KELOMPOK 3 :
S1 ILMU KEPERAWATAN
2020
KATA PENGANTAR
Puji dan syukur kami panjatkan ke hadirat Allah SWT, atas berkat dan rahmat-Nya
akhirnya kami bisa menyelesaikan tugas makalah mikrobiologi yang berjudul “Penyakit
Infeksi Pada Manusia Yang Disebabkan Oleh Antropodha” ini dengan lancar dan dalam
keadaan yang sehat wal’afiat.
Kami ucapkan terimakasih kepada semua pihak yang telah membantu kami dengan
tulus, demi selesainya makalah kami ini.
Kami juga menyadari bahwa makalah kami ini masih jauh dari kata sempurna
dikarenakan terbatasnya pengalaman dan pengetahuan yang kami miliki. Oleh karena itu
kami mengharapkan segala bentuk saran serta masukan bahkan kritik yang membangun dari
berbagai pihak. Akhirnya kami berharap semoga makalah ini dapat memberikan manfaat bagi
perkembangan dunia pendidikan.
Kelompok 3
i
DAFTAR ISI
KATA PENGANTAR...................................................................... i
DAFTAR ISI..................................................................................... ii
BAB I PENDAHULUAN
BAB II PEMBAHASAN
3.1 Kesimpulan.............................................................................
3.2 Saran.......................................................................................
ii
BAB I
PENDAHULUAN
Filum Arthropoda (arthro = sendi atau ruas; pada = kaki atau juluran) adalah golongan
makhluk hewan yang paling besar di dunia ini. Diperkirakan lebih dari 80% dari seluruh
jenis hewan sekarang ini adalah Arthropoda, menghuni semua jenis habitat yang ada.
Bila dibandingkan dengan banyaknya jenis hewan di dunia ini, ternyata filum
Arthropoda menduduki urutan nomor satu diantara jenis-jenis hewan lain. Dari filum
Arthropoda ini, kelas Insecta atau serangga merupakan jenis yang terbesar (sekitar satu
juta spesies). Hal ini disebabkan oleh daya tahan tubuhnya yang baik, cepatnya
menyesuaikan diri dengan lingkungannya dan penyebaran yang sangat luas yaitu mulai
dari daerah tropis hingga daerah kutub.[ CITATION Rah17 \l 1057 ]
1
3. Bagaimana reproduksi dan peranan arthopodha?
4. Apa saja penyakit infeksi yang disebabkan oleh arthropodha?
1.3 Tujuan Masalah
1. Untuk mengetahui apa itu arthropodha.
2. Untuk mengetahui ciri-ciri dan struktur arthopodha.
3. Untuk mengetahui reproduksi dan peranan arthopodha.
4. Untuk mengetahui penyakit infeksi apa saja yang disebabkan oleh arthropodha.
2
BAB II
PEMBAHASAN
3
Sistem syaraf terdiri dari ganglion anterior yang merupkan “otak” terletak di
atas saluran pencernaan, sepasang syaraf yang menghubungkan otak dengan
syaraf sebelah ventral,serta pasangan-pasangan ganglion ventral yang
dihubungkan satu dengan yang lain oleh urat syaraf ventral, berjalan
sepanjang tubuh dari depan ke belakang di bawah saluran pencernaan.
Sistem eksresinya berupa berupa saluran-saluran malphigi
Alat pernapasan berupa trakea, insang, dan paru-paru yang merupakan
lembaran (paru-paru buku)
Sifat hidup ada yang parasit, heterotropik, dan hidup secara bebas
Hidupnya di darat, air tawar dan laut.
2.3 Struktur Tubuh Arthropoda
Tubuhnya dapat dibedakan atas kepala (caput), dada (toraks) dan perut
(abdomen). Jika dipotong menjadi dua, maka bersifat simetri bilateral. Mulutnya
terdapat pada bagian ujung anterior dan anus terdapat pada ujung posterior.
Mempunyai alat-alat tubuh yang sudah lengkap meliputi alat pencernaan, yaitu mulut,
kerongkongan, usus, dan anus. Respirasi dengan insang, trakea, permukaan tubuh,
atau dengan paru-paru buku. Hewan ini sudah mempunyai sistem saraf, peredaran
darah, ekskresi, serta indra. Filum ini dianggap berkerabat dekat dengan Annelida
sebab banyak memiliki sifat-sifat yang sama.
4
Gambar 1.1
Reproduksi hewan ini dilakukan secara aseksual dan seksual. Secara aseksual
dengan melakukan partenogenesis (terjadi reproduksi tanpa pembuahan oleh hewan
jantan) dan paedogenesis (terjadi reproduksi pada individu yang muda, yaitu pada
larva). Jenis alat kelamin hewan ini sudah terpisah.
5
Dalam bidang industri, kupu-kupu, ulat sutera membuat kepompong yang
dapat menghasilkan sutra (contoh: Bombix mori).
Untuk obat-obatan tradisional, misalnya madu (Apis dorsata,Apis indica, Apis
melifera)
Beberapa Insecta tanah berperan sebagai “traktor alami”.
Sumber makanan yang mengandung protein hewani tinggi.Misalnya Udang
windu (Panaeus monodon), rajingan (portunus pelagicus), kepiting (scylla
serrata), dan udang karang (panulirus versicolor)
Dalam bidang ekologi, hewan yang tergolong zooplankton menjadi sumber
makanan ikan, misal anggota Branchiopoda, Ostracoda dan Copepoda
Filum Arthropoda yang merugikan antara lain :
Hewan-hewan Arachnida lebih banyak merugikan manusia, terutama hewan-
hewan Acarina, yaitu:
Sarcoptes scabei, menyebabkan gatal atau kudis pada manusia
Prosoptes equi, menyebabkan kudis pada ternak domba, kelinci,dan kuda
Todectes cynotis, (tungau kudis telinga) menyerang anjing dan kucing
Merusak tanaman budidaya manusia, misal: belalang, kumbang kelapa, ulat.
Menyebabkan penyakit pada tanaman, misal: Nilapervata lugens (wereng)
menyebabkan penyakit virus tungro, belalang (walang sangit) yang mengisap
cairan biji padi muda sehingga tanaman padi menjadi puso.
Parasit pada manusia (mengisap darah), misal: nyamuk, kutu kepala dan kutu
busuk.
Merusak bahan makanan yang disimpan (tepung, kedelai) oleh
berbagai Coleoptera, misal: kumbang beras, kepik.
Dapat merusak bahan bangunan, misal: kumbang kayu dan rayap.
Merusak galangan kapal (perahu) oleh anggota Isopoda.
Parasit pada ikan, kura-kura, misal oleh anggota Cirripedia dan Copepoda.
Vektor perantara penyakit bagi manusia.Misalnya nyamuk malaria, nyamuk
demam berdarah, lalat tsetse sebagai vektor penyakit tidur, dan lalat rumah
sebagai vektor penyakit tifus.
2.6 Penyakit Infeksi yang Disebabkan oleh Arthopodha
Pada saat ini penyakit yang masuk kedalam tubuh manusia antara lain, di
bawa oleh beberapa jenis hewan. Secara kesehatan, hewan pembawa bibit penyakit
6
dinamakan vektor. Diketahui bahwa serangga dapat menimbulkan penyakit tidak
hanya melalui gigitan atau hisapan darah belaka, tetapi dapat pula secara mekanis,
yaitu dengan menempelnya bibit penyakit pada tubuh serangga tersebut. Saat ini yang
disebut vektor ialah arthopodha atau hewan tidak bertulang belakang (invertebrate)
lainnya yang menimbulkan penyakit infeksi pada manusia dengan jalan memindahkan
bibit penyakit yang dibawanya pada mnusia melalui gigitan pada kulit atau selaput
lendir ataupun meninggalkan bibit penyakit yang dibawa pada bahan makanan atau
bahan-bahan lainnya, sehingga menimbulkan penyakit pada manusia yang meng
konsumsinya atau mempergunakan bahan-bahan tersebut.[ CITATION Yud11 \l 1057 ]
Penularan penyakit dapat dibedakan menjadi :
1. Vektor mekanik
Yaitu penularan secara mekanik, disebut pula penularan pasif yakni pindahnya
bibit penyakit yang dibawa oleh vektor melalui bahan-bahan yang
dipergunakan manusia. Contohnya penyakit tifus yang disebabkan kuman
gram negatif seperti salmonella thyphii yang dibawa oleh lalat. Penularan
secara mekanik lainnya adalah dengan menggosokkan tangan yang baru
dipergunakan untuk membunuh dengan cara melumatkan vektor ( misalnya
pinjal ) pada selaput lendir ( misalnya mata ), sehingga bibit penyakit bisa
masuk melalui selaput lendir kedalam tubuh.
2. Vektor biologi
Yaitu penularan yang disebut pula penularan aktif yakni pindahnya bibit
penyakit seperti plasmodium yang hidup dan berkembang biak dalam tubuh.
Yaitu nyamuk Anopheles sp jika vektor tersebut menggigit manusia, maka
plasmodium masuk kedalam tubuh sehingga timbul penyakit yang disebut
penyakit malaria.
7
1. Chilopoda : kelabang
2. Diplopoda : kaki seribu
3. Insecta : Hymenoptera ( lebah, tawon, semut api ), lalat, nyamuk, bedbugs,
pinjal, kutu dan kissing bugs.
4. Arachnida : laba-laba, kalajengking, tungau, dan caplak.
1. Caplak (ticks): Lyme disease, Rocky Mountain spotted fever, relapsing fever,
anaplasmosis, babesiosis, tularemia
2. Lalat: tularemia, leishmaniasis, African trypanosomiasis, bartonellosis, loiasis
3. Pinjal (fleas): pes, tularemia, murine typhus
4. Chigger mites: scrub typhus
5. Kutu badan: epidemic typhus, relapsing fever
6. Kissing bugs: penyakit Chagas
7. Nyamuk: malaria, yellow fever, dengue, West Nile virus, Japanese
encephalitis, chikungunya, Zika virus.
1. Skabies
8
gambar 1.2
Skabies atau penyakit kulit adalah yang disebabkan oleh infestasi dan
sensitisasi terhadap Sarcoptes scabiei varietas hominis
Morfologi dan daur hidup
Badannya berbentuk oval dan gepeng.
Stadium dewasa mempunyai 4 pasang kaki.
Setelah melakukan populasi 5 S.scabiei jantan mati, tetapi kadang-
kadang dapat bertahan hidup beberapa hari.
9
Gambar 1.3
Infestasi oleh Demodex Folliculorum
Morfologi
Yaitu tungau folikel rambut yang berbentuk panjang menyerupai
cacing.
Berukuran 0,1 – 0,3 mm.
Berkaki 4 pasang yang letaknya berdekatan serta mempunyai abdomen
dengan garis-garis transversal.
Gambar 1.4
10
Yaitu gangguan yang disebabkan infestasi tuma. Salah satu gangguan pada
rambut kepala disebabkan oleh tuma kepala yang disebut pediculus humanus.
Morpologi dan Daur Hidup
Bentuk tuma kepala lonjong, pipih dorsoventral, berwarna kelabu,
kepala berbentuk segitiga, segmen toraks yang menyatu dan abdomen
bersegmen.
Ujung setiap kaki dilengkapi kuku.
Lesi pada kulit kepala disebabkan oleh tusukan tuma pada waktu
mengisap darah. Lesi sering ditemukan pada belakang kepala atau leher. Air
liur tuma yang merangsang menimbulkan papula merah dan rasa gatal.
4. Phthyrisis
Gambar 1.5
Infeksi kulit sekitar daerah kemaluan yang disebbkan oleh pthirus pubis.
Morfologi dan Daur Hidup
Morfologi mirip Sarcoptes scabei.
Stadium dewasa berukuran 1,5–2 mm
11
Berwarna abu-abu, hidup di rambut aksila, pubis, alis, kumis, dan buu
mata.
Patologi dan Gejala Klinis
Rasa gatal dan kulit berwarna merah dibagian pubis, terdapat juga
bintik-bintik berwarna abu-abu, disebabkan oleh air liur kutu Pthirus Pubis.
5. Miasis
Gambar. a. 1.6
Gambar. b. 1.6
Miasis berasal dari bahasa yunani yaitu Myia = lalat. Yaitu infeksi larva lalat
kedalam jaringan atau alat tubuh manusia atau hewan.
Morfologi dan daur hidup
Merupakan investasi larva lalat (dipthera) ke dalam jaringan hidup manusia
dalam periode tertentu dengan memakan jaringan inangnya, termasuk cairan
subtansi tubuh.
Gejala klinis
12
Memicu terjadinya infeksi sekunder oleh bakteri, peradangan, perdarahan,
demam, gatal – gatal, migrain, vertigo, ertitrema, dan neutropil meningkat.
1. Bibit penyakit masuk melalui sekresi dan kelenjar saliva (ludah) pada
waktu menggigit.
2. Bibit penyakit dapat masuk dari muntahan isi perut (abdomen).
3. Bibit penyakit dapat masuk melaui/berasal dari kotoran dan masuk melalui
luka pada waktu menggaruk.
4. Bibit penyakit dapat masuk melalui serangga yang tergaruk pada waktu
menggigit.
13
yang dibawa oleh arthropoda yang meliputi, kecoak, lalat, nyamuk, kutu dan pinjal.
Selain itu, vektor hanya dapat membawa bibit penyakit (protozoa, bakteri, cacing dsb)
jika kualitas lingkungan kurang/ tidak sehat, maka dalam aplikasinya lingkungan
hidup perlu disehatkan oleh manusia.
1. Nyamuk
14
Warna tubuhnya coklat
2. Lalat
Sama halnya dengan nyamuk, lalat juga berasal ordo diphtera dan
kelasnya myriapoda. Lalat terbagi menjadi dua macam, yaitu lalat yang
menghisap darah dan yang tidak menghisap darah.Lalat yang menghisap
darah. Jika menghisap darah hewan disebut zoopilik dan menghisap darah
manusia disebut antropilik. Lalat yang tergolong penghisap darah (zoopilik
ataupun antropilik), diantaranya :
a. Culicoides
Lalat ini bersifat diurnal (makan pada siang atau pagi hari), lalat
ini juga menghisap darah hewan (zoopilik). Tempat berkembang biak
(breeding place) di genangan air atau di aliran air tenang. Larvanya
mempunyai ciri-ciri : berbentuk cacing, toraks 3 segmen dan abdomen
9 segmen. Saat dewasa mirip nyamuk kecil, sayap berbulu halus,
kadanga-kadang berbintik warna-warni, antena terdiri dari 14 segmen ,
dan palpus mempunyai 5 segmen.
b. Phlebotomus
15
Lalat yang tidak menghisap darah. Dalam prakteknya
diamati lalat yang tidak menghisap darah diantaranya: lalat rumah
(Musca domestica), lalat daging (Sarcophagidae) dan lalat hijau
(Chrysomyia). Dan juga terdapat macam lalat lainnya
diantaranya: Lucilia sp, Calliphora sp, musca sorbens, dsb.
16
17
DAFTAR PUSTAKA
15 Juni 2020)
J. Michael, Pelczar, dkk. 2009. Dasar - Dasar Mikrobiologi. Jilid 2. Jakarta: UI Press
iii