Dosen Pembimbing :
Dewi Inderiati, S.Si, M.Biomed
KELOMPOK 3
D IV Analis Kesehatan
Poltekkes Kemenkes Jakarta III
2017
DAFTAR ISI
2
BAB I
PENDAHULUAN
1.2 Tujuan
1. Mengetahui klasifikasi Entamoeba coli
2. Mengetahui hospes Entamoeba coli
3. Mengetahui distribusi geografik Entamoeba coli
4. Mengetahui morfologi tiap stadium Entamoeba coli
5. Mengetahui patologi dan gejala klinis Entamoeba coli
6. Mengetahui cara diagnosa Entamoeba coli
7. Mengetahui penularan dan pengobatan Entamoeba coli
3
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.2 Klasifikasi
Kingdom : Protozoa
Filum : Plasmodroma
Kelas : Rhizopoda
Ordo : Amoebidae
Genus : Entamoeba
Spesies : Entamoeba coli
2.3 Hospes
Hospes Entamoeba coli adalah manusia, monyet dan babi.
4
2.5 Daur hidup
Daur hidup Entamoeba coli sama dengan Entamoeba histolytica, hanya saja untuk
Entamoeba coli tidak terdapat ekstra intestinal.
Kista matang dikeluarkan bersama tinja penderita (1). Infeksi Entamoeba coli oleh
kista matang berinti delapan (2). Tinja terkontaminasi pada makanan, air, atau, oleh
tangan. Terjadi ekskistasi (3) terjadi dalam usus dan berbentuk tropozoit (4) selanjutnya,
bermigrasi ke usus besar. Tropozoit memperbanyak diri dengan cara membelah diri dan
menjadi kista (5), menumpang dalam tinja (1).karena untuk mempertahankan dirinya, kista
akan dapat betahan beberapa hari sampai dengan berminggu-minggu pada keadaan luar
dan penyebab penularan.
Bentuk tropozoit selalu ada pada tinja diare, namun dengan cepat dapat
dihancurkan oleh tubuh, dan jika tertelan bentuk ini tidak dapat bertahan saat melewati
lambung dalam banyak kasus, tropozoit akan kembali berkembang menuju lumen usus (A:
noninvasive infection) pada carier yang asimtomatik, kista ada dalam tinjanya. Pasien yang
diinfeksi oleh tropozoit di dalam mukosa ususnya (B: intestinal disease).
2.6 Morfologi
Mempunyai 3 bentuk stadium, yaitu bentuk tropozoit, bentuk prekista, bentuk kista.
1) Bentuk Tropozoit
Stadium trofozoit 15-30 mikron, berbentuk lonjong atau bulat. Biasanya ditemukan
dalam tinja yang lembek atau cair.
a. Ektoplasma
Batas ektoplasma dengan endoplasma tidak jelas
Pseudopodia agak membulat
Gerakannya lambat dan tidak bertujuan
b. Endoplasma
Didapatkan adanya bakteri-bakteri
Adanya kromatin bodi
Terdapat adanya tumbuh-tumbuhan
Eritrosit tidak ada
c. Nukleus (inti)
Letak kariosom eksentrik
Perifer kromatin kasar (membran inti kasar)
Terdapat halo
2) Bentuk Prekista
Sitoplasma granuler
Nukleus terlihat sebagai cincin refraktil
Inklusi mungkin batang kormodial ramping atau tidak kelihatan
5
3) Bentuk Kista
Ukuran 10-33 mikron
Berbentuk bulat
Dinding jelas refraktil dan berlapis dua
Inti antara 1-8, dengan kariosom eksentrik
Inklusi hanya merupakan batang kromodial yang ramping rudimeter
Glikogen; vakuola jelas dan nyata pada stadium a,b,c
Bentuk kista pada stadium dewasa (matur) terdapat 8 inti
Trofozoit
6
Perbedaan Bentuk Tropozoit Kista Entamoeba histolytica dan Entamoeba coli
ect = ektoplasma
end = endoplasma
k = kariosom
n = nucleus
rbc = eritrosit
7
2.7 Patologi dan Gejala Klinik
Entamoeba coli tidak patogen, tetapi penting dipelajari untuk membedakan dengan
Entamoeba histolytica.
2.8 Diagnosis
Diagnosis ditegakan dengan menemukan stadium trofozoit atau stadium kista dalam tinja.
Metode pemeriksaan :
Ada 3 cara pemeriksaan langsung yang lazim dipakai, yaitu:
1) Sediaan langsung tanpa pewarna (dengan garam faal)
Digunakan untuk pmeriksaan parasit bentuk stadium vegetatif dan kista. Cara kerja :
setetes larutan ditaruh diatas kaca sediaan yang bersih dan kering
dengan sebatang lidi sebutir tinja diemulsikan dalam tetes larutan itu. Bagian kasar
dikeluarkan.
Letakkan deck glass diatasnya, jangan terjadi gelembung
Sediaan harus tipis
Periksa di bawah mikroskop dengan perbesaran 100X. Bila sudah ditemukan
parasit, periksa dengan perbesaran 400X
8
2.9 Penularan dan Pengobatan
Entamoeba coli tidak bersifat patogen sehingga jarang menyebabkan insiden. Akan
tetapi kalau jumlahnya melebihi ambang batas maka bisa menyebabkan penyakit.
Biasanya Entamoeba coli ditemukan pada infeksi Entamoeba histolytica. Pada umumnya
penularan terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar oleh kista amoeba matang.
Penularan tidak terjadi melalui bentuk trofozoit, sebab bentuk ini akan rusak oleh asam
lambung. Makanan dan minuman dapat terkontaminasi oleh kista melalui cara berikut:
1. Persediaan air yang terpolusi
2. Tangan infected food handler yang terkontaminasi
3. Kontaminasi oleh lalat dan kecoa
4. Penggunaan pupuk tinja untuk tanaman
5. Hygiene yang buruk, terutama di tempat-tempat dengan populasi tinggi
Pengobatan tidak diperlukan karena protozoa ini non pathogen. Namun dalam beberapa
kasus diare yang disebabkan konsentrasi E.coli yg berlebih di dalam tubuh manusia, dapat
diberikan pengobatan berupa oralit untuk menjaga elektrolit tubuh pasien.
9
BAB III
KESIMPULAN
Entamoeba coli termasuk protozoa apatogen dimana infeksi Entamoeba coli bersifat
asimptomatis. Entamoeba coli penting dipelajari untuk membedakan dengan Entamoeba
histolytica yang merupakan agen penyebab amoebiasis..
Namun parasit Entamoeba coli sering dijumpai pada infeksi Entamoeba histolytica
pada penderita amebiasis. Sementara diferensiasi ini biasanya dilakukan dengan pemeriksaan
visual dari kista parasit melalui mikroskop.
Entamoeba coli mempunyai 3 bentuk stadium, yaitu bentuk tropozoit, bentuk prekista,
bentuk kista. Pada umumnya, penularan terjadi karena makanan atau minuman yang tercemar
oleh kista matang.
10
DAFTAR PUSTAKA
11