Anda di halaman 1dari 44

TRANSPORTASI MASSAL

ANALISIS BOK, PENENTUAN TARIF ANGKUTAN, WTP, DAN ATP


ANALISIS BOK METODE PCI
BOK
Perhitungan konsumsi BBM akibat pengaruh dari kecepatan kendaraan dilakukan dengan model
perhitungan Pasific Consultant International (PCI). Terdapat suatu hubungan mendasar antara
konsumsi bahan bakar dan kecepatan, yang dipengaruh geometrik dan kondisi lalu lintas.
Menentukan Biaya Bahan Bakar
( Studi Kasus : Ruas jalan perkotaan )
 Analisis
Pengaruh Kecepatan Kendaraan Terhadap Penggunaan
Bahan Bakar Minyak
 Metode PCI (Pacific Consultant International)
Data yang dibutuhkan
Data Primer : Kecepatan
Data Sekunder : Harga Bahan Bakar ( BBM )
Hasil Survei

Tabel 1

Tabel 2
Analisis
 Biaya Konsumsi Bahan Bakar (Kondisi Stabil)
Besar konsumsi bahan bakar dasar tergantung pada kecepatan kendaraan dan jenis kendaraan.
Pada perhitungan biaya bahan bakar ini hanya menghitung konsumsi bahan bakar gol I
(sedan/jeep/pickup, truk kecil, bus kecil).
Perhitungan dalam analisis ini menggunakan sebuah model berdasarkan ketentuan pasific
Consultant International (PCI)
 Dimana KBB dasar kendaraan golongan 1 = 0,05693 v2 – 6,42593v + 269,18576
KBB = kondisi bahan bakar (liter/km/kend)
BKBB = biaya konsumsi bahan bakar (Rp/km)
Cb = harga bahan bakar (Rp/liter)
= Rp. 6.500/liter (premium/bensin untuk kendaraan golongan 1)
v = kecepatan kendaraan
 Penyelesaian Kecepatan ( rata – rata ) = 26.64 km/jam :
KBB dasar = 0,05693 v2 - 6,42593v + 269,18576
= 0,05693 x 26.642 – 6,42593 x 26.64 + 269,18576
= 138,402 liter/1000km
= 0,1384 liter/km

BKBB = Cb x KBB
= 6.500/liter x 0,1384 liter/km
= Rp. 900/km
Dari hasil perhitungan menggunakan kecepatan rata-rata sebesar Rp.900/km.
 Penyelesaian Kecepatan (Min) = 24.69 km/jam
KBB dasar = 0,05693 v2 - 6,42593v + 269,18576
= 0,05693 x 24.692 – 6,42593 x 24.69 + 269,18576
= 145,234 liter/1000km
= 0,1452 liter/km

BKBB = Cb x KBB
= 6.500/liter x 0,1452 liter/km
= Rp. 944/km
Dari hasil perhitungan menggunakan kecepatan rata-rata sebesar Rp. 944/km
 Penyelesaian Kecepatan (Max) = 27.54 km/jam
KBB dasar = 0,05693 v2 - 6,42593v + 269,18576
= 0,05693 x 27.542 – 6,42593 x 27.54 + 269,18576
= 135,394liter/1000km
= 0,1353 liter/km

BKBB = Cb x KBB
= 6.500/liter x 0,1353 liter/km
= Rp. 879/km
Dari hasil perhitungan menggunakan kecepatan rata-rata sebesar Rp. 879/km
Hasil Analisis
 Berdasarkan hasil perhitungan pada tabel bahan bakar minyak (BBM) , maka terlihat harga
BBM pada saat kecepatan rata-rata (26.64 km/jam) sebesar Rp. 900/km, harga BBM termahal
disaat kecepatan min (24.69 km/jam) sebesar Rp. 944/km dan harga BBM termurah disaat
kecepatan max (27.54 km/jam) sebesar Rp. 879/km.
PERHITUNGAN BIAYA POKOK
ANGKUTAN BUS KOTA
Contoh Perhitungan Biaya Pokok
Angkutan Bus Kota
Rekapitulasi Biaya Langsung per bus - Km
PENENTUAN TARIF
ANGKUTAN UMUM
Penentuan Tarif Angkutan Umum
 Sebagai pertimbangan untuk menentukan besarnya tarif, perlu terlebih dahulu dihitung tarif
pada titik impas ("Break Event Point"/BEP). Tarif BEP dapat dirumuskan sebagai berikut:
ABILITY TO PAY (ATP) &
WILLINGNESS TO PAY (WTP)
Ability To Pay (ATP)
 Ability
To Pay ( ATP ) adalah kemampuan membayar masyarakat
terhadap suatu jasa atau barang berdasarkan prosentase
pengeluaran dari pendapatan, dimana prosentase dari pendapatan
ditentukan terlebih dahulu.
 Faktor-faktor yang mempengaruhi ATP : penghasilan keluarga per
bulan, alokasi biaya transportasi, intensitas perjalanan dan jumlah
anggota keluarga.
Nilai Ability To Pay (ATP)

Dimana :
ATPresp = ATP responden berdasarkan jenis pekerjaan (Rp/Resp/Trip)
Irs = Pendapatan responden per bulan (Rp/bulan)
Pp = Persentase pendapatan untuk transportasi per bulan dari Pendapatan responden
Pt = Persentase untuk angkutan dari Pendapatan untuk transportasi
Trs = Total panjang perjalanan per bulan per trip (Trip/Resp/bulan)
Willingness To Pay (WTP)
 Willingnes To Pay (WTP) : kemauan membayar dari masyarakat
terhadap suatu jasa atau barang secara langsung berdasarkan
keinginan untuk mendapatkan pelayanan yang setimpal dengan uang
yang dimiliki.
WTP dipengaruhi oleh : produk yang ditawarkan/disediakan oleh
operator jasa pelayanan transportasi, kualitas dan kuantitas
pelayanan yang disediakan, utilitas atau maksud pengguna terhadap
angkutan dan penghasilan pengguna.
NilaiWillingness To Pay (WTP)
Nilai WTP yang diperolehdarimasing-
masingrespondenyaituberupanilaimaksimum rupiah yang
bersediadibayarkanolehrespondenuntuktarifangkutan.
untukmendapatkannilai rata-rata darinilai WTP tersebutadalahsebagaiberikut
:

Dimana:
MWTP = Rata-rata WTP
n = Ukuransampel
WTPi= Nilai WTP maksimumrespondenkei
Kurva ATP & WTP
 Dalam pelaksanaan untuk menentukan tarif sering terjadi benturan antara besarnya WTP dan
ATP, kondisi tersebut dapat diiliustrasikan sebagai berikut :
ATP lebih besar dari WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa kemampuan membayar lebih besar
daripada keinginan membayar jasa tersebut. Ini terjadi bila
pengguna mempunyai penghasilan yang relative lebih tinggi tetapi
utilitas terhadap jasa tersbut relative rendah, pengguna pada kondisi
ini disebut choiced riders.
ATP lebih kecil dari WTP
Kondisi ini merupakan kebalikan dari kondisi diatas dimana keinginan
pengguna untuk membayar jasa tersebut lebih besar dari pada
kemampuan membayarnya. Hal ini memungkinkan terjadi bagi
pengguna yang mempunyai penghasilan yang relative rendah tetapi
utiitas terhadap jasa tersebut sangat tinggi, sehingga keinginan
pengguna untuk membayar jasa tersebut cenderung lebih
dipengaruhi oleh utilitas, pada kondisi ini pengguna disebut captive
riders
ATP sama dengan WTP
Kondisi ini menunjukkan bahwa antara kemampuan dan keinginan
membayar jasa yang dikonsumsi pengguna tersebut sama, pada
kondisi ini terjadi keseimbangan utilitas pengguna dengan biaya yang
dikeluarkan untuk membayar jasa tersebut
Penentuan Tarif Berdasarkan ATP dan
WTP
 ATP merupakan fungsi dari kemampuan membayar, sehingga nilai
tariff yang diberlakukan, tidak boleh melebihi nilai ATP kelompok
masyarakat sasaran. Intervensi atau campur tangan pemerintah
dalam bentuk subsidi langsung atau silang, kemudian dibutuhkan
pada kondisi dimana nilai tariff berlaku lebih besar dari ATP, sehingga
didapat nilai tarif yang sebesar besarnya sama dengan nilai ATP.
 WTP merupakan fungsi dari tigkat pelayanan angkutan umum,
sehingga bilai nilai WTP masih berada dibawah ATP maka masih
dimungkinkan melakukan peningkatan nilai tarif dengan perbaikan
tingkat pelayanan angkutan umum.
Tarif Angkutan Umum
Tarif angkutan umum dapat dibedakan berdasarkan:
1. Pengguna angkutan umum
◦ Umum
◦ Anak-anak dan pelajar
◦ Manula dan diffable
2. Tipe perjalanan
◦ Single trip
◦ One day pass, … , Three days pass , … (atau mingguan)
◦ Tiket langganan bulanan
3. Tipe pembiayaan
◦ Flat tariff
◦ Berdasarkan zona
◦ Berdasarkan jarak
Ilustrasi Keluasan Penentuan Tarif
Berdasarkan ATP - WTP
Penentuan / penyesuaian tarif tersebut dianjurkan sebagai berikut :
 Tidak melebihi nilai ATP
Berada diantara nilai ATP dan WTP, bila akan dilakukan penyesuaian tingkat
pelayanan
Bila tarif yang diajukan berada dibawah perhitungan tarif, namun berada diatas
ATP maka selisih tersebut dapat dianggap sebagai beban subsidi yang harus
ditanggung pemerintah
Bila perhitungan tarif, pada suatu jenis kendaraan, yang berada jauh dibawah
ATP dan WTP, maka terdapat keleluasan dalam perhitungan/ pengajuan nilai
tarif baru, yang selanjutnya dapat dijadikan peluang penerapan subsidi silang.
Contoh hasil analisis penentuan tarif
Contoh Menentukan ATO Rerata dan WTP
Rerata

Anda mungkin juga menyukai