Anda di halaman 1dari 32

BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL

Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

Minggu ke-4

SEKURITISASI,
EFEK BERAGUN ASET
(EBA)

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Cakupan Pembahasan
1) Sekuritisasi Aset,
2) Efek Beragun Aset,
3) Prospek & Peluang Investasi Sekuritisasi,
4) Sekuritisasi Aset di Indonesia.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL
Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

SEKURITISASI ASET

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Definisi Sekuritisasi Aset
• Sekuritisasi (securitization) yaitu pengonversian sekelompok piutang dan
jenis yang sama (biasanya kredit) menjadi surat berharga yang dapat
diperdagangkan, meliputi piutang pokok dan bunga.
• Terkait sekuritisasi, kredit yang disekuritisasikan biasanya ialah kredit yang
berkualitas tinggi yang dilakukan untuk meningkatkan pendapatan dan
menurunkan tingkat risiko kredit.
• Manfaat “sekuritisasi” bagi bank adalah dengan konversi kredit dan
piutang, bank dapat meningkatkan rasio modal dan menerbitkan kredit-
kredit yang baru.
– Surat berharga yang akan dijual oleh bank kepada investor dijamin oleh aset yang
akan dikonversikan sehingga sering disebut sebagai “sekuritas terdukung aset
(asset backed securities)”.
– Dan jika aset tersebut sudah spesifik pada hipotek/mortgage, maka disebut
“mortgage backed securities”.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Konsep Sekuritisasi Aset
Berdasarkan POJK No.65/POJK.04/2017 tentang Pedoman Penerbitan Dan Pelaporan Efek
Beragun Aset Berbentuk Kontrak Investasi Kolektif (Asset Backed Securities):
 Pasal 2(1), EFEK BERAGUN ASET adalah Efek yang diterbitkan oleh Kontrak Investasi
Kolektif Efek Beragun Aset yang portofolionya terdiri dari aset keuangan berupa:
 Tagihan yang timbul dari surat berharga komersial
 Tagihan kartu kredit
 Tagihan yang timbul di kemudian hari (future receivables)
 Tagihan yang timbul dari pemberian kredit termasuk kredit pemilikan rumah atau apartemen
 Efek bersifat hutang yang dijamin oleh Pemerintah
 Sarana Peningkatan Kredit (Credit Enhancement)/Arus Kas (Cash Flow Enhancement) 
subordinasi kelas EBA tertentu, letter of credit (L/C, dana jaminan, penyisihan piutang ragu-
ragu, asuransi, opsi, swap tingkat bunga/mata uang, jaminan atas pembayaran pajak,dst.
 Pendapatan di masa mendatang atau surat berharga hak atas pendapatan di masa
mendatang
 Aset keuangan setara dan aset keuangan lain yang berkaitan dengan aset keuangan
tersebut.
 Pasal 2(3), Persyaratan aset keuangan dalam portofolio investasi KIK-EBA ialah harus
memiliki/menghasilkan cashflow, dimiliki secara hukum sah oleh kreditur awal/perusahaan yang
telah mengalihkan aset keuangannya (originator) dan dapat dipindahtangankan

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Sekuritisasi
Aset Dasar Sekuritisasi

Securitization

Existing asset Future flows Risk transfer

Mortgage Asset Operating


Credit risk Insurance risk Weather risk
backed backed revenues

Retail pool
RMBS
loan

CMBS CDOs
Sekuritisasi
• Beberapa Tipe Sekuritisasi
– Collateralized Debt
Obligations (CDO)
– Asset Back Securities (ABS)
– Commercial Mortgage
Backed Securities (CMBS)
– Residential Mortgage Backed
Securities (RMBS)

7
Sekuritisasi
Sekuritisasi Piutang Usaha
Sekuritisasi adalah proses konversi aset keuangan yang menghasilkan cashflow (piutang) menjadi
surat berharga atau efek yang dapat diperdagangkan serta menjadi sarana alternatif investasi bagi
Investor.

Existing asset (Piutang Usaha)


1. Telah dibukukan sebagai aset originator
2. Kinerja aset sudah spesifik dan dapatdipisahkan
3. Pembukuan saat transaksi : cash vs aset (piutang)
4. Tidak ada tambahan liabilities di buku originator

Improves Penukaran piutang dengan aset yang


Balance Sheet lebih likuid (kas)
Tujuan Sekuritisasi
Piutang
Improves • Diversifikasi pada sumber pendanaan
Funding • Efisiensi biaya administratif dalam
pengelolaan piutang
Sekuritisasi sebagai Alternatif Sumber Pendanaan
Infrastruktur

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL
Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

EFEK BERAGUN ASET


(EBA)

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Definisi Efek Beragun Aset (EBA)
• Efek Beragun Aset (EBA) atau dalam bahasa Inggris dikenal dengan istilah Asset-
backed security adalah
– efek (surat berharga) yang terdiri sekumpulan aset keuangan berupa tagihan yang timbul dari
surat berharga komersial seperti tagihan kartu kredit, pemberian kredit, termasuk kredit
pemilikan rumah, kredit mobil, efek bersifat utang yang dijamin pemerintah, dan arus kas.
Dalam prosesnya, kreditor awal (originator) mengalihkan aset keuangannya kepada para
pemegang EBA.
• Aset keuangan yang dikumpulkan menjadi satu ini menjadikan aset yang kecil dan
tidak berharga menjadi bernilai, juga dengan adanya difersifikasi tersebut
mengurangi tingkat risiko. Sekuritisasi aset ini membuat aset-aset ini dapat
menjadi sarana investasi dari para investor.
• Keterlibatan bank sentral dalam perdagangan EBA juga telah dilakukan di Jepang di
mana dengan likuiditas perbankan yang besar, tetapi dana tersebut hanya berputar
di perbankan saja tidak mengalir ke sektor riil, maka Bank of Japan (BOJ) kemudian
langsung membeli surat yang diterbitkan. Demikian pula dengan Bank Indonesia
yang melakukan satu terobosan besar dengan turut membeli EBA melalui pasar
sekunder dan hal ini tidak bertentangan dengan Undang-Undang Bank Indonesia
(BI) yang memperbolehkan BI membeli surat berharga di pasar sekunder.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Keunggulan EBA
 Biaya dana yang murah, para penerbit EBA akan mengeluarkan biaya yang lebih murah di mana
dengan meningkatnya rating atas kualitas piutang yang dijaminkan yang berarti terjaminnya
pasokan arus kas dari EBA sehingga dapat ditawarkan dengan tingkat pengembalian rendah
untuk investor dan investornya menyukainya karena investasinya lebih aman.
 Efisiensi penggunaan modal dengan adanya EBA maka struktur neraca perusahaan akan
semakin besar daya ungkitnya (leverage) di mana pengelolaan manajemen keuangan
perusahaan akan semakin pruden, taat asas dan efisien dalam menggunakan dana yang dimiliki
karena relatif tingginya struktur daya ungkit (leverage) sebagai akibat dari adanya EBA tersebut.
 Diversifikasi sumber pembiayaan bukan hanya bisa dilakukan oleh perusahaan besar tetapi
juga oleh perusahaan kecil atau perusahaan non-investasi.
 Sumber likuiditas khususnya untuk perusahaan menengah kecil yang sering menghadapi
masalah peminjaman secara tradisional maka sekuritisasi sangat membantu perkembangan
perusaahaan tersebut.
 Keterbukaan informasi publik yang lebih minim daripada metode pembiayaan lain, di mana
meskipun EBA ditawarkan untuk umum, sisi keterbukaan dari penerbit (issuer) tidak dituntut
seperti halnya tuntutan keterbukaan pada emiten dari efek yang lain.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Contoh Penerapan EBA
 Asumsikan bahwa Perusahaan X bergerak dalam bisnis pemberian pinjaman mobil. Jika seseorang ingin
meminjam uang untuk membeli mobil, Perusahaan X memberikan orang tersebut uang tunai. Lantas, orang
tersebut wajib membayar kembali pinjaman itu dengan sejumlah bunga.
 Perusahaan X dapat membuat banyak pinjaman sehingga bisa jadi kehabisan uang tunai untuk terus
memberikan lebih banyak pinjaman. Dalam contoh inilah efek beragun aset bekerja. Karena itu, Perusahaan X
kemudian dapat mengemas pinjamannya saat ini dan menjualnya ke Perusahaan Investasi X. Ini demi
memperoleh uang tunai, yang dapat digunakan untuk memberikan lebih banyak pinjaman.
 Perusahaan Investasi X lantas memilah pinjaman yang dibeli ke dalam kelompok yang berbeda, yang disebut
dengan tranches. Tranches ini merupakan kelompok pinjaman dengan karakteristik serupa, seperti jatuh
tempo, tingkat bunga, dan tingkat tunggakan yang diharapkan.
 Selanjutnya, Perusahaan Investasi X akan menerbitkan sekuritas yang mirip dengan obligasi biasa pada setiap
tahap yang dibuatnya. Investor perorangan lantas membeli sekuritas ini dan menerima arus kas dari kumpulan
pinjaman biaya beli mobil, dikurangi biaya administrasi yang disimpan oleh Perusahaan Investasi X untuk
dirinya sendiri.
 Dalam mengeluarkan efek beragun aset, umumnya ada tiga tingkat alias tranche yang diterapkan yakni tingkat
A, B, dan C. Tingkat A hampir selalu merupakan tahap terbesar dan disusun untuk memiliki peringkat tingkat
investasi agar menarik bagi investor.
 Sementara itu, tingkat B dalam efek beragunan aset memiliki kualitas kredit lebih rendah. Dan dengan
demikian, memiliki imbal hasil yang lebih tinggi daripada tingkat A. Dan tingkat C memiliki peringkat kredit lebih
rendah daripada tingkat B dan mungkin memiliki kualitas kredit buruk sehingga tidak dapat dijual kepada
investor.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Pihak-Pihak Yang Terlibat Dalam EBA

Servicer /
Debitor Awal
Penyedia Jasa
Pihak yang akan Pihak yang bertanggungjawab
berhutang kepada untuk memproses pembayaran
originator yang dilakukan debitur hingga
negosiasi sesuai kontrak

Originator
(Keditor Asal)
Penerbit KIK EBA Pihak yang
/ Issuer (SPV) mengalihkan Aset
Pihak yang dapat keuangannya/ yang
menerbitkan EBA melakukan sekuritisasi
yaitu kontrak antara asetkeuangannya
MI dan BK

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Mekanisme Efek Beragun Aset di Indonesia

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Manfaat EBA
• Dari sisi investor ada beberapa manfaat yang didapatkan melalui
pembelian instrumen ini yakni :
– Sebagai suatu alternatif pendanaan jangka panjang yaitu untuk masa 3 tahun hingga 10
tahun, di mana Kontrak investasi kolektif EBA akan lebih menarik bagi investor dibanding
dengan surat utang yang lain seperti obligasi dan promes,karena didukung dengan aset
yang likuid dengan risiko yang relatif kecil.
– Meski penerbit EBA (originator) pailit, tagihannya akan senantiasa tetap ada.Ini berbeda
dari pembeli obligasi atau promes, yang akan kehilangan dananya kalau perusahaan
penerbit obligasi atau promes yang bersangkutan mengalami kepailitan
• Bagi Originator (Perusahaan Penjual Aset Keuangan)
– Meningkatkan likuiditas, memperoleh sumber dana (cost of fund) yang murah,
memperbaiki tingkat kecukupan modal, menutupi kesenjangan antara sumber dana dan
penggunaan dana, menerima dana lebih awal,
– Memberi kesempatan mengelola dana sehingga meningkatkan hasil investasi,
Meningkatkan kualitas aset/piutang yang pada gilirannya meningkatkan tingkat solvabilitas,
dapat menggunakan dana hasil sekuritisasi untuk mengurangi beban utang yang berbunga
tinggi
• Bagi Industri
– Mempercepat integrasi keuangan dan diversifikasi investor (financial deepening)

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset
(KIK EBA)
Pembangunan Pembangkit Listrik PLTU Suralaya,
total pendanaan Rp 4 Triliun

Sekuritisasi Pendapatan Jalan Tol Jagorawi,


total pendanaan Rp 2 Triliun

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Kontrak Investasi Kolektif Efek Beragun Aset (KIK-EBA)

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


KIK-EBA
• Berdasarkan model imbal hasil dan senioritas :
– EBA arus kas tetap (Seri A) adalah Efek Beragun Aset yang memberikan
pemegangnya penghasilan tertentu (seperti kepada pemegang Efek
bersifat hutang). Lebih senior dibanding seri B.
– EBA arus kas tidak tetap (Seri B) adalah Efek Beragun Aset yang tidak
menjanjikan penghasilan tertentu (seperti kepada pemegang Efek
bersifat ekuitas).
• Berdasarkan metode penawaran :
– Penawaran umum
– Penawaran terbatas
• Amortizing Repayment
– Pengembalian pokok dan bunganya dilakukan secara teratur dalam
kurun waktu tertentu

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Metode Pengembalian Investasi Dalam EBA
 Amortizing Assets Backed Securities  Pengembalian pokok dan
bunganya dilakukan secara bersamaan dengan tempo yang teratur dalam kurun
waktu tertentu
 Non-Amortizing Assets Backed Securities  Pembayaran bunga (return
investasi) dilakukan secara periodik sedangkan pelunasan atas pokoknya dilakukan
pada akhir periode

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Contoh Produk KIK EBA

Sumber : Infovesta, diolah

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL
Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

PROSPEK & PELUANG


INVESTASI SEKURITISASI
(EFEK BERAGUN ASET)

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Prospek & Peluang Investasi EBA

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


1. Risiko Kredit & Gagal Bayar
• Kelancaran pembayaran Piutang Usaha dari Debitur atau PT PLN mengalami gangguan
Risiko Investasi KIK-EBA • apabila debitur dari asset jaminan mengalami kebangkrutan atau tidak mampu
membayar tepat pada waktunya atas bunga dan pinjaman pokok
• Penurunan kualitas Piutang Usaha
2. Risiko Likuiditas EBA
• Risiko kesulitan menjual EBA di pasar sekunder (kurang liquid)
3. Risiko Hukum
• Risiko yang mungkin timbul sehubungan adanya perselisihan antara pihak bertransaksi
dan perselisihan dengan Debitur.
4. Risiko Operasional
• Risiko operasional Bank Kustodian
• Risiko operasional penyedia jasa
5. Risiko Suku Bunga
• Risiko di mana EBA akan mengalami fluktuasi harga akibat pengaruh dari perubahan
suku bunga, harga EBA akan turun bila terjadi peningkatan suku bunga.
6. Pelunasan Lebih Awal (Early Call)
• Pelunasan lebih awal (early call) akan memengaruhi yield yang diterima bila terjadi
pelunasan lebih awal.

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL
Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

SEKURITISASI ASET
DI INDONESIA

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Daftar Sekuritisasi di Indonesia
 Sekuritisasi aset di Indonesia dimulai kurang lebih pada tahun 1995 yaitu ketika
diperkenalkannya transaksi sekuritisasi asset untuk kartu kredit dan auto loan pada tahun
1996 oleh Astra Sedaya Finance.
 Citibank NA, Cabang Jakarta telah melakukan sekuritisasi atas tagihan kartu kreditnya
pada tahun 1995 sampai dengan 1997
 PT Astra Sedaya Finance melakukan sekuritisasi tagihan kredit kendaraan bermotornya
pada bulan Juni 1996;
 PT Bunas Finance Indonesia Tbk melakukan sekuritisasi tagihan kredit kendaraan
bermotornya pada bulan Februari 1997
 PT Astra International Tbk melakukan sekuritisasi tagihan kredit mobilnya pada bulan Juni
1997
 PT Bank Bira Tbk melakukan sekuritisasi tagihan kredit kendaraan bermotornya pada
bulan Maret 1997;
 PT Bank International Indonesia melakukan sekuritisasi tagihan kartu kredit
mendatangnya pada bulan Juli 1997
 PT Putra Surya Multidana Tbk melakukan sekuritisasi tagihan kredit mobil dan sepeda
motornya pada bulan Oktober 1997

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


KIK EBA MANDIRI GIAA01

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


PT. Jasa Marga PT. Indonesia Power

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


Struktur KIK-EBA PT Indonesia Power (IP)
A. Penyedia Jasa sebagai pihak yang melakukan
koleksi piutang tagihan listrik pelanggan,
biasanya sama dengan Originator melakukan
penagihan kepada Debitur
B. PLN melakukan pembayaran atas piutang
tagihan listrik kepada Servicer (Penyedia
Jasa)
C. Penyedia Jasa memberikan hasil penagihan
kepada KIK untuk seterusnya akan di jadikan
sumber pembayaran kupon dan pokok
D. KIK EBA membayar pengembalian pokok
investasi dan pembayaran kupon kepada
Investor pada saat jatuh tempo

Alur Indikasi Struktur


A. Originator/PT IP memiliki aset berupa piutang tagihan listrik ke PLN
B. Piutang tagihan listrik kemudian di jual sebagai underlying asset kepada KIK EBA yang dibentuk oleh Manajer Investasi dan Bank Kustodian
dengan metode Discounted Cash flow secara true sale (dari sisi hukum)
C. Pihak Lembaga Pemeringkat melakukan pemeringkatan atas KIK yang akan diterbitkan, beserta dengan kulitas underlying asset di dalamnya
D. Pihak Credit Enhancement sebagai pihak yang memberikan nilai tambahan atas peringkat KIK
E. KIK setelah memperoleh surat efektif dijual lewat selling agent, dan investor berhak atas bunga dan pokok yang akan dijanjikan
F. Investor memberikan sejumlah dana dalam melakukan pembelian KIK lewat selling agent untuk mendapatkan hak atas pembayaran bunga
dan pokok yang akan dijanjikan,
G. KIK-EBA meneruskan dana dari investor kepada Originator/Kreditur untuk kemudian digunakan untuk memproduksi listrik maupun
membangun pembangkit listrik.
Skema KIK-EBA Mandiri JSMR01
TUGAS KELOMPOK
Buat Paper/Makalah berdasarkan peraturan terbaru dengan tema dan
pembagian kelompok berdasarkan angka belakang No Absen:
1. Reksadana Pendapatan Tetap  angka belakang “1” & ”3”
2. Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Real Estat (KIK-DIRE)  POJK
No.64/POJK.04/2017  angka belakang “2” & ”4”
3. Kontrak Investasi Kolektif Dana Investasi Infrastruktur (KIK-DINFRA)  POJK
No.52/POJK.04/2017  angka belakang “5” & ”7”
4. Reksadana Penyertaan Terbatas (RDPT)  angka belakang “6” & ”9”
5. Asset Backed Securities (KIK-EBA)  POJK No.65/POJK.04/2017  angka
belakang “8” & ”0”

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.


BUSINESS AND CAPITAL MARKET SCHOOL
Politeknik Bisnis dan Pasar Modal

TERIMA KASIH

by: Nurlia Rahmatika, SE, ME.

Anda mungkin juga menyukai