Anda di halaman 1dari 25

THEORY OF PLANNED

BEHAVIOUR

Saskia Biyakto Putri


25000323410005
Sejarah Theory Of Planned Behavior

Dr. Martin Fishbein


Ajzen banyak menulis artikel, dan bersama Dr. Martin Fishbein
menulis buku Understanding Attitude and Predicting Social
Behavior (1980).
Mereka bersama-sama mengusulkan Teori Perilaku Beralasan
(Theory of Reasoned Action) pada tahun 1975

CEK AJZEN, Ph.D Dalam TRA dijelaskan bahwa niat seseorang terhadap perilaku
dibentuk oleh dua faktor utama yaitu attitude toward the
behavior dan subjective norms (Fishbein dan Ajzen, 1975),
Sejarah Theory Of Planned Behavior
Tapi, tidak
semua
TRA : “SIKAP + NORMA SUBJEKTIF = perilaku
PERILAKU SUKARELA” adalah
sukarela loh!

Theory of Planned Behaviour (TPB) merupakan pengembangan


dari Theory of Reasoned Action (TRA) yang telah dikemukakan
sebelumnya oleh Fishbein dan Ajzen pada tahun 1975.

Teori TPB diusulkan oleh Icek Ajzen di tahun 1985


ditambahkan satu faktor lagi yaitu perceived behavioral
control (Ajzen, 1991).
persepsi terhadap pengawasan perilaku

TPB menjelaskan bahwa niat individu untuk berperilaku


ditentukan oleh tiga faktor, yaitu : attitude toward the
behavior, norma subyektif dan persepsi kontrol perilaku
Sejarah Theory Of Planned Behavior Intensi untuk berperilaku dapat menjadi
TPB adalah perluasan dari TRA dengan kontruksi tambahan kontrol yang dirasakan atas
perilaku sebenarnya hanya jika perilaku
kinerja perilaku (perceived control over performance of the behaviour) seperti yang
tersebut ada di bawah kontrol individu yang
ditunjukkan pada gambar berikut ini: bersangkutan

Individu tersebut memiliki pilihan untuk


memutuskan menampilkan perilaku tertentu
atau tidak sama sekali (Ajzen, 1991). Sampai
seberapa jauh individu akan menampilkan
perilaku, juga tergantung pada faktor non
motivasional.
Salah satu contoh dari faktor non motivasional adalah
ketersediaan kesempatan dan sumber daya yang dimiliki
(misal: uang, waktu, bantuan dari pihak lain dan
sumberdaya lainnya).
Secara kolektif, faktor ini mencerminkan kontrol aktual
terhadap perilaku.

Jika tersedia kesempatan dan sumber daya dan terdapat


intensi untuk menampilkan perilaku, maka
kemungkinan perilaku itu muncul sangatlah
besar.dengan kata lain suatu perilaku akan muncul jika
terdapat motivasi (intensi) dan kemampuan (kontrol
perilaku).
Pengertian Theory Of Planned Behavior

Theory Of Planned Behavior

niat yang timbul dari individu tersebut untuk


berperilaku dan niat tersebut disebabkan oleh
beberapa faktor dari internal maupun eksternal dari
individu tersebut.

Inti dari teori ini adalah bahwa semua tindakan atau


perilaku diawali dari niat. Perilaku tersebut tidak bisa muncul
secara tiba-tiba.
Perceived of Behavior Control
Perceived of Behavior Control atau kontrol persepsi yang dirasakan (Perceived control) adalah
suatu kontrol untuk bertingkah laku yang dipersepsikan

Perceived control digunakan sebagai penilaian terhadap kemampuan sikap untuk menampilkan
tingkah laku. Terdiri dari control belief dan perceived power.

Control belief adalah keyakinan tentang keberadaan hal-hal yang mendukung atau
menghambat perilaku yang akan ditampilkan. Perceived power adalah persepsi tentang
seberapa kuat hal-hal yang mendukung dan menghambat perilakunya tersebut.
Variabel Theory of Planned Behaviour
Menurut Fishbein dan Ajzen (1975) TPB menjelaskan niat individu untuk berperilaku ditentukan
oleh tiga faktor, yaitu:

Sikap terhadap
perilaku
01 02 Norma Subjektif
(attitude towards the (subjective norm)
behavior)

Kontrol Perilaku Persepsi


(perceived behavioral)
03
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour
Berikut ini adalah penjabaran dari variabel utama dari Theory of Planned Behavior yang terdiri dari: intensi, attitude
toward behavior, subjective norms, dan perceived behavioral control.

1. Sikap terhadap perilaku (attitude towards the behavior)

Yaitu penilaian positif atau negatif dari perilaku tertentu.

Komponen sikap: kognitif, afektif, konatif.

Sikap dipengaruhi oleh :

• Keyakinan seseorang tentang kemungkinan konsekuensi dari tingkah laku.

• Evaluasi seseorang (positif atau negatif) terhadap masing–masing konsekuensi hasil dari tingkah laku.

Contoh :
Merokok: Tindakan merugikan atau menguntungkan.
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour

2.Norma Subjektif (subjective norm)

Yaitu sejauh mana seseorang memiliki motivasi untuk mengikuti pandangan orang terhadap perilaku yang akan dilakukannya. Semakin
individu mempersepsikan bahwa rujukan sosialnya merekomendasikan untuk melakukan suatu perilaku maka individu akan cenderung
merasakan tekanan sosial untuk melakukan perilaku tersebut; sebaliknya.

Contoh:
Atep akan cenderung berhenti merokok jika pacarnya memaksa dia untuk
berhenti merokok.
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour

3.Kontrol Perilaku Persepsi (perceived behavioral control)

Keyakinan (beliefs) bahwa individu pernah melaksanakan atau tidak pernah melaksanakan perilaku tertentu, individu memiliki fasilitas dan
waktu untuk melakukan perilaku itu, kemudian individu melakukan estimasi atas kemampuan dirinya apakah dia punya kemampuan atau tidak
memiliki kemampuan untuk melaksanakan perilaku tersebut. Yang terutama adalah individu membuat pilihan terhadap perilaku yang akan
dilaksanakan.

Faktor internal berasal dari dalam diri individu tersebut seperti keterampilan, kemauan, informasi, dan lain-lain. Sedangkan faktor
eksternal berasal dari lingkungan yang ada disekeliling individu tersebut.
Persepsi terhadap kontrol perilaku adalah bagaimana seseorang mengerti bahwa perilaku yang ditunjukkannya merupakan hasil
pengendalian yang dilakukan oleh dirinya.

Contoh:
Setelah mengetahui bahwa rokok merugikan diri sendiri dan orang lain,
Eki membuat pilihan apakah tetap merokok atau berhenti.
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour

4. Behavioral Belief (keyakinan perilaku)

• Individu memiliki keyakinan bila mereka merasa tertarik terhadap suatu perilaku dan melakukannya, maka itu akan memberikan hasil
sesuai dengan yang diharapkan.

Contoh: Popoy tertarik untuk jogging karena dapat membakar lemak dan
menjadi langsing. Maka Popoy yakin bila dia jogging maka lemak pada
tubuhnya akan hilang dan mendapat tubuh yang langsing.
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour

5. Normative belief (Keyakinan terhadap norma)

Keyakinan individu terhadap suatu perilaku dengan rujukan dari lingkungan sosial seperti, keluarga, teman, pasangan, dan
lain-lain. Seseorang akan melihat dari rujukan tersebut, perilaku mana yang akan dilakukan dan tidak dilakukan. Keyakinan
individu terhadap motivasi yang diberikan keluarga dan kerabat akan menentukan perilaku individu.

Contoh:
Popoy percaya pada saran dari teman-temannya bila dia mengurangi
porsi makanan dan rajin berolahraga, maka dia tidak akan gendut lagi.
Variabel Utama Theory of Planned Behaviour

6. control belief (pengendalian keyakinan)

Pengendalian keyakinan dilakukan karena dirasakan adanya faktor yang dapat memfasilitasi atau menghambat kinerja
perilaku. Setelah menyadari ini, individu akan menentukan tindakan apa yang akan dilakukan.

Contoh :

Nabil menyadari bahwa faktor dari rokok mengganggu

kesehatan dan merugikan orang lain.


Dari gambar di atas, teori perilaku rencanaan (theory of planned behavioral) dapat memiliki2 fitur yaitu :
a. Teori ini mengansumsi bahwa kontrol persepsi perilaku (perceived behavioral control) mempunyai
implikasi motivasional terhadap minat.
Orang-orang yang percaya bahwa mereka tidak mempunyai sumber- sumber daya yang ada atau tidak
mempunyai kesempatan untuk melakukan perilaku tertentu mungkin tidak akan membentuk minat
berperilaku yang kuat untuk melakukannya walaupun mereka mempunyai sikap yang positif terhadap
perilakunya dan percaya bahwa orang lain akan menyetujui seandainya mereka melakukan perilaku
tersebut. Dengan demikian diharapkan terjadi hubungan antara kontrol persepsi perilaku (perceived
behavioral control) dengan minat yang tidak dimediasi oleh sikap dan norma subyektif. Di model ini
ditunjukkan dengan panah yang mennghubungkan kontrol perilaku persepsian ( perceived behavioral
control) ke minat.
Dari gambar di atas, teori perilaku rencanaan (theory of planned behavioral) dapat memiliki2 fitur yaitu :

b. Fitur kedua adalah kemungkinan hubungan langsung antara kontrol persepsi perilaku (perceived
behavioral control) dengan perilaku. Di banyak contoh, kinerja dari suatu perilaku tergantung tidak hanya
pada motivasi untuk melakukannya tetapi juga kontrol yang cukup terhadap perilaku yang dilakukan.
Dengan demikian. Kontrol perilaku persepsian (perceived behavioral control) dapat mempengaruhi perilaku
secara tidak langsung lewat minat, dan juga dapat memprediksi perilaku secara langsung. Di model
hubungan langsung ini ditunjukan dengan panah yang menghubungkan kontrol persepsi perilaku (perceived
behavioral control) langsung ke perilaku (behavior).
Intention (Niat)
Niat merupakan indikasi kesiapan seseorang untuk melakukan perilaku
tertentu, dan itu dianggap wujud awal dari perilaku. Individu tersebut sudah
menyediakan fasilitas untuk melakukan tindakan tersebut.
Contoh:
Panji berniat untuk merokok. Dia sudah menyisihkan uang jajan untuk
membeli rokok.

Behavior (Perilaku)
Perilaku merupakan tindakan nyata dari niat. Individu mewujudkan niat
kedalam bentuk tindakan.

Contoh:
Setelah membeli rokok dan korek api, panji merokok.
Elemen-elemen Theory of Planned Behaviour

Aplikasi Theory of Planned Behavior pada Perilaku Makan Makanan Siap Saji

Para ahli dari Konfederasi Masyarakat Konsumen Internasional telah menjelaskan isi komposisi makanan cepat

saji dengan selengkap mungkin karena adanya zat kimia didalam makanan, produk yang memenuhi standar

makanan pun tetap berpotensi bahaya bagi para konsumen. ”Konsumen biasanya hanya melihat bagian atas

produk dan gambar bagus dan hal menarik lainnya, informasi tentang komposisi produk tersebut biasanya

ditulis disamping produk dan tulisannya sangat kecil karena tidak ada peraturan yang jelas tenang bagaimana

komposisi produk ini dijabarkan. ” Marina Chernova, Konfederasi Masyarakat Konsumen Internasional.

Menurut statistik sekitar 1/3 penduduk Rusia biasa makan makanan cepat saji. “Ketika saya makan makanan
Pengaplikasikan Theory of Planned Behavior
siap saji berat saya naik, ketika saya berhenti saya jadi kurus. Mungkin saja itu karena saya mengurangi
(TPB) untuk menjelaskan hubungan antara
makanan saya. ”Oksana Botin, pejalan kaki. “Ini juga adalah beban bagi perut karena dapat menyebabkan
sikap, norma subjektif, dan persepsi kendali
penyakit lambung. ”Vladimir Bulaev, pejalan kaki. Para ahli menghimbau supaya mereka lebih memperhatikan
perilaku dengan niat dan perilaku makan
diet mereka, menurut departemen kesehatan, penyakit dari nutrisi buruk membunuh hampir 1/3 dari
makanan cepat saji.
masyarakat.ntd News Moskow,Rusia.
Behavioral Beliefs
Attitude Toward The Behavior
Memutuskan:
Makan makanan siap saji adalah
Tidak setuju berhenti makan makanan
siap saji atau setuju berhenti makan tindakan: Merugikan Atau
makanan siap saji. Menguntungkan

Normative Beliefs Subjective Norm HASIL:


Percaya pada motivasi keluarga, teman Adanya pada motivasi keluarga,teman Intention Behavior +Berhenti makan
dan orang terdekat lainnya untuk dan orang terdekat lainnya untuk Apakah berhenti untuk mengonsumsi Perilaku konsumsi makanan siap saji.
berhenti mengonsumsi makanan siap mendukung berhenti mengonsumsi makanan siap saji? makanan siap saji. - Tidak berhenti makan
saji. makanan siap saji. makanan siap saji

Control Beliefs Perceived Behavioral Control


Memahami bahwa faktor dari makanan Pilihan keinginan:
siap saji dapat menyebabkan berbagai Tidak mengonsumsi makanan siap saji.
macam penyakit. Mengonsumsi makanan siap saji.
Actual Behavioral Control
Adanya himbauan/larangan
mengonsumsi makanan siap saji.
Elemen-elemen Theory of Planned Behaviour

Aplikasi Theory of Planned Behavior pada Perilaku Pemberian ASI Eksklusif : Studi Kasus

ASI Eksklusif bermanfaat bagi ibu, bayi, dan masyarakat. Salah satu intervensi untuk mencegah kematian bayi yaitu pemberian air
susu ibu (ASI) secara eksklusif selama enam bulan. Sementara itu cakupan ASI Eksklusif di Indonesia masih belum mencapai target.
Tujuan penelitian adalah mengaplikasikan Theory of Planned Behavior (TPB) untuk menjelaskan hubungan antara sikap, norma
subjektif, dan persepsi kendali perilaku dengan niat dan perilaku pemberian ASI eksklusif.
Behavioral Beliefs Attitude Toward The Behavior
Memutuskan: pemberian ASI eksklusif adalah
Tidak setuju pemberian ASI eksklusif tindakan: Merugikan Atau
setuju memberikan ASI eksklusif
Menguntungkan

HASIL:
Normative Beliefs Subjective Norm
Intention Behavior +Memberikan ASI
Percaya pada motivasi keluarga, teman Adanya pada motivasi keluarga,teman
Apakah akan memberikan ASI Perilaku pemberian eksklusif.
dan orang terdekat lainnya untuk dan orang terdekat lainnya untuk
eksklusif? ASI Eksklusif. - Tidak memberikan ASI
memberikan ASI eksklusif. mendukung pemberian ASI eksklusif
Eksklusif

Control Beliefs
Perceived Behavioral Control
Memahami bahwa pemberian ASI
Pilihan keinginan:
eksklusif kepada bayi untuk
Tidak memberikan ASI eksklusif
memperkuat sistem kekebalan tubuh si
Memberikan ASI Eksklusif.
buah hati. Actual Behavioral Control
Adanya himbauan untuk
memberikan ASI Ekslusif
Aplikasi Theory of Planned Behavior pada Perilaku Pemberian ASI Eksklusif
: Studi Kasus

Latar Belakang :
Personal
-kepribadian (personality traits),
-nilai hidup (values),
-emosi,
-kecerdasan
 
Sosial
- usia
- jenis kelamin (gender)
- etnis,
- pendidikan,
- penghasilan,
- Agama
 
Informasi
-pengetahuan
-informasi
-pengalaman
-ekspose pada media
daftar pustaka
THANKY
OU

Anda mungkin juga menyukai