Anda di halaman 1dari 13

TRYPANOSOMA CRUZI

Kelompok 11: Rully Thama


Mohd. Jailani
Sejarah Trypanosoma cruzi

Peneliti dari University of Maryland School of Medicine mengatakan pada tahun lalu bahwa
mereka percaya Charles Darwin (pencetus teori evolusi) sebelum meninggal dunia menderita tiga
penyakit yang berbeda, termasuk infeksi Chagas.

Para ahli percaya bahwa ia tertular penyakit itu selama perjalanan lima tahun di seluruh dunia
dengan HMS Beagle saat berumur 20-an tahun. Dugaan Chagas dihubungkan dengan kematiannya
47 tahun kemudian akibat gagal jantung.

Dalam jurnalnya Darwin menulis bahwa dia telah digigit oleh “serangga hitam bersayap” selama
ekspedisi, yaitu saat ia mengunjungi Amerika Selatan.

Kini, “serangga hitam bersayap” yang dimaksudnya terdeteksi sebagai serangga penghisap darah
Triatome. Serangga ini melepaskan parasit yang disebut Trypanosoma cruzi ke dalam aliran darah
korban dan menyebabkan penyakit Chagas.

Chagas sulit untuk terdeteksi dan butuh waktu bertahun-tahun untuk memunculkan suatu gejala.
Temuan yang ditulis dalam jurnal PLoS Neglected Tropical Diseases menyatakan penyakit ini kini
menyebar di benua Amerika. Penderita terbanyak ada di Bolivia, Meksiko, Kolombia, dan Amerika
Tengah, serta sekitar 30 ribu orang di AS.

Sekitar seperempat dari korban yang terjangkit penyakit ini memiliki jantung atau usus yang terus
membesar. Sewaktu-waktu, kedua organ ini bisa pecah dan menyebabkan kematian mendadak.
Diperkirakan pada tahun 2008 penyakit Chagas menewaskan lebih dari 10.000 orang.
Distribusi Gerografis

Penyakit yg disebabkan oleh Trypanosoma cruzi sudah mulai


mewabah di Amerika Tengah dan Amerika Selatan (Bolivia, Meksiko,
Kolombia) dan beberapa negara Eropa.

Kini penyakit yang pada awalnya tersebar di Meksiko, Bolivia,


Kolombia hingga Amerika Tengah saja, kini telah beradaptasi dan telah
menyebar luas ke wilayah Amerika Serikat (AS).
Epidemiologi

Kejadian geografis penyakit Chagas terjadi di


seluruh dunia, namun individu yg tinggal di
negara dengan lingkungan hidup seperti negara
berkembang-miskin lebih beresiko terjangkit.
Waduknya ada pada hewan liar tetapi vektornya
adalah serangga penggigit (kissing bug). Ini
adalah penyakit menular dan dapat ditularkan
melalui beberapa cara: transmisi bawaan,
transfusi darah, transplantasi organ, konsumsi
makanan mentah yang telah terkontaminasi
dengan kotoran dari serangga yang terinfeksi,
dan paparan laboratorium yang tidak disengaja.
Hospes dan Habitat Trypanosoma cruzi

 Hospes : Manusia
 Hospes Reservoar : Binatang peliharaan (anjing, kucing)
dan binatang liar (tupai, armadillo,
kera dan lain-lain)
 Hospes Perantara : Triatoma atau residual insect
 Vektor utama : Triatoma infestans, Triatoma sordida,
Panstrongylus
megistus, dan Rhodnius prolixus.
 Habitat : Dalam sel yg terinfeksi dan aliran
darah.
 Nama Penyakit : Ttripanosomiasis Amerika atau
penyakit Chagas.
Gambar vektor Trypanosoma cruzi

Triatoma infestans Rhodnius prolixus

Panstrongylus megistus
Gambar penderita penyakit Chagas yang disebabkan oleh T. cruzi
Morfologi Trypanosoma cruzi

Morfologi Trypanosoma
dalam darah tampak
sebagai flagelata yang pipih
panjang (kira-kira 15-20
mikron), berujung runcing di
bagian posterior,
mempunyai flagel kurang
dari sepertiga panjang
tubuh, mempunyai
sitoplasma dengan granula
inti di tengah yang
berwarna tua, serta
terdapat kinetoplast.
Siklus hidup Trypanosoma cruzi
Gejala Klinis

Terdapat tiga stadium yaitu masa tunas, stadium akut dan stadium kronis:

 Masa tunas
Masa tunas berlangsung 7-30 hari, diawali keluarnya Trypanosoma cruzi bersama tinja
vektor (sterkoraria) pada stadium trypomastigot. Selanjutnya Trypanosoma cruzi masuk
melalui luka gigitan vektor. Di dalam tubuh hospes, pada tempat luka gigitan,
Trypanosoma cruzi difagositosis oleh histiosit, Trypanosoma cruzi tidak mati melainkan
akan berkembang biak di dalam sel ini.
 Stadium akut
Stadium ini akan jelas terlihat pada anak- anak, ditandai demam setiap hari,
kemerahan pada kulit, radang kelenjar limfe leher, ketiak, ilika serta kelenjar lainnya.
Pada stadium ini Trypanosoma cruzi sering menyerang mesenkim, miokardium,
retikuloendotelium serta sel saraf, akan tetapi organ lain pun dapat diserang.
 Stadium kronis
Gangguan pada stadium kronis disebabkan oleh kerusakan neuron dari ganglion
autonom pada dinding alat dalaman seperti esophagus, kolon dan ureter yang dapat
menimbulkan megaesofagus, megakolon serta megaureter. Pada stadium ini mungkin
juga terjadi hepatosplenomegali.
Diagnosis

Dilakukan dengan memeriksa apusan darah untuk menemukan


parasitnya. Juga dapat dilakukan kultur darah, inokulasi pada hewan
percobaan untuk mendapatkan parasit yg lebih banyak. Selain itu
dapat juga dilakukan Xenodiagnosis, yaitu dengan cara membiarkan
vektor (reduvidae) yg bebas kemudian diperiksa rectum reducidae ini
untuk mendapatkan Trypanosoma metasiklik.

Untuk membantu menegakkan diagnosa dapat dilakukan:


 Test fiksasi komplemen (Test Machado-guereiro)
 Test Sabin Fielmend (Metilen Blue Dye Test)
 Memeriksa biopsi jaringan.
Pengobatan

Penggunaan Obat- obatan


 Nifortimox (Bayer 2502)

 Benzonidozole (RO-7-1051)

Efek samping kedua obat diatas, dapat ringan sampai berat diantaranya;
polineuropati perifer, eksitasi psikis, alergi kulit, gangguan gastric, dan lekopinia.

Perawatan alami
 Pasien dapat diobati dengan Sangre de Drago (Croton roborensis HBK) yang
dijual dalam botol kecil oleh vendor herbal di seluruh Bolivia. Meskipun hal ini
sangat efektif terhadap gejala, sifat parasiticide yang belum diverifikasi di
laboratorium. Penyakit jantung Chagasic dapat diobati dengan tiga bunga
Retama (Spartum junceum) dalam labirin (direndam dalam air panas), dengan
dua daun dari Kidron (Lippia triphylla Kunth). Bahan dapat berfungsi sebagai
obat penenang untuk serangan jantung. Toronjil (Melissa officinalis L.) juga
digunakan untuk masalah jantung.
Sekian, dan Terimakasih.

Anda mungkin juga menyukai