Anda di halaman 1dari 12

MAKALAH

“TEORI PERILAKU DAN PROSES PERUBAHAN PERILAKU”


PERILAKU KESEHATAN
Dosen Pengampuh : Iksan Dwianto, S,Kep.,M.K.M

Di Susun Oleh : KELOMPOK 3

1. ANDI PRATAMA PUTRA : 22331057


2. SRI MELITA ANDRIANI T : 22331027
3. NURMALA KUDU : 22331013
4. FATMAWATI : 22331078

UNIVERSITAS KARYA PERSADA MUNA


FAKULTAS VOKASI
DIV PROMOSI KESEHATAN
MUNA
2023/2024
KATA PENGANTAR

Puji syukur kehadirat Tuhan yang Maha Esa karena telah memberikan rahmat dan
hidayah-Nya sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini yang berjudul “Teori perilaku
dan proses perubahan perilaku” Tujuan kami ini untuk memenuhi tugas mata kuliah Karya
tulis ini diharapkan dapat menjadi penambah wawasan bagi pembaca serta bagi kami sendiri.

Kami mengucapkan terima kasih kepada bapak dosen yang telah telah berbagi
pengetahuannya kepada kami, sehingga karya tulis ini dapat diselesaikan tepat waktu.

Tidak ada gading yang tak retak, kami menyadari jika makalah ini masih jauh dari
kata sempurna. Oleh karena itu, kami mengharapkan kritik serta saran demi kesempurnaan
dari makalah.

Raha, 06 November 2023

KELOMPOK 3
DAFTAR ISI

HALAMAN SAMPUL................................................................................................................

KATA PENGANTAR.................................................................................................................

DAFTAR ISI................................................................................................................................

BAB 1 PENDAHULUAN...........................................................................................................

A Latar Belakang.............................................................................................................

B Rumusan Masalah........................................................................................................

BAB II PEMBAHASAN.............................................................................................................

A Pengertian Perilaku......................................................................................................

B Teori Perubahan Perilaku.............................................................................................

C Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku.............................................................................

D Faktor Pembentuk Perilaku..........................................................................................

E Proses Perubahan Perilaku............................................................................................

BAB III PENUTUP.....................................................................................................................

A Kesimpulan..................................................................................................................

B Saran.............................................................................................................................

DAFTAR PUSTAKA..................................................................................................................
BAB I

PENDAHULUAN

A. Latar belakang

Perilaku merupakan hasil hubungan antara perangsang (stimulus) dan respon.


Perilaku tersebut dibagi lagi dalam 3 domain yaitu kognitif, afektif dan psi ko motor.
Kognitif diukur dari pengetahuan, afektif dari sikap psikomotor dan tindakan
(ketrampilan).

Pengetahuan diperoleh dari pengalaman, selain guru, orang tua, teman,


Perubahan perilaku dalam diri seseorang dapat terjadi melalui proses belajar. Belajar
diartikan sebagai proses perubahan perilaku yang didasari oleh perilaku
terdahulu.Dalam proses belajar ada tiga unsur pokok yang saling berkaitan yaitu
masukan (input), proses, dan keluaran (output. lndividu atau masyarakat dapat
merubah perilakunya bila dipahami faktor-faktor yang berpengaruh terhadap
berlangsungnya dan berubahnya perilaku tersebut.

Ada beberapa hal yang mempengaruhi perilaku seseorang, sebagian terletak di


dalam individu sendiri yang disebut faktor intern dan sebagian terletak diluar dirinya
yang disebut faktor ekstern, yaitu faktor lingkungan. Faktor yang mempengaruhi
perubahan perilaku adalah perilaku itu sendiri yang dipengaruhi oleh karakteristik
individu, penilaian individu terhadap perubahan yang di tawarkan, interaksi dengan
petugas kesehatan yang merekomendasikan perubahan perilaku, dan pengalaman
mencoba merubah perilaku yang serupa.

B. Rumusan Masalah

1. Apa itu definisi perilaku?

2. Apa saja teori perubahan perilaku?

3. Bagaimana bentuk-bentuk perubahan perilaku ?

4. Bagaimana faktor pembentuk perilaku?

5. Apa saja Proses Perubahan perilaku?


BAB II

PEMBAHASAN

A. Pengertian Perilaku

Perilaku manusia berasal dari dorongan yang ada dalam diri manusia,
sedangkan dorongan merupakan usaha untuk memenuhi kebutuhan yang ada dalam
diri manusia. Perilaku adalah respons individu terhadap stimulus, baik yang berasal
dari dalam maupun dari luar dirinya. Perilaku merupakan respons, yang terdiri dari
respons motorik : berbicara, berjalan, dan sebagainya. Respons fisiologik reaksi
hormonal aktivitas system syaraf otonomik dan sebagainya. Respons kognitif
pernyataan yang muncul dipikiran, imajinasi, dan sebagainya. Respons afektif rasa
benci, kecewa, marah dan sebagainya.

B. Teori Perubahan Perilaku

Hal yang penting dalam perilaku kesehatan adalah masalah pembentukan dan
perub ah an perilaku. Karena perubahan perilaku merupakan tujuan dari pendidikan
atau penyuluhan kesehatan sebagai penunjang program-program kesehatan yang
lainnya, banyak teori tentang perubahan perilaku.

1) Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-0-R)

Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku


tergantung pada kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan
organisme. Artinya kualitas dari sumber komunikasi (sources). Proses perubahan
perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar, proses tersebut
menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang terdiri dari :

a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau


ditolak.

b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia


mengerti stimulus ini dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi
kesediaan untuk bertindak demi stimulus yang telah diterimanya
(bersikap).

d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka


stimulus tersebut mempunya efek tindakan dari indi vidu tersebut
(perubahan perilaku).

2) Teori Festinger (Dissonance Theory)

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya keseimbangan antara


sebab atau alasan dan akibat atau keputusan yang diambil (conssonance). Apabila
terjadi stimulus dari luar yang lebih kuat, maka dalam diri orang tersebut akan terjadi
ketidak seimbangan (dissonance). Kalau akhimya stilmulus tersebut direspons positif
(menerimanya dan melakukannya) maka berarti terjadi perilaku baru (hasil
perubahan), dan akhirnya kembali terjadi keseimbangan lagi (conssonance).

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger : Terjadinya perubahan perilaku


karena adanya perbedaan elemen kognitif yang seimbang dengan elemen tidak
seimbang.

3) Teori Fungsi

Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu terjadi


karena adanya kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan
perubahan perilaku seseorang apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut. Oleh sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai
dengan kebutuhan orang (subyek).

Prinsip teori fungsi yakni:

a. Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).

b. Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan,


panas).

c. Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap gejala
sosial).
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
situasi (marah, senang).

4) Teori Kurt Lewis

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu


keadaan yang seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan
penahan (restraining forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi
ketidakseimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Sehingga ada tiga kemungkinan
terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang yakni :

a. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.

b. Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.

c. Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.

C. Bentuk-Bentuk Perubahan Perilaku

Prilaku dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a. Perubahan alamiah (natural change) : Perubahan perilaku karena terjadi perubahan


alam (lingkungan) secara alamiah.

b. Perubahan terencana (planned change): Perubahan perilaku karena memang


direncanakan oleh yang bersangkutan.

c. Kesiapan berubah (readiness to change): Perubahan perilaku karena terjadinya


proses internal (readiness) pada diri yang bersangkutan, dimana proses internal ini
berbeda pada setiap individu.

D. Faktor Pembentuk Perilaku

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam lingkungan


fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat kontrasepsi, jamban, dan
sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap dan


perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan kelompok referensi
dari perilaku masyarakat.

Berdasarkan 3 faktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi


kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarajkan kepada 3.faktor tersebut:

a. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi adalah


pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.

b. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin (enabling)


adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan
masyarakat.

c. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat (reinforcing)


adalah berupa pelat ih an-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal
maupun non formal.

E. Proses Perubahan Perilaku

Pembentukan perilaku merupakan bagian yang sangat penting dari usaha


mengubah perilaku seseorang. Berikut beberapa langkah yang perlu diambil untuk
merubah perilaku:

1) Menyadari.

Menyadari merupakan proses dimana seseorang membuat identifikasi tentang


apa/ bagian mana yang diinginkan untuk diubah dan mengapa perubahan tersebut
diinginkan. Dalam hal ini perlu diingat bahwa kesadaran tersebut harus menyatakan
keinginan bukan ketakutan.

Contoh:

 Seorang mahasiswa yang belajar di bidang kesehatan sebelumnya tidak peduli akan
kebersihan diri dan perawatan dirinya. Setelah belajar tentang pentingnya perawatan
dan kebersihan diri serta penyakit yang dapat ditimbulkan jika tidak adanya personal
hygiene, maka siswa tersebut mulai peduli dengan kesehatan dirinya, kemudian dia
akan mengaplikasikan bagaimana cara merawat kesehatan dirinya.

 Seorang mahasiswa kedokteran yang sedang meneliti tentang penyakit kista,


menemukan bahwa salah satu penyebabnya adalah pola makan yang tidak sehat.
Dalam penelitiannya mahasiswa ini benar-benar menghayati betapa pentingnya pola
makan yang sehat dan seimbang bagi kesehatan seseorang. Karena itu, mahasiswa
tersebut mulai menerapkan pola makan sehat dan seimbang.

2) Mengganti

Setelah seseorang menyadari untuk merubah perilakunya, maka proses


selanjutnya yang perlu dilakukan adalah mengganti. Mengganti merupakan proses
melawan bentuk keyakinan, pemikiran, dan perasan yang diyakini salah.

Contoh:

 Dulu seorang bidan atau perawat melakukan perawatan tali pusat dengan membubuhi
tali pusat dengan betadhine atau alkohol. Kemudian bidan atau perawat juga
membungkus tali pusat. Ini dimaksudkan agar bayi terhindar dari adanya infeks pada
tali pusat. Akan tetapi setelah adanya Evidence Based maka diketahui hal ini
sebenarnya hal ini yang justru meningkatkan kemungkinan infeksi. Betadhine dan
alkohol akan menyebabkan tali pusat lembab bahkan basah. Apalagi ditambah dengan
pembungkusan tali pusat yang membuat tali pusat semakin basah dan tidak adanya
pertukaran udara. Hal ini justru bgi bakteri dan kuman untuk merupakan lingkungan
yang baik bagi bakteri dan kuman untuk berkembang biak dan berpeluang besar
menghakibatkan infeksi. Oleh karena itu kebiasaan merawat tali pusat dengan
membungkus dan membubuhi tali pusat dengan betadhine atau alcohol diganti dengan
perawatan tali pusat tanpa membungkus dan membubuhi tali pusat dengan betadhine
ataupun alcohol. Kini perawatan tali pusat cukup dengan hanya membersihkan
dengan air DTT dan mengeringkannya.

 Sebelum diketahui betapa pentingnya Inisiasi Menyusui Dini danBounding


Attachment, ibu cenderung dipisahkan dengan bayinya pasca kelahiran bayinya
tersebut. Ini dimaksudkan agar sang bayi tidak mengganggu istirahat ibu pasaca
persalinan yang melelahkan. Akan tetapi, saat ini tidak lagi. Sebisa mungkin bidan
atau tenaga kesehatan lain yang menolong persalinan akan berusaha untuk terciptanya
IMD dan Bounding Attachment. Ini dilakukan karena sangat penting terciptanya
keterikatan hubungan emosional ibu dan bayi segera setelah persalinan dan juga
menginngat betapa besarnya keuntungan IMD bagi ibu dan bayinya.

3) Mengintrospeksi.

Mengintrospeksi merupakan proses dimana seseorang membuat penilaian


mengenai apa yang sudah diraih dan apalagi yang perlu untuk dilakukan. Di samping
itu instropeksi juga berguna untuk mendeteksi kadar self-excusing yang bisa jadi
masih tetap ada dalam diri seseorang hanya karena lupa membuat elaborasi, analogi,
atau interpretasi dalam memahami dan melaksanakan.

Contoh:

 Seorang ibu yang hamil anak keduanya, dia akan cenderung mengingat pengalaman
hamil sebelumnya. Dia akan mencoba memperbaiki perilakunya saat hamil agar
kehamilannya kali ini sama dengan kehamilan sebelumnya atau lebih baik dari
sebelumnya. Contoh lainnya: jika sebelumnya seorang ibu melahirkan bayi prematur
maka pada kehamilannya yang selanjutnya dia akan mencari penyebabnya dan
memperbaiki pola perilakunya saat kehamilan ini agar anaknya lahir dengan keadaaan
aterm.

 Dulu penghisapan lendir rutin pada BBL sering dilakukan dengan tujuan membantu
proses pernafasan bayi. Tetapi setelah dinilai, hal ini tidak efektif. Penghisapan lendir
bahkan dapat membahayakan jiwa bayi bila tidak dilakukan dengan benar.
BAB III

PENUTUP

A. Kesimpulan

Perilaku dari pandangan biologis adalah suatu kegiatan atau aktivitas


organisme yang bersangkutan. Perilaku dan gejala perilaku yang tampak pada
kegiatan organisme tersebut dipengaruhi baik oleh faktor genetik(keturunan) dan
lingkungan. Secara umum dapat dikatakan bahwa faktor genetik dan lingkungan ini
merupakan penentu dari perilaku makhluk hidup termasuk perilaku manusia. Prilaku
dibentuk oleh 3 faktor antara lain :

a. Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors) yang terwujud dalam


pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, dan sebagainya.

b. Faktor-faktor pendukung (enebling factors), yang terwujud dalam


lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya.

c. Faktor-faktor pendorong (renforcing factors), yang terwujud dalam sikap


dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.

B. Saran

Berbagai sumber telah dikumpul sebanyak-banyaknya demi terselesaikannya


makalah ini. Namun, sebagai manusia biasa yang membutuhkan bantuan orang lain,
penulis mengaharapkan dukungan baik dalam bentuk kritik dan saran, semoga dengan
itu semua dapat membuat makalah ini semakin baik dan berguna bagi semua orang.
DAFTAR PUSTAKA

https://www.scribd.com/doc/269302133/TEORI-PERUBAHAN-PERILAKU

http://fitri-ya.blogspot.co.id/2013/04/prinsip-perubahan-prilaku.html

https://www.scribd.com/doc/114103941/Konsep-Dasar-Dalam-Sistem-Sosial-Budaya

https://aghooezt.wordpress.com/2016/05/22/34/

http://fk.ui.ac.id/berita/perilaku-gaya-hidup-sehat-kurangi-potensi-obesitas-pada-
anak-dan-remaja.html

https://manfaat.co/penyakit-degeneratif.html

http://ambalankubrawijaya.blogspot.co.id/2013/04/penyebab-dan-cara-pencegahan-
penyakit.html

Anda mungkin juga menyukai