Anda di halaman 1dari 7

BAB I

PENDAHULUAN
1. Latar Belakang

2. Rumusan Masalah

3. Tujuan

4. Manfaat

BAB II
PEMBAHASAN

1. Sejarah Trypanosoma cruzi

Peneliti dari University of Maryland School of Medicine mengatakan pada tahun


lalu bahwa mereka percaya Charles Darwin (pencetus teori evolusi) menderita
tiga penyakit yang berbeda, termasuk infeksi Chagas.

Para ahli percaya bahwa ia tertular penyakit itu selama perjalanan lima tahun di
seluruh dunia dengan HMS Beagle saat berumur 20-an tahun. Dugaan Chagas
dihubungkan dengan kematiannya 47 tahun kemudian akibat gagal jantung.

Dalam jurnalnya Darwin menulis bahwa dia telah digigit oleh “serangga hitam
bersayap” selama ekspedisi, yaitu saat ia mengunjungi Amerika Selatan.

Kini, “serangga hitam bersayap” yang dimaksudnya terdeteksi sebagai serangga


penghisap darah Triatome. Serangga ini melepaskan parasit yang disebut
Trypanosoma cruzi ke dalam aliran darah korban dan menyebabkan penyakit
Chagas.

Chagas sulit untuk terdeteksi dan butuh waktu bertahun-tahun untuk


memunculkan suatu gejala. Temuan yang ditulis dalam jurnal PLoS Neglected
Tropical Diseases menyatakan penyakit ini kini menyebar di benua Amerika.
Penderita terbanyak ada di Bolivia, Meksiko, Kolombia, dan Amerika Tengah,
serta sekitar 30 ribu orang di AS.
Sekitar seperempat dari korban yang terjangkit penyakit ini memiliki jantung atau
usus yang terus membesar. Sewaktu-waktu, kedua organ ini bisa pecah dan
menyebabkan kematian mendadak. Diperkirakan pada tahun 2008 penyakit
Chagas menewaskan lebih dari 10.000 orang.

2. Klasifikasi Trypanosoma cruzi

Kingdom : Protista
Subkingdom : Protozoa
Filum : Sarcomastigophora
Subfilum : Mastigophora
Kelas : Zoomastigophora
Ordo : Kinetplastida
Famili : Trypanosomatidae
Section : Stercoraria
Genus : Trypanosoma
Spesies : Trypanosoma cruzi

3. Distribusi Gerografis

Penyakit ini sudah mulai mewabah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan
(Bolivia, Meksiko, Kolombia) dan beberapa negara Eropa.

Kini penyakit yang pada awalnya tersebar di Meksiko, Bolivia, Kolombia hingga
Amerika Tengah saja, kini telah beradaptasi dan telah menyebar luas ke wilayah
Amerika Serikat (AS). Penyebarannya pun sama seperti HIV, dimana infeksi bisa
terjadi antara sesama manusia melalui transfusi darah atau ibu yang mengandung
anaknya. Setidaknya ada sekitar 10 juta orang diseluruh dunia sudah terinfeksi
penyakit ini, dengan 10 ribu orang diantaranya dikabarkan meninggal pada tahun
2008 silam.

Menurut Nature Magazine, ada beberapa ahli yang mengatakan bahwa penyakit
inilah yang membunuh Charles Darwin, seorang bapak evolusi yang teori
evolusinya sangat dikenal sampai saat ini.

Sebuah penelitian mengungkap kebenaran ini bahwa pada perjalanan 5 tahun yang
dilakukan Darwin ketika berusia 20 tahunan, ia terinfeksi virus ini dan kemudian
dikabarkan meninggal akibat gagal jantung.

4. Hospes dan Habitat


Hospes : Manusia
Hospes Reservoar : Binatang peliharaan (anjing, kucing)
dan binatang liar (tupai, armadillo, kera dan lain-lain)
Hospes Perantara : Triatoma atau residual insect
Vektor utama : Triatoma infestans, Triatoma sordida, Panstrongylus
megistus, dan Rhodnius prolixus.
Habitat : Dalam sel yg terinfeksi dan aliran darah.
Nama Penyakit : Ttripanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas.

Gambar hospes perantara:

Triatoma infestans Rhodnius prolixus Panstrongylus megistus

5. Morfologi Trypanosoma cruzi

Morfologi Trypanosoma dalam darah tampak sebagai flagelata yang pipih


panjang (kira-kira 15-20 mikron), berujung runcing di bagian posterior,
mempunyai flagel kurang dari sepertiga panjang tubuh, mempunyai sitoplasma
dengan granula inti di tengah yang berwarna tua, serta terdapat kinetoplast.

Morfologi yang seperti ini dapat membuat Trypanosoma bergerak aktif secara
berombak dan memutar disebabkan oleh flagel kontraktilnya. Manusia merupakan
hospes Trypanosoma cruzi ini dan hospes reservoar adalah binatang peliharaan
(anjing dan kucing) atau binatang liar ( tupai, armadillo, kera dan lain-lain).
Triatoma atau residual insect berperan sebagai hospes perantara.
Vektor utama Trypanosoma cruzi ini adalah Triatoma infestans, Triatoma sordida,
Panstrongylus megistus, dan Rhodnius prolixus, penyakitnya disebut
tripanosomiasis Amerika atau penyakit Chagas. Penyakit Cronic Chagas
merupakan masalah kesehatan yang tinggi, karena banyak masalah yang terjadi di
negara - negara latin Amerika, dengan peningkatan kasus, perpindahan penduduk
dan penularan yang menjadi permasalahan tersendiri di negara- negara Amerika
Latin.

6. Siklus hidup Trypanosoma cruzi


Di badan manusia, Trypanosoma cruzi ini terdapat dalam dua stadium yaitu
stadium tripomastigot dan stadium amastigot. Stadium tripomastigot hidup di luar
sel (ekstraselular) dalam darah dan tidak berkembang biak, sehingga di dalam
darah tidak ditemukan bentuk yang membelah. Trypanosoma cruzi ini panjangnya
20 mikron dan menyerupai huruf “C” atau huruf “S” dengan kinetoplas yang
besar. Stadium amastigot, yang besarnya hanya 2-3 mikron, terdapat intraselular
dalam sel RE dan berkembangbiak secara belah pasang longitudinal.

Setelah penuh, sel RE pecah dan stadium amastigot melalui stadium promastigot
berubah menjadi stadium epimastigot, kemudian menjadi stadium tripomastigot
yang masuk kembali ke dalam darah. Stadium amastigot ditemukan dalam sel RE
limpa, hati, kelenjar limfe, sumsum tulang, sel otot jantung dan sel otak. Bila
Triatoma menghisap darah seorang penderita tripanosomiasis, stadium
tripomastigot dan stadium amastigot berubah menjadi stadium epimastigot dalam
usus tengah (midgut), kemudian stadium epimastigot ini berkembang biak secara
belah pasang longitudinal dan bermigrasi ke bagian posterior (hindgut) untuk
berubah menjadi stadium tripomastigot metasiklik yang merupakan bentuk
infektif. Siklus ini berlangsung selama kira-kira 10 hari.

Ketika menusuk orang lain untuk mengisap darahnya, Triatoma juga


mengeluarkan sedikit tinjanya yang mengandung bentuk infektif dan diletakkan
pada kulit. Oleh karena tusukan terasa gatal, maka orang menggaruk sehingga
Trypanosoma cruzi masuk ke dalam luka dan terjadilah infeksi. Cara infeksi ini
disebut posterior contaminative. Trypanosoma cruzi dapat pula masuk melalui
kulit yang utuh, misalnya melalui selaput lendir mata atau kulit bayi yang utuh.

7. Gejala Klinis

Terdapat tiga stadium yaitu masa tunas, stadium akut dan stadium kronis:
 Masa tunas
Masa tunas berlangsung 7-30 hari, diawali keluarnya Trypanosoma cruzi bersama
tinja vektor (sterkoraria) pada stadium trypomastigot. Selanjutnya Trypanosoma
cruzi masuk melalui luka gigitan vektor. Di dalam tubuh hospes, pada tempat luka
gigitan, Trypanosoma cruzi difagositosis oleh histiosit, Trypanosoma cruzi tidak
mati melainkan akan berkembang biak di dalam sel ini.
 Stadium akut
Stadium ini akan jelas terlihat pada anak- anak, ditandai demam setiap hari,
kemerahan pada kulit, radang kelenjar limfe leher, ketiak, ilika serta kelenjar
lainnya. Pada stadium ini Trypanosoma cruzi sering menyerang mesenkim,
miokardium, retikuloendotelium serta sel saraf, akan tetapi organ lain pun dapat
diserang.

 Stadium kronis
Gangguan pada stadium kronis disebabkan oleh kerusakan neuron dari ganglion
autonom pada dinding alat dalaman seperti esophagus, kolon dan ureter yang
dapat menimbulkan megaesofagus, megakolon serta megaureter. Pada stadium ini
mungkin juga terjadi hepatosplenomegali.

8. Diagnosis

Dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk menemukan parasitnya. Juga


dapat dilakukan kultur darah, inokulasi pada hewan percobaan untuk
mendapatkan parasit yg lebih banyak. Selain itu dapat juga dilakukan
Xenodiagnosis, yaitu dengan cara membiarkan vektor (reduvidae) yg bebas
kemudian diperiksa rectum reducidae ini untuk mendapatkan Trypanosoma
metasiklik.

Untuk membantu menegakkan diagnosa dapat dilakukan:


 Test fiksasi komplemen (Test Machado-guereiro)
 Test Sabin Fielmend (Metilen Blue Dye Test)
 Memeriksa biopsi jaringan.

9. Pengobatan

1. Penggunaan Obat- obatan


 Nifortimox (Bayer 2502) , suatu derivate nitrofurfurilidin,mengandung
harapan dapat menyembuhkan penyakit yang akut dan kronis awal. Obat
ini harus diberikan dalam jangka waktu lama dan mempunyai efek
sampingnya.Dosis 5-6 mg/kg qid dalam 15 hari kemidian dosis 3-4 mg/kg
qid dalam 75 hari.Obat ini lebih dapat ditoleransi oleh orang yang berusia
muda dari pada usia lanjut dan tidak boleh diberikan pada masa hamil.

 Benzonidozole (RO-7-1051) ,suatu derivate imidazole,tampaknya juga


efektif dalam menurunkan atau menekan Trypanosoma cruziemia pada
fase akut . Aktifitas anti Trypanosoma cruzinya lebih konsisten dari pada
nifurtimon yang bervariasi.

Efek samping kedua obat diatas, dapat ringan sampai berat diantaranya;
polineuropati perifer, eksitasi psikis, alergi kulit, gangguan gastric, dan
lekopinia.

2. Perawatan alami
 Pasien dapat diobati dengan Sangre de Drago (Croton roborensis HBK)
yang dijual dalam botol kecil oleh vendor herbal di seluruh Bolivia.
Meskipun hal ini sangat efektif terhadap gejala, sifat parasiticide yang
belum diverifikasi di laboratorium. Penyakit jantung Chagasic dapat
diobati dengan tiga bunga Retama (Spartum junceum) dalam labirin
(direndam dalam air panas), dengan dua daun dari Kidron (Lippia triphylla
Kunth). Bahan dapat berfungsi sebagai obat penenang untuk serangan
jantung. Toronjil (Melissa officinalis L.) juga digunakan untuk masalah
jantung.

10. Pencegahan
Pencegahan terhadap penyakit ini yaitu mengobati penderita sumber infeksi,
memberatas vector misalnya dengan insektisida serta melindungi manusia dari
gigitan vector.

11. Epidemiologi

Transmisi T. cruzi telah didokumentasikan di Barat Daya Amerika Serikat, dan


tren pemanasan memungkinkan spesies vektor bergerak ke utara. Hewan domestik
dan liar AS adalah reservoir untuk T. cruzi. Spesies triatom di AS bagian selatan
telah mengambil darah manusia sebagai makanannya, tetapi karena di AS
mempunyai lingkungan hidup yg lebih terjaga, populasi serangga Triatomine di
AS sangat rendah.

Kejadian geografis penyakit Chagas terjadi di seluruh dunia, namun individu yg


tinggal di negara dengan lingkungan hidup seperti negara berkembang-miskin
lebih beresiko terjangkit. Waduknya ada pada hewan liar tetapi vektornya adalah
serangga penggigit (kissing bug). Ini adalah penyakit menular dan dapat
ditularkan melalui beberapa cara: transmisi bawaan, transfusi darah, transplantasi
organ, konsumsi makanan mentah yang telah terkontaminasi dengan kotoran dari
serangga yang terinfeksi, dan paparan laboratorium yang tidak disengaja.

Masa inkubasi adalah lima hingga empat belas hari, setelah inang menjadi kontak
dengan feses. Penyakit Chagas mengalami dua fase yaitu fase akut dan kronis.
Fase akut dapat berlangsung dari dua minggu hingga dua bulan tetapi dapat luput
dari perhatian karena gejalanya kecil dan berumur pendek. Gejala fase akut
meliputi pembengkakan, demam, kelelahan, dan diare. Fase kronis menyebabkan
masalah pencernaan, sembelit, gagal jantung, dan nyeri di perut. Metode
diagnostik termasuk pemeriksaan mikroskopik, serologi, atau isolasi parasit
dengan menyuntikkan darah ke tikus percobaan, tikus, atau tikus. Tidak ada
vaksin yang tersedia tetapi ada cara untuk dilindungi dari penyakit ini. Mengambil
langkah-langkah pencegahan seperti menerapkan pengusir serangga pada kulit,
mengenakan pakaian pelindung, dan tinggal di hotel dengan kualitas lebih tinggi
— saat bepergian. Investasi dalam perumahan berkualitas akan ideal untuk
mengurangi risiko tertular penyakit ini. Pertimbangkan untuk memasang
wallpaper dinding atau lantai baru untuk mengurangi celah yang dapat menjadi
rumah bagi serangga.

Anda mungkin juga menyukai