal dalam mempraktikkan PHBS. Suasana lingkungan sosial yang kondusif
(social pressure) dari kelompok-kelompok masyarakat dan pendapat umum
(public opinion). Sumber daya dan atau sarana yang diperlukan bagi terciptanya
PHBS, yang dapat diupayakan atau dibantu penyediaannya oleh mereka yang
bertanggung jawab dan berkepentingan (stakeholders), khususnya perangkat
pemerintahan dan dunia usaha (Maulana, 2009).
b) Sasaran Sekunder
Sasaran sekunder adalah para pemuka masyarakat, baik pemuka informal
(misalnya pemuka adat, pemuka agama dan lain-lain) maupun pemuka formal
(misalnya petugas kesehatan, pejabat pemerintahan dan lain-lain), organisasi
kemasyarakatan dan media massa. Mereka diharapkan dapat turut serta dalam
upaya meningkatkan PHBS pasien, individu sehat dan keluarga (rumah tangga)
dengan cara: berperan sebagai panutan dalam mempraktikkan PHBS. Turut
menyebarluaskan informasi tentang PHBS dan menciptakan suasana yang
kondusif bagi PHBS. Berperan sebagai kelompok penekan (pressure group)
guna mempercepat terbentuknya PHBS (Maulana, 2009).
c) Sasaran Tersier
Sasaran tersier adalah para pembuat kebijakan publik yang berupa peraturan
perundang-undangan di bidang kesehatan dan bidang lain yang berkaitan serta
mereka yang dapat memfasilitasi atau menyediakan sumber daya. Mereka
diharapkan turut serta dalam upaya meningkatkan PHBS pasien,individu sehat
dan keluarga (rumah tangga) dengan cara:
1. Memberlakukan kebijakan/peraturan perundang-undangan yang tidak
merugikan kesehatan masyarakat dan bahkan mendukung terciptanya PHBS
dan kesehatan masyarakat.
2. Membantu menyediakan sumber daya (dana, arana dan lain-lain) yang dapat
mempercepat terciptanya PHBS di kalangan pasien, individu sehat dan
keluarga (rumah tangga) pada khususnya serta masyarakat luas pada
umumnya (Maulana, 2009).
Interview (wawancara)
Cara ini merupakan bagian dari bimbingan dan penyuluhan, wawancara antara
petugas kesehatan dengan klien untuk menggali informasi mengapa ia tidak atau
belum menerima perubahan, ia tertarik atau belum menerima perubahan, untuk
mempengaruhi apakah perilaku yang sudah ada atau yang akan diadopsi itu
mempunyai dasar pengertian dan kesadaran yang kuat.
2. Metode Promosi Kelompok
Dalam memilih metode promosi kelompok, harus mengingat besarnya kelompok
sasaran serta tingkat pendidikan formal dari sasaran.
a. Kelompok Besar
Yang dimaksud kelompok besar adalah apabila peserta penyuluhan itu lebih
besar dari 15 orang. Metode yang baik untuk kelompok besar ini, antara lain
ceramah dan seminar.
1) Ceramah
Metode ini baik untuk sasaran yang berpendidikan tinggi maupun rendah.
Hal-hal yang perlu diperhatikan dalam menggunakan metode ceramah.
Persiapan:
a) Ceramah yang berhasil apabila penceramah itu sendiri menguasai
materi apa yang akan diceramahkan.
b) Mempelajari materi dengan sistematika yang baik. Lebih baik lagi
kalau disusun dalam diagram atau skema.
e) Surat kabar
f) Lembar balik
g) Stiker, dan pamlet.
Fungsi utama media cetak ini adalah memberi informasi dan menghibur.
Kelebihan dan kelemahan media cetak
a) Kelebihannya:
- tahan lama
- mencakup banyak orang
- biaya tidak tinggi
- dapat dibawa kemana – mana
- dapat mengungkit rasa keindahan
- mempermudah pemahaman
- meningkatkan gairah belajar
b) Kelemahan:
- media ini tidak dapat menstimulir efek suara dan efek
gerak
- mudah terlipat
2) Media elektronika, yaitu suatu media bergerak dan dinamis, dapat dilihat
dan didengar dalam penyampian pesannya melalui alat bantu elektronika.
Adapun macam-macam media tersebut adalah:
a) TV
b) Radio
c) Film
d) Video film
e) Cassete
f) CD
g) VCD
Kelebihan dan kelemahan media elektronika a) Kelebihannya:
- sudah dikenal masyarakat
- mengikutsertakan semua panca indra
- lebih mudah dipahami
- lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
- bertatap muka
- penyajian dapat dikenadalikan
- jangkauan relatif lebih besar
- sebagai alat diskusi dan dapat diulang-ulang.
b) Kelemahannya:
- biaya lebih tinggi
- sedikit rumit
- perlu listrik
- perlu alat canggih untuk produksinya
- perlu persiapan matang
- peralatan selalu berkembang dan berubah
- perlu ketrampilan penyimpanan
- perlu terampil dalam pengoperasian
3) Media luar ruang yaitu media yang menyampaikan pesannya diluar
ruang secara umum melalui media cetak dan elektronika secara statis,
misalnya:
a) Papan rekalme yaitu poster dalam ukuran besar yang dapat
dilihat secara umum di perjalanan.
b) Spanduk yaitu suatu pesan dalam bentuk tulisan dan disertai
gambar yang dibuat di atas secarik kain dengan ukuran tergantung
kebutuhan dan dipasang di suatu tempat strstegi agar dapat dilihat oleh
semua orang.
c) Pameran
d) Banner
e) TV layar lebar
Kelebihan dan kelemahan media luar ruang
a) Kelebihannya:
- sebagai infromasi umum dan hiburan
- mengikutsertakan semua panca indra
- lebih mudah dipahami
- lebih menarik karena ada suara dan gambar bergerak
- bertatap muka
- penyajian dapat dikendalikan
- jangkauan relatif lebih besar
b) Kelemahannya:
- biaya lebih tinggi
- sedikit rumit
- ada yang memerlukan listrik
- ada yang memerlukan alat canggih untuk produksinya
- perlu persiapan matang
- peralatan selalu berkembang dan berubah
- perlu ketrampilan dalam pengoperasian
Tahapan pertama dalam perencanaan promosi kesehatan adalah Pengkajian tentang apa
yang dibutuhkan klien atau komunitas untuk menjadi sehat. Penggajian keperawatan
adalah proses sistematis dari pengumpulan, verifikasi, Dan komunikasi data tentang
klien, baik individu maupun komunitas. Vase keperawatan ini mencakup dua langkah
yaitu pengumpulan data dari sumber primer (klien) Dan sumber Sekunder (keluarga dan
tenaga kesehatan) Dan analisa data sebagai dasar untuk diagnosa keperawatan
(Bandman dan bandman, 1995). Pengkajian bertujuan Untuk menetapkan dasar data
tentang kebutuhan, masalah kesehatan, pengalaman pengalaman yang terkait, terkait,
praktik praktik kesehatan, kesehatan, tujuan, tujuan, nilai dan gaya hidup yang
dilakukan dilakukan klien. Informasi yang terkandung dalam dasar data adalah dasar
untuk menetapkan proses Asuhan keperawatan selanjutnya.
belajar Klien yang siap untuk belajar sering dapat dibedakan dengan klien yang
tidak siap. Seorang klien yang siap belajar mungkin mencari informasi, misalnya
melalui bertanya, membaca buku atau artikel, tukar pendapat dengan sesama klien yang
pada umumnya menunjukkan ketertarikan. Dilain pihak, klien yang tidak siap belajar
biasanya lebih suka untuk menghindari masalah atau situasi. Kesiapan fisik penting di
kaji oleh perawat apakah klien dapat memfokuskan perhatian atau lebih berfokus status
fisiknya, misalnya terhadap nyeri, pusing, lelah, mengantuk, atau lain hal.
Kesiapan emosi. Apakah secara emosi klien siap untuk belajar? Klien dalam
keadaan cemas, depresi, atau dalam keadaan berduka karena keadaan kesehatannya atau
keadaan keluarganya biasanya tidak siap untuk belajar. Perawat tidak dapat
memaksakan, tetapi harus menunggu sampai keadaan klien memungkinkan dapat
menerima proses pembelajaran.Kesiapan kognitif. Dapatkah klien berpikir secara
jernih? apakah klien dalam keadaan sadar penuh, apakah klien tidak dalam pengaruh zat
yang mengganggu tingkat kesadaran? Pertanyaan itu sangat penting untuk dikaji.
Faktor pemungkin mencakup keterampilan serta sumber daya yang penting untuk
menampilkan perilaku yang sehat. Sumber daya dimaksud meliputi fasilitas yang
ada,personalia yang t personalia yang tersedia, ruangan ersedia, ruangan yang ada, atau
yang ada, atau sumber-sumber lain sumber-sumber lain yang serupa. Faktor yang
serupa. Faktor ini juga menyangkut menyangkut keterjangkauan keterjangkauan sumber
tersebut tersebut oleh klien: apakah biaya, jarak, waktu dapat dijangkau? Bagaimana
keterampilan klien untuk melakukan perubahan perilaku perludiketahui , karena dengan
mengetahui sejauh mana klien memiliki keterampilan pemungkin, wawasan yang
bernilai bagi perencana pendidikan kesehatan dapat diperoleh.
Faktor penguat adalah faktor yang menentukan apakah tindakan Kesehatan memperoleh
dukungan atau tidak. Sumber penguat tersebut bergantung kepada tujuan dan jenis
program. program. Di dalam pendidikan pendidikan kesehatan kesehatan klien di rumah
sakit, misalnya, misalnya, penguat penguat diberikan oleh perawat, dokter, ahli gizi,
atau klien lain dan keluarga. Di dalam Pendidikan kesehatan di sekolah penguat
mungkin berasal dari guru, teman sebaya, pimpinan sekolah, dan keluarga. Apakah
faktor penguat itu positif atau negative tergantung pada sikap dan perilaku perilaku
orang lain yang berpengaruh. berpengaruh. Pengaruh Pengaruh itu tidak sama, mungkin
mungkin sebagian Sebagian mempunyai pengaruh yang sangat kuat dibandingkan
dengan yang lainnya dalam mempengaruhi perubahan perilaku.Perawat perlu mengkaji
secara cermat faktor penguat ini, untuk menjamin bahwasasaran pendidikan kesehatan
mempunyai kesempatan yang maksimum untuk mendapat umpan balik yang
mendukung selama berlangsungnya proses perubahan perilaku.
1. Pengkajian
Tahap pertama dalam promosi kesehatan adalah mengkaji tentang apa yang
dibutuhkan oleh klien untuk mencapai tujuan hidup sehat. Pengkajian bertujuan untuk
menentukan kebutuhan dan masalah kesehatan klien.
Berikut adalah beberapa hal yang harus dikaji sesuai dengan jenis klien. dengan jenis
klien.
1) Riwayat keperawatan
2) Identitas klien
3) Pemeriksaan fisik
4) Gaya hidup
5) Risiko kesehatan
7) Tekanan hidup
Diagnosis
Pada tahap ini, perawat menetapkan masalah keperawatan pada klien berdasarkan hasil
dari hasil dari pengkaijan y pengkaijan yang sudah d sudah dianalisa. ianalisa.
Diagnosis Diagnosis keperawatan y keperawatan yang berkaitan berkaitan dengan
promosi kesehatan adalah diagnosis sejahtera. Tujuan dari diagnosis tersebut adalah
meningkatkan kesejarhteraan klien tanpa menunjukan adanya masalah. Contoh
diagnosis sejahtera seperti, keseiapan meningkatkan kesejahteraan spiritual, kesiapan
meningkatkan koping, kesiapan meningkatkan pengetahuan.
2. Perencanaan
dilakukan benar-benar terfokus pada kebutuhan belajar klien yang sesuai dengan
Hal-hal yang perlu diidentifikasi pada proses perencanaan ialah: Menetapkan tujuan,
kebutuhan dan prioritas pembelajaran klien, menetapkan domain yang dituju pada klien,
dan tempat pemberian promosi kesehatan, serta media dan alat yang dibutuhkan dalam
kesehatannya
2) Mengidentifikasi perilaku klien terhadap kesehatan
perilaku
7) Komitmen terhadap tujuan perubahan perilaku: secara verbal dengan kontrak tertulis
3. Implementasi
Pada tahap ini, perawat menjalankan perencanaan yang telah disusun. Dibutuhkan
peran klien untuk mencapai mencapai tujuan dari promosi promosi kesehatan kesehatan
tersebut. tersebut. Tanggung Tanggung jawab klien harus diselesaikan untuk
mengimplementasikan rencana asuhan keperawatan. Pada jenis klien masyarakat,
masyarakat, promosi promosi kesehatan kesehatan dilakukan dilakukan dengan
pemberdayaan pemberdayaan keluarga keluargamelalui dasawisma, yang didukung oleh
bina suasana. Pemberdayaan ini melalui individu yang datang berkunjung ke fasilitas
kesehatan masyarakat seperti posyandu ataupun kader yang berkunjung ke lingkungan
RT. Sedangkan bina suasana dapat dilakukan dengan memanfaatkan media masa yang
tepat untuk masyarakat, misalnya koran online, spanduk, dll (Kemenkes RI, 2014).
4. Evaluasi
Tahap evaluasi pada kegiatan promosi kesehatan sama dengan tahap evaluasi pada
proses proses keperawatan keperawatan pada umumnya. umumnya. Hal yang harus
diperhatikan diperhatikan pada tahap ini ialah standar yang ditetapkan dari tujuan dan
has Evaluasi yang dilakukan meliputi tiga evalusi, yaitu evaluasi proses, evaluasi
dampak,dan evaluasi hasil. Pada evalusi proses dilihat faktor yang mempengaruhi
promosi kesehatan seperti faktor pedisposisi. Evaluasi dampak melihat dampak yang
ditimbulkan setelah dilaksanakan promosi kesehatan baik dari perilaku dan kebiasaan
masyarakat maupun lingkungan. Terakhir, evaluasi hasil akan terlihat kulitas hidup
pada klien (Maulana, H. D. J. 2007).il, yang kemudian dijadikan pedoman evaluasi pada
kegiatan promosi kesehatan.
Sebagai seorang calon perawat/ perawat yang akan bekerja melayani kebutuhan
klien, anda akan dihadapkan juga pada tindakan untuk memberikan promosi kesehatan.
Setelah data pengkajian dikumpulkan tentunya anda harus membuat terlebih dahulu
masalah/ diagnosa keperawatan, baik akatual maupun resiko, yang berhubungan dengan
rencana untuk melakukan promosi kesehatan tersebut. Mari kita bahas...
Contoh:
a. Resiko gizi buruk berhubungan dengan kurang pengetahuan tentang gizi pada anak
balita
Langkah yang harus dilakukan untuk menetapkan prioritas masalah kesehatan, terdiri
dari:
PENUTUP
A. Simpulan
Untuk mewujudkan atau mencapai visi dan misi promosi Kesehatan secara efektif dan
efisien, maka diperlukan cara dan pendekatan yang strategis yaitu strategi promosi
kesehatan. Berdasarkan rumusan WHO (1994) strategi promosi kesehatan secara global
ini terdiri dari 3 hal, yaitu Advokasi (Advocacy), Dukungan Sosial (Social support), dan
Pemberdayaan Masyarakat (Empowerment). Di dalam piagam Ottawa dirumuskan
pulastrategi baru promosi kesehatan, yang mencakup 5 butir, yaitu Kebijakan
Berwawasan Kebijakan (Health Public Policy), Lingkungan yang mendukung
(Supportive Environment), Reorientasi Pelayanan Kesehatan (Reorient Health Service),
Keterampilan Individu (Personnel Skill), dan Gerakan masyarakat (Community
Action).Dalam pemilihan srategi promosi kesehatan agar masyarakat lebih mudah untuk
mengingat dan menerapkan dalam kehidupan sehari-hari mereka. Pemilihan srategi
promosi kesehatan yaitu diantaranya Ceramah, Media Massa, Instruksi individual,
Simulasi,Modifikasi Perilaku dan Pengembangan Masyarakat. Dalam pemilihan srategi
promosi kesehatanpun ada aturan-aturan tersendiri, intinya adalah agar srategi promosi
kesehatan program-programnya semakin berkembang dan tidak salah sasaran.
B. Saran
Diharapkan dengan adanya makalah ini pembaca khususnya kita sebagai penyuluh
kesehatan dapat memahami tentang strategi promosi kesehatan dalam rangka
memajukan kesehatan masyarakat serta meningkatkan derajat kesehatan masyarakat,
dan dengan promosi kesehatan yaitu melalui penyuluhan kesehatan atau pendidikan
kesehatan kita sebagai penyuluh kesehatan dapat menjadi bagian dari pembangunan
Kesehatan
DAFTAR PUSTAKA
Dwi Susilowati, 2016. Promosi Kesehatan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan
http://prasko17.blogspot.com/2015/03/strategi-promosi-kesehatan.html.... Strategi
Promosi Kesehatan
https://www.slideshare.net/RobbyCandraPurnama1/kul4-strategi-promosi- kesehatan.....
Bahan Kuliah Strategi Promosi by Candra Purnama,M.Kes Apt
http://bahankuliahkesehatan.blogspot.com/2011/02/promosi-kesehatan-dalam-
kesehatan.html...... Promosi Kesehatan dalam kesehatan asyaraka wi Susilowati, 2016.
Promosi Kesehatan. Jakarta Selatan : Pusdik SDM Kesehatan
https://id.scribd.com/document/341141276/Konsep-Pengkajian-Promosi-Kesehatan
https://www.academia.edu/36607694/Konsep_Promosi_Kesehatan