MAKALAH
Diajukan Untuk Memenuhi Matakuliah Protozoologi Dan Entomologi
Disusun oleh :
2017
KATA PENGANTAR
Dengan menyebut nama Allah SWT yang maha pengasih lagi maha
penyayang. Saya panjatkan puja dan puji syukur atas kehadirat –Nya , yang telah
melimpahkan rahmat, hidayah, inayah-Nya kepada kami, sehingga kami bisa
menyelesaikan makalah ini mengenai Mastigophora.
Makalah ini sudah selesai kami susun dengan maksimal dan dengan
bantuan pertolongan dari berbagai pihak, sehingga kami bisa memperlancar
pembuatan makalah ini. Untuk itu kami menyampaikan banyak terimakasi kepada
semua pihak yang sudah ikut berkontribusi didalam pembuatan makalah ini.
Terlepas dari semua itu, kami menyadari seutuhnya bahwa masih jauh dari
kata sempurna baik dari segi susunan kalimat maupun tata bahasanya. Oleh
karena itu kami terbuka untuk menerima segala masukan dan kritik yang bersifat
membangun dari pembaca, sehingga kami bisa melakukan perbaikan makalah
yang baik dan benar.
Akhir kata kami meminta semoga makalah yang kami buat mengenai
“Mastigophora” dapat memberikan manfaat ataupun inspirasi kepada pembaca.
Penulis
i
DAFTAR GAMBAR
ii
DAFTAR ISI
iii
g. Diagnosis ............................................................................................................ 14
h. Pengobatan .......................................................................................................... 14
i. Pencegahan ......................................................................................................... 15
A. Kesimpulan ............................................................................................................. 16
B. Saran ........................................................................................................................ 16
iv
BAB I
PENDAHULUAN
A. LATAR BELAKANG
Protozoa yang termasuk dalam kelas Mastigophora mempunyai flagel
sebagai alat untuk bergeraknya. Berdasarkan tempat hidupnya, terdapat 4
kelompok flagelata, yaitu hemoflagelata, flagelata usus, flagelata mulut,
dan flagelata genital. Hemoflagelata adalah jenis flagelata yang hidup di
sistem peredaran darah dan jaringan.
Selain berfungsi sebagai alat gerak, flagel juga dapat digunakan untuk
mengetahui keadaan lingkungannya atau dapat juga digunakan sebagai alat
indera karena mengandung sel-sel reseptor di permukaan flagel dan alat
bantu untuk menangkap makanan.
Beberapa organel flagelata menyerupai struktur amuba, namun dengan
tambahan struktur lain yang unik. Flagelata memiliki 1 inti atau lebih dari
1 inti dan alat pergerakan (alat neuromotor) yang terdiri dari kinetoplas
dan flagel. Kinetoplas terdiri dari blefaroplas, kadang-kadang ada benda
parabasal. Aksonema merupakan bagian flagel yang terdapat di dalam
badan parasit. Kadang-kadang ada struktur yang nampak sebagai satu garis
mulai dari anterior sampai ke posterior yang disebut aksostil. Di samping
badan parasit terdapat membran bergelombang dan kosta yang merupakan
dasarnya. Beberapa spesies flagelata mempunyai sitostoma.
Berdasarkan struktur morfologinya, Flagellata dibedakan menjadi dua
kelompok besar, yaitu Fitoflagellata dan Zooflagellata. Fitoflagellata
merupakan kelompok flagellata yang memiliki ciri seperti tumbuhan,
sedangkan Zooflagellata merupakan kelompok flagellata yang memiliki
ciri seperti hewan.
1
2
B. RUMUSAN MASALAH
a. Bagaimana flagellata pada umumnya?
b. Bagaimana morfologi umum flagellata?
c. Kemana saja penyebaran geografis flagellata?
d. Bagaimana daur hidup umum flagellata?
e. Bagaimana cara penularan flagellata?
f. Bagaimana gejala klinik yang ditimbulkan flagellata?
g. Bagaimana diagnosa lab untuk flagellata?
h. Bagaimana cara pengobatan pada flagellata?
i. Bagaimana cara pencegahan untuk flagellata?
C. TUJUAN
a. Untuk mengetahui flagellata pada umumnya.
b. Untuk mengetahui morfologi umum flagellata.
c. Untuk mengetahui penyebaran geografis flagellata.
d. Untuk mengetahui daur hidup umum flagellata.
e. Untuk mengetahui cara penularan flagellata.
f. Untuk mengetahui gejala klinik yang ditimbulkan flagellata.
g. Untuk mengetahui diagnosa lab untuk flagellata.
h. Untuk mengetahui cara pengobatan pada flagellata.
i. Untuk mengetahui cara pencegahan untuk flagellate
BAB II
ISI
4
5
a) Berbentuk oval
b) Berukuan 8-12 mikron
c) Mempunyai dinding yang tipis dan kuat.
d) Sitoplasmanya berbutir halus dan letaknya jelas terpisah dari
dinding kista.
e) Kista yang baru terbentuk mempunyai 2 inti, yang matang 4 inti
letaknya pada satu kutub
e. Siklus Hidup
Parasit ini hidup dirongga usus kecil, yaitu duodenum dan
bagian proksimal yeyenum dan kadang-kadang disaluran dan kandung
empedu. Bila kista matang tertelan oleh hospes, maka terjadi ekskitasi
di duodenum, kemudian sitoplasmanya membelah dan flagel tumbuh
dari aksonema sehingga terbentuk 2 tropozoit.
Dengan pergerakan flagel yang cepat trofozoit yang berada
diantara vili usus bergerak dari satu tempat ke tempat lain. Bila berada
pada villi, tropozoit dengan batil isap akan meletakan diri pada epitel
usus. Tropozoit kemudian berkembang biak dengan cara belah pasang
longitudinal.
Bila jumlahnya banyak sekali maka tropozoit yang melekat
pada mukosa dapat menutupi permukaan mukosa usus halus.
Tropozoit yang tidak melekat pada mukosa usus, akan mengikuti
pergerakan peristaltik menuju ke usus bagian distal yaitu usus besar.
Enkistasi (pembentukan kista) terjadi dalam perjalanan ke kolon, bila
tinja mulai menjadi padat, sehingga stadium kista dapat ditemukan
dalam tinja padat. Dalam tinja cair atau lunak biasanya ditemukan
trofozoit.
h. Pengobatan
Metronidazol dan tinidazol sering diberikan untuk memeberantas
Giardia lamblia. Metronidazole dengan dosis dewasa 3x250 mg sehari
diberikan selama 10 hari atau 2 gram sehari selama 3 hari. Dosis untuk
anak adalah 3x5 mg/kg berat badan yang diberikan selama 5 hari.
Tinidazole diberikan pada orang dewasa dalam bentuk dosis tunggal 2
gram, sedangkan dosis tunggal 2 gram, sedangkan dosis untuk anak
adalah 25-50 mg/kg berat badan yang juga diberikan dalam bentuk
dosis tunggal.
Obat antigiardiasis lain yang dapat diberikan adalah ornidazole
(tiberal), nimorazol dan klorokuin. Tiberal diberikan dengan dosis 2x1
gram sehari selama 5 hari. Pemberian klorokuin untuk memeberantas
Giardia lamblia adalah dengan dosis 300 mg sekalu sehari selama 5
hari.
i. Pencegahan
Karena manusia merupakan sumber infeksi utama giardiasis, maka
mengobati penderita dan karier giardiasis dengan baik juga merupakan
salah satu cara mencegah penularan penyakit ini. Memasak makanan
dan minuman dengan baik serta mencegah tercemar oleh tinja yang
dibawa oleh lalat, lipas dan tikus. Membuat kakus higienis, serta
melarang pemakaian tinja segar untuk memupuk tanaman dapat
mencegah penyebaran giardiasis pada masyarakat.
10
C. TRICHOMONAS
Terdapat tiga spesies Trichomonas yang hidup pada manusia, yaitu
Trichomonas vaginalis yang hidup disaluran urogenital, Trichomonas
hominis yang hidup diusus, Trichomonas tenax yang hidup di rongga
mulut. Trichomonas vaginalis dapat menyebabkan trikomoniasis pada
manusia.
Parasit Trichomonas hanya mempunyai satu stadium yaitu bentuk
trofozoit, sedangkan bentuk kista tidak pernah dijumpai. Trichomonas
mempunyai bentuk seperti buah pir, dengan panjang badan antara 10-12
mikron. Hanya terdapat satu inti yang bentuknya lonjong. Inti ini terletak
dibagian tubuh anterior yang membulat, berada didekat mulut. Terdapat 3-
5 flael bebas didaerah anterior tubuh, membentuk undulating membrane,
lalu keluar dengan bebas dibagian posterior tubuh parasite. Aksotil
berjalan dari tengah tubuh parasite dan berakhir diujung tubuh posterior
sehingga berbentuk ekor.
Dengan pemeriksaan mikroskopis spesies-spesies Trichomonas
sulit dibedakan satu dengan lainnya. Untuk menetapkan spsesies masing-
masing parasite, tempat hidup parasite dapat digunakan sebagai patokan.
Trichomonas Tenax
Trichomonas hominis
Trichomonas vaginalis
a. Sejarah
Donne pada tahun 1836 pertama kali menemukan parasite ini
dalam secret vagina seorang penderita wanita vaginitis. Pada tahun
berikutnya ia menamakan parasite ini Trichomonas vaginalis.
b. Hospes dan nama penyakit
Manusia merupakan hospes parasit ini. Parasit ini menyebabkan
trikomoniasis vagina dan pada pria prostatitis.
c. Distribusi geografik
Parasit ini dapat ditemukan secarakosmopolit, termasuk Indonesia.
12
d. Morfologi
Trichomonas vaginalis tidak
mempunyai bentuk kista.
Bentuk trofozoit berukuran 7-
25 mikron (kira0kira 17
mikron),.
Mempunyai 4 flagel anterior
dan 1 flagel posterior yang
melekat pada tepi membrane
bergelombang. Membrane ini
pendek bentuknya dan
ujungnya tidak keluar badan
sel.
Membrane bergelombang ini
mempunyai kosta yang halus.
Intinya berbentuk lonjong
dan sitoplasmana berbutir
halus dengan butir-butir
kromatin tersebar rata
sepanjang kosta dan aksotil.
Sitostom tidak nyata. Aksotil (Gambar 2.4 Morfologi T.vaginali
halus bentuknya dan
menonjol keluar badan.
13
e. Siklus Hidup
Pada wanita tempat hidup parasit ini di vagina dan pada pria di
uretra dan prostat. T.vaginalis dapat berkembang dalam jumlah cukup
kedalam vagina, bila bakteri, pH, dan keadaan fisiologi vagina sesuai.
Parasite ini hidup dimukosa vagina dengan memakan bakteri dan leukosit.
T.vaginalis bergerak dengan cepat berputar-putar diantara sel-sel epitel
dan leukosit dengan menggerakan flagel anterior dan membrane
bergelombang.
Trichomonas berkembang biak secara belah pasang longitudinal.
Diluar habitatnya, parasite ini akan mati pada suhu 500C., tetapi dapat
hidup selama 5 hari pada suhu 00C. Dalam biakan, parasite ini mati pada
PH kurang dari 4,9. Inilah sebabnya parasite tidak dapat hidup disekret
vagina yang asam (Ph 3,8-4,4). Parasit ini tidak tahan pula terhadap
desinfektans, zat pulasan dan antibiotik.
mg/hari selama 10 hari atau 2 gram dosis tunggal yang diberikan pada
malam hari. Untuk pengobatan local metronidazole dapat diberikan dalam
bentuk tablek vaginal dengan dosis 500 mh/hari selama 10 hari. Untuk
penderita laki-laki, obat diberikan2x250 mh/hari selama 10 hari atau 2
gram dalam bentuk dosis tunggal yang diberikan malam hari,
i. Pencegahan
Untuk mencegah penularan trikomoniasis, penderita harus diobati
dengan baik. Selain itu kebersihan pribadi harus selalu dijaga dan tidak
memakai bersama alat-alat toilet yang dapat menjadi perantara terjadinya
penularan Trichomonas vaginalis.
BAB III
KESIMPULAN
16
DAFTAR PUSTAKA
Parasitologi Kedokteran Edisi ketiga. Balai Penerbit FK UI, Jakarta, ISBN: 979-
496-043-8
17