PERUBAHAN PRILAKU
DISUSUN OLEH :
1. AOLIAN ASRORI
8. MONALISA
JURUSAN GIZI
2019
BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Perubahan bisa terjadi setiap saat, dan merupakan proses yang dinamik serta tidak
dapat dielakkan. Berubah berarti beranjak dari keadaan yang semula. Tanpa berubah tidak
ada pertumbuhan dan tidak ada dorongan. Namun dengan berubah terjadi ketakutan,
kebingungan dan kegagalan dan kegembiraan. Setiap orang dapat memberikan perubahan
pada orang lain. Merubah orang lain bisa bersifat implicit dan eksplisit atau bersifat tertutup
dan terbuka. Kenyataan ini penting khususnya dalam kepemimpinan dan manajemen.
Pemimpin secara konstan mencoba menggerakkkan sistem dari satu titik ke titik lainnya
Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif,
afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan
tindakan (ketrampilan).
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orangtua, teman, buku, media
massa (WHO 1992). Menurut Notoatmojo (1993), pengetahuan merupakan hasil dari tabu
akibat proses penginderaan terhadap suatu objek. Penginderaan tersebut terjadi sebagian
besar dari penglihatan dan pendengaran. Pengetahuan yang cakap dalam koginitif
untuk mengetahui sejauh mana promosi kesehatan yang di berikan berjalan efektif.
Keberhasilan suatu promosi kesehatan dapat di nilai dari perubahan perilaku dari penerima
B. Rumusan Masalah
berdasarkan pengalaman ?
C. Tujuan
PEMBAHASAN
1. Perubahan
Berubah merupakan kegiatan atau proses yang membuat sesuatu atau seseorang
2. Perilaku
Skinner, cit. Notoatmojo 1993). Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu
kognitif, afektif dan psikomotor. Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap
Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar.
Belajar diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku
terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu
masukan (input), proses, dan keluaran (output) (Notoatmojo 1993). lndividu atau
Perilaku dari pandangan biologis adalah merupakan suatu kegiatan atau aktivitas
organisme yang bersangkutan. Jadi perilaku manusia pada hakekatnya adalah suatu
aktivitas dari manusia itu sendiri. Oleh sebab itu, perilaku manusia itu mempunyai
bentangan yang sangat luas, mencakup berjalan, berbicara, bereaksi, berpakaian, dan
sebagainya. Bahkan kegiatan internal (internal activity) seperti berpikir, persepsi dan
emosi juga merupakan perilaku manusia. Untuk kepentingan kerangka analisis dapat
dikatakan bahwa perilaku adalah apa yang dikerjakan oleh organisme tersebut, baik
dapat diamati secara langsung atau secara tidak langsung. Perilaku dan gejala
perilaku yang tampak pada kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor
genetik (keturunan) dan lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor
genetik dan lingkungan ini merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk
perilaku manusia.
dimana para partisipan saling mengembangkan dan membagi informasi antara satu
dengan lainnya untuk mencapai suatu pemahaman bersama (Rogers, 1995). Di sini
tersirat pengertian bahwa antara satu partisipan dengan partisipan lainnya masing-
antara satu dengan yang lain untuk membangun suatu pemahaman bersama yang
sempurna.
a. Awareness :
b. Interest :
c. Evaluation :
e. Adoption :
Setelah mencoba tinkah laku yang baru tersebut, dan kalau dia menyukainya,
2. Berlo
komunikator kepada komunikan (Berlo, 1960). Konsep komunikasi ini berasal dari
bahasa latin, yaitu communicare yang secara harfiah berarti berpartisipasi atau
memberitahukan; bisa juga berasal dari kata communis yang berarti milik bersama
(kebersamaan).
b. Perubahan perilaku terjadi apabila ada ketidak seimbangan antara kedua kekuatan
tersebut.
(stimulus).
b. Oleh sebab itu perubahan perilaku terjadi melalui proses pembelajaran (learning
process).
sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
(menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil perubahan),
seimbang dengan elemen tidak seimbang. Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan
kehamilannya terjadi karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian
Perubahan perilaku terjadi karena adanya kebutuhan. Oleh sebab itu stimulus
panas)
c. Perilaku sebagai penerima obyek dan pemberi arti obyek (respons terhadap gejala
sosial)
Kesehatan di Poli Penyakit Jantung dan sadar akan takut untuk salah berbicara
sehingga merasa kurang percaya diri karena banyak pengunjung yang ingin
audiens dengan penuh ceria dan mahasiswa tersebut merasa tertarik dengan
untuk menyemangati diri sendiri agar bisa melakukan Promosi Kesehatan dengan
penuh semangat dan ceria (I). Ia menilai jika dia melakukan Promosi Kesehatan
dengan penuh rasa ceria dan percaya diri maka akan menghasilkan suatu
perubahan diri yang lebih positif dan berguna untuk kedepannya agar dapat
berbicara di hadapan orang banyak (E). Sehingga saat melakukan Promosi
Kesehatan dia melakukan penyuluhan tersebut dengan penuh rasa percaya diri
serta rasa senang, kemudian dia mendapat pengaruh dan dampak yang positif
dari para audiens yang merasa senang ketika dia berbicara di depan (T). Dan
akhirnya dia akan melakukan penyuluhan atau berbicara di hadapan orang lain
dengan penuh rasa percaya diri dan rasa senang (ceria) (Ad).
b. Seorang mahasiswa PKL disuatu Rumah Sakit di minta untuk mengisi langsung
asuhan gizi di rekam medis tetapi ia tidak yakin untuk langsung mengerjakannya,
karena ia sadar bahwa dia tidak percaya diri akan kemampuannya (A), tetapi dihari
petugas gizi melakukannya (I) mahasiswa ini melakuannya dengan penuh percaya
diri disetiap hari (E) membuat perubahan diri menjadi lebih baik dan
melakukan yang membuat dirinya lebih pecaya diri karena menguntungkan bagi
c. Seorang mahasiswa PKL disuatu rumah sakit saat konsultasi kasus kurang
persiapan sehingga saat konsultasi, kasus masih belum diketik dan ia sadar
bahwa dia harus lebih mempersiapkan diri saat akan melaksanakan konsultasi (A),
dan saat melihat teman lain yang konsultasi, teman tersebut lebih mempersiapkan
mengikutinya (I), dan mahasiswa tersebut merasa bahwa tindakan tersebut baik
untuk dicoba karena akan berdampak baik pada diri sendiri (E) dan mahasiswa
d. Seorang mahasiswa melakukan PKL disuatu rumah sakit, hari demi hari diberikan
tidak menjadi teliti (A), dan pada saat konsultasi dan bimbingan pembimbing
memberikan motivasi agar menjadi seorang yang teliti dan dapat mengatur waktu
dengan sebaik mungkin, agar tidak merugikan diri sendiri dan orang lain (I), dan
hasil dari motivasi yang diberikan membuat individu sadar dan ingin mencoba
yang kelak akan membuat dampak baik (E), perlahan-lahan mencoba hal tersebut
dan mendapat dampak yang baik pada diri sendiri, waktu dan tenaga tidak banyak
Tepatnya pada saat proses kegiatan Asuhan Gizi Klinik, mahasiswa dipertemukan
menggali informasi kepada pasien harus sabar, jelas dan jangan upakan
environmental caring atau kepedulian social seperti simpati dan empati serta tidak
percaya diri, disiplin, tanggung jawab dan tegas. Karena seorang ahli gizi harus
tegas dalam menentukan keputusan dalam penentuan diet maupun diagnosis (A).
diterima oleh pasien? Apakah pasien tidak merasa risih ? atau apakah pasien
merasa bahwa sikap saya berlebihan? (E) tapi semua itu tIdak terjawab apabila
tidak dicoba (T). Sehingga selama kegiatan asuhan Gizi Klinik di ruangan tersebut,
merasa jauh lebih percaya diri, lebih nyaman saat berkomunikasi pada pasien,
mampu member keputusan secara cepat dan tepat disaat pasien memiliki
mahasiwa menjadi diri yang lebih mandiri, percaya diri, tanggung jawab, tegas
serta menumbuhkan rasa disiplin. Hal ini dikarenakan mahasiswa merasa nyaman
terhadap perilaku baru yang kemudian memunculkan sikp – sikap positif didalam
Kurt Lewin tahun 1970, berpendapat bahwa perilaku manusia adalah suatu
terjadi ketidak seimbangan antara kedua kekuatan tersebut di dalam diri seseorang.
CONTOH :
sebelumnya anjuran ini tidak terlalu didengungkan. Dengan seringnya dilatih dan
fasilitas cuci tangan yang banyak bahkan pidato saat apel bertemkaan berbagi
kuman yang bisa dicegah dengan cuci tangan maka (driving forces), saya lebih
sering dan lebih meningkatkan kualitas cuci tangan sesuai langkah yang di
b. Pada saat berada lingkungan rumah sakit, seorang mahasiswa mengalami down
atau pesimis pada saat sebelum melakukan kegiatan kasus lanjut, dimana
pembimbing kasus lanjutnya judes, jutek, dan pada saat itu mahasiswa tersebut
merasa kurang percaya diri dan takut. Namun pada saat hari pertama
mendapatkan kasus lanjut ada dua pramusaji diruangan tersebut dan mahasiswa
motivasi dan kekuatan dari cerita dan informasi dari kedua pramusaji tersebut. Dan
mahasiswa tersebut mulai semangat dengan cerita dan dukungan dalam menjalani
PENUTUP
A. Kesimpulan
B. Saran