Anda di halaman 1dari 21

MAKALAH

MIKROBIOLOGI DAN PARASITOLOGI

Penyakit Infeksi Pada Manusia Yang Disebabkan Oleh Antropodha

DOSEN MATA KULIAH :

Popi Sopiah, S.Kp.,M.Biomed

KELOMPOK 3 :

1. Amelia Salsa Ramadhyanti 6. Tita Sri Mulyani


2. Ia Safitri 7. Titin Pujasari
3. Julia Gustina Sari 8. Usy Nurfadillah
4. Kemy Agustiono 9. Yayang Hannisa Sri Rahayu
5. Salsa Bila Yulieta

STIK SEBELAS APRIL SUMEDANG

S1 ILMU KEPERAWATAN

2020
KATA PENGANTAR

Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah mikrobiologi yang berjudul “Penyakit
Infeksi Pada Manusia Yang Disebabkan Oleh Antropodha” ini dengan lancar dan dalam
keadaan yang sehat wal’afiat.

Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dengan
tulus, demi selesainya makalah kami ini.

Kami juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.

Sumedang, 15 Juni 2020

Kelompok 3

i
DAFTAR ISI

KATA PENGANTAR...................................................................... i

DAFTAR ISI..................................................................................... ii

BAB I PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang........................................................................ 1


1.2 Rumusan Masalah................................................................... 1
1.3 Tujuan..................................................................................... 2

BAB II PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arthopodha........................................................... 3


2.2 Ciri-ciri Arthopodha............................................................... 3
2.3 Struktur Arthopodha............................................................... 4
2.4 Reproduksi Arthopodha.......................................................... 5
2.5 Peranan Arthopodha............................................................... 5

BAB III PENUTUP

3.1 Kesimpulan.............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................

DAFTAR PUSTAKA....................................................................... iii

ii
BAB I

PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Hewan merupakan makhluk hidup yang mampu beradaptasi di berbagai lingkungan.


Mereka dapat hidup di laut, air tawar, kutub, dan padang pasir (gurun). Berdasarkan
kerangka tulang belakangnya, hewan dikelompokkan menjadi dua kelompok utama,
yaitu intervertebrata (hewan yang tidak bertulang belakang) dan vertebrata (bertulang
belakang). Berdasarkan persamaan dan pernedaannya, kelompok hewan invertebrata di
kelompokkan ke dalam 9 filum, yaitu : Porifera, Coelenterata, Platyhelminthes,
Nemathelminthes, Annelida, Mollusca, Arthropoda, Echinodermata, Chordata.

Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan
makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh
jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata filum
Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari filum
Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu
juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai
dari daerah tropis hingga daerah kutub.[ CITATION Rah17 \l 1057 ]

Diperkirakan baha populasi arthoropdha di dunia, yang meliputi krustacea, laba-laba,


dan serangga, berjumlah sekitar 108 individu. Hampir 1 juta spesies arthropodha telah
dideskripsikan, dan sebagaian besar adalah serangga. Pada kenyataannya, dua dari setiap
tiga organisme yang dikenal adalah hewan arthripodha, dan anggota filum tersebut ada
hampir pada semua habitat yang ada di biosfer. Berdasarkan kriteria keanekaragaman,
penyebaran, dan jumlah spesies, filum arthropodha harus dianggap sebagai yang paling
berhasil diantara semua filum.[ CITATION Ari01 \l 1057 ]
1.2 Rumusan Masalah
1. Apa pengertian Arthropoda?
2. Bagaimana ciri-ciri dan struktur Artropoda?

1
3. Bagaimana reproduksi dan peranan arthopodha?
4. Apa saja penyakit infeksi yang disebabkan oleh arthropodha?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu arthropodha.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur arthopodha.
3. Untuk mengetahui reproduksi dan peranan arthopodha.
4. Untuk mengetahui penyakit infeksi apa saja yang disebabkan oleh arthropodha.

2
BAB II

PEMBAHASAN

2.1 Pengertian Arthopodha


Kata Arthropoda berasal dari bahasa Latin (arthra = ruas, podos = kaki), dapat
diartikan bahwa Arthropoda merupakan hewan yang memiliki ciri, yaitu kaki beruas,
berbuku, atau bersegmen (segmen tersebut juga terdapat di tubuh). Tubuh Arthropoda
merupakan simetris bilateral dan tergolong triploblastik selomata. Jumlah spesies
anggota filum ini adalah terbanyak dibandingkan dengan filum lainnya yaitu
diperkirakan lebih dari 1.000.000 spesies. Contoh anggota filum ini antara lain
kepiting, udang, serangga, laba-laba, kalajengking, kelabang, dan kaki seribu, serta
spesies-spesies lain yang dikenal hanya berdasarkan fosil. Habitat hewan-hewan
Arthropoda adalah di air dan di darat. Di air dapat mencapai kedalaman lebih dari
6000 meter, sedangkan di daratdapat mencapai ketinggian 7000 meter. Sifat hidup
Arthropoda bervariasi, ada yang menguntungkan dan ada juga yang bersifat parasit
[ CITATION ari14 \l 1057 ].
2.2 Ciri-ciri Arthropoda
Secara umum ciri-ciri filum arthropoda adalah sebagai berikut:
 Tubuh beruas-ruas yang terbagi atas kepala (caput), dada (thoraks), dan badan
belakang (abdomen). Beberapa diantaranya ada yang memiliki kepala dan
dada yang bersatu (cephalothoraks).
 Memiliki 3 lapisan (triploblastik) yaitu ektoderm, mesoderm dan endoderm
dengan rongga tubuh.
 Bentuk tubuh simetris bilateral.
 Bagian tubuh terbungkus oleh eksoskelet yang mengandung khitin.
 Alat pencernaan makanan lengkap terdiri atas mulut, kerongkongan usus, dan
anus.
 Sistem reproduksi terpisah, artinya ada hewan jantan dan ada hewan betina.
Reproduksi terjadi secara seksual dan aseksual ( partenogenesis dan
paedogenesis ).
 Memiliki sistem peredaran darah terbuka (sistem lakuner) dan alat
peredarannya berupa jantung dan pembuluh-pembuluh darah terbuka .

3
 Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di
atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan
syaraf sebelah ventral,serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang
dihubungkan  satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan 
sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
 Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
 Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan
lembaran (paru-paru buku)
 Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
 Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
2.3 Struktur Tubuh Arthropoda

Arthropoda termasuk golongan hewan triplobastik selomata, yaitu mempunyai


rongga sejati dan tiga lapisan tubuh. Tubuhnya berbuku-buku/ beruas-ruas, kakinya
pun beruas-ruas, mempunyai rangka luar (eksoskeleton) dari bahan kitin yang
berguna untuk melindungi alat-alat tubuh bagian dalam dan dapat memberikan bentuk
tubuh.

Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen). Jika dipotong menjadi dua, maka bersifat simetri bilateral. Mulutnya
terdapat pada bagian ujung anterior dan anus terdapat pada ujung posterior.
Mempunyai alat-alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu mulut,
kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh,
atau dengan paru-paru buku. Hewan ini sudah mempunyai sistem saraf, peredaran
darah, ekskresi, serta indra. Filum ini dianggap berkerabat dekat dengan Annelida
sebab banyak memiliki sifat-sifat yang sama.

4
Gambar 1.1

2.4 Reproduksi  Arthropoda

Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual
dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan
jantan) dan paedogenesis (terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada
larva). Jenis alat kelamin hewan ini sudah terpisah.

Arthtropoda memiliki sistem sirkulasi terbuka, cairan tubuh yang disebut


hemolimfa didorong oleh suatu jantung, masuk ke ruang sinus yang mengelilingi
jaringan dan organ. Terdapat organ khusus untuk pertukaran gas, seperti spesies
akuatik yang bernafas dengan sejenis insang tipis dan berbulu. Pada Arthropoda
terrestrial menggunakan trakea untuk pertukaran gas.

2.5 Peranan Arthopodha

Filum Arthropoda yang menguntungkan antara lain :

 Arachnida bermanfaat untuk pengendalian populasi serangga, terutama


serangga hama.
 Insecta terutama golongan kupu-kupu dan lebah sangat membantu para petani
karena dapat membantu proses penyerbukan pada bunga.
 Insecta dibudidayakan karena dapat menghasilkan madu. Misal: lebah madu
(Apis mellifera).

5
 Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang
dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
 Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata,Apis indica, Apis
melifera)
 Beberapa Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.
 Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang
windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla
serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
 Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda
Filum Arthropoda yang merugikan antara lain :
 Hewan-hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-
hewan Acarina, yaitu:
 Sarcoptes scabei, menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
 Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci,dan kuda
 Todectes cynotis, (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing
 Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
 Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng)
menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap
cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
 Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu
busuk.
 Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh
berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.
 Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.
 Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
 Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
 Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk
demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah
sebagai vektor penyakit tifus.
2.6 Penyakit Infeksi yang Disebabkan oleh Arthopodha
Pada saat ini penyakit yang masuk kedalam tubuh manusia antara lain, di
bawa oleh beberapa jenis hewan. Secara kesehatan, hewan pembawa bibit penyakit

6
dinamakan vektor. Diketahui bahwa serangga dapat menimbulkan penyakit tidak
hanya melalui gigitan atau hisapan darah belaka, tetapi dapat pula secara mekanis,
yaitu dengan menempelnya bibit penyakit pada tubuh serangga tersebut. Saat ini yang
disebut vektor ialah arthopodha atau hewan tidak bertulang belakang (invertebrate)
lainnya yang menimbulkan penyakit infeksi pada manusia dengan jalan memindahkan
bibit penyakit yang dibawanya pada mnusia melalui gigitan pada kulit atau selaput
lendir ataupun meninggalkan bibit penyakit yang dibawa pada bahan makanan atau
bahan-bahan lainnya, sehingga menimbulkan penyakit pada manusia yang meng
konsumsinya atau mempergunakan bahan-bahan tersebut.[ CITATION Yud11 \l 1057 ]
Penularan penyakit dapat dibedakan menjadi :
1. Vektor mekanik
Yaitu penularan secara mekanik, disebut pula penularan pasif yakni pindahnya
bibit penyakit yang dibawa oleh vektor melalui bahan-bahan yang
dipergunakan manusia. Contohnya penyakit tifus yang disebabkan kuman
gram negatif seperti salmonella thyphii yang dibawa oleh lalat. Penularan
secara mekanik lainnya adalah dengan menggosokkan tangan yang baru
dipergunakan untuk membunuh dengan cara melumatkan vektor ( misalnya
pinjal ) pada selaput lendir ( misalnya mata ), sehingga bibit penyakit bisa
masuk melalui selaput lendir kedalam tubuh.
2. Vektor biologi
Yaitu penularan yang disebut pula penularan aktif yakni pindahnya bibit
penyakit seperti plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam tubuh.
Yaitu nyamuk Anopheles sp jika vektor tersebut menggigit manusia, maka
plasmodium masuk kedalam tubuh sehingga timbul penyakit yang disebut
penyakit malaria.

Arthopoda memiliki karakteristik eksoskeleton dan tubuh yang terbagi


menjadi beberapa segmen. Empat kelas utama arthopodha adalah Chilopoda,
Diplopoda, Insecta, dan Arachnida. Dari keempat kelas tersebut, kelas insecta dan
arachnida menyebabkan dampak terbesar pada manusia. [CITATION Riz19 \t \l 1057 ]

Anggota tiap kelas tersebut adalah sebagai berikut :

7
1. Chilopoda : kelabang
2. Diplopoda : kaki seribu
3. Insecta : Hymenoptera ( lebah, tawon, semut api ), lalat, nyamuk, bedbugs,
pinjal, kutu dan kissing bugs.
4. Arachnida : laba-laba, kalajengking, tungau, dan caplak.

Penyakit yang disebabkan atau ditransmisikan oleh arthopodha antara lain :

1. Caplak (ticks): Lyme disease, Rocky Mountain spotted fever, relapsing fever,
anaplasmosis, babesiosis, tularemia
2. Lalat: tularemia, leishmaniasis, African trypanosomiasis, bartonellosis, loiasis
3. Pinjal (fleas): pes, tularemia, murine typhus
4. Chigger mites: scrub typhus
5. Kutu badan: epidemic typhus, relapsing fever
6. Kissing bugs: penyakit Chagas
7. Nyamuk: malaria, yellow fever, dengue, West Nile virus, Japanese
encephalitis, chikungunya, Zika virus.

Penyakit yang disebabkan oleh Arthopodha :

1. Skabies

8
gambar 1.2
Skabies atau penyakit kulit adalah yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varietas hominis
Morfologi dan daur hidup
 Badannya berbentuk oval dan gepeng.
 Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki.
 Setelah melakukan populasi 5 S.scabiei jantan mati, tetapi kadang-
kadang dapat bertahan hidup beberapa hari.

Patologi dan gejala klinis

 Gejala : bintik-bintik merah disertai gatal-gatal pada malam hari


(pruritis nokturna).
 Tungau hidup ditempat predileksi yaitu : jari tangan, pergelangan
tangan, siku bagian luar, lipatan ketiak depan, umbilikus, daerah
gluteus, ekstremitas, genital eksternal pada laki-laki dan ereola mamae
pada wanita.
2. Demodisiosis

9
Gambar 1.3
Infestasi oleh Demodex Folliculorum
Morfologi
 Yaitu tungau folikel rambut yang berbentuk panjang menyerupai
cacing.
 Berukuran 0,1 – 0,3 mm.
 Berkaki 4 pasang yang letaknya berdekatan serta mempunyai abdomen
dengan garis-garis transversal.

Patologi dan gejala klinis

 Parasit hidup di folikel rambut dan kelenjar keringat terutama disekitar


hidung dan kelopak mata sebagai parasit permanen.
 D. Folliculorum dapat menyebabkan kelainan berupa blefaritis, akne
rosasea dan impetigo kontagiosa yang disertai rasa gatal dan dapat
terjadi infeksi sekunder.
3. Pedikulosis

Gambar 1.4

10
Yaitu gangguan yang disebabkan infestasi tuma. Salah satu gangguan pada
rambut kepala disebabkan oleh tuma kepala yang disebut pediculus humanus.
Morpologi dan Daur Hidup
 Bentuk tuma kepala lonjong, pipih dorsoventral, berwarna kelabu,
kepala berbentuk segitiga, segmen toraks yang menyatu dan abdomen
bersegmen.
 Ujung setiap kaki dilengkapi kuku.

Paologi dan Gejala Klinis

Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan tuma pada waktu
mengisap darah. Lesi sering ditemukan pada belakang kepala atau leher. Air
liur tuma yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal.

4. Phthyrisis

Gambar 1.5

Infeksi kulit sekitar daerah kemaluan yang disebbkan oleh pthirus pubis.
Morfologi dan Daur Hidup
 Morfologi mirip Sarcoptes scabei.
 Stadium dewasa berukuran 1,5–2 mm

11
 Berwarna abu-abu, hidup di rambut aksila, pubis, alis, kumis, dan buu
mata.
Patologi dan Gejala Klinis
Rasa gatal dan kulit berwarna merah dibagian pubis, terdapat juga
bintik-bintik berwarna abu-abu, disebabkan oleh air liur kutu Pthirus Pubis.
5. Miasis

Gambar. a. 1.6

Gambar. b. 1.6

Miasis berasal dari bahasa yunani yaitu Myia = lalat. Yaitu infeksi larva lalat
kedalam jaringan atau alat tubuh manusia atau hewan.
Morfologi dan daur hidup
Merupakan investasi larva lalat (dipthera) ke dalam jaringan hidup manusia
dalam periode tertentu dengan memakan jaringan inangnya, termasuk cairan
subtansi tubuh.

Gejala klinis

12
Memicu terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri, peradangan, perdarahan,
demam, gatal – gatal, migrain, vertigo, ertitrema, dan neutropil meningkat.

Golongan penyakit berdasarkan faktor kehidupannya

1. Penyakit dengan 2 faktor kehidupan (manusia-athropoda), keadaan ini disebut


penyakit yang diakibatkan oleh pengaruh langsung arthropoda terhadap
manusia, contoh miyasis.
2. Penyakit dengan 3 faktor kehidupan (manusia-arthropoda vektor-kuman
(mikroorganisme lainnya), keadaan ini merupakan gambaran umum penyakit
pada dasarnya merupakan tuan rumah dan arthropoda sebagai vektor bagi
kuman, contoh : penyakit DBD.
3. Penyakit dengan 4 faktor kehidupan (manusia-arthropodavektor-kuman-
reservoir), keadaan penyakit ini disebut dengan zoonosis yaitu penyakit yang
pada awalnya ditularkan kepada hewan selain arthropoda dan kemudian dapat
ditularkan kepada manusia.  demam kuning (yellow fever) yang asal mulanya
ditularkan pada kera dimana penyakit ini vektornya nyamuk Aedes aegepty

Cara bibit Penyakit masuk ke dalam tubuh manusia

Adapun cara bibit penyakit masuk ke dalam tubuh manusia, diantaranya:

1. Bibit penyakit masuk melalui sekresi dan kelenjar saliva (ludah) pada
waktu menggigit.
2. Bibit penyakit dapat masuk dari muntahan isi perut (abdomen).
3. Bibit penyakit dapat masuk melaui/berasal dari kotoran dan masuk melalui
luka pada waktu menggaruk.
4. Bibit penyakit dapat masuk melalui serangga yang tergaruk pada waktu
menggigit.

Pengaruh arthropoda yang dapat menimbulkan penyakit seperti yang


dijelaskan di atas, maka kita perlu mengetahui jenis-jenis arthropoda yang dapat
mengakibatkan hal tersebut lewat identifikasi ciri-ciri, morfologi dan bibit penyakit

13
yang dibawa oleh arthropoda yang meliputi, kecoak, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal.
Selain itu, vektor hanya dapat membawa bibit penyakit (protozoa, bakteri, cacing dsb)
jika kualitas lingkungan kurang/ tidak sehat, maka dalam aplikasinya lingkungan
hidup perlu disehatkan oleh manusia.

Contoh arthropoda penyebab penyakit

1. Nyamuk

Nyamuk termasuk dalam kelas insekta (hexapoda) dan ordo


diphtera. Kelas ini disebut kelas hexapoda karena mempunyai 6 kaki. Pada
prinsipnya morfologi dan susunan tubuh kelas insekta ini sesuai dengan
ciri-ciri umum dari filum arthropoda yaitu kepala, toraks, abdomen dengan
bagian tubuhnya mempunyai batas batas yang jelas. Contoh nyamuk aedes
aegypti, anopheles, culex dan mansonia. Adapun ciri-ciri nyamuk tersebut
sebagai berikut :

Ciri-ciri nyamuk Aedes aegypti:


 Bentuk tubuh kecil dan dibagian abdomen terdapat bintik-bintik serta
berwarna hitam.
 Tidak membentuk sudut 90º
 Penyebaran penyakitnya yaitu pagi atau sore
 Hidup di air bersih serta ditempat-tempat lain yaitu kaleng-kaleng
bekas yang bisa menampung air hujan
 Penularan penyakit dengan cara membagi diri.
 Menyebabkan penyakit DBD
Ciri-ciri nyamuk Culex:
 Palpi lebih pendek dari pada probocis.
 Bentuk sayap simetris.
 Berkembang biak di tempat kotor atau di rawa-rawa.
 Penularan penyakit dengan cara membesarkan tubuhnya.
 Menyebabkan penyakit filariasis

14
 Warna tubuhnya coklat
2. Lalat

Sama halnya dengan  nyamuk, lalat juga berasal ordo diphtera dan
kelasnya myriapoda. Lalat terbagi menjadi dua macam, yaitu lalat yang
menghisap darah dan yang tidak menghisap darah.Lalat yang menghisap
darah. Jika menghisap darah hewan disebut zoopilik dan menghisap darah
manusia disebut antropilik. Lalat yang tergolong penghisap darah (zoopilik
ataupun antropilik), diantaranya :

a. Culicoides

Lalat ini bersifat diurnal (makan pada siang atau pagi hari), lalat
ini juga menghisap darah hewan (zoopilik). Tempat berkembang biak
(breeding place) di genangan air atau di aliran air tenang. Larvanya
mempunyai ciri-ciri : berbentuk cacing, toraks 3 segmen dan abdomen
9 segmen. Saat dewasa mirip nyamuk kecil, sayap berbulu halus,
kadanga-kadang berbintik warna-warni, antena terdiri dari 14 segmen ,
dan palpus mempunyai 5 segmen.

b. Phlebotomus

Lalat ini disebut juga lalat pasir, termasuk antopilik dan


zoopilik, tempat bersarang tidak di air melainkan di batu, dinding
rusak, kandang hewan dan lainnya. Saat dewasa mempunyai ciri-ciri :
tubuh sanat kecil, dapat menembus kasa, kaki, sayap dan badannya
tertutup bulu-bulu panjang. Penyakit-penyakit yang ditularkan :

 Phlebotomus fever yang disebabkan oleh virus yang dibawanya.


 Bartonellosis (Carrion’s disease) yang disebabkan oleh Nartonellla
bacilliformis
 Leishmaniasis tropica

15
Lalat yang tidak menghisap darah.  Dalam prakteknya
diamati lalat yang tidak menghisap darah diantaranya: lalat rumah
(Musca domestica), lalat daging (Sarcophagidae) dan lalat hijau
(Chrysomyia). Dan juga terdapat macam lalat lainnya
diantaranya: Lucilia sp, Calliphora sp, musca sorbens, dsb.

[ CITATION Okt18 \l 1057 ]

16
17
DAFTAR PUSTAKA

https://www.academia.edu/29780107/ISI_MAKALAH_ARTHROPODA (di akses


tanggal 15 Juni 2020)

https://id.scribd.co/doc/314461170/Arthropoda-Penybab-Penyakit (di akses tanggal

15 Juni 2020)

ariani. (2014). makalahbiologifilumarthropoda. 06.

deachrestella. (2015). makalah-tentang-arthropoda, 11.

Mudianto, A. (2001). Keanekaragaman Ekosistem.

O, R. K. (2019). Penyakit Akibat Arthopodha.

Rahman. (2017). Makalah Arthopodha, 01.

Safitri, O. (2018). Penyakit yang disebabkan Arthopodha. 11.

Yudhastuti, R. (2011). Pengendalian Vektor dan Rodent. 210.

J. Michael, Pelczar, dkk. 2009. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta: UI Press

iii

Anda mungkin juga menyukai