Anda di halaman 1dari 98

KATA PENGANTAR

Dengan Menyebut nama ALLAH SWT yang Maha Pengasih lagi Maha
Penyayang, Kami panjatkan puja dan puji syukur kepada ALLAH SWT atas
kehadirat-nya, yang telah melimpahkan Rahmat,Hidayat dan Inayah-nya kepada
kami, sehingga kami dapat menyelesaikan makalah ini tentan Aliran Aliran Dan
Teori Perilaku.
Makalah ini telah kami susun dengan semaksimal mungkin dan
mendapatkan bantuan dari berbaga pihak sehingga kami dapat menyelesaikan
makalah ini dengan baik dan benar dan dapat mempelancar pembuatan makalah
ini. Untuk itu kami ingin menyampaikan banyak terima kasih kepada pihak yang
telah berkontribusi dengan pembuatan makalah ini.

Terlepas dari itu semua, kami meenyadari bahwa dalam pembuatan


makalah ini masih ada kekurangan baik dari segi susunan kalimat maupun tata
bahasanya. Oleh karena itu, dengan tangan terbuka kami menerima segala saran
dan kritik dari pembaca agar kami dapat memperbaiki makalah ini. Akhir kata
kami berharap semoga makalah ini tentang Aliran-Aliran Dan Teori-Teori
Perilaku dapat memberikan manfaat maupun inspirasi kepada kita semua.

PangkalPinang,11 November 2016

Penyusun

1
RANGKUMAN

 Aliran Behaviorisme, teori tingkah laku belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon.
 Aliran Perilaku Dalam Psikologi
 Strukturalisme : aliran pertama dalam psikologi
 Fungsionalisme :aliran yang pernah dominan pada masanya
 Behaviorisme : sebagi kritik lebih lanjut dari strukturalisme
 Humamistik : muncul akibat reaksi atas aliran behaviorisme dan
psikoanalisis.
 Gestalt : aliran ini memandang yang utama bukanlah elemen tetapi
keseluruhan
 Psikologi transpersonal : ilmu yang menghubungkan psikologi dan
spiritualisme
 Aliran Manejemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
 Teori –Teori Perilaku
 Teori Lawrence Green : mencoba menganalisis perilaku manusia
berangkat dan tingkat kesehatan (faktor perilaku dan faktor diluar
perilaku )
 Teori skinner : suatu respon seseorang yang saling berkaitan dengan sakit
dan penyakit , sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
lingkungan.
 Teori WHO : menganilisi yang menyebabkan seseorang untuk berprilaku
adalah pemikiran dan perasaan, tokoh penting sebagai panutan, sumber
sumber daya, dan perilaku normal dan kebiasaan.
 Teori Kurt Lewwin : perilaku manusis adalah suatu keadaan yang
seimbang antara driping forces(kekuatan kekuatan pendorong) dan
restrining forces(kekuatan kekuatan penahan).
 Teori Behavioral Sosiologi : sebuah teori yang berasal dari konsep
psikologi perilaku yang kemudian diterapkan ke dalam konsep sosiologi.

2
DAFTAR ISI

Kata Pengantar.......................................................................................................1

Rangkuman............................................................................................................2

Daftar Isi................................................................................................................3

BAB I PENDAHULUAN.....................................................................................4
Latar Belakang..........................................................................................4
Tujuan Masalah.........................................................................................5
Rumusan Masalah......................................................................................5

BAB II PEMBAHASAN.......................................................................................6
Aliran Behaviorisme..................................................................................6
Aliran Kontruktivisme...............................................................................10
Aliran Perilaku Dalam Psikologi...............................................................15
Aliran Manajemen.....................................................................................35
Teori Perilaku Kesehatan...........................................................................57
Teori Perilaku Menurut Para Ahli.............................................................68
Teori Perubahan Perilaku Kesehatan.........................................................72
Teori Perilaku Menyimpang......................................................................73
Perilaku Paradigma Sosial.........................................................................88
Teori Perilaku Organisasi..........................................................................91

BAB III PENUTUP...............................................................................................95


Kesimpulan................................................................................................95
Saran..........................................................................................................95

Daftar Pustaka.......................................................................................................96

3
BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang

Perilaku adalah merupakan perbuatan atau tindakan dan perkataan


seseorang yang sifatnya dapat diamati, digambarkan dan dicatat oleh orang lain
ataupun orang yang melakukannya . berdasarkan sifatnya perilaku dibagi
menjadi 2 yaitu perilaku baik dan perilaku buruk. Ditinjau dari perspektif
psikologi perkembangan, manusia adalah makhluk yang paling senantiasa
mengalami perubahan atau change over time , sejak dari masa konsepsi hingga
meninggal dunia , manusia secara bertahap mengalami proses pertumbuhan
dan perkembangan. Salah satu aspek perkembangan psikososial yang dialami
manusia adalah perkembangan tingkah laku. Tingkah laku manusia terhadap
manusia memberikan kemungkinan-kemungkinan atau kesempatan kepada
individu, bagaimana individu mengambil manfaat dari kesempatan yang telah
diberikan kepada individu dalam lingkungan tergantung kepada individu yang
bersangkutan, sekalipun pengaruh lingkungan tidak bersifat memaksa , namun
tidak dapat diingkari bahwa peranan lingkungan cukup besar dalam
perkembangan individu.
Sesungguhnya mulai kapan teori manajemen itu ada? Yaitu mulai sejak
para pelaku usaha berkecimpung memikirkan upaya yang terbaik dalam
aktifitas manajemen yang tertuang dalam sejarah perkembangan manajemen
dalam kurun turun menurun. Manajemen adalah praktik melaksanakan usaha
terbaik sehingga dalam sejarah pemikiran manajemen kita dapat belajar dari
kegagalan dan keberhasilan orang terdahulu. Dalam pendidikan, manajemen
dapat diartikan sebagai aktivitas memadukan sumber pendidikan agar terpusat
dalam usaha mencapai tujuan pendidikan yang telah ditentukan sebelumnya.
Dipilih manajemen sebagai aktifitas , bukan sebagai individu , agar konsisten
dalam istilah administror sebagai pelaksanya.

4
Selain itu juga makalah ini memberikan penjelasan tentang sejarah dan
gambaran bagaimana aliran perilaku manusia tentang manajemen masa lalu.

B. Tujuan Makalah
 Agar dapat memahami sejarah manajemen
 Agar dapat memahami teori teori dari perilaku
 Agar dapat memahami perkembangan teori manajemen
 Agar dapat mengetahui aliran aliiran dari perilaku

C. Rumusan Masalah
Dari latar belakang kita dapat merumuskan masalah yaitu :
 Apa yang dimaksud dengan teori perilaku ?
 Apa yang dimaksud aliran manajemen ?
 Apa saja bagian bagian dari aliran perilaku ?

5
BAB 11
PEMBAHASAN

ALIRAN –ALIRAN PERILAKU

ALIRAN BEHAVIORISME (Tingkah Laku)

Menurut teori tingkah laku, belajar adalah perubahan dalam tingkah laku
sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Atau lebih tepat
perubahan yang dialami siswa dalam hal kemampuan untuk bertungkah laku
dengan cara yang baru sebgai hasil interaksi antara stimulus dan respon .
meskipun semua peganut aliran ini setuju dengan premis dasar ini, namun mereka
berbeda dalam beberapa hal penting. Tokoh-tokoh antara lain yaitu :

Edward L.Thorndike
Psikologi aliran behavioristik mulai mengalami perkembangan malalui
lahirnya. Teori-teori tentang belajar yang dipelopori oleh Edward pertama kalinya
tentang Kecerdasan Hewan.
Menurutnya, belajar adalah proses interaksi antara stimulus dan respon.
Stimulus adalah apa yang merangsang yang terjadi kegiatan belajar seperti
pikiran, perasaan atau hal-hal lainnya yang dapat ditangkap melalui alat indera.
Sedangkan respon adalah peserta yang di

H,,munculkan peserta didik ketika belajar, dan dapat pula berupa pikiran,
perasaan, atau gerakan atau tindakan. Jadi perubahan tingkah laku akibat kegiatan
belajar dapat terwujud konkrit yaitu yang dapat atau bisa dipahami oleh orang
lain. Meskipun aliran behavior sangat mengutamakan pengukuran , tetapi tidak
dapat menjelaskan bagaimana cara mengukur tingkah laku yang tidak dapat
diamati. Teori ini disebut pula dengan teori koneksionisme (slavin , 2000).
Ada 3 hukum belajar yang utama menurut thorndike yakni
1. Efek hukum

6
2. Hukum latihan
3. Hukum kesiapan
Ketiga hukum ini menjelaskan bagaimana hal-hal tertentu dapat
memperkuat respon

Robert M. Gakne

Lahir pada 21 agustus 1918 teori belajar hirarki gakne didasarkan pada
pembelajaran yang merupaka faktor yang sangat penting dalam suatu
perkembngan. Perkembangan merupakan hasil kumulatif dari suatu pembelajaran.
Menurut gakne bahwa dalam pembelajaran tadi proses penerimaan sebuah
informasi untuk kemudian diolah sehingga dapat menghasilkan kluaran dalam
bentuk hasil pembelajaran. Dalam suatu pempropesan informasi terjadi adanya
interaksi antara kondisi-kondisi internal dan kondisi-kondisi eksternal individu.
Kondisi internal yaitu keadaan dalam diri individu yang diperlukan untuk
memcapai hasil belajar dan proses kognitif yang terjadi dalam individu.
Sedangkan kondisi eksternal adalah rangsangan dari lingkungan yang
mempengaruhi individu dalam prroses pembelajaran hal ini memungkinkan
permikiran gakne bahwa pembelajaran harus dikondisikan untuk memunculkan
respon yang diharapkan. Gakne mencatat ada delapan tiope belajar yaitu:
1. Belajar isyarat
2. Belajar stimulus respon
3. Belajar merantaikan
4. Belajar asosiasi verbal
5. Belajar membedakan
6. Belajar konsep
7. Belajar dalil
8. Belajar memecahkan masalah

B.F Skinner (104-1990)

7
Berkebngsaan amerika dikenal sebagai tokoh berhaviorius dengan
pendekatan model intruksi langsung dan meyakini bahwa prilaku dikontrol
melalui proses operanconditioning. Gaya mengajar guru dilakukan menggunakan
beberapa pengntar dari guru melalui pengulangan dan latihan. Manajeman kelas
menurtu skinner adalah merupakan sebuah usah untuk memodifikisi prilaku
antara lain dengan penguatan yaitu memberikan suatu penghargaan pda prilaku
yang diinginkan dan tidak memberi imbalan pada prilaku yang tidak tepat.
Operan conditiong atau pengkondisien operan adlah suatu proses
penguatan prilaku operan ( prenguatan positif atau negatif) yang dapat
mengakibatkan prilaku tersebut dapat berulang kembali atau menghilang sesuai
dengan keinginan.Prilaku operant adalah prilaku yang dipancarkan secara spontan
dan bebas berbeda dengan prilaku responden dalm penmgkondisian paplo yang
muncul karean adanya suatu stimuslus tertentu. Contoh prilaku opernt yang
mengalami penguatan adalah anak kecil yang gtersenyum untuk menddapatkan
permen dari orang dewas yang gemas melihatnya, maka anak tersebut cendrung
mengulangi perbuatannya yang semula tidaak disengaja ataua tanpa maksud
tersebut.
Tersenyum adalah prilaku opernt atau dan permen adalah penguat
postifnya ada beberpa prinsip belajar skenner antara lain:
1. Hasil belajr harus segera diberitahukan kepada siswa, jika salah
dibetulkan, jika benar diberi penguat.
2. Proses belajar harus mengikuti irama dari yang belajar
3. Materi pembelajaran digunakan sistem modul
4. Dalam proses pembelajran lebih dipentingkn aktivitas sendriri
5. Dalam proses pembelajran tidak menggunakn hukuman, namun
ini lingkunagn perku dirubah untuk menghindari adanya
hukuman
6. Tingkah laku yang diinginkan penduduk, diberi hadiah dan
sebagian hadiahnya diberkab dan digunakan jadwal variabel
rasio.
7. Dalam pembejaran, digunakan shaping

8
Ivan petcrofich pavlov
Pavlov lahir 14 september 1849 di Ryyaza, rusia ia mengemukanan bahwa
menerapkan strategi ternyata individu dapat dikendalikan melalui cara stimulus
alami dengan mengunakan stimuds yang tepat untuk mendapat pengulangan
respon yang diinginkan, sementara individu tidak menyadari bahwa ia
dikendalikan oleh stimulus dyang berasal dari luar dirinya pavlov melakukan
pencobaan terhadap anjing yang diberi stimus bersyarat sehingga terjadi reaksi
bersyarat pada anjing tersebut. Dari hasil pencobaan sinyal atu pertanda sangat
penting dalam adaptasi hewan terhadapt sekitarnya.
Belajar menut-rut teori ini adalah suatu proses prubahan yang terjadi
karena adanya syarat-syarat yang menimbulkan reaksi. Yang penting dalam
belajar menurut teori ini adlah adanya latihan dan pengulangan. Kelemahan teori
ini adlah hanyalah terjadi secara otomotis keaktifan dan penentuan pribadi
dihiraukan.

David ausubel
Lahir pada 25 oktober 1918 di brooklyn new york belajr menurut ausubel
adalah prose internal yang tidak dapat diamati secar langsung. Perubahan terjadi
dalam kemampuan seseorang untuk bertingkahlaku dan berbuat dalam stuasi,
dalam tingkah laku hanyalah suatu repolek dari perubahan internal berbeda
dengan aliran beviorisme aliran kognetif membekajari aspek0aspek yang tidak
dapat diamati secraa langsung eperti pengetahuan,arti perasan,keinginan,
kreativitas, harapan dan pikiran.
Belajar bermakna menutur ausubel merupak suatu proses yang
dikaitkannya dengan informasi baru pada konsep-konsep relapan yang terdapat
dalam struktur kognitif. Seseorang faktor yang paling penting yamg
mempengaruhi belajar adalah apa yang telah diketahui siswa. Pandangan ausubel
agak berkawanan dengan berner yang beranggapan bahwa belajar dengan
menemukan sendiri adalah sesuai dengan hakikat manusia sebagai seorang yang

9
mancari secra aktuf dan mengasshilkan penegtahuan serta pemahaman yang
sunguh-sungguh bermakna sedangkan menurut ausubel kebanyakan orang
terutana debgan menerima dari oarang lain.
Kedua pandnagn tersebtu sangat mirip yakni sebuah kontruksi
penegtahuan baru yang sesungguhnya bergantung pada sistem pembelajran yang
bermakna. Hanya saja discoperileraning burner menonjolkan corak berpikir
induktif sedangkan reseptionlirning ausuel menonjilkan corak berpikir deduktif
sebagai konsekkunsinya ausubel merencanakan untuk mengajarkan yang disebut
dengan mengajar dengan menguraikan. Psikologi pendidikan yang diterapkan
oleh aisubel adalah bekerja untuk mencari hukum belajar yang bermakna

Baruda
Baruda menegmukanan bahwa siswa belajar itu melalui meniru.
Penegrtian meniru disini bukan berarti menyontek, tetapi meniru hal-hal yang
dilakukan orang lain, terutam guru jika tulisan guru baik,guru berbicara soapn
santun de3ngan menguankan bahsa yang baik dan benar, tingkahlaku yang terpuji,
menerangkan dengan jelas dan sistematis, maka siswa akan menirunya. Jika
contoh-contoh yang dilihatnya kurang baik ia pun menirunya. Dengan demikian
guru harus manjadi manusia model yang profesional. Teori belajr sosial aldalh
anak belakra meniru dari hal-hal yang oleh orang lain. Dengan demikian,
lingkunag adalah faktor penting yang memepengaruhi prilaku, meskipun proses
kognitif juga tidak kala pentingnya manusia memiliki kekampuan untuk
menegndalikan polanya sendiri,

ALIRAN KONTRUKTIVISME

Jean piaget
Jian piaget lahir diswis 9 agustus 1896 dan meninggal 16 september 1980
pada umur 84 tahun adalah seorang filsuf, ilmuan dan psikolog perkembngan swis
yang terkenal karena penelitianya tentang anak-anak ydan teori dan
perkembangna kognitifnya menurut jean piaget adalah juga printis besar dalam

10
teori kogtrutifis tentang penegtahuan karya piaget pun banyak dikutif dalam
pembahasan mengenai psikologi kognitif. Piaget adalah psikolog yang pertama
mengunakan filsafat kotruktivisme, teeori penegtahuannya dikenal dengan teori
adaptasi kognitif. Menurut piaget setiap organuisme harus dapat beradaptasi
dengan lingkungnya agar dapat bertahan dalam kehidupan. Analog dengan hal
tersebut manusi atau siswa pada kenyataannya berhadapan dengan tantangan,
pengalam, gejal baru dan persoalan yang harus ditanggapi secar kognitif. Maka
manusia atua siswa tersebut harus mnegmbngkan skema pemikirannya yang lebih
umum atau rinci atau perku perubahan, menjawab dan menginterpestasikan.
Dengan cara ini penegtahuan seseorang terbentuk dan selalu berkabang
kontruktivitisme mengekankan [erkembngan dan konsep dan pengertian yang
lebih mendalam, pengetahun sebagai kontruksi aktif yang dibuat siswa. Jika
sesorng tidak aktif membangun pengetahunnya, meskipun usiany atua dia tetapt
tidak berkebang penegtahunnya.
Pengetahuan berguna jika pengetahuan tersebut mampu memecahkan
permasalahan yang ada. Pengetahuan merupakan proses yang terus berkebmbang.
Adapun teori perkembangan kognitif piaget menyatakan bahwa perckapan
kognitif atau intelektual anak dan orang dewasa mengalami kemajuan 4 tahap
(dalam hudojo,2003) yaitu sensori mtor (lahir sampai 2 tahun praoprasianal 2-7
tahun oprasi konkret ( 7 sampai 11 atau 12 tahun), dan operasi formal ( lebih dari
11 atau 12 tahun) dalam pandangan piaget pengetahuan didapat dari pengalaman,
dan perkembangan mental siswa bergantung pada keaktifannya berinteraksi
dengan lingkungan (Slavin,2000).
Q 44
Jarome S. Brunner
Brunner memiliki nama lengkap Jarome S. Bruner seorang ahli psikologi
(1915) dari unuversitas Harvard, Amerika serikat, yang telah mempelopori ahli
psikologi kognitif yang memberi dorongan agar pendidikan memberikan perhatian
pada pentingnya pengembangan berpikir.
Brunner banyak memberikan pandangan mengenai perkembangan kognitif
manusia, bagaiman manusia belajar, memperoleh pengetahuan dan

11
mentransformasi pengtahuan. Dasar pemikiran teorinya memandang bahwa
manusia sebagai pemproses pemikir dan pencipta informasi. Bruner menyatakan
belajar merupakan peri=oses aktif yang memungkinkan manusia untuk
menemukan hal-hal baru diluar informasi yang diberikan kepada dirinya.
Pendirian yang terkenal yang dikemukakan oleh J.bruner ialah, bahwa
setiap mata pelajaran dapat diajarkan dengan efektif dalam bentuk yang jujur
secra intelektual setiap anak dalam setiap tingkat perkebangan. Pendririan ini
didasarkan sebagian besar atas penelitian Jean Piaget tentang perkembangan
intelektual anak. Menurut brunner, dalam proses belajar siswa menempuh 3 tahap,
yaitu:
1. Tahap Informasi ( tahap penerimaan materi )
Dalam tahap ini seorang siswa yang sedang belajar memperoleh sejumlah
keterangan mengenai materi yang sedang dipelajari.
2. Tahap Transformasi ( tahap pengubahan materi)
Dalam tahap ini, informasi yang telah diperoleh itu dianalisis, diubah atau
ditransformasikan menjadi bentuk abstrak atau konseptual.
3. Tahap Evaluasi
Dalam tahap evaluasi, seorang siswa menilai sendiri samapai sejauh mana
informasi yang telah ditransformasikan tadi dapat dimanfaatkan untuk
memanfaatkan untuk memahami gejala atau masalah yang dihadapai.

J.S. Brunner dalam belajar matematika menekankan pendekatan dalam


bentuk spiral . pendekatan spiral dalam belajar mengajar matematika adalah
menanamkan konsep dan dimulai dengan benda konkret secara intuitif, kemudian
pada tahap yang lebih tinggi ( sesuai dengan kemampuan siswa ) konsep ini
diajarkan dalam bentuk yang abstrak dengan menggunakan notasi yang lebih
umum dipakai dalam maematika. Penggunakan konsp brunner dimulai dengan
cara intuintif keanalisis dari eksplorasi kepenguasaan.

Gestalt

12
Aktivasi cabang olah raga harus dilakuakan secara keseluruhan, bukan
sebagai pelaksanaan gerak secara terpisah – pisah. Karena itu guru atau pelatih
harus menanamkan pengertian agar siswa atau atlet sdar akan keseluruhan
kegiatan. Dengan kata lain, pemecahan keseluruhan aktivitas menjadi bagian-
bagian yang terpisah akan menyebabkan siswa tidak mampu menggaitkan bagian-
bagian tersebut. Karena itu kemampuan utama dari keseluruhan permainan yaitu
menuntut siswa untuk mempersatukan bagian menjadi sebuah unit yang terpadu.
Kelebihan dan kekurangan teori Gestalt kelebihan teori ini lebih melihat
manusia sebagai seorang individu yang memiliki keunikan, dimana mereka harus
berhubungan dengan lingkungan yang ada disekitar mereka. Dengan teori Gestalt
yang lebih menekankan akan pentingnya pengertian dalam mempelajari sesuatu,
maka akan lebih berhasil dalam mencapai kematangan dalam proses
pembelajaran. Teori ini juga memiliki kelemahan, maka dikawatirkan akan
menimbulkan kesulitan dari proses pembelajaran, sebab beban yang harus
ditanggung sangatlah banyak.

William Brownell
Teori belajar William Brownell didasarkan atas keyakinan bahwa anak
anak memahami apa yang yang sedang mereka pelajari jika belajar secara beajar
secara permanen atau secara terus menerus untuk waktu yang tahan lama. Salah
satu cara bagi anak anak untuk mrengembangakan pengetauhan tentang
matematika adalah dengan menggunakan benda benda tertentu ketika mereka
memplajari konsep matematika. Sebagian contoh, pada anak anak baru pertama
kali diperkenalkan dengan konsep pembilang, mereka akan lebih muda
memahami konsep itu jika merak menggunakan benda konkret yang menrak
kenal; seperti mangga, klereng, bola atau sedotan. Dengan kata lain, teori belajar
William Brownell ini mendukung penggunaan benda benda kongret untuk
dimanipulasikan sehingga agar anak dapat memahami akna konsep dan
ketrampilan baru yang mereka pelajari. Teori belajar William Brownell ini dikenal
dengan nama meaning theory.

13
Zalton P.Dianes
Zalton p.dianes meyakini bahwa dengan menggunakan berbagai sajian
(representasi) tentang suuatu konsep matematika, anak anak akan dapat
memhaami secara penuh konsep tersebut, jika dibandingkan dengan hanya
menggunakan satu macam ssjian saja. Sebagai contoh : jika guru ingin
mengajarkan konsep persegi maka guru disarankan untuk menyajikan beberapa
gambar persegi maka guru dengan ukuran sisi berlainan. Contoh lain pada satu
guru akan menggenalkan konsep gambar persegi dengan ukuran sisi berlainan.
Bilangan 3 kepada siswa, guru disarankan menggunakan 3 manggan, 3 kelereng, 3
bola,3 pensil, dan 3 benda konkrit lain.

Vann Hiale
Suatu karakteristik tahap berpikir Van Hiale adalah bahwa kecepatan
untuk berpindah dari satu tahap ke tahap berikutnya, lebih banyak dipengaruhi
oleh aktivitas dan pembelajaran. Dengan demikian, pengorganisasian
pembelajaran, isis, dan materi merupakan faktor pembelajaran , selain itu, guru
juga dapat memegang peran penting dalam mendorong kecepatan berpikir siswa
melalui suatu tahapan. Tahap berpikir yang lebih tunggi dapat mencapai melalui
latihan lathan yang tepat bukan melalui ceramaha semata. Dalam perkembangan
berpikir, berpikir siswa melalui suatu tahapan. Tahap berpikir yang lebih tinggi
hanya dapat mencapai dalm perkembangna berpikir, Van Hiale ( dalam clements
dan battista, 1992:436). Menekankan pada peran siswa dalam menkrontruksi
pengetahuan secara aktif. Siswa tidak akan berhasil jika hanya belajrar dengan
cara menghapal , fakta fakta , nama nama atau aturan aturan , melainkan siswa
harus menentukan sendirir hubungan buhungan saling berkaitan dengan konsep
konsep geometri dari pada proses geometri.

Dubinsky (APOS)
Teori APOS teori kita ini dimulai dengan hipotesis bahwa pengetahuan
matematika terdiri dalam individu kecenderungan untuk berurusan dengan situasi
yang dirasakan masalah matematika dengan membangun mental yang tindkan,

14
proses, danbenda benda dan menngorganisir mereka dalam skema untuk
memahami situasi dan memecahkan masalah dalam referensi kontruksi kontruksi
mental yang kita sebut teori APOS .

Vygotsky (ZPDI)
Vygotsky mengungkapkan bahwa jalan pikiran siswa harus dimengerti
dari latar sosial budaya dan sejarah , menurutnya (1978: 134) perolehan
pengetahuan dan perkembangan kognitif seseorang sesuai dengan teori
sosiogenesis. Dimensi kesadaran sosial bersifat primer, sedangkan individualnya
bersifat turunan (derivative) atau merupakan turunan yang bersifat skunder ,
artinya pengetahuan dan perkembangan kognitif individu berasal dari sumber
sumber sossial di luar dirinya. Berarti siswa harus bersikap aktif dalam
perkembangan kognitifnya, tetapi menurtnya juga menekankan peran aktif siswa
dalam mengkontruksi pengetahuannya, ia mengemukakan konsepnya tentang
zona perkembangan, proksimal ( zone of proxsimal development). Menurtnya,
perkembangan siswa dapa dibedakan dengan dalam 2 tingkat yaitu : tingkatak
perkembangan aktual dan tingkatan perkembanngan potensial. Tingkat
perkembangan aktual tampak dari kemampuan siswa untuk menyelesaikan tugas
tugas dan memecahkan berbagai masalah secara mandiri ( kemampuan
intramental) sedangkan tingkat perkembangan [otensial tampak dari kemampuan
siswa untuk menyelesaikan tugas tugas dan menyelesaikan masalah ketika siswa
dibimbing atau ketika mereka sedang berkolaborasi dengan temn teman sebaya
mereka yang lebih kompeten(kemampuan intermental).
Konsep konsep kunci yang dicatat ia adalah bahawa perkembangan dan
berajar bersifat interdependen atau saling terkait, perkembang dan belajar bersifat
kontek difenden atau tidak dapat dipisahkan dari kontek sosial , dan sebagai
bentuk fundamental dalam belajar adaah dapat partisipasi dalam sebuah kegiatan
sosial.

15
ALIRAN PRILAKU DALAM PSIKOLOGI

STRUKTURALISME
Strukturalisme merupakan aliran yang pertama dalam psikologi karena
dikemukakan oleh Wilhelm Wundt setelah ia melakukan eksperimennya di
laboratotium. Wundt dan pengikut-pengikutnya berpendapat bahwa pengalaman
mental yang kompleks sebenarnya adalah halnya pesenyawaan kimiawi yang
tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Mereka bekerja atas premisnya-premis 
menyelidiki struktur kesadaran dan mengembangkan hukum-hukum
pembentukkannya. Pada pertengahan abad ke-19, yaitu pada awal berdirinya
psikologi sebagai satu disiplin limu yang mandiri, psikologi didominasi oleh
gagasan serta usaha mempelajari elemen-elemen dasar dari kehidupan mental
orang dewasa normal, melalui penelitian laboratorium dengan menggunakan
metode intropeksi. Pada masa itu, tercatat aliran psikologi yang disebut psikologi
strukturalisme.
Tokoh psokologi strukturalisme ini adalah Wilhelm Wundt. Wundt dan
pengikut-pengikutnya disebut strukturalis karena mereka berpendapat bahwa
pengalaman mental yang kompleks itu sebenarnya adalah “struktur” yang terdiri
atas keadaan-keadaan mental yang sederhana, seperti halnya persenyawan-
persenyawan kimiawi yang tersusun dari unsur-unsur kimiawi. Ciri-ciri dari
strukturalisme Wundt adalah penekanannya pada analisis atau proses kesadaran
yang dipandang  terdiri atas elemen-elemen dasar, serta usahanya menemukan
hukum-hukum yang membawahi hubungan antar elemen  kesadaran tersebut.
Karena pandanganya elementalistik ini, psikologi strukturalisme disebut juga
psikologi elementalisme.
Selain dipandang terdiri atas elemen-elemen dasar, kesadaran, oleh Wundt
dan para ahli psikologi lainnya pada masa itu, dipandang sebagai aspek yang
utama dari kehidupan mental. Segala sesuatu atau proses yang terjadi dalam diri
manusia, selalu bersumber pada kesasaran.Metode yang dipakai dalam
strukturalisme ialah metode instropektif. Metode introspeksi ialah orang yang
menjalani percobaan diminta untuk menceritakan kembali pengalamannya atau

16
perasaannya setelah ia melakukan suatu eksperimen. Sensasi seperti manis, pahit,
dingin dapat diidentifikasi memakai introspeksi.Menurut  Jean Piaget.
strukturalisme itu sulit dikenali karena mencakup bentuk-bentuk yang
beragam sehingga sulit menampilkan sifat umum dan karena “struktur-struktur”
yang dirujuk memperoleh arti yang cenderung berbeda-beda.Struktrur adalah
sistem transformasi yang mengandung kaidah sebagai sistem dan yang
melindungi diri atau memprkaya diri melalui peran tranformasi-t
ranformasinya ,tanpa krluar dari batas-batasnya atau menyebabkan masuknya
unsur-unsur luar. Piaget menyebutkan tiga sifat yang dimaksud dalam sebuah
struktur , yakni: totalitas, transformasi, dan pengaturan diri. Sebuh struktur kata
Piaget, harus dilihat  sebagai sesuatu totalitas, meskipun terdiri atas sejumlah
unsur, struktur unsur-unsur itu berkaitan satu sama lain dalam sebuah kesatuan.
Dilihat secara hierarkis, sebuah struktur terdiri atas sejumlah sub struktur
yang terikat oleh struktur yang lebih besar. Dengan demikian, pengertian struktur
tidak terbatas pada konsep terstruktur, tetapi sekaligus juga mencakup pengertian
prases menstruktur. Pengertian transformasi pada dasarnya sejalan dengan konsep
tata bahasa generatif-transformasional Chomsky. Sifat yang dinamis ini berkaitan
dengan kaidah otoregulasi yang ada pada sebuah strutur. Tokoh strukturalisme
lain adalah Edward Bradford Titcherner(1867-1927). Titcherener merupakan
orang Inggris yang pertama yang mewakili pandangan-pandangan psikologi
Jerman (Wundt) sebagai murid Wundt, ia menerjemahkan beberapa buku Wundt
dalam bahasa inggris. Setelah belajar di Leipzig, Titchener ingin kembali ke
Oxford, namun ditolak, karena psikologi di Inggris tidak sejalan dengan Wundt.
Oleh karena itu,ia pergi ke Cornell University di Amerika Serikat, dan sebagai
guru besar, ia mengembangkan strukturalisme di Amerika Serikat dari universitas
tersebut.

FUNGSIONALISME

Aliran fungsionalisme merupakan aliran psikologi yang pernah sangat


dominan pada masanya, dan merupakan hal penting yang patut dibahas dalam
mempelajari psikologi. Pendekatan fungsionalisme berlawanan dengan

17
pendahulunya, yaitu strukturalisme. Aliran fungsionalisme juga keluar dari
pragmatism sebagai sebuah filsafat. Aliran fungsionalisme berbeda dengan
psikoanalisa, maupun psikologi analytis, yang berpusat kepada seorang tokoh.
Fungsionalisme memiliki macam-macam tokoh antara lain Willian James, John
Dewey, J.R.Anggell dan James Mc.Keen Cattell. Fungsionalisme adalah orientasi
dalam psikologi yang menekankan pada proses mental dan menghargai manfaat
psikologi serta mempelajari fungsi-fungsi kesadaran dalam menjembatani antara
kebutuhan manusia dan lingkungannya. Maksudnya, Fungsionalisme memandang
bahwa masyarakat adalah sebuah sistem dari beberapa bagian yang saling
berhubungan satu sama lain dan tak bisa dipahami secara terpisah.
Fungsionalisme adalah sebuah studi tentang operasi mental, mempelajari fungsi-
fungsi kesadaran dalam menjembatani antara kebutuhan manusia dan
lingkungannya. Fungsionalisme menekankan pada totalitas dalam hubungan
pikiran and perilaku. Dengan demikian, hubungan antar manusia dengan
lingkungannya merupakan bentuk manifestasi dari pikiran dan perilaku.
Fungsionalisme memandang bahwa pikiran, proses mental, persepsi indrawi, dan
emosi adalah adaptasi organisme biologis. Fungsionalisme lebih menekankan
pada fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau
berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang
dimainkannya dalam kehidupan. Fungsionalisme juga memandang bahwa
psikologi tak cukup hanya mempersoalkan apa dan mengapa terjadi sesuatu
(strukturalisme) tetapi juga mengapa dan untuk apa (fungsi) suatu tingkah laku
tersebut terjadi. Fungsionalisme lebih menekankan pada aksi dari gejala psikis dan
jiwa seseorang yang diperlukan untuk melangsungkan kehidupan dan berfungsi
untuk penyesuaian diri psikis dan sosial.Fungsionalisme adalah suatu tendensi
dalam psikologi yang menyatakan bahwa pikiran, proses mental, peresepsi
indrawi, dan emeosi adalah adaptasi organisme biologis. Drevere (1988)
menyebutkan fungsionalisme sebagai suatu jenis psikologi  yang menggaris
bawahi fungsi-fungsi dan bukan hanya fakta-fakta dari fenomena mental, atau
berusaha menafsirkan fenomena mental dalam kaitan dengan peranan yang
dimainkannya dalam kehidupan organisme itu, dan bukan menggabarkan atau

18
menganalisis fakta-fakta pengalaman atau kelakuan atau suatu psikologi yang
mendekati masalah pokok dari sudut pandang yang dinamis, dan bukan dari sudut
pandang statis. Aliran psikologi ini pada intinya merupakan doktrin bahwa proses
atau keadaan sadar seperti kehendak bebas, berfikir, beremosi, memersepsi, dan
menginderai adalah aktivitas-aktivitas atu operasi-operasi dari sebuah organisme
dalam kesaling hubungan fisik dengan sebuah lingkungan fisik dan tidak dapat
diberi eksistensi yang penting. Yang menjadi minat aliran fungsionalisme adalah
tujuan dari suatu aktivitas. Tokoh aliran ini adalah Wiliam James, James R.
Angel, dan John Dewey.

Willliam James (1842-1910)

Menurut James, psikologi tifdak dapat membuktikan bebasnya kemauan.


Bila pikologi bekerja sama dengan determinisme, dapatlah ia melokalisasi sesuatu
“pilihan bebas’. Akan tetapi, psikologi tidak dapat mengunakan konsep itu begitu
saja, karena konsep itu (determinisme)adalah hipotesis yang bbekerja di belakang
sains dan merupakan bagian dari pengetahuan agama. Karya psikologi yang di
anggap pionir yanhg terbit pada tahun 1890, prinsiple of psvchologi.Selama tahun
1890-an, ia menerbitkan banyak tulisan yang bercorak pragmatis dan karya
psikologi yang memusatkan perhatian pada pahamnya itu. Dengan penekanan
pada peranan fungsional pada kesasaran, James merasa bahwa mwtode
interupeksi dari strukrturalisme terlalu membatasi, untuk mengetahui bagaai mana
organisme beradaptasi dengan lingkungannya, pendukung fungsionalis
berpendapat bahwa data yang berasal dari interopeksi harus dilengkapi dengan
observasi perilaku aktual, termasuk penelitian perilaku, jadi, fungsionslisme
memperluas lingkup psikologi dengan mencakup prilaku sebagai variabel
dependen. Namun, bersama dengan strukturalisme, fungsionalisme masih
menganggap psikologi sevagai ilmu pengetahuan pengalaman sadar dan metode
penelitian utama sebagai interopeksi.

James Rowland Angell (1869-1949)

19
Dia menjelaskan tiga macam pandangannya terhadap fuingsionalisme:

1. Fungsionalisme adalah psikologi tentang mental operation sebagai lawan


dari psikologi tentang elemen-elemen mental (elementisme)
2. Fungsionalisme adalah psikologi tentang kegunaan dasar dari kesadaran,
yang jiwa merupakan perantara antara kebutuhan-kebutuhan organisme
dan lingkungannya, khususnya dalam keadaan “emergency” (teori
“emergancy” dari kesadaran)
3. Fungsionalisme adalah psikofisik, yaitu psikologi tentang keseluruhan
organisme yang terdiri atas jiwa dan badan. Oleh karena itu, ia
menyangkut juga hal-hal yang dibalik kesadaran, seperti kebiasaan,
tingkah laku yang setengah disadari, dan sebagainya.

John Dewey (1859-1952)

Sebagai seorang ahli filsafat, pandangan-pandangan psikologi Dewey


banyak dipengaruhi ahli filsafat. Ia merupakan orang pertama yang meulis buku
karangan asli mangenai  psikologi dalam bahasa inggris (bukan terjemahan dari
bahasa Jerman) pandangan filsafat adalah “Manusia yang berfikir tentang
perubahan”. Ia menentang pendapat bahwa manusia sebaiknya pasif dan
membiarkan segala sesuatu di sekitarnya sebagai mana adanya. Yang penting
ubtuk digaris bawahi disini adalah baik aliran strukturalisme maupun
fungsionalisme keduanya memiliki peranan penting dalam perkambangan
psikologi awal.Karena masing-masing sudut pandangan memberikan pendekatan
terhadap psikologi, dua aliran itu dianggap sebagai naliran psikologi yang
berkompetisi.

BEHAVIORISME

Behaviorisme muncul sebagai kritik lebih lanjut dari strukturalisme


Wundt. Meskipun didasari pandangan dan studi ilmiah dari Rusia, aliran ini
berkembang di AS, merupakan lanjutan dari fungsionalisme. Behaviorisme secara
keras menolak unsur-unsur kesadaran yang tidak nyata sebagai obyek studi dari

20
psikologi, dan membatasi diri pada studi tentang perilaku yang nyata. Dengan
demikian, Behaviorisme tidak setuju dengan penguraian jiwa ke dalam elemen
seperti yang dipercayai oleh strukturalism. Berarti juga behaviorisme sudah
melangkah lebih jauh dari fungsionalisme yang masih mengakui adanya jiwa dan
masih memfokuskan diri pada proses-proses mental.Peletak dasar aliran ini adalah
Ivan Pavlov  (1849-1936) dan William Mc Dougall (1871-1938). Teorinya yang
terkenal adalah mengenai insting. Menurutnya insting adalah kecenderungan
bertingkah laku dalam situasi tertentu sebagai hasil pembawaan sejak lahir dan
tidak dipelajari sebelumnya. Setelah eksperimen yang dilakukan oleh Pavlov,
maka muncullah pendapat-pendapat yang kemudian muncul sebagai aliran
behaviourisme. Inti dari aliran ini adalah asumsi bahwa jiwa bukan materi
sehingga tidak dapat diteliti secara langsung. Penelitian difokuskan pada tingkah
laku dengan asumsi bahwa tingkah laku merupakan wujud dari kejiwaan manusia
maupun hewan lainnya.

Aliran behaviourisme memiliki 6 pandangan utama mengenai fundamentalnya


perilaku. Pandangan-pandangan tersebut adalah sebagai berikut :

1. Tingkah laku manusia atau hewan merupakan realitas dari jiwa yang
abstrak yang bermakna dan data diukur secara ilmiah dengan pendekatan
alamiah.
2. Psikologi adalah ilmu yang mengkaji sesuatu yang objektif, empiris, dan
realistis. Oleh karena itu segala hal yang keluar dari karakteristik ilmiah,
tingkah laku yang metafisik tanpa bentuk dan wujud tidak dapat diteliti,
seperti tentang kesadaran yang artinya abstrak. Kesadaran dalam bentuk
fisikal saja yang dapat dianalisis dan ditemukan unsure-unsur strukturnya.
3. Penelitian terhadap tingkah laku merupakan subject matter yang dikaji
psikologi sebagaimana dianjurkan oleh John B. Watson, yang    pada awal
tahun 1900 berpedapat bahwa tingkah laku merupakan satu-satunya hal
yang dapat diteliti dalam psikologi.

21
4. Faktor-faktor eksternal dalam konteks behaviourisme merupakan
rangsangan yang dapat diikutsertakan, tetapi bukan merupakan tingkah
laku yang sejatinya.
5. Jiwa dalam arti yang sesungguhnya adalah insting. Kesadaran substansial
yang menjadi rumukan utama adanya tingkah laku yang sebenarnya.
Sebab, semua bentuk tingkah laku yang meskipun sudah dirangsang oleh
pengaruh eksternal tetap harus dikembalikan pada sifat bawaannya hang
semua.
6. Melalui penelitian B.F. Skinner, berbagai stimulasi yang memuncuclkan
adanya respons dalam bentuk tingkah laku dipelajari oleh psikologi,
sedangkan bentuk upaya dan modifikasi untuk mempertahankan tingkah
laku bukan merupakan kajian psikologi karena semuanya merupakan
pengaruh eksternal terhadap tingkah laku yang sesungguhnya.

Beberapa tokoh behaviourisme yang terkenal adalah:

 John B. Watson (1878-1958). Watson merupakan ahli matematika dan


filsafat dari Univesrsitas Chicago. Ia merupakan direktur laboratorium di
John Hopkins University. Teorinya yang terkenal adalah teori tentang
Stimulus-Respon. Stimulus adalah semua objek di lingkusan termasuk
perubahan jarring-jaring tubuh. Respon adalah apapun yang dilakukan
sebagai jawaban terhadap stimulus mulai dari tingkat sederhana hingga
tingkat tinggi.
 B.F. Skinner (1904-1990). Pandangan-pandangan Skinner  diterbitkan
dalam karyanya The Behaviour of Organism dan kemudian di detailkan
dalam Science and Human Behaviour . salah satu pandangan pentingnya
mengenai aliran behaviourisme adalah asumsinya mengenai perilaku.
Perilaku yang muncul diperkuat oleh adanya positibe reinforcers
(penguatan positif) dan ketiadaan negative reinforcerrs (penguatan
negative) penguatan positif adalah meningkatnya respons karena adanya
stimulus yang dibutuhkan dan sangat menyenangkan, sedangkan

22
penguatan negative adalah peningkatan tingkah laku dalam
menghindarkan kemudaratan.

PSIKOANALISIS

Salah satunya tokoh psikoanalisis adalah Sigmund Freud (1856 – 1939).


Nama asli Freud adalah Sigismund Scholomo. Namun sejak menjadi mahasiswa
Freud tidak mau menggunakan nama itu karena kata Sigismund adalah bentukan
kata Sigmund. Freud lahir pada 6 Mei 1856 di Freiberg, Moravia. Saat itu
Moravia merupakan bagian dari kekaisaran Austria-Hongaria (sekarang
Cekoslowakia). Pada usia empat tahun Freud dibawa hijrah ke Wina, Austria
(Berry, 2001:3). Kedatangan Freud berbarengan dengan ramainya teori The
Origin of Species karya Charles Darwin (Hall, 2000:1).

Psikoanalisis bermula dari keraguan Freud terhadap kedokteran. Pada saat


itu kedokteran dipercaya bisa menyembuhkan semua penyakit, termasuk histeria
yang sangat menggejala di Wina (Freud, terj.,1991:4). Pengaruh Jean-Martin
Charcot, neurolog Prancis, yang menunjukkan adanya faktor psikis yang
menyebabkan histeria mendukung pula keraguan Freud pada kedokteran (Berry,
2001:15). Sejak itu Freud dan doktor Josef Breuer menyelidiki penyebab histeria.
Pasien yang menjadi subjek penyelidikannya adalah Anna O. Selama
penyelidikan, Freud melihat ketidakruntutan keterangan yang disampaikan oleh
Anna O. Seperti ada yang terbelah dari kepribadian Anna O. Penyelidikan-
penyelidikan itu yang membawa Freud pada kesimpulan struktur psikis manusia:
id, ego, superego dan ketidaksadaran, prasadar, dan kesadaran.

Freud menjadikan prinsip ini untuk menjelaskan segala yang terjadi pada
manusia, antara lain mimpi. Menurut Freud, mimpi adalah bentuk penyaluran
dorongan yang tidak disadari. Dalam keadaan sadar orang sering merepresi
keinginan-keinginannya. Karena tidak bisa tersalurkan pada keadaan sadar, maka
keinginan itu mengaktualisasikan diri pada saat tidur, ketika kontrol ego lemah.

23
Dalam pandangan Freud, semua perilaku manusia baik yang nampak
(gerakan otot) maupun yang tersembunyi (pikiran) adalah disebabkan oleh
peristiwa mental sebelumnya. Terdapat peristiwa mental yang kita sadari dan
tidak kita sadari namun bisa kita akses(preconscious) dan ada yang sulit kita bawa
ke alam tidak sadar (unconscious). Di alam tidak sadar inilah tinggal dua struktur
mental yang ibarat gunung es dari kepribadian kita, yaitu:

1. Id, adalah berisi energi psikis, yang hanya memikirkan kesenangan semata.
2. Superego, adalah berisi kaidah moral dan nilai-nilai sosial yang diserap
individu dari lingkungannya.
3. Ego, adalah pengawas realitas.
Sebagai contoh adalah berikut ini: Anda adalah seorang bendahara yang
diserahi mengelola uang sebesar 1 miliar Rupiah tunai. Idmengatakan pada Anda:
“Pakai saja uang itu sebagian, toh tak ada yang tahu!”.
Sedangkan ego berkata:”Cek dulu, jangan-jangan nanti ada yang tahu!”.
Sementara superego menegur:”Jangan lakukan!”.

Pada masa kanak-kanak kira dikendalikan sepenuhnya oleh id, dan pada


tahap ini oleh Freud disebut sebagai primary process thinking. Anak-anak akan
mencari pengganti jika tidak menemukan yang dapat memuaskan kebutuhannya
(bayi akan mengisap jempolnya jika tidak mendapat dot misalnya).

Sedangkan ego akan lebih berkembang pada masa kanak-kanak yang lebih tua


dan pada orang dewasa. Di sini disebut sebagai tahapsecondary process thinking.
Manusia sudah dapat menangguhkan pemuasan keinginannya (sikap untuk
memilih tidak jajan demi ingin menabung misalnya). Walau begitu kadangkala
pada orang dewasa muncul sikap seperti primary process thnking, yaitu mencari
pengganti pemuas keinginan (menendang tong sampah karena merasa jengkel
akibat dimarahi bos di kantor misalnya).

Proses pertama adalah apa yang dinamakan EQ (emotional quotient),


sedangkan proses kedua adalah IQ (intelligence quotient) dan proses ketiga
adalah SQ (spiritual quotient). Aliran psikoanalisis muncul pada tahun 1900

24
sebagai upaya memperdalam pandangan-pandangan psikologis dan
mengkaitkannya melalui berbagai kemajuan dalam bidang kedokteran.Tokoh
yang disebut sebagai bapak psikoanalisis adalah Sigmun Freud.Freud lahir tanggal
6 Mei 1856 di Freiberg Moravia. Freud berusaha meredksi psikologi menjadi
kedalam neurologi karena pada dasarnya ia adalah seorang ahli saraf.Teori dasar
dari sigmun adalah ide tentang alam sadar (conscious mind) versus alam bawah
sadar (unconscious mind). Alam sadar merupakan apa yang seseorang sadari pada
saat-saat tertentu, pengindraan langsung, ingatan, pemikiran, fantasi, perasaan
yang anda miliki. Hal yang berkaitan erat dengan alam sadar adalah alam pra-
sadar, yaitu apa yang disebut saat ini dengan “kenangan yang sudah tersedia”
(available memory), yaitu segala sesuatu yang dengan mudah data dipanggil kea
lam sadar, kenang-kenangan yang walaupun tidak anda ingat waktu berpikir, tapi
dapat dengan mudah diapanggil lagi. Menurut  Freud keduanya adalah bagian
terkecil dari fikiran. Adapun bagian terbesar dari pikiran adalah alam bawah sadar
(unsconscious mind).Bagian ini mencakup segala sesuatu yang sangat sulit
dibawa kealam sadar, termasuk segala sesuatu yang memang asalnya dari alam
bawah sadar seperti nafsu dan insting. Freud berpendapat bahwa alam bawah
sadar adalah sumber dari motivasi dan dorongan yang ada dalam diri kita, apakah
itu hasrat yang sederhana seperti makanan atau seks, atau motif-motif yang
mendorong seniman atau ilmuwan berkarya. Konsep lain dari freud adalah
struktur kepribadian. Struktur kepribadian dibagi menjadi tiga yaitu :Id, Ego,
Superego, masing-masing merupakan tahapan-tahapan kepribadian dan masing-
masing juga memiliki karakteristik yang berbeda-beda. Id merupakan Struktur
kepribadian yang paling mendasar, hanya berdasarkan dorongan nafsu atau
kenikmatan belaka.Ego adalah pikiran yang beroperasi menurut prinsip kenyataan
(reality principle) yang memuaskan dorongan id menurut cara-cara yang dapat
diterima masyarakat atau sebagai kepribadian yang mengontrol kesadaran.
Superego merupakan Kesdaran tertinggi manusia, terbentuk melalui proses
identifikasi dalam nilai-nilai moral dan beroperasi menurut prinsip moral. Tokoh
lain dari psikoanalisis adalah Alfred Adler (1870-1937). Ia merupakan seorang

25
dokter mata lulusan Universitas Wina (1895), kemudian ia menekuni bidang
psikiatri dan menjadi psikiater. Teori-teorinya adalah sebagai berikut :

1. Teori tentang inferioritas universa. Setiap manusia akan melakukan upaya


menyesuaikan diri dengan kelemahan yang dimilikinya melalui berbagai
bentuk perilaku konvensional sebagai cara mengatasi kelemahannya.
2. Teori tentang striving for superiority, yaitu motivasi bawaan yang
menggerakkan manusia untuk bertahan hiduo dan mengembangkan diri.

Tokoh lainnya adalah Carl Gustav Jung (1875-1961).Ia adalah seorang psikiater
yang keluar dari sekolah psikoanalisis Freud. Ia mengklasifikasi karakteristik
kepribadian menjadi 2 yaitu introvert dan ekstravert. Kepribadian  introvert
merujuk pada sebuah kecenderungan untuk mengutamakan dunia dalam pada diri
seseorang. Aspek-aspekyang lebih jelas dari introversi adalah malu, tidak suka
pada fungsi-fungsi sosial, dan menyukai privasi. Sedangkan kepribadian
ekstravert merujuk pada kecenderungan untuk melihat dunia luar, khususnya
orang lain demi kesenangan diri. Orang dengan karakteristik ekstravert biasanya
mudah bersahabat dan menikmati aktivitas sosial, dan merasa tidak nyaman ketika
sendirian.

HUMANISTIK

Aliran ini muncul akibat reaksi atas aliran behaviourisme dan


psikoanalisis. Kedua aliran ini dianggap merendahkan manusia menjadi sekelas
mesin atau makhluk yang rendah. Aliran ini biasa disebut mazhab ketiga setelah
Psikoanalisa dan Behaviorisme.

Salah satu tokoh dari aliran ini – Abraham Maslow – mengkritik Freud dengan
mengatakan bahwa Freud hanya meneliti mengapa setengah jiwa itu sakit,
bukannya meneliti mengapa setengah jiwa yang lainnya bisa tetap sehat.

26
Salah satu bagian dari humanistic adalah logoterapi. Adalah Viktor Frankl yang
mengembangkan teknik psikoterapi yang disebut sebagai logotherapy (logos =
makna). Pandangan ini berprinsip:

 Hidup memiliki makna, bahkan dalam situasi yang paling menyedihkan


sekalipun.
 Tujuan hidup kita yang utama adalah mencari makna dari kehidupan kita itu
sendiri.
 Kita memiliki kebebasan untuk memaknai apa yang kita lakukan dan apa
yang kita alami bahkan dalam menghadapi kesengsaraan sekalipun.

Frankl mengembangkan teknik ini berdasarkan pengalamannya lolos dari


kamp konsentrasi Nazi pada masa Perang Dunia II, di mana dia mengalami dan
menyaksikan penyiksaan-penyiksaan di kamp tersebut. Dia menyaksikan dua hal
yang berbeda, yaitu para tahanan yang putus asa dan para tahanan yang memiliki
kesabaran luar biasa serta daya hidup yang perkasa. Frankl menyebut hal ini
sebagai kebebasan seseorang memberi makna pada hidupnya. Logoterapi ini
sangat erat kaitannya dengan SQ, yang bisa kita kelompokkan berdasarkan situasi-
situasi berikut ini:

 Ketika seseorang menemukan dirinya (self-discovery). Sa’di (seorang penyair


besar dari Iran) menggerutu karena kehilangan sepasang sepatunya di sebuah
masjid di Damaskus. Namun di tengah kejengkelannya itu ia melihat bahwa
ada seorang penceramah yang berbicara dengan senyum gembira. Kemudian
tampaklah olehnya bahwa penceramah tersebut tidak memiliki sepasang kaki.
Maka tiba-tiba ia disadarkan, bahwa mengapa ia sedih kehilangan sepatunya
sementara ada orang yang masih bisa tersenyum walau kehilangan kedua
kakinya.
 Makna muncul ketika seseorang menentukan pilihan. Hidup menjadi tanpa
makna ketika seseorang tak dapat memilih. Sebagai contoh: seseorang yang
mendapatkan tawaran kerja bagus, dengan gaji besar dan kedudukan tinggi,
namun ia harus pindah dari Yogyakarta menuju Singapura. Di satu sisi ia
mendapatkan kelimpahan materi namun di sisi lainnya ia kehilangan waktu

27
untuk berkumpul dengan anak-anak dan istrinya. Dia menginginkan
pekerjaan itu namun sekaligus punya waktu untuk keluarganya. Hingga
akhirnya dia putuskan untuk mundur dari pekerjaan itu dan memilih memiliki
waktu luang bersama keluarganya. Pada saat itulah ia merasakan kembali
makna hidupnya.

 Ketika seseorang merasa istimewa, unik dan tak tergantikan. Misalnya:


seorang rakyat jelata tiba-tiba dikunjungi oleh presiden langsung di
rumahnya. Ia merasakan suatu makna yang luar biasa dalam kehidupannya
dan tak akan tergantikan oleh apapun. Demikian juga ketika kita menemukan
seseorang yang mampu mendengarkan kita dengan penuh perhatian, dengan
begitu hidup kita menjadi bermakna.

 Ketika kita dihadapkan pada sikap bertanggung jawab. Seperti contoh di


atas, seorang bendahara yang diserahi pengelolaan uang tunai dalam jumlah
sangat besar dan berhasil menolak keinginannya sendiri untuk memakai
sebagian uang itu untuk memuaskan keinginannya semata. Pada saat itu si
bendahara mengalami makna yang luar biasa dalam hidupnya.

 Ketika kita mengalami situasi transendensi (pengalaman yang membawa kita


ke luar dunia fisik, ke luar suka dan duka kita, ke luar dari diri kita sekarang).
Transendensi adalah pengalaman spiritual yang memberi makna pada
kehidupan kita.

Muncul sebagai kritik terhadap pandangan tentang manusia yang


mekanistik ala behaviorisme dan pesimistik ala psikoanalisa. Oleh karenanya
sering disebut sebagai the third force (the first force is behaviorism, the second
force is psychoanalysis)

Prinsip utama :

28
 Memahami manusia sebagai suatu totalitas. Oleh karenanya sangat tidak setuju
dengan usaha untuk mereduksi manusia, baik ke dalam formula S-R yang sempit
dan kaku (behaviorisme) ataupun ke dalam proses fisiologis yang mekanistis.
Manusia harus berkembang lebih jauh daripada sekedar memenuhi kebutuhan
fisik, manusia harus mampu mengembangkan hal-hal non fisik, misalnya nilai
ataupun sikap.
 Metode yang digunakan adalah life history, berusaha memahami manusia dari
sejarah hidupnya sehingga muncul keunikan individual.
 Mengakui pentingnya personal freedom dan responsibility dalam proses
pengambilan keputusan yang berlangsung sepanjang hidup. Tujuan hidup manusia
adalah berkembang, berusaha memenuhi potensinya dan mencapai aktualitas diri.
Dalam hal ini intensi dan eksistensi menjadi penting. Intensi yang menentukan
eksistensi manusia.
 Mind bersifat aktif, dinamis. Melalui mind, manusia mengekspresikan keunikan
kemampuannya sebagai individu, terwujud dalam aspek kognisi, willing, dan
judgement. Kemampuan khas manusia yang sangat dihargai adalah kreativitas.
Melalui kreativitasnya, manusia mengekspresikan diri dan potensinya.
 Pandangan humanistic banyak diterapkan dalam bidang psikoterapi dan
konseling. Tujuannya adalah meningkatkan pemahaman diri.

Tokoh-Tokoh

Carl Rogers (1902 – 1988)

 Lahir di Illinois dan sejak kecil menerima penanaman yang ketat mengenai kerja
keras dan nilai agama Protestan. Kelak kedua hal ini mewarnai teori-teorinya.
Setelah mempelajari teologi, ia masuk Teacher’s College di Columbia Uni,
dimana banyak tokoh psikologi mengajar. Di Columbia Uni ia meraih gelar Ph.D.

29
 Rogers bekerja sebagai psikoterapis dan dari profesinya inilah ia mengembangkan
teori humanistiknya. Dalam konteks terapi, ia menemukan dan mengembangkan
teknik terapi yang dikenal sebagai Client-centered Therapy. Dibandingkan teknik
terapi yang ada masa itu, teknik ini adalah pembaharuan karena mengasumsikan
posisi yang sejajar antara terapis dan pasien (dalam konteks ini pasien disebut
klien). Hubungan terapis-klien diwarnai kehangatan, saling percaya, dan klien
diberikan diperlakukan sebagai orang dewasa yang dapat mengambil keputusan
sendiri dan bertanggungjawab atas keputusannya. Tugas terapis adalah membantu
klien mengenali masalahnya, dirisnya sendiri sehingga akhrinya dapat
menemukan solusi bagi dirinya sendiri.
 Keseluruhan pengalaman eksternal dan internal psikologis individu membentuk
organisma. Organisma adalah kenyataan yang dihayati individu, dan disebut
sebagai subjective reality, unik dari satu individu ke individu lainnya. Self (diri)
berkembang dari organisma. Semakin koheren organisma dan self, semakin sehat
pribadi tersebut dan sebaliknya.
 Sebagaimana ahli humanistic umumnya, Rogers mendasarkan teori dinamika
kepribadian pada konsep aktualisasi diri. Aktualisasi diri adalah daya yang
mendorong pengembangan diri dan potensi individu, sifatnya bawaan dan sudah
menjadi ciri seluruh manusia. Aktualisasi diri yang mendorong manusia sampai
kepada pengembangan yang optimal dan menghasilkan ciri unik manusia seperti
kreativitas, inovasi, dan lain-lain.

Abraham Maslow (1908-1970)

Maslow dikenal dengan teori motivasinya. Teori ini mengasumsikan


bahwa perkembangan psikologis manusia didorong oleh hirarki kebutuhannya,
yaitu physiological needs, safety needs, love & belonging needs, esteen needs, dan
selfactualization.

30
PSIKOLOGI GESTALT

Istilah gestalt berasal dari bahasa Jerman. dalam bahasa inggris berarti
form, shape, configuration, whole. Apabila diterjemahkan dalam bahasa Indonesia
berarti, keseluruhan, esensi, totalitas, hal peristiwa dan hakikat. Aliran ini
dikembangkan di sekolah Berlin oleh tokoh-tokohnya seperti M. Weitheimerm K.
Koffka, dan W. Kohler. Aliran ini memandang yang utama bukanlah elemen
tetapi keseluruhan.

Metode kerjanya adalah mengannalisis unsur-unsur kejiwaan. Kesadaran


dan jiwa manusia tidak munfkin dianalisis kedalam elemen-elemen. Gejala
kejiwaan harus dipelajari sebagai suatu keselurujan atau totalitas. Keseluruhan
adalah lebih lebih dari sekedar penjumlahan unsur-unsurnya.keseluruhan itu lebih
dahulu ditanggapi dari bagian-bagiannya dan bagian-bagian itu harus memperoleh
makna keseluruhan. Artinya, makna gestalt bergantung pada unsur-unsurnya dan
sebaliknya arti unsure-unsur itu bergantung pula pada gestalt.Guna menjelasakan
secara mudah mengenai konsep gestalt ini, Weitheimer menjelaskan bahwa apa
yang sedang dilihat oleh seseorang merupakan  efek dari keseluruhan peristiwa,
yang tidak terkandung dalam total bagian-bagian itu. Seseorang yang sedang
melihat untaian lampu yang mengalir, sekalipun hanya melihat satu lampu yang
bersinar pada satu waktu, sebab keseluruhan peristiwa mengandung hubungan-
hubungan diantara masing-masing lampu yang kita alami juga.Dalam hal
persepsi, salah satu prinsip gesltalt adalah hokum pragnanz. Pragnanz dalam
bahasa jerman juga memiliki arti yang sama dalam bahasa inggris pregnant yang
berarti hamil. Hokum ini berkata bahwa kita pada dasarnya digiring untuk
mengalami segala hal yang sebagus mungkin dalam pengertian gestalt. “bagus”
bisa berarti banyak disini, seperti keteraturan, ketertiban, kesederhanaan, simetri,
dan seterusnya, yang kemudian merujuk pada prinsip-prinsip gestalt yang
spesifik.Psikologi gestalt memandang keberadaam totalitas batiniah yang
mengorganisasi yang memposisikan totalitas sebagai sesuatu yang utama,
sedangkan elemen-elemen kejiwaan merupakan sesuatu yang sekunder.lebih
lanjut, gejala-gejala psikis yang khusus menurut gestalt merupakan totalitas dari

31
seluruh keadaan psikis yang menentukan bangkitnya tenaga batiniah dalam psikis
manusia. Suatu gestalt dapat berupa objek yang berbeda dari jumlah bagian-
bagiannya. Semua penjelasan tentang bagian-bagian objek akan mengakibatkan
hilangnya gestalt itu sendiri. Sebagai contoh, ketika melihat sebuah persegi
panjang maka hal ini dapat dipahami dan dijelaskan sebagai persegi panjang
berdasarkan keutuhannya atau keseluruhannya dan identitas ini tidak bisa
dijelaskan sebagai empat garis yang saling tegak lurus dan berhubungan.

Sejalan dengan itu, gestalt menunjukkan premis dasar sistem psikologi


yang mengonseptualisasi berbagai peristiwa psikologis sebagai fenomena yang
terorganisasi, utuh dan logis. Pandangan ini menjelaskan integritas psikologis
aktivitas manusia yang jelas. Menurut para gestaltis, pada waktu itu psikologi
menjadi kehilangan identitas jika dianalisis menjadi komponen-komponen atau
bagian-bagian yang telah ada sebelumnya.

Psikologi gestalt adalah gerakan jerman yang secara langsung menantang


psikologi strukturalisme Wundt. Para gestaltis mewarisi tradisi psikologi aksi dari
Brentano, Stumpf dan akademi Wurzburg di jerman, yang berupaya
mengembangkan alternatif bagi model psikologi yang diajukan oleh model ilmu
pengetahuan alam reduksionistik dan analitik dari Wundt.

Gerakan gestalt lebih konsisten dengan tema utama dalam filsafat jerman
yakni aktivitas mental dari pada sistem Wundt. Psikologi gestalt didasari oleh
pemikiran Kant tentang teori nativistik yang mengatakan bahwa organisasi
aktivitas mental membuat individu berinteraksi dengan lingkungannya melalui
cara-cara yang khas. Sehingga tujuan psikologi gestalt adalah menyelidiki
organisasi aktivitas mental dan mengetahui secara tepat karakteristik interaksi
manusia-lingkungan.

Hingga pada tahun 1930, gerakan gestalt telah berhasil menggantikan


model wunditian dalam psikologi Jerman. Namun, keberhasilan gerakan tersebut
tidak berlangsung lama kerena munculnya hitlerisme. Sehingga para pemimpin
gerakan tersebut hijrah ke Amerika. Psikologi gestalt diawali dan dikembangakan

32
melalui tulisan-tulisan tiga tokoh penting,yaitu Max Wertheimer, Wolfgang
Kohler danKurt Koffka. Ketiganya dididik dalam atmosfer intelektual yang
menggairahkan pada awal abad 20 di Jerman, dan ketiganya melarikan diri dari
kejaran nazi dan bermigrasi ke Amerika.

Tetapi di Amerika psikologi gestalt tidak memperoleh dominasi seperti di


Jerman. Hal ini dikarenakan psikologi Amerika telah berkembang melalui periode
fungsionalisme dan pada tahun 1930-an didominasi oleh behaviorisme. Oleh
karena itu, kerangka psikologi gestalt tidak sejalan dengan perkembangan-
perkembangan di Amerika.

PSIKOLOGI TRANSPERSONAL

Kata transpersonal berasal dari kata trans yang berarti melampaui dan
persona berarti topeng. Secara etimologis, transpersonal berarti melampaui
gambaran manusia yang kelihatan. Dengan kata lain, transpersonal berarti
melampaui macam-macam topeng yang digunakan manusia.

Menurut John Davis, psikologi transpersonal bisa diartikan sebagai ilmu


yang menghubungkan psikologi dengan spiritualitas. Psikologi transpersonal
merupakan salah satu bidang psikologi yang mengintegrasikan konsep, teori dan
metode psikologi dengan kekayaan-kekayaan spiritual dari bermacam-macam
budaya dan agama. Konsep inti dari psikologi transpersonal adalah nondualitas
(nonduality), suatu pengetahuan bahwa tiap-tiap bagian (misal: tiap-tiap manusia)
adalah bagian dari keseluruhan alam semesta. Penyatuan kosmis dimana segala-
galanya dipandang sebagai satu kesatuan. Perintisan psikologi transpersonal
diawali dengan penelitian-penelitian tentang psikologi kesehatan pada tahun
1960-an yang dilakukan oleh Abraham Maslow (Kaszaniak,2002). Perkembangan
psikologi transpersonal lebih pesat lagi setelah terbitnya Journal of Transpersonal
Psychology pada tahun 1969 dimasa disiplin ilmu psikologi mulai mengarahkan
perhatian pada dimensi spiritual manusia. Penelitian mengenai gejala-gejala
ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, exctasy, keadaran ruhaniah,

33
pengalaman transpersonal, aktualisasi dan pengalaman transpersonal mulai
dikembangkan. Aliran psikologi yang memfokuskan diri pada kajian-kajian
transpersonal menamakan dirinya aliran psikologi transpersonal dan
memproklamirkan diri sebagai aliran ke empat setelah psikoanalisis,
behaviourisme dan humanistic. Psikologi transpersonal memfokuskan diri pada
bentuk-bentuk kesadaran manusia, khususnya taraf kesadaran ASCs (Altered
States of Consciosness). Sejak 1969, ketika Journal of Transpersonal Psychology
terbit untuk pertamakalinya, psikology mulai mengarahkan perhatiannya pada
dimensi spiritual manusia. Penelitian yang dilakukan untuk memahami gejala-
gejala ruhaniah seperti peak experience, pengalaman mistis, ekstasi, kesadaran
kosmis, aktualisasi transpersonal pengalaman spiritual dan kecerdasan spiritual
(Zohar,2000).

Aliran psikologi Transpersonal ini dikembangkan oleh tokoh psikologi


humanistic antara lain : Abraham Maslow, Antony Sutich, dan Charles Tart.
Sehingga boleh dikatakan bahwa aliran ini merupakan perkembangan dari aliran
humanistic. Sebuah definisi kekemukakan oleh Shapiro yang merupakan
gabungan dari pendapat tentang psikologi transpersonal : psikologi transpersonal
mengkaji tentang poitensi tertinggi yang dimiliki manusia, dan melakukan
penggalian, pemahaman, perwujudan dari kesatuan, spiritualitas, serta kesadaran
transendensi.

Menurut Maslow pengalaman keagamaan meliputi peak experience,


plateu, dan farthes reaches of human nature. Oleh karena itu psikologi belum
sempurna sebelum memfokuskan kembali dalam pandangan spiritual dan
transpersonal. Maslow menulis (dalam Zohar, 2000). “I should say also that I
consider Humanistic, Third Force psychology, to be trantitional, a preparation for
still higher Fourth Psychology, a transpersonal, transhuman centered in the
cosmos rather than in human needs and interest, going beyond humanness,
identity, self actualization, and the like”.

Psikologi transpersonal lebih menitikberatkan pada aspek-aspek spiritual


atau transcendental diri manusia. Hal inilah yang membedakan konsep manusia

34
antara psikologi humanistic dengan psikologi transpersonal. McWaters (dalam
Nusjirwan, 2001) membuat sebuah diagram yang berbentuk lingkaran dimana
setiap lingkaran mewakili satu tingkat berfungsinya menusia dan tingkat
kesadaran diri manusia.

Tiap tingkat dari bagian diatas menunjukan tingkat fungsi dan tingkat kesadaran
manusia. Lingkaran 1,2 dan 3 yang berturut-turut mewakili aspek fisikal, aspek
emosional dan aspek intelektual dari kekuatan batin individu. Lingkaran 4
menggambarkan pengintegrasian dari lingkaran 1, 2 dan 3 yang memungkinkan
individu berfungsi secara harminis pada tingkat pribadi.Tingkatan berikutnya
termasuk dalam kategori wilayah transpersonal manusia. Lingkaran 5 mewakili
aspek intuisi. Pada aspek ini mulai samara-samar menyadari bahwa ia bisa
mempersepsi tanpa perantara panca indra (extra sensory perception). Lingkaran 6
mewakili aspek energi psikis (kekuatan bathiniah) di mana individu secara jelas
menghayati dirinya sebagai telah mentransedir/melewati kesadaran sensoris dan
pada saat yang sama menyadari pengintegrasian dirinya dengan medan-medan
energi yang lebih besar. Fenomena-fenomena para psikologi dapat dialami pada
tingkat kesadaran ini. Lingkaran 7 mewakili bentuk penghayatan paling tinggi-
penyatuan mistis atau pencerahan, dimana diri seseorang mentransendir dualintas
dan menyatu dengan segala yang ada. Melewati ke tujuh tingkat yang disebutkan
itu, dikatakan lagi tingkat pengembangan potensial dimana semua tingkat dihayati
secara simultan.

Konsep dari McWater ini dapat menjelaskan bagaimana seseorang


mencapai kualitas diri melalui metode tafakur. Ketika seseorang berada pada fase
pertama dalam bertafakur berarti dia berada pada dunia fisik yaitu pengetahuan
yang didapat dari fungsi indera. Sebuah kejadian akan dipresepsi secara empiris
yang langsung melalui pendengaran, penglihatan atau alat indera lainnya, atau
secara tidak langsung seperti pada fenomena imajinasi, pengetahuan rasional yang
abstrak, yang sebagaian pengetahuan ini tidak ada hubungannya dengan emosi.
Jika seseorang memperdalam cara melihat dan mengamati sisi-sisi keindahan,
kekuatan, dan keistimewaan lainnya yang dimiliki sesuatu, berarti ia telah

35
berpindah dari pengetahuan yang indrawi menuju rasa kekaguman ( tadlawuk)
dimana pada tahap ini adalah tahap bergejolaknya perasaan, disini kita melihat
bahwa tahap ini sesuai dengan tahap kedua dari McWater yaitu emosional. Pada
tahap selanjutnya, dengan bertafakur aktiitas kognitif seseorang muali delibtkan,
disinilah tafakur sangat berperan dalam proses pengintegrasian ketiga komponen
tadi yaitu fisik, dmosi dan intelektual.

Kemudian jika hasil pengintegrasian seseorang ini ditransendensikan


kepada Allah maka kualitas seseorang tadi akan meningkat dari personal menuju
transpersonal. Badri (1989) mencontohkan seseorang yang sudah pada tahap
transpersonal ini “perasaan kagum manusia terhadap keindahan dan keagungan
penciptaan serta perasaan kecil dan hina di tengah malam, yang ia saksikan
merupakan fitrah yang sudah diberikan Allah kepada manusia untuk dapat melihat
semua yang ada di langit dan di bumi sehingga ia dapat menemukan sang
pencipta, merasakan khusuk terhada-Nya, dan dapat menyembah-Nya. Baik
karena takut atau karena cinta”. Dari ungkapan tersebut dapat dita lihat bahwa
seseorang yang mengakui bahwa keindahan itu adalah ciptaan Allah maka berarti
dia sudah memasuki dunia transpersonal

ALIRAN MANAJEMEN

Pengertian Manajemen
Manajemen adalah seni menyelesaikan pekerjaan melalui orang lain.
Definisi berarti bahwa seorang manajer bertugas mengatur dan mengarahkan
orang lain untuk mencapai tujuan organisasi. Banyak kesulitan yang terjadi saat
melacak sejarah manajemen , namun diketahui bahwa ilmu manajemen telah ada
sejak ribuan tahun lalu. Hal ini dibuktikan dengan adanya piramida di mesir .
piramida tersebut dibangun oleh lebih dari 100000 orang selama 20 tahun.
Piramida giza tak akan berhasil dibangun jika tidak ada seseorang tanpa
memedulikan apa saja sebutan untuk manajer yang merencanakan apa yang harus
dilakukan , menorganisasikan manusia serta bahan bakunya.sebelum abad ke 20 ,
terjadi dua peristiwa penting dalam ilmu manajemen , peristiwa pertama terjadi

36
pada tahun 1776, ketika adam smith menerbitkan sebuah dokrin ekonomi klasik,
the wealth of nation . dalam bukunya itu, ia mengemukakan keunggulan ekonomis
yang akan diperoleh organisasi dari pembagian kerja. Yaitu perincian pekerjaan
ke dalam tugas yang spesifik dan berulang. Dengan menggunakan pabrik industri
bahwa dengan sepuluh orang masing –masing melakukan pekerjaan khusus.

Fungsi manajemen
Fungsi manajemen adalah elemen elemen dasar yang akan selalu ada dan
melekat di dalam proses manajemen yang akan dijadikan acuan oleh manajer
dalam melakukan kegiatan untuk mencapai tujuan . fungsi manajemen pertama
kali diperkenalkan oleh seorang industrial perancis bernama henry fayol pada
awal abad ke 20 . ketika itu, ia menyebutkan lima fungsi manajemen, yaitu
merancang, menorganisir, dan mengendalikan, namun saat ini , kelima fungsi
tersebut telah diringkas menjadi tiga yaitu :
 Perencanaan (Planning)
Adalah pemikiran apa yang akan dikerjakan dengan sumber yang
demikian, perencanaan dilakukan untuk menentukan tujuan perusahaan
secara keseluruhan dan cara terbaik untuk memenuhi tujuan itu. Manajer
mengevaluasi berbagai rencana alternatif sebelum mengambil tindakan
dan kemudian melihat apakah rencana yang dipilih cocok dan dapat
digunakan untuk memenuhi tujuan perusahaan. Perencanaan merupakan
proses terpenting dari semua fungsi manajemen karena tanpa perencanaan,
fungsi-fungsi lainnya tak dapat berjalan.
 Pengorganisasian (organizing).
Dilakukan dengan tujuan membagi suatu kegiatan besar menjadi
kegiatan kegiatan yang lebih kecil. Pengorganisasian mempermudah
manajer dalam melakukan pengawasan dan menentukan orang yang
dibutuhkan untuk melaksanakan apa yang telah dibagi-bagi
tersebut.pengorganisasian dapat dilakukan dengan cara menentukan apa
yang harus dikerjakan, siapa yang harus meengerjakannya, bagaimana
tuga tugas tersebut dikelompokkan.

37
Prinsip-Prinsip Manajemen
Prinsip manajemen bersifat luntur dalam arti bahwa perlu dipertimbangkan
sesuai dengan kondisi-kondisi khusus dan situasi-situasi yang berubah. Menurut
henry fayol, seseorang pencetus teori manajemen yang berasal dari perancis,
prinsip-prinsip manajemen terdiri dari :
1. Pembagian kerja
2. Wewenang dan tanggung jawab
3. Disiplin
4. Kesatuan pemerintah
5. Kesatuan pengarahan
6. Mengutamakan kepentingan organisasi di atas kepentingan sendiri
7. Pembayaran upah yang adil
8. Pemusatan
9. Hirarki
10. Tata tertib
11. Keadilan
12. Stabilitas kondisi karyawan
13. Inisiatif
14. Semangat kesatuan

Ada beberapa kemungkinan untuk asal kata dan makna dari manjemen
diantara nya yaitu : asal kata “manajemen” belum memiliki definisi atau
pengertian yang mapan yang diterima secara universal. Mungkin kata ini berasal
dari bahasa Italia yaitu “Menegiare” yang artnya mengendalikan khusunya
mengendalikan kuda. Yang asalnya dari bahasa latin “manus” yang berarti
“tangan”. Kata ini dapat pengaruh dari beberapa prancis”menege” yang berarti
kepemilikan kuda (manege mendapat pengaruh dari bahasa inggris yang artinya
seni pengendalikan kuda di mana istilah inggris ini juga berasal dari bahasa italia .
bahasa prancis lalu mengadopsi kata ini dari bahasa inggris menjadi manajemen
yang berarti mengurus, mengendalikan , mengusahakan dan memimpin.

38
Pengertian ilmu manajemen secara umum
Manajemen adalah suatu keahlian untuk merencanakan melaksanakan ,
mengawasi, menggunakan sumber daya secara efektif dan efisien dalam rangka
mencapai suatu tujuan.
Definsi manajemen lainnya adalah proses perencanaan atau pelaksanaan
kegiatan guna mencapai tujuan organisasi dengan bekerja sama dengan orang lain
serta sumber daya yang dimiliki oleh organisasi tersebut.

Pengertian ilmu manajemen menurut para Ahli


Menurut encyclopedia of the social science dikatakan bahwa manajemen
adalah suatu proses dengan mana pelaksanaan suatu tujuan tertentu
diselenggarakan dan diawasi.
Selain itu, ada beberapa ahli yang menyatakan pendapatnya mengenai
ilmu manajmenen ini adapun gagasan para ahli tersebut diantaranya yaitu :

Mary Parker Follet


Menurut Mary Parker Follet , pengertian dari manajemen adalah sebagai
suatu seni yang tiap tiap pekerja dapat diselesaikan melalui orang lain . definisi ini
dapat kita lihat dari seseorang CEO perusahaan yang harus mampu mengatur dan
mengarahkan orang lain untuk mencapai tujuan perusahaan secara efektif dan
efisien .

George R.Terry, Ph .D
Menurutnya george adalah manajemen dapat diartikan sebagai proses kas
yang terdiri dari tindakan tindakan suatu perencanaan , pngorganisasian,
pergerakan, dan pengawan yang digabungkan untuk menentukan serta untuk
mencapai sasaran yang telah dietapkam melalui pemanfaatan sumber daya
manusia serta sumber sumber lain. Ia juga berpendapat bahwa manajemen
merupakan ilmu sekaligus seni yang definisinya adalah suatu wadah di dalam

39
ilmu pengetahuan sehingga manajemen bisa dibuktikan secara umum
kebenarannya

Koontz
Menurut koontz manajemen merupakan suatu seni yang produktif dengan
didasarkan pada suatu pemahaman ilmu dan ia juga menambahkan ilmu dan seni
tidaklah bertentangan melainkan masing masing melengkapi antara satu dengan
yang lainnya.

James A.F Stonner


Stonner memiliki berapa suatu pendapat mengenai sebuah manajemen ini
menurunya manajemen adalah suatu proses dalam pembuatan perencanaan ,
pengorganisasian, pengendalian serta memimpin berbagai usaha dari anggota
organisasi dan juga mengunakan segala sumber daya yang dimilki untuk
mencapai tujuan yang telah ditetapkan oleh james.

Willson
Manajemen menurut willson adalah merangkai tindakan yang dilakukan
oleh para anggota . organisasi dalam upaya pencapaian sasaran dari suatu
organisasi. Proses ini merupakan serangkaian aktifitas yang dijalankan dengan
sistematis

Oey Liang Lee


Oey Liang Lee berpendapat bahwa manajemen adalah merupakan suatu
ilmu dan seni perencanaan , pengorganisasian, penyusunan, pengarahan
pengkoordinasian dan pengendalian atau pengawasan dari “ human and natural
resorces “ untuk mencapai tujuan yang telah diputuskan terlebih dahulu.

Lawrance A Aplley
Pengertian menurut Lawrence adalah keahlian untuk mengerakan orang
untuk melakukan suatu pekerjaan (the art of getting thing done through people). Ia

40
juga menambahkan bahwa manajemen adalah sebuah seni dalam mencapai tujuan
yang diinginkan untuk dilaksanakan dengan usaha dari orang lain.
Ricky W. Griffin
Manajemen adalah sebuah proses perencanaan , pengorganisasian, dan
pengontrolan sumber daya untuk mencapai sasaran (goals) secara efektif dan
efsien. Efek ini dapat bermakna tujuan tersebut adalah untuk dapat dicapai sesuai
dengan perencanaan , adapun efisien berarti bahwa tugas akan dilaksanakan
dengan benar , bisa terorganisir . dan sesuai dengan jadwal yang telah ditentukan

Hilman
Menurut hilman manajemen adalah suatu fungsi untuk mencapai sesuatu
melalui kegiatan orang lain dan mengawasi usaha usaha individu untuk mencapai
tujuan yang sama. Apabila kita melihat dan mempelajari literatur manajemen ,
bahwa akan ditemukan manajemen mengandung 3 pengertian :
 Manajemen sebagai proses
Seperti tertera pada pengertian menurut Encyclopedia Of The
Social Science , manajemen adalah suatu proses yang
pelaksanaanya dengan cara diawasi guna untuk mencapai tujuan
tertentu.fungsi untuk mecapai sesuatu melalui kegiatan orang lain
dan mengawasi berbagai usaha tiap individu guna untuk mencapai
suatu tujuan yang sama.
 Manajemen sebagai konektifitas orang orang yang melakukan aktifitas
manajemen
Hal ini bermakna bahwa orang yang melakukan aktifitas
manajemen dalam suatu organisasi disebut sebagai manajemen
 Manajemen sebagai suatu seni dan sebagai ilmu pengetahuan
Manajemen adalah memang sebagai suatu ilmu dan seni . sebgai
seni adalah suatu pengetahuan bagaimana ingin mencapai suatu
hasil yang diinginkan dan dengan kata lain seni adalah kecakapan
yang diperoleh dari pengalaman dan pengamatan , dan pelajaran
serta pengetahuan untuk menggunakan manajemen itu sendiri.

41
Praktik Manajemen
Aplikasi ini filsafat melahirkan beberapa tahapan manajemen george
r.terry berbagai tahap praktik manajemen yaitu sebagai berikut :
o Manajemen partisipasi
o Manajemen berdasarkan hasil (result management)
o Manajemen memperkaya pekerjaan
o Manajemen prioritas produktifitas
o Manajemen berdasarkan kemungkinan
o Manajemen pemanfaatan konfliks

Bennat Sillalahi (2001:10) membagi praktik manajemen mejadi 5 tahapan antara


lain yaitu :
o Manajemen teknologis
o Manajemen adminitratif
o Manajemen sistem kemanusiaan
o Manajemen ilmiah
o Manajemen sasaran hasil
Adapun odiorne yang membagi praktek manajemen dengan beberapa tahapan
sebagai berikut yaitu :
o Manajemen memaksa
o Manajemen mementingkan hubungan kemanusiaan
o Manajemen menggunakn tekanan
o Manajmenen menurut keadaan

Tingkatan Dalam Manajemen (Manajemen Level)


Dalam organisasi manajemen terbagi menjadi beberapa tingkat, adapun
penjelasan dari masing masing tingkat adalah sebagai berikut :
 Manajemen lini garis – pertama (first line)

42
Manajemen dengan tingkatak paling rendah dalam organisasi yang
memimpin dan mengawasi tenaga tenga operasional serta tidak
membawahi manager lainnya.
 Manager menegah (middle manager)
Manajemen tingkat ini dapat meliputi beberapa tingkatakan dalam suatu
organisasi. Para manager menegah ini membawahi dan mengarahkan
berbagai kegiatan dari manger line, terkadang juga karyawan operasional.
 Manager puncak (top manager)
Umumnya terdiri dari kelompok yng rekatif kecil, dengan bertanggung
jawab atas manajemen keseluruhan dalam suatu organisasi sehingga tujuan
dapat tercapai dengan bersama sama .

Macam macam teori manajemen


 Aliran klasik
Aliran yang mendefinisikan manajemen sesuai dengan fungsi
fungsi manajemennya. Perhatian dan kemampuan manajemen dibutuhkan
kepada penerapan berbagai fungsi tersebut
 Aliran perilaku
Aliran yang sering disebut juga dengan aliran manajemen
hubungan manusia. Aliran ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia
dan perlunya manajemen manusia saling memahami.
 Aliran Manajemen ilmiah
Aliran ini menggunakan matematika dan ilmu statiska . untuk
mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini pendekatan kuantitatif
merupakan sarana utama dan berguna untuk menjelaskan masalah
manajemen.
 Aliran analisis sistem
Aliran yang memfokuskan pemikiran pada masalah yang
berhubungan dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinnya.
 Aliran manajemen berdasarkan hasil

43
Aliran manajemen ini berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali
oleh Peter Rocker pada awal 1950 an memfokuskan aliran ini yang bertuju
pada pemikiran pada hasil yang di capai bukannya pada interaksi kegiatan
karyawan.
 Aliran manajemen mutu
Aliran manajemen mutu memfokuskan pada pemikiran usaha
usaha untuk mencapai kepuasan pelanggan atau konsumen.

Filsafat Manajemen
Masih berkaitan teori manajemen , namun kali ini berdasarkan filsafat.
Adapun penjelasannya yaitu:
 Filsafat Idealisme
Merupakan suatu keadaan yang amat sempurna yang menjadi pola
dari segala sesuatu yang kita dapati di dunia ini. Filsafat ini diterapkan
dalam manajemen marxis dan koderminator yang populer di negar sosialis,
Jerman dan Skindanavia.
 Filsafat Realisme
Menyatakan bahwa dunia ini dan segala sesuatu yang terdapat
didalamnya adalah kenyataan yang tidak dapat dibantah. Filsafat ini
beriringan dengan revolusi industri.
 Filsafat Non Tomisme
Filsafat Non Tomisme menyatakan bahwa kenyataan itu rasio,
keadaan dan tuhan , sedangkan kebenaran adalah intuisi , segala sesuatu
yang masuk akal dan yang diwahyukan tuhan , banyak dipraktikkan oleh
manajemen katholik yang merujuk pada bible.
 Filsafat Eksistensial
Kenyataan adalah eksistensi atau keadaan yang menyerupai itu,
kebenaran adalah pendapat yang sejalan dengan pandangan pribadi
seseorang. Peran manusia menjadi perhatian utama.
 Filsafat Pragmatisme

44
Filsafat Pragmatisma adalah pengalaman dan segala sesuatu yang
dapat dialami oleh manusia , kebenaran dapat dilihat dari pendapat
umu, banyak merujuk pada manajemen yang berlaku umum
melalui opini publik.

Jenis –Jenis Manajemen


Dalam sebuah perusahaan , secara umum terbagi menjadi empat jenis
yaitu: Manajemen Sumber Daya Manusia (SDM), Manajemen Operasional ,
Manajemen Pemasaran, Dan Manajemen Keuangan. Adapun bidang-bidang
dalam manajemen (jenis manajemen lainnya), antara lain , yaitu :
 Keahlian Manajemen
 Manajamen Administrasi Keuangan
 Manajemen Biaya
 Manajemen Constraint
 Manajemen Enterpise
 Manajemen Fasilitas
 Manajemen Harga Pendapatan
 Manajemen Hubungan Pelanggan
 Manajemen Intergritas
 Manajemen keuangan
 Manajemen Komunikasi
 Manajemen Kualitas
 Manajemen Mikro
 Manajemen Organisasi
 Manajemen pandangan
 Manajemen pendidikan
 Manajemen pengetahuan

45
Aliran manajemen
Perkembangan manjemen yang snagat cepat melalui study diperguruan
tinggi memunculkan teori-teori manajemen dari berbagai aliran. Teori tersebut
akan dikelompokan menjadi 6 aliran. Teori manjement berkembang dengan
sangat pesat dan cepat terutama dengan adanya berbagai studi yang dilakukan
oleh banyak perguruan tunggi yang kemudian menhadirkan berbagai teori
manejemen dari beberapa aliran. Umumnya , beberapa menyebutkan teori teori
manajemen bisa dikelompokkan kedalam 6 aliran teori manajemen.

Aliran manajemen perilaku


Teori manajemen aliran perilaku atau juga diistilahkan dengan hubungan
manusia memusatkan segala kajian kepada aspej manusia serta perlunya
memahami karakter manusia , aliran perilaku ini mempergunakan disiplin ilmu
sosiologi dan psikologi dalam penerapannya. Teori manajemen aliran perilaku ini
menyadari berapa pentingnya hubungan antar personal dalam organisasi.
Hawthrone mengemukakan bahwa inisiatif tidak lebih dari berperngaruh dari
kondisi sosial yang sedang dialami pekerja sama seperti halnya tekanan dari
kelompok atau penerimaan rasa yang aman
Aliran perilaku ini muncul karene pada pendekatan aliran klasik , efisiensi
dalam produksi dan keserasian kerja tidak bisa di peroleh. Manajer mash banyak
menhadapi berbagai kesulitan karena umumnya pekerja tidak selalu bisa
mengikuti pola pola perilaku rasional , oleh karenanya dilakukan upaya untuk
membantu manajer dalam mengatasi masalah yang timbul karena perilaku
pekerja.
Aliran perilaku menganggap organisasi pada dasarnya orang. Teori
manajemen aliran klasik dianggap tidak lengkap karena efesiensi produk dan
keharmonisan dengan pekerja tidak bisa tercapai , di dalam organisasi, manusia
tidak bisa dengan mudah untuk diramalkan tingkah lakunya, maka teori ini
menhubungkan permasalahan tersebut dengan sisi psikologis dan sosiologis.

46
Kelebihan teori manajemen aliran perilaku :
1. Dapat meningkatkan hubungan antara personal dan kesedarahaan yang
penuh bahwa setiap organisasi dapat berjalan dan bisa meraih tujuannya
dengan dukungan penuh dari masing masing individu dalam kelompok,
tidak hanya peran dari seseorang manajemr semata.
2. Teori aliran perilaku memberi pemahaman manajemen tidak hanya untuk
hal hal tekns semata , tetapi juyga harus mengetahui aspek manusia
sebagai individu dalam organisasi , maka seseorang majer atau pimpinan
sangat penting untuk menguasai manajemen manusi.

Kekurangan teori manajemen aliran perilaku:


1. Apabila moralitas pada organisasi luntur , bisa jadi hubungan antara
porsonal menjadi tak efektif lagi, kompleknya pada individu manusia yang
ada pada organisasi terkadang sering menyulitkan manajer untuk
mengambil sebuah tundakan.

Aliran manjemen ilmiah


Teori manajemen ilmiah muncul sebagai dari kebutuhan untuk
meningkatkan produktifitas. diawal keabad ke20, terutaman amerika serikat,
tenaga kerja terampil amat terasa kurang, satu-satunya cara untuk meningkatkan
produktifitas adalah menaikan efisiensi kerja.

Frederick W. Taylor (1856-1952)


Frederick w taylor dikenal dengan maajanemen ilmiahnya dalam upaya
meningkatkan produktifitas. Gerakannya yang terkenal adalah gerakan efisiensi
kerja. Taylor membuat prinsip-prinsip yang menjadi intinya manjemen ilmiah
yang terkenal dengan rencana pengupaha n yang menghasilkan turunya biaya dan
meningkatkan produktifitas, mutu, pendapatan pekerjaan dan semangat kerja
karyawan. Adapun filsafat taylor memiliki 4 prinsip yang ditetapkan yaitu:

47
1. Pengembngan manajemen ilmiah secara benar
2. Pekerjaan diseleksi secara ilmiah dengan menempatka pekerjaan yang cocok
untuk satu pekerjaan.
3. Adanya kerja sama sesama pekerja, dan bukan bekerja secara individual.
4. Bekerja untuk hasil yang maksimal
5. Mengembangkan seluruh karyawan sehingga tarap yang setinggi-tingginya

Hendri l gaint (1861-1919)


Hendri l gaint menekankan pentingya mengembangkan minat hubungan
timbal balik anatar manjemen dan para karyawan, yaitu kerja sama yang
harmonis. Hendriy beranggapan bahwa unsur manusia sangat penting sehingga
menggaris bawahi pentingnya mengajarnya, mengembangkan penegrtian tentang
system pada pihak karyawan dan manajemen, serta peerlunya penghargaan dalam
segala masalah manajemen.
1. Gant membuat ide baru, setiap pekerja yang dalam sehari berhasil
mengerjakan tugas yang dibebankan kepadanya akan menecerima bonus
sebesar 50 sen.
2. Kemudian ia menambahkan motivasi kedua, supervisor akan mendapat
bonus tambahan bila semua pekerja mencapai standar tersebut.
3. Gant memlopori system pencacatan dengan bagan untuk jadwal produksi
( gant chart).
4. Meninggalkan sistem tarif berbeda karean dianggap terlalu kecuil
memberikan dampak motivasional.

Frank B. Gilberth 1868-1924 dan liliana Gillbert 1878-1972


Suami istri ini selain mempelajari masalah gerak dan kelelahan, juga
tertarik dengan usaha membantu pekerja menampilkan potensinya secara penuh
sebagai makhluk manusia. Setiap langkah yang dapat menghasilkan gerak dapat

48
mengurangi kelelahan. Mereka juga dikenal dengan 3 peran dari setiap pekerja
yaitu sebagi pelaku, pelajar dan pelatihan yang senantiasa mencari kesempatan
baru, Atau terkenal dengan konsep” three position plan of promotion”. Banyak
manfaat dan jasa yang diberikan oleh manajemen ilmiah, namun satu hal penting
dilupakan oleh manajemn ini, yaitu kebutuhan social manusia dalam
berkelompok, karena terlalu mengutamakan keuntungan kebutuhan ekonomis dan
fisik prusahaaan dan pekerjaan. Aliran ini melupakan kepuasaan pekerjaan
pekerja sebagai manusia biasa. Perhatian lilian gillberth tertuju pada aspek
manusia dari kerja dan perhatian suaminya pada efisiensi yaitu usaha untuk
menemukan cara satu-satunya yang terbaik dalam melaksanakan tugas tertentu.
Dalam menerapkan prinsip-prnsip amnajemn ilmiah harus memandang para
pekerja dan menegrti kepribadaian serta kebutuhan mereka. Ketidakpuasan
diantara pekerja karena kurang andanya perhatian dari pihak manajemaen
terhdadap pekerja.

Aliran teori manajemen organisasi klasik


Aliran ini mendefonisiakn manajemen sesuai dengan fungsi-fungsi
manajemen. Perhatian dan kemampuan manajemen diarahkan pada penerapan
fungsi-fungsi tersebutteori manejemn yang memiliki aliran klasik ini menyatakan
bahwa manajemen sesuai dengan funsi funsi yang terdapat pada manajemen .
twori manajamen klasik tak lepas dari birokrasi yang berdasarkan pada dasar
hirarki. Oleh karena iru, pada aliran klasik ini terdapat aliran kerja , struktur
organisasi, hirarki proses fungsional serta pengawasan.
Kemampuan dan perhatian manajement diarahkan kepada penerapan
fungsi
Manajemen tersebut . aliran prinsip teori manajemen aliran klasik ini pertama kali
muncul dikarenakan adanya revolusi industri pada abad ke 18 yang ada di inggris.
Kala itu para ahli memberikan perhatian lebih kepada maslaha masalah yang
muncul dalam bidang manajemen dikalangan industri, usahawan memiliki
beberapa kelebihan dan sekaligus beberapa kelemahan.

49
Kelebihan teori manajemen aliran klasik
1. Memberi format atau bentuk organisasi
2. Memberikan kontribusi tentang konsep organisasi yang berupa birokrasi
yang berdasarkan hirarki
3. Memberi pondasi dasar pada organisasi, bentuknya berupa proses
fungsional, pembagian kerja, stuktral serta pengawasan.
4. Pembagian yang sudah jelas berdasarkan keahlian yang dimiliki oleh
setiap anggota , maka dari itu tidak diperlukan lagi waktu untuk
memahami dan menguasai keterampilan baru.
5. Adanya spesialis kewenangan dan pekerjaan , maka kegiatan kegiatan
pekerjaan akan lebih cepat diselesaikan.

Kekurangan teori manajemen aliran klasik


1. Teori manajemen aliran klasik kurang maksimal untuk dapat diterapkan
pada kondisi kompleksitasnya sangat tinggi seperti akhir akhir ini
2. Kurangnya aspek sosial terutama yang menyangkut kebutuhan kebutuhan
yang terkait pekerja sebagai manusia.teori ini tidak melihat ketegangan
ketegangan yang muncul akibat kebutuhan pekerja yang tidak bisa
dipenuhi.
Manajer hanya fokus untuk memperhatikan segi fisik dan materi.
3. Motivasi hanya mengarah pada ekonomi semata seringkali pemutusan
tenaga kerja hanya untuk memperoleh singkat produktifitas yang
diinginkn.
4. Adanya keterbatasan dan sempitnya fokus terhadap efisiensi dari resfrektif
penting yang lain. Prespektif yang menganggap remeh peran serta individu
individu yang ada dalam organisasi.

Hendry fayol ( 1841-1925)


Hendry fayol berpendapat bahwa praktek manajemen yang mantap
mempunyai pola tertentu yang dapat diidentifikasi dan dianalisa, yaitu:

50
1. Pembagian kerja ( difision of labor), yaitu semakin mengkusus manusia
dalam pekerjaanya, semakin efisien kerjanya, seperti terdapat pada ban
berjalan.
2. Otoritas dan tanggung jawab ( authority and responsibility) diperoleh melalui
perintah dan untuk dapar untuk memberi perintah haruslah dengan wewenang
pormil. Walaupun demikian wewenang pribadi dapat memaksa kepatuhan
orang lain.
3. Didiplin ( discipline) , dalam arti kepatuahn anggota organisasi terhadap
aturan dan kesempatan. Kepempinan yang baik berperan penting bagi
kepatuhan ini dan juga kesepakantan yang adil, seperti penghargaan tehadap
presentasi serta penerapan sanki hukum secara adil terhadap yang
menyimpang.
4. Kesatuan kemando (unity of commad), yang berati setiap karyawan hanya
menerima printa kerja dari satu orang dan apabila printah itu datangnya dari
dua orang atasan atau lebih akan timbul pertenrtangan perintah dan keracunan
wewenang yang harus dipetahui .
5. Kesatuan pengarahan ( unity of direction), dalam arti sekelompok kegiatan
yang mempunyai tujuan yang sama yang harus dipimpin oleh seseorang
manager suatu rencan kerja.
6. Menomorduakan kepentinga perorangan terhadap kepentingan
umum( subordinaton of individual interset of general interes), yaitu
kepentingan peoranagn dikalahkan terhadap kepentingan organisasi sebagai
sesuatu keseluruhan.
7. Renumerasi personal ( renumeration of personel), dalam arti imbalan yang
adil baginkaryawan dan pengusaha.
8. Sentralisasi ( centralisatoin), dalam arti bahwa tanggung jawab akhir terletak
pada atasan dengan tetap memberi wewenang memutuskan kepada bawahan
sesuai dengan, sehingga kemungkinan adanya desentaralisasi.
9. Rantai sekalar(secalar chain), dalam arti adanya garis wewenang yang
tersusun dari tingkat atas samapi ketingkat terendah seperti tergambar pada
bagan organisasi.

51
10. Tata tertib(order), dalam arti terbitnya penepattan barang dan orang pada
tempat dan waktu yang tepat.
11. Keadilan (equity), yaitu adanya sikap persaudaraan keadalilan para manager
terhadap bawahnanya.
12. Stabilitas masa jabatan ( stabiliy of penure of personal), dalam arti tidak
banyak pergantian yang keluar masuk organisai.
13. Inisiatif (initiative), dengan memberi kebebasan kepada bawahan untuk
berprakarsa dalam menyelesaikan pekerjaan walaupun akan terjadi kesalahan-
kesalahan .
14. Semangat korps(sprit de crops), dalam arti meningkatkan semnagta
berkelompok dan bersatu dengan lebih banyak mengunakan komunikasi
langsung daripada komunikasi formal dan tertulis.

Max weber ( 1864-1920)


Max weber mengemukakan bahwa manajemen birokrasi yang
menekankan pada kebutuhan akan hirarki yang ditetapkan dengan ketat untuk
mengatur peraturan dan wewenang yang jelas

Mary Parker Follet (1868-1933)


Mary percaya bahwa adanya hubungan yang harmonis antara karyawan
dan manajemen berdasarkan persamaan tujuan , namun tidak sepenuhnya benar
untuk memisahkan atasan sebagai pemberi perintah dengan bawahan sebagai
penerima berita , beliau menganjurkan kedudukan pememimpinan dalam
organisasi , bukan hanya karna kekuasaan yang bersumber dari kewenangan
formil , tapi haruslah berasal dari pengetahuan dan keahliannya sebagai manajer.

Chesterl. Barnard (1889-1961)


Perusahaan dapat beroperasi efisien dan tetap bertahan hanya kalau
sasaran organisasi dibuat seimbang dengan tujuan dan keperluaan individu yang
bekerja untuk perusahan tersebut

52
Aliran hubungan manusiawi
Aliran ini sering disebut juga aliran manajemen hubungan manusia. Aliran
ini memusatkan kajiannya pada aspek manusia dan perlunya manajemen
memahami manusia. Aliran ini menggunakan displin ilmu psikologi dan sosiologi
dalam menerapkan teori-teori nya cukup penting dalam aliran perilaku adalah
eltonayo dan hugo munsterbern melalui eksperimen aliran ini mengganti konsep”
manusia rasional” ( manusia yang hanya dapat dimotovasi dengan pemenuhan
kebutuhan ekonomi) dengan konsep “ manusia sosial”(dapat dimotivasi dengan
pemenuhan kebutuhan sosial berupa hubungan kerja).

Elton maya ( 1880-1949)


maya melakukan percobaan dengan teman-temannya sebuah pabrik. Percobaan
pertamanya meneliti pengaruh kondisi penerangan terhadap produktifitas. Dan
bisa disimpulkan bila kondisi penerangan naik, maka produktifitas juga akan
naik,begitu pun sebaliknya. Penelitian lainnya yaitu kelompok kerja informal
lingkungan sosial karyawan signifikan terhadap produktifitas. Konsep mahluk
sosial dimotivasi kebutuhan sosial, hubungan timbal balik lebih responsif terhadap
dorongan kerja. Pengawasan manajemen telah menggantikan konsep mahluk
rasional yang dimotivasi oleh kebutuhan-kebutuhan fisik manusia.

Hugo munsterberg ( 1893-1916)


Hugo munsterberg bapak psikologi industri. Sumbanganya yang terpenting
adalah berupa permanfaatan psikologi dalam mewujudkan tujuan-tujuan
prodiktifitas sama seperti dengan teori-teori tujuan manajemen lainnya. Bukunya
“ psychology and industrial efisieensy”, ia memberikan tiga cara untuk
meningkatkan produktifitas
1. Menepatkan seorang pekerja terbaik yang paling sesuai dengan bidang
pekerjaan yang akan dikerjakannya.

53
2. Menciptakan tata kerja yang terbaik yang memenuhi syarat-syarat
psikologi untuk memaksimalkan prodiktifitas.
3. Menggunakan pengaruh psikologis agar memperoleh dampak yang paling
tepat dalam mendorong karyawan.

Aliran Analisis Sistem.

Aliran ini memfokuskan pemikiran pada masalah yang berhubungan


dengan bidang lain untuk mengembangkan teorinya. Menurut aliran ini,
memotivasi pegawai akan dilihat hubungannya dengan kesejahteraan, pengajian,
jam kerja, jaminan hari tua, dan faktor lainnya.
Aliran analisis sistem ini fokus terhadap pemikiran pada permasalahn yang
berkaitan dengan bidang lainnya. Dialam pengembangan dengan teorinya.
Semisal sebagaian kepegawaian mengatakan keberhasilah dibagai motivasi
pekerja bisa meningkatkan organisasi. Memotivasi pekerja akan berhubungan
dengan kesejahteraan , jam kerja, penggajian, jaminan di hari tua serta faktor
laiinya.
Analisis sitem merupakan penguraian atas suatu sitem informasi yang
lengkap ke dalam bagian bagian komponen yang bermaksud untuk
menidentifikasi serta mengevaluasi masalah, keselamatan, hambatan serta
kebutuhan yang mentingnya biasa diusulkan adanya kebaikan. Pada teori
manajemen ini mengemukakan suatu proses dalam mengumpulkan serta
meninterprestasikan kenyataan yang ada, mendiagnosa segala persoalan serta
menggunakan keduannya untuk memperbaiaki sistem.

Aliran manajemen berdasarkan hasil.


Aliran manajemen berdasarkan hasil diperkenalkan pertama kali oleh peter
drucker pada awal tahun 1950an. Aliran ini memfokuskan pemikiran pada hasil-
hasil yang dicapai,bukan pada interaksi kegiatan karyawan. Aliran ini pertama
kali dikenalkan oleh peater druckrter disekitsar tahun 1950 an, aliran manajemen
ini fokus pada pemikiran hasil hasil yang diperoleh, bukan kapada interaksi atas

54
aktifitas karyawan. Teori manajemen berdasarkan hasil memiliki tujuan untuk
meraih hasil yang optimal berdasarkan pada perjanjian yang terukur dan jelas
terbuat dimuka , manajemen menetapkan priorotas dan tujuan menentukan dan
membuat sumber daya yang diperlukan tersedia
Di dalam aliran ini berdasarkan hasil, terdiri atas langkah lanngkah seperti
berikut ini :
1. Penetapan target dan tujuan manajemen jangka panjang
2. Menerjemahkan tujuan organisasi dengan tujuan difinisi derta individu
3. Hasil perjanjian organisasinya mengenai tujuan.
4. Implementasi, dan pelaporan manajemen
5. Penilaian prodik kontrol dan penyesuaian

Aliran manajemen mutu


Memfokuskan pemikiran pada usaha-usaha untuk kepuasa pelanggan.
Oleh karna itu, fokus utama adalah manajemen mtu mengatakan apakah barang
atau jasa yang dihasilkan bermutu atau tidak.
Teori aliran manajemen mutu fokus terhadap pemikiran atas usaha usaha
dalam meraih kepuasan konsumen jadi fokus utama manajemen mutu adalah
PELANGAN sebagai pihak yang bisa menyebutkan apakah produk yang
dihasilkan bermutu atau tidak bermutu. Manajemen bermutu merupakan aspek
dari semua fungsi manajemen yang melaksanakan kebijakan mutu dan juga
merupakan kepada usaha merupakan filsafat budaya , organisasi yang lebih
menekankan kepada usaha menciptakan mutu yang konsiten melalui tiap tiap
aspek ke dalam kegiatan.
Manajemen mutu sangat membutuhkan figur kepemimpinan yang bisa
memotivasi karyawan supaya bisa memberikan usaha ynag dapat kontribusi yang
maksimal kepada organisasi. Hal ini bisa dijalankan dengan memahni dan
menjiwai bahwa mutu produk yang dihasilkan bukan hanya tanggung jawab
pimpinan semata melainkan tanggung jawab semua anggota standar mutu yang
diinginkan membutuhkan kesepakatan serta partisipasi penuh dari semua anggota

55
organisasi, sedangkan manajemen mutu tanggung jawabnya pada puncak
pimpinan.

Perkembangan Teori Manajemen


Ketiga aliran manajemen yang telah diuraikan diatas ternyata sampai
sekarang berkembang terus menerus. Aliran hubungan manusiawi dan ilmu
manajemen memberikan pendekatan yang penting dalam meneliti. Menganalisis
dan memecahkan masalah-masalah manajemen demiakian pula aliran kelasik
yang telah berkembang kearah pemanfaatan hasil-hasil penelitian dari aliran lain
dan terus tumbuh menjadi pendekatan baru yang disebut pendekatan sistem dan
kontingensi.
Aliran klasik dikenal dengan pendekatan proses dan manajemen operasi.
Dengan terjadinya proses perkembangan yang saling berkaitan dianatara berbaga
aliran ini. Maka kemudian sudah sulit untuk terlalu membedakan dan memisahkan
aliran – aliran. Proses perkembangan teori manajemen terus berkembang hingga
saat ini yang dilihat dari 5lima sisi yaitu;
 Dominan
Yaitu aliran yang muncul karena adanya aliran lain. Pengkajian dari
masing-masing aliran masih dirasakan bermanfaat bagi pengembangan teori
manajemen
 Diferjensi
Yaitu diamana ketiga aliran masing-masing berkembang secara sendiri-
sendiri tanpa memanfaatkan pndangan aliran-aliran lainnya.
 Konvergensi
Aliran yang menampilkan dalam suatu bentuk yang sama sehingga bantas
antara aliran menjadi kabur. Perkembangan seperti inilah yang telah terjadi
sekalipun bentuk pengembangannya tidak seimbang karena masih terlihat
bentuk dominan dari satu nazhak terhadap orang lain
 Sintesis

56
Berupa pengembangan menyeluruh yang bersifat integrasi dari aliran –
aliran seperti yang kemudian tampil dalam pendekatan sistem dan kontigensi.
 Ploriverasi
Merupakan bentuk perkembangan menyeluruh teori manajemen dengan
muncuknya teori-teori manajemen baru yang memanfaatkan perhatian kepada
seluruh masyarakat dalam satu masalah manajemen tertentu.

Seperti kita ketahui hingga saat organsasi bisnis merupakan menciptaan


pengetahuan dn menjadi simber inovasi yang penting bagi manajemen. Hal ini
dapat dilihat bagaimana perusahaan- perusahaan jepang dan prusahaan-pruhaan
lainnya dibelahan dunia akan berkembang dari pengalaman karena para keahlian
manager dan perusahaan secara keseluruhan hasil dari pengalaman secara
keseluruhan menciptakan pengetahuan baru, sietem produk dan service.
Adanya inovasi yang terus menerus sebnarnya merupakan inisiatif dari
individual dan interaksi dalam kelompok sehingga peubahan terjadi secara terrus
menerus dari hasil pengalaman, penyatuan, diskusi, dialog yang menciptakan
pengetahuan baru seperti yang dikatakan dalam buku yang dikutip dari
Derlanudin (halaman.10,1996) bahwa pengembangan kerangka kerja teori
khususnya teori manajemen “ pengembangan kerangka kerja teori, dengan
menjelaskan pada dua dimensi, epistemological dan ortologicar mengenai kreasi
pengetahuan organisasional. Dimensi epistemological yang digambarkan pda
garis vertical yang mana gambar tersebut termasuk konversi pengetahuan tacit dan
pengetahuan eksplisit. Sedangkan pada teori dimensi ortologi yang mewakili garis
horizontal, diaman pengetahuan tersebut dapat diciptakan melalui individu-
individu yang kemudain akanditransformasikan pada pengetahuan tingkat
kelompok, organisasi dan antar organisasi dan berinteraksi secara terus menerus”.
Adanya seiring dengan berkembangnya ilmu pengetahuan, sekaligus
menjadi awal dari p-erkembangan dunia industri menyebabkan ilmu tentang
manjemen juga mengalami perkembangan. Dalam perkembangannya ilmu
manajemen memiliki tiga jenis aliran pemikiran yaitu aliran klasik ( manajemen
ilmiah dan teori organisasi klasik ), aliran hubungan manusiawi ( neoklasik ),

57
aliran manjemen modern ( prilaku organisasi dan kuantitatif ). Selain jenis jenis
aliran pemikrian pada bab ini sudah dijelaskan dua pendekatan yang digankan
untuk menintraksikan tiga jenis aliran yang ada yaitu pendekatan sistem dan
pendekatan kontigen.

TEORI PRILAKU KESEHATAN

Teori Lawrence Green

Teori Green menjelaskan analisisnya perilaku manusia dari tingkat


kesehatan, yang dipengaruhi oleh faktor perilaku dan faktor di luar perilaku.
Perilaku ini terbentuk dari tiga faktor:
 Faktor-faktor predisposisi (predisposing factors), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan nilai-nilai, dsb.
 Faktor-faktor pendukung (enabling factors), yang terwujud dalam
lingkungan fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau
sarana-sarana kesehatan.
 Faktor-faktor pendorong (reinforcing factors) yang terwujud dalam sikap
dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Model ini dapat dirumuskan sebagai berikut:

B = f (PF, EF, RF)


Contoh : seseorang yang tidak mau mengimunisasikan anaknya di posyandu dapat
disebabkan karena orang tersebut tidak atau belum mengetahui mnafaat imunisasi
bagi anaknya (predisposing factors). Atau barangkali juga karena rumahnya jauh
dari posyandu atau puskesmas tempat mengimunisasikan anaknya (enabling
factors). Sebab lain, mungkin karena para petugas kesehatan atau tokoh
masyarakat lain disekitarnya tidak pernah mengimunisasikan anaknya
(reinforcing factors).

Teori Skinner

58
Berdasarkan batasan perilaku dari Skinner, perilaku kesehatan adalah
suatu respons seseorang (organisme terhadap stimulus atau objek) yang berkaitan
dengan sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan, dan minuman,
serta lingkungan. Dari batasan ini, perilaku kesehatan dapat diklasifikasikan
menjadi 3 kelompok:
1. Perilaku pemeliharaan kesehatan (Helath maintanance)
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau
menjaga kesehatan agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana
sakit. Perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri dari tiga aspek, yaitu:
 Perilaku pencegahan penyakit, dan penyembuhan penyakit bila sakit, serta
pemulihan kesehatan bilamana telah sembuh dari penyakitnya.
 Perilaku peningkatan kesehatan, apabila seseorang dalam keadaan sehat.
Kessehatan itu sangat dinamis dan relatif, maka dari itu orang yang sehat
pun perlu diupayakan agar mencapai tingkat kesehatan yang seoptimal
mungkin.
 Perilaku gizi (makanan) dan minuman. Makanan dan minuman dapat
memelihara serta meningkatkan kesehatan seseorang, tetapi sebaliknya
makanan dan minuman dapat menjadi penyebab menurunnya kesehatan
seseorang, bahkan dapat mendatangkan penyakit. Hal ini sangat
tergantung pada perilaku orang terhadap makanan dan minuman tersebut.
2. Perilaku pencarian dan penggunaan sistem atau fasilitas pelayanan kesehatan,
atau sering disebut perilaku pencarian pengobatan (health seeking behavior)
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat
menderita penyakit dan atau kecelakaan. Tindakan atau perilaku ini dimulai
dari mengobati sendiri sampai mencari pengobatan ke luar negeri.
3. Perilaku kesehatan lingkungan
Bagaimana seseorang merespons lingkungan, baik lingkungan fisik maupun
sosial
 
Teori Snehandu B. Kar

59
mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik-tolak bahwa perilaku
itu merupakan fungsi dari:
a) Niat seseorang untuk bertindak sehubungan dengan kesehatan atau
perawatan kesehatannya (behavior intention)
b)   Dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya (social-support)
c)  Ada atau tidak adanya informasi tentang kesehatan atau fasilitas kesehatan
(accessebility of information)
d)  Otonomi pribadi, yang bersangkutan dalam hal ini mengambil tindakan
atau keputusan (personal autonomy)
e) Situasi yang memungkinkan untuik bertindak atau tidak bertindak (action
  

situation)
Uraian dia atas dapat dirumuskan sebagai berikut:
B = f(BI, SS, AL, PA, AS)
Contoh : Seorang ibu yang tidak mau ikut KB (behavior intention), atau
barangkali juga karena tidak ada dukungan dari masyarakat sekitarnya (social
support). Mungkin juga karena kurang atau tidak memperoleh informasi yang
kuat tentang KB (accessebility of information), atau mungkin ia tidak mempunyai
kebebasan untuk menentukan, misalnya harus tunduk kepada suaminya,
mertuanya atau orang lain yang ia segani (personal autonomy). Faktor lain yang
mungkin menyebabkan ibu ini tidak ikut KB adalah karena situasi dan kondisi
yang tidak memungkinkan, misalnya alasan kesehatan (action situation).

Teori Becker

Menurut Becker, perilaku kesehatan diklasifikasikan, antara lain :


Perilaku hidup sehat
Adalah perilaku-perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan
seseorang untuk mempertahankan dan meningkatkan kesehatannya atau pola/gaya
hidup sehat. Perilaku ini mencakup antara lain :
 Makan dengan menu seimbang. Menu seimbang disini dalam arti kualitas
(mengandung zat-zat gizi yang diperlukan tubuh), dan kuantitas dalam arti

60
jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga
tidak lebih).
 Olahraga teratur, juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti
frekuensi dan waktu yang digunakan untuk olahraga atau aktivitas fisik selain
olahraga.
 Tidak merokok. Merokok adalah kebiasaan jelek yang mengakibatkan
berbagai macam penyakit.
 Tidak minum-minuman keras  dan narkoba. Kebiasaan minum miras dan
mengonsumsi narkoba juga cenderung meningkat.
 Istirahat yang cukup. Dengan meningkatnya kebutuhan hidup akibat tuntutan
untuk penyesuaian dengan lingkungan modern, mengharuskan orang untuk
bekerja keras dan berlebihan, sehingga waktu istirahat berkurang. Hal ini juga
dapat membahayakan kesehatan.
 Mengendalikan stress. Stress tidak dapat kita hindari, yang penting dijaga
agar stress tidak menyebabkan gangguan kesehatan, kita harus dapat
mengendalikan atau mengelola stress dengan kegiatan-kegiatan yang positif.
 Perilaku atau gaya hidup lain yang positif bagi kesehatan. Misalnya : tidak
berganti-ganti pasangan dalam hubungan seks, penyesuaian diri kita dengan
lingkungan, dll.

Perilaku sakit
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan
penyakit, persepsinya terhadap sakit, pengetahuan tentang; penyebab gejala
penyakit, pengobatan penyakit,

Perilaku peran sakit


Perilaku ini meliputi:
1. Tindakan untuk memperoleh kesembuhan.
2. Mengenal/mengetahui fasilitas atau sarana pelayanan/penyembuhan
penyakit yang layak.

61
3. Mengetahui hak (misalnya: hak memperoleh perawatan. Memperoleh
pelayanan kesehatan) dan kewajiban orang sakit (memberitahukan
penyakitnya kepada orang lain terutama kepada dokter/petugas kesehatan

Teori WHO
Tim kerja dari WHO menganilisis bahwa yang menyebabkan seseorang itu
berperilaku tertentu adalah karena adanya 4 alasan pokok:
 Pemahaman dan pertimbangan (thoughts and feeling), diantaranya adalah dalam
bentuk pengetahuan, persepsi, sikap, kepercayaan-kepercayaan dan penilaian-
penilaian seseorang terhadap objek.
Pengetahuan
Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain.
Kepercayaan
Kepercayaan sering diperoleh dari orang tua, kakek atau nenek. Seseorang
menerima kepercayaan itu berdasarkan keyakinan dan atanpa adanya
pembuktian terlebih dahulu.
Sikap
Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain yang paling dekat.

Orang penting sebagai referensi (personal reference)


Perilaku orang, lebih-lebih perilaku anak kecil lebih banyak dipengaruhi
oleh orang-orang yang dianggap penting. Apabila seseorang itu dipercaya, amaka
apa yang ia katakan atau perbuatan cenderung untuk dicontoh.

Sumber-sumber daya (resources)


Sumber daya disini mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga, dsb. Semua
itu berpengaruh terhadap perilaku seseorang atau kelompok masyarakat. Pengaruh
sumber daya terhadap perilaku dapat bersifat positif maupun negatif.

62
Kebudayaan (culture),
kebiasaan, nilai-nilai, tradisi-tradisi, sumber-sumber di dalam suatu
masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup yang pada umumnya disebut
kebudayaan. Kebud

ayaan ini terrbentuk dalam waktu yang lama sebagai akibat dari kehidupan
suatu masyarakat bersama. Teori WHO ini dapat diilustrasikan sebagai berikut: B
= f(TF, PR, R , C) Contoh: seseorang yang tdak mau membuat jamban keluarga,
atau tidak mau buang air besar dijamban, mungkin karena ia mempunyai
pemikiran dan perasaan yang tidak enak kalau buang air besar dijamban (thought
and feeling). Atau barangkali karena tokoh idolanya juga tidak membuat jamban
keluarga sehingga tidak ada orang yang menjadi referensinya (personal
reference). Faktor lain juga, mungkin karena langkanya sumber-sumber yang
diperlukan atau tidak mempunyai biaya untuk membuat jamban keluarga
(resources). Faktor lain lagi mungkin karena kebudayaan (culture), bahwa jamban
keluarga belum merupakan budaya masyarakat.

Theory of Reasoned Action (TRA) / Teori Tindakan Beralasan


Diperkenalkan Oleh Fishbein dan Ajzen tahun 1967. Teori ini
menghubungkan antara keyakinan (beliefs), sikap (attitude), kehendak (intention)
dan perilaku. Kehendak merupakan prediktor terbaik perilaku, artinya, jika ingin
mengetahui apa yang akan dilakukan seseorang, cara terbaik adalah mengetahui
kehendak orang tersebut. Namun, seseorang dapat membuat pertimbangan
berdasarkan alasan-alasan yang sama sekali berbeda (tidak selalu berdasarkan
kehendak). Konsep penting dalam teori ini adalah fokus perhatian (salience), yaitu
mempertimbangkan sesuatu yang dianggap penting.Kehendak (intensi) ditentukan
oleh sikap dan norma subjektif. Komponen sikap merupakan hasil pertimbangan
untung-rugi dari perilaku tersebut (outcome of the behavior), dan pentingnya
konsekuensi-konsekuensi bagi individu (evaluation regarding the outcome). Di
lain pihak, komponen norma subjektif atau sosial mengacu pada keyakinan

63
seseorang terhadap bagaimana dan apa yang dipikirkan orang-orang yang
dianggap penting dan motivasi seseorang untuk mengikuti pikiran tersebut.
Contohnya, orang tua memiliki harapan tentang keikutsertaan pada program
imunisasi bagi anak-anaknya. Mereka percaya imunisasi dapat melindungi
serangan penyakit (keuntungan), tetapi juga menyebabkan rasa sakit atau tidak
enak badan (kerugian). Orang tua akan mempertimbangkan mana yang paling
penting, perlindungan kesehatan atau tangisan anak, atau mungkin panas. Jika
orang yang dianggap penting (kelompok referensi) setuju (atau sebatas
menasihati) dan orang tua ingin mengikuti petunjuk tersebut, terdapat
kecenderungan positif untuk berperilaku. Pertanyaannya, atas dasar apa seseorang
mempunyai keyakinan dan mengevaluasi perilaku dan norma sosial? Respons
terhadap pertanyaan itu harus mencakup peran variabel eksternal, seperti variabel
demografi, jenis kelamin, dan usia yang tidak muncul dalam teori ini. Menurut
Fisgbein dan Middlestadt (1989) dalam Smet (1994), variabel ini bukannya tidak
penting, tetapi efeknya pada intensi dianggap diperantai sikap, norma subjektif
dan berat relatif dari komponen-komponen ini.
Theory of reasoned action (TRA) merupakan model untuk meramalkan
perilaku preventif dan telah digunakan dalam berbagai jenis perilaku sehat yang
berlainan, seperti pengaturan penggunaan substansi tertentu (merokok, alkohol
dan narkotik), perilaku makan dan pengaturan makan, pencegahan AIDS dan
penggunaan kondom, perilaku merokok, penggunaan alkohol, penggunaan alat
kontrasepsi, latihan kebugaran (fitness) dan praktik olahraga. Norma subjektif
menjadi perhatian penelitian (mengenai) dukungan sosial dan analisis jaringan
sosial. TRA juga banyak digunakan untuk memenuhi persyaratan tindakan
keselamatan dan kesehatan kerja (K3), seperti tindakan keselamatan dalam
pertambangan batubara, absenteeism karyawan dan perilaku konsumen.

Teori ABC
Menurut teori ini perilau manusia merupakan sutu proses sekaligus hasil
interaksi antara: Antecedent Behavior Consequences
a) Antecedent : trigger, bisa alamiah ataupun man made

64
b) Behavior : reaksi terhadap antecedent
c) Consequences : bisa positif( menerima), atau negatif ( menolak )
Contoh: Penyuluhan di Posyandu tentang bagaimana agar anak mau makan
banyak, salah satunya dengan membuat tampilan makanan menarik (A),Ibu
membuat tampilan makanan semenarik mungkin (B), Anak mau makan banyak (C
)

Teori “REATION ACTION”


Teori ini menekankan pentingnya “intention”/niat sebagai faktor penentu
perilaku, Niat itu sendiri ditentukan oleh :
a) Sikap
b)   Norma subjektif
c) Pengendalian perilaku
Contoh: Seorang ibu yang mau mengimunisasikan anaknya didasari niat, dimana
niat itu ditentukan oleh sikap ibu yang setuju dengan imunisasi, keyakinan ibu
akan perilaku yang diambil dan sudah siap bila anaknya panas setelah diimunisasi.

Teori PRECED-PROCEED

Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor predisposing factors, terwujud


dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai Enabling factors,
tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing factors, terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari kelompok referensi dari perilaku
masyarakat. Contoh: Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya
masih BAB di sungai karena :
a) Ia tahu BAB di jamban lebih sehat( Pf)
b)   Ia punya bahan bangunan untuk memebangun WC( Ef )
c) Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap kelurga mempunyai WC (Rf)

Teori BEHAVIOR INTENTION


Menurut teori ini, perilaku kesehatan merupakan fungsi dari :

65
a) Behavior intention
b) Social support
c) Accessibility to information
d) Personal autonomy
e) Action situation

Contoh : Seorang ibu melahirkan di dukun yang belum mengikuti pelatihan


asuhan persalinan normal, bukan di tenaga medis terlatih, mungkin dikarenakan  :
a) Tidak ada niat melahirkan di bidan(BI)
b) Tidak ada tetangganya yang melahirkan di bidan(SC)
c) Tidak mendapat informasi persalinan yang sehat(AI)
d) Tidak bebas menentukan, takut mertua(PA)
e) Kondisi jauh dari puskemas(AS)

Teori  “THOUGHT AND FEELING”


Menurut teori ini perilaku kesehatan seseorang ditentukan oleh :
a) Thoughts and feeling
b) Personal reference
c) Resources
d) Culture

Contoh : Seorang ibu habis melahirkan tidak mau menyusui anaknya,


karena dia punya keyakinan kalau payudaranya akan hilang keindahannya bila
menyusui (TF), atau karena artis yang diidolakannya tidak menyusui sehingga dia
mengikuti (PR), atau karena harus bekerja, tidak ada waktu untuk menyusui (R),
atau karena kebudayaan di daerah ibu tersebut lebih keren kalau memberi susu
formula daripada ASI, makin mahal harga susu maka status sosial makin naik (C).
Perilaku manusia itu di dorong olah motif tertentu sehinggga manusia itu
berperilak. Dalam hal ini ada beberapa teori, di antara teori-teori tersebut dapat di
kemukakan :

66
1. Teori Insting
Teori ini di kemukakan oleh Mc Dougall sebagai pelopor dari psikologi sosial,
yang menerbitkan buku psikologi sosial yang pertama kali dan mulai saat itu
psikologi soosial menjadi pembicaraan yang cukup menarik ( lih. Baron dan
Byme, 1984, Cinder, 1983). Menurut Mc Dougall perilaku itu di sebabkan karena
Insting dan Mc Dougall mengajukan suatau daftar Insting. Insting merupakan
prilaku yang innate, perilaku yang bawaan dan insting akan mengalami perubahan
karena pengalaman, pendapat Mc dougall ini mendapart tanggapan yang cukup
tajam dari F. Allvort yang merrbitkan buku sikologis sosial pada yahun 1924,
yang berpendapat bahwa perilaku manusia disebabkan banyak faktor karena
termasuk orang-orang yang ada disekitarnya dengan perilakunya( Iih,baron dan
byme 1984)

2. Teori dorongan(drive theory)


Teori ini bertititk tolak pada pandangan bahwa organisme itu mempunyai
dorongan-dorongan atau drive tertentu dorongan-dorongan ini berkaitan dengan
kebutuhan-kebutuhan organisme yang mendorong organisme berperilaku. Bila
organisme ini mempunyai kebutuhan, dan organisme ingin memenuhi
kebutuhnnya, maka akan terjadi penguranan atau reduksi dari dororngan-
dorongan tersebut, karena teori ini menurut ( Iih, cilder,1983 herdenhahn 1976)
juga disebut teori drive reduction

3. Teori insentif( incentife theroy)


Teori ini bertitik tolak pada pendapat bahwa prilaku organisme itu
disebabakan adanya insentif. Dengan insentif mendorong organisme berbuat atau
berperilaku. Insentif atau disebut sebagai renforcenment ada yang positif dan ada
yang negatif reinfoncement yang positif adalah yang berkaitan dengan hukuman.
Reinforcement yang positif akan mendorong organisme dalam berbuat, sedangkan
reforincomemnt yang negatif akan dapat menghambat organisme dan berperilaku.
Ini berarti bahwa perialku timbul dengan adanya insentif atau reinforcement.
Perilaku ini dikupas secara tajam dalam psikologi derjajat.

67
4. Teori atribusi
Teori ini ingin menjelaskan sebab-sebab perilaku orang. Apakah perialku ini
disebabkan oleh disposisi internal( misal motif, sikap dsb).
Ataukah oleh keadaan eksternal. Teori ini dikemukakann oleh fritz helder (Iih
baron dan byme, 1984) dan teori ni manusi dapat atribusi internal, tetapi juga
dapat dapat atribusi ekternal menegnai hal ini lebih lanjut akan dibicarakan dalam
psokologis sosiala

5. Teori kognitif
Apabila sesorang memilih perilaku mana yang meski dilakukan, maka pada
umumnya yang bersangkutan ini disebut sebagai model subjektif ex pected utity
(SEU) (Iih, dishbein dan ajzen,1975) dengan kemampuan memlilih ini berarti
faktor berpikir berperan dalam menentukan peran dengan kemapuan berpikir
seorang akan dapat melihat apa yang terjadi sebagai bahan penimbangnya
disamping melihat apa yang dihadapi pada waktu sekarang dan juga dapat melihat
kedepan apa yang akan terjadi dalam seorang bertindak dalam model seu
kepentingan pribadi yang menonjol. Tetapi dalam seorang berprilaku kadang-
kadang kepentingn pribadi dapat disingkirkan

Menurut penelitian roger (1974) seperti dikutuf notoadmojo (2003)


mengungkapkan bahwa sebelum orang mengadopsi perilaku baru dalam diri
orang tersebut terjadi proses berurutan yakni:

1. Kesadaran ( awareness)
Dimana orang dapat menyadari dalam arti mengetahui terlebih dahulu
terhadap stimulus(objek)

2. Tertarik ( interst)
Dimana orang mulai tertarik pada stimulus

68
3. Evaluasi (evalution)
Menimbang-menimbang terhadap baik dan tidaknya stimuslus bagi
dirinya. Hal ini berarti siakp responden sudah lebih baik lagi

4. Mencoba (trial)
Dimana orang telah mencoba perilaku baru.

5. Menerima (adoption)
Dimana subjek telah berprilaku baru sesuai dengan pengetahuan,
kesadaran dan sikapnya terhadapt stimulus.

TEORI PRILAKU MENURUT PARA AHLI

Teori Lawrence Green (1980)


Green mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dari tingkat
kesehatan. Bahwakesehatan seseorang dipengaruhi oleh 2 faktor pokok, yaitu
faktor perilaku (behavior causes) dan faktor diluar perilaku (non behavior
causes).
Faktor perilaku ditentukan atau dibentuk oleh :
1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yang terwujud dalam
pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai dan sebagainya.
2. Faktor pendukung (enabling factor), yang terwujud dalam lingkungan
fisik, tersedia atau tidak tersedianya fasilitas-fasilitas atau sarana-sarana
kesehatan, misalnya puskesmas, obat-obatan, alat-alat steril dan
sebagainya.Faktor pendorong (reinforcing factor), yang terwujud dalam
sikap dan perilaku petugas kesehatan atau petugas lain, yang merupakan
kelompok referensi dari perilaku masyarakat.
Menurut teori green bahwa faktor perilaku dibutuhkan oleh 3 faktor :
1. Faktor predisposisi (predisposing factor), yaitu faktor yang mempermudah
atau mempredisposos terjadinya perilaku seseorang, antara lain:

69
pengetahuan, sikap, keyakinan, kepercayaan, nilai-nilai, tradisi, dan
sebagainy.
Contogh: Seorang ibu mau membawah anakya ke posyandu untuk
dilakukan penimbangan agar mengetahui pertumbuhannya. Tanpa adanya
pengetahuan, ibu tersebut mungkin tidak akan membawah anaknya ke
posyandu.
2. Faktor pemungkin (enabling factor), yaitu faktor yang memungkinkan atau
yang menfasilitasi perilaku atau tindakan, antara lain: prasarana, sarana,
ketersediaan SDM.
Contoh konkritnya ketersediaan puskesmas, ketersediaan tong sampah,
adanya tempat olah raga, dan sebagai berikut.
Untuk contoh faktor enabling, silahkan mahasiswa membuat contoh di
dalam kolom komentar.
3. Faktor penguat (reinforcing factor), yaitu faktor yang mendorong atau
memperkuat terjadinya perilaku, antara lain: sikap petugas kesehatan,
sikap tokoh masyarakat, dukungan suami, dukungan keuaraga, tokoh adat,
dan sebagainya.
Untuk contoh factor reinforcing, silahkan mahasiswa membuat contoh di
dalam kolom komentar.
Tidak mudah kita melakukan promosi kesehatan kepada policy maker,
kepada lintas program atau lintas sektoral begitu juga kepada masyarakat.
Bagaimana melakkan promosi kesehatan kepada setiap level masyarakat
perlu melakukan strategi.

Teori Precep-Proceed (Lawrence Green: 1991)

Perilaku kesehatan ditentukan oleh faktor:


Predisposing faktor, terwujud dalam pengetahuan, sikap, kepercayaan, keyakinan,
nilai Enabling factors, tersedianya atau tidak tersedianya fasilitas Reinforcing
factors, terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau dari keloompok
referensi dari perilaku masyarakat.

70
Contioh :
Seorang bapak mau membangun WC yang sebelumnya masih BAB di sungai
karena:
1. Ia tahu BAB jembatan lebih sehat (PF)
2. Ia punya bahan bangunan untuk membangun WC (EF)
3. Ada surat edaran dari Pak Lurah agar setiap keluarga mempuanya WC
(RF)
Secara matematis : B = F (PF, EF, RF)

Teori Snehandu B. Kar (1983)


Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan bertitik tolak bahwa perilaku
merupakan fungsi dari :
1. Behavior intention, yaitu niat seseorang untuk bertindak sehubungan
dengan kesehatan atau perawatan kesehatannya.
2.  Social support, yaitu dukungan sosial dari masyarakat sekitarnya.
3. Accesebility of information, yaitu ada atau tidak adanya informasi tentang
kesehatan atau fasilitas kesehatan.
4. Personal autonomy, otonomi pribadi orang yang bersangkutan dalam hal
mengambil tindakan atau keputusan. Action situation, situasi yang
memungkinkan untuk bertindak.

Teori Perubahan Perilaku Kesehatan


Teori perubahan perilaku kesehatan ini sangat penting, dalam promosi
kesehatan yang bertujuan “behaviorisme “ perubahan perilaku ini diarahkan untuk
1. Mengubah perilaku negatif (tidak sehat) menjadi perilaku positif (sesuai
dengan nilai nilai kesehatan.
2. Pembentukan atau pengembangan perilaku sehat
3. Memelihara perilaku yang sudah positif

Teori WHO (1984)

71
WHO menganalisis bahwa yang menyebabkan seseorang berperilaku
tertentu adalah
1. Pemikiran dan perasaan (thougts and feeling), yaitu dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, sikap, kepercayaan dan penilaian seseorang terhadap objek (objek
kesehatan).
 Pengetahuan diperoleh dari pengalaman sendiri atau pengalaman orang
lain.
 Kepercayaan sering atau diperoleh dari orang tua, kakek, atau nenek.
Seseorang menerima kepercayaan berdasarkan keyakinan dan tanpa
adanya pembuktian terlebih dahulu.
 Sikap menggambarkan suka atau tidak suka seseorang terhadap objek.
Sikap sering diperoleh dari pengalaman sendiri atau orang lain yang paling
dekat. Sikap membuat seseorang mendekati atau menjauhi orang lain atau
objek lain. Sikap positif terhadap tindakan-tindakan kesehatan tidak selalu
terwujud didalam suatu tindakan tergantung pada situasi saat itu, sikap
akan diikuti oleh tindakan mengacu kepada pengalaman orang lain, sikap
diikuti atau tidak diikutioleh suatu tindakan berdasar pada banyak atau
sedikitnya pengalaman seseorang.
2. Tokoh penting sebagai panutan. Apabila seseorang itu penting untuknya,
maka apa yang ia katakan atau perbuat cenderung untuk dicontoh.
3. Sumber-sumber daya (resources), mencakup fasilitas, uang, waktu, tenaga
dan sebagainya.
4. Perilaku normal, kebiasaan, nilai-nilai dan penggunaan sumber-sumber
didalam suatu masyarakat akan menghasilkan suatu pola hidup (way of life)
yang pada umumnya disebut kebudayaan. Kebudayaan ini terbentuk dalam
waktu yang lama dan selalu berubah, baik lambat ataupun cepat sesuai
dengan peradapan umat manusia (Notoatmodjo, 2003).

Strategi perubahan prilaku menurut WHO :


1. Menggunakan kekuatan (nforcemen)
2. Menggunakan kekuatan peraturan atau hukum (regulation)

72
3. Pendidikan (education)
Bentuk perubahan perilaku menurut WHO:
1. Natural Change , sebagian perubahan perilaku manusia karena kejadian alamiah
2. Planned change , perubahan perilaku karena mrmang direncanakan sendiri
3. Redinnes to change, kesediaan untuk merubah terhadap hal hal baru

Teori Kurt Lewin


Menurut kurt lewin , perilaku manusia adalah suatu keadaan yang
seimbang anatara driping forces (kekuatan kekuatan pendorong) dan restrining for
cas(kekuatan kekuatan penahan). Perilaku dapat berubah apabila terjadi ketidak
seimbangan antara kedua kekuatan tersebut. Ada 3 kemungkinan akan terjadi
perubahan perilaku :
1. Kekuatan pendorong , kekuatan penahan , dan tetap perilaku baru . contoh :
seseorang yang mempunyai saudara dengan penyakit kista sebelumnya tidak
mau memeriksakan saudaranya karena malu dikira penyakit keturunan , dapat
berubah perilaku untuk memeriksakan saudaranya ke puskesmas karena adanya
penyuluhan dari petugas kesehatan terdekat tentang pentingnya deteksi dinding
kista.
2. Kekuatan penahan, pendorong tetap perilaku baru misalnya pada contoh di
atas , dengan memberi pengertian bahwa kista bukan penyakit keturunan maka
kekuatan penahan akan melemah dan terjadi perubahan perilaku
3. Kekuatan penahan, pendorong perubahan perilaku misalnya pada contoh di atas
dua duanya dilakukan .

TEORI PERUBAHAN PERILAKU

Health Belief Model


Model ini didasarkan atas partisipasi masyarakat pada program deteksi
dini tuberculosis. Health Belief Model didasarkan atas 3 faktor :

73
 Kesiapan Individu untuk merubah perilaku dalam rangka menghindari suatu
penyakit atau memperkecil resiko kesehatan.
 Adanya dorongan dalam lingkungan individu yang membuatnya merubah
perilaku.
 Perilaku itu sendiri.Kesiapan individu dipengaruhi oleh faktor seperti
persepsi tentang kerentanan terhadap penyakit, potensi ancaman , dan
adanya kepercayaan bahwa perubahan perilaku akan memberikan
keuntungan.

TEORI PRILAKU MENYIMPANG

Teori Pergaulan Berbeda

Dalam sosiologi dikenal adanya Teori Differential Association (pergaulan


yang berbeda), yang diciptakan oleh Edwin H. Sutherland.Teori ini berpendapat
bahwa penyimpangan bersumber pada pergaulan yang berbeda. Penyimpangan
dipelajari melalui proses alih budaya. Melalui proses ini, seseorang mempelajari
suatu budaya menyimpang. Contohnya ialah proses mengisap ganja dan perilaku
homoseksual.Selanjutnya menurut Sutherland perilaku menyimpang dapat
ditinjau melalui sejumlah proposisi guna mencari akar permasalahan dan
memahami dinamika perkembangan perilaku. 

 Proposisi tersebut antara lain: 


perilaku remaja merupakan perilaku yang dipelajari secara negatif dan berarti
perilaku tersebut tidak diwarisi (genetik). Jika ada salah satu anggota keluarga
yang berposisi sebagai pemakai maka hal tersebut lebih mungkin disebabkan
karena proses belajar dari obyek model dan bukan hasil genetik. 
 Perilaku menyimpang yang dilakukan remaja dipelajari melalui proses interaksi
dengan orang lain dan proses komunikasi dapat berlangsung secara lisan dan
melalui bahasa isyarat.
 proses mempelajari perilaku biasanya terjadi pada kelompok dengan pergaulan
yang sangat akrab. Dalam keadaan ini biasanya mereka cenderung untuk

74
kelompok di mana ia diterima sepenuhnya dalam kelompok tersebut. Termasuk
dalam hal ini mempelajari norma-norma dalam kelompok. Apabila kelompok
tersebut adalah kelompok negatif niscaya ia harus mengikuti norma yang ada. 
 apabila perilaku menyimpang remaja dapat dipelajari maka yang dipelajari
meliputi: teknik melakukannya, motif atau dorangan serta alasan pembenar
termasuk sikap.
 arah dan motif serta dorongan dipelajari melalui definisi dari peraturan hukum.
Dalam suatu masyarakat terkadang seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang
secara bersamaan memandang hukum sebagai sesuatu yang perlu diperhatikan dan
dipatuhi. Tetapi kadang sebaliknya, seseorang dikelilingi oleh orang-orang yang
memandang bahwa hukum sebagai sesuatu yang memberikan paluang
dilakukannya perilaku menyimpang. 
 Seseorang menjadi delinkuen karena ekses dari pola pikir yang lebih memandang
aturan hukum sebagai pemberi peluang dilakukannya penyimpangan daripada
melihat hukum sebagai sesuatu yang harus diperhatikan dan dipatuhi. 
 diferential association bervariasi dalam hal frekuensi, jangka waktu, prioritas dan
intensitasnya.
 proses mempelajari perilaku menyimpang yang dilakukan remaja menyangkut
seluruh mekanisme yang lazim terjadi dalam proses belajar. Terdapat stimulus-
stimulus seperti: keluarga yang kacau, depresi, dianggap berani oleh teman dan
sebagainya merupakan sejumlah eleman yang memperkuat respon. 
 perilaku menyimpang yang dilakukan remaja merupakan pernyataan akan
kebutuhan dan dianggap sebagai nilai yang umum. 

Teori Labeling

Penyebab penyimpangan yang lain dikemukakan oleh Teori Labeling


(pemberian cap/julukan). Seseorang yang telah melakukan penyimpangan pada
tahap primer (pertama), tetapi oleh masyarakat sudah diberi cap sebagai
penyimpang. Misalnya, penipu, pencuri, wanita nakal, dan orang gila maka si
Pelaku akan terdorong untuk melakukan penyimpangan sekunder (tahap lanjut)

75
dengan alasan ’’kepalang tanggung”. Teori Labeling dipelopori oleh Edwin
M.Lemert. Menurut Howard S. Becker tindakan perilaku menyimpang
sesungguhnya tidak ada. Setiap tindakan sebenarnya bersifat “netral” dan
“relative”. Artinya, makna tindakan itu relatif tergantung pada sudut pandang
orang yang menilainya. Sebuah tindakan disebut perilaku menyimpang karena
orang lain/masytarakat memaknai dan menamainya (labeling) sebagai perilaku
menyimpang. Jika orang/ masyarakat tidak menyebut sebuah tindakan sebagai
perilaku menyimpang, maka perilaku menyimpang itu tidak ada. Penyebutan
sebuah tindakan parilaku menyimpang sangat bergantung pada proses deteksi,
definisi, dan tanggapan  seseorang terhadap sebuah tindakan. Sebagai contoh,
sekolompok masyarakat disebuah desa di filipina melakukan tindakan sabung
ayam sebagian penduduk Filipina tindakan itu ternyata merupakan ritual penting
untuk menghayati kehidupan yang jujur. Jadi, proses deteksi, definisi, dan
tanggapan seseorang terhadap tindakan sabung ayam akan sangat menentukan
penamaan (labeling)  tindakan itu, apakah tindakan itu akan disebut perilaku
menyimpang ataukah kegiatan ritual.Bagi Erving Goffman, perilaku menyimpang
terjadi karena adanya stigma. Adalah penamaan yang sangat negatif kepada
seseorang /kelompok sehingga mampu mengubah secara radikal konsep diri dan
identitas social mereka. Adanya stigma akan membuat seseorang atau sebuah
kelompok negatif dan diabaikan, sehingga mereka disisihkan secara sosial. Lebih
lanjut, menurut Harold Garfinkel ada kalanya masyarakat secara formal
melakukan stigmatisasi melalui tata cara penghinaan (dengan – dation
ceremony) .Stigmatisasi ini menjadi orang sakit secara mental (mental illness).
Akibat selanjutnya, mereka terus menerus melakukan perilaku
menyimpang.Contoh, stigmatisasi yang pada umumnya dilakukan oleh masyrakat
terhadap mantan nara pidana. Masyarakat umumnya menganggap mereka tak bisa
menjadi orang baik – baik. Karena itu, umumnya mereka padahal, demikian
menurut Thomas Szasz, sesungguhnya para nara pidana itu tidak mengalami sakit
mental kalau mereka tidak dikenai stigmatisasi. Sebab, pada dasarnya sakit mental
hanyalah sebuah mitos. Tetapi, stigmatisasi telah membuat mereka percaya pada
mitos itu. Maka, disini berlaku dalil Thomas szasz, yang menyatakan:” situasi

76
yang dianggap nyata akan benar- benar menjadi nyata” (situations defined as real
become real in their consequences).

Teori Merton

Robert K. Merton telah mengemukakan Teori Merton yang menjelaskan


bahwa perilaku penyimpangan itu merupakan bentuk adaptasi terhadap situasi
tertentu. Merton mengidentifikasi lima tipe cara adaptasi. Empat di antaranya
merupakan perilaku menyimpang, yaitu sebagai berikut:

 Komformitas (conformity) adalah perilaku mengikuti tujuan dan cara


yang ditentukan masyarakat untuk mencapai tujuan tersebut (cara
konvensional dan melembaga.
 Inovasi (innovation) adalah perilaku mengikuti tujuan yang ditentukan
masyarakat, tetapi memakai cara yang dilarang oleh masyarakat
(termasuk tindak kriminan.
 Ritualisme (ritualism) adalah perilaku seseorang yang telah
meninggalkan tujuan budaya.Namun, masih tetap berpegang pada
cara-cara yang telah digariskan masyarakat, dalam arti ritual (upacara)
dan perayaan masih diselenggarakan tetapi maknanya telah hilang.
 Pengunduran/pengasingan diri (retreatism): meninggalkan, baik tujuan
konvensional maupun cara pencapaiannya yang konvensional,
sebagaimana dilakukan oleh para pecandu obat bius, pemabuk,
gelandangan, dan orang-orang gagal lainnya.
 Pemberontakan (rebellion):penarikan diri dari tujuan dan cara-cara
konvensional yang disertai dengan upaya untuk melembagakan tujuan
dan cara baru, misalnya para reformator agama.

Teori Fungsi (Katz:1960)

Menurut Emile Durkheim tercapainya kesadaran moral dari semua


anggota masyarakat karena faktor keturunan, perbedaan lingkungan fisik, dan

77
lingkungan sosial. Artinya, kejahatan itu akan selalu ada, sebab orang yang
berwatak jahat pun akan selalu ada. Bahkan, Durkheim berpandangan bahwa
kejahatan itu perlu, agar moralitas dan hukum dapat berkembang secara normal.

Teori ini perilaku mempunyai fungsi yaitu :

1. Instrumental
2. Defence Menchanism
3. Penerima objek dan pemberi arti
4. Nilai ekspresif

perubahan perilaku ini tergantung kebutuhan stimulus yang dapat memberi


perubahan perilaku individu adalah stimulus yang dapat dimengerti dalam konteks
kebutuhan orang tersebut.

Teori Konflik

Teori ini dikembangkan oleh penganut Teori Konflik Karl Marx. Para
penganut teori ini berpandangan bahwa kejahatan terkait erat dengan
perkembangan kapitalisme. Sehingga perilaku menyimpang diciptakan oleh
kelompokkelompok berkuasa dalam masyarakat untuk melindungi kepentingan
mereka sendiri. Pandangan ini juga mengatakan bahwa hukum merupakan
cerminan kepentingan kelas yang berkuasa dan sistem peradilan pidana
mencerminkan nilai dan kepentingan mereka.

Teori Tipologi Adaptasi

Dengan menggunakan teori ini, Robert K. Merton mencoba menjelaskan


penyimpangan melalui struktur sosial. Menurut teori ini, struktur sosial bukan
hanya menghasilkan perilaku yang konformis saja, tetapi juga menghasilkan
perilaku menyimpang. Dalam struktur sosial dijumpai tujuan atau kepentingan, di
mana tujuan tersebut adalah halhal yang pantas dan baik. Selain itu, diatur juga

78
cara untuk meraih tujuan tersebut. Apabila tidak ada kaitan antara tujuan (cita-
cita) yang ditetapkan dengan cara untuk mencapainya, maka akan terjadi
penyimpangan. Dalam hal ini Merton mengemukakan tipologi cara-cara adaptasi
terhadap situasi, yaitu konformitas, inovasi, ritualisme, pengasingan diri, dan
pemberontakan (keempat yang terakhir merupakan perilaku menyimpang).
Perhatikan tabel di bawah ini. Tanda '+' berarti ada penyelarasan, di mana warga
masyarakat menerima nilai-nilai sosiobudaya atau norma-norma yang ada,
sedangkan tanda '-' berarti menolaknya. Adapaun tanda '+/-'menunjuk pada pola-
pola perilaku yang menolak serta menghendaki nilai-nilai dan norma-norma yang
baru.

Keterangan:
 Konformitas ( conformity ) , merupakan cara adaptasi dimana pelaku
mengikuti tujuan dan cara yang ditentukan oleh masyarakat. Misalnya
Gaelan belajar dengan sungguh-sungguh agar nilai ulangannya bagus.
 Inovasi ( inovation ), terjadi apabila seseorang menerima tujuan yang
sesuai dengan nilai-nilai budaya yang diidamkan masyarakat, tetapi
menolak norma dan kaidah yang berlaku. Misalnya untuk memperoleh
nilai UNAS yang baik, Arif tidak belajar, melainkan melalui joki UNAS.
 Ritualisme ( ritualism ), terjadi apabila seseorang menerima cara-cara yang
diperkenankan secara kultural, namun menolak tujuan-tujuan kebudayaan.
Misalnya, walaupun tidak mempunyai keahlian atau keterampilan di
bidang komputer, Mita berusaha untuk mendapatkan ijazah itu agar
diterima kerja di perusahaan asing.
 Pengasingan diri ( retreatism ), timbul apabila seseorang menolak tujuan-
tujuan yang disetujui maupun cara-cara pencapaian tujuan tersebut.
Dengan kata lain, pengasingan diri terjadi apabila nilai-nilai sosial budaya
yang berlaku tidak dapat dicapai melalui cara-cara yang telah ditetapkan.
Misalnya tindakan siswa yang membakar dirinya sendiri karena tidak lulus
Ujian Akhir Nasional.

79
 Pemberontakan ( rebellion ), terjadi apabila seseorang menolak sarana
maupun tujuan yang disahkan oleh kebudayaan dan menggantikannya
dengan yang lain. Misalnya pemberontakan G 30S/PKI yang ingin
mengganti ideologi Pancasila dengan ideologi komunis.   

Teori Anomie

Teori ini dikemukakan oleh Robert. K. Merton dan berorientasi pada


kelas. Konsep anomi sendiri diperkenalkan oleh seorang sosiolog Perancis yaitu
Emile Durkheim (1893), yang mendefinisikan sebagai keadaan tanpa norma
(deregulation) di dalam masyarakat. Keadaan deregulation atau normlessness
tersebut kemudian menimbulkan perilaku deviasi. Oleh Merton konsep ini
selanjutnya diformulasikan untuk menjelaskan keterkaitan antara kelas sosial
dengan kecenderungan adaptasi sikap dan perilaku kelompok. Adanya perbedaan
kelas sosial menimbulkan adanya perbedaan tujuan dan sarana yang dipilih.

Kelompok masyarakat kelas bawah (lower class) misalnya memiliki


kesempatan yang lebih kecil dibandingkan dengan kelompok masyarakat kelas
atas. Keadaan tersebut terjadi karena tidak meratanya kesempatan dan sarana serta
perbedaan struktur kesempatan. Akibatnya menimbulkan frustrasi di kalangan
anggota masyarakat. Dengan demikian ketidakpuasan, frustrasi, konflik, depresi,
dan penyimpangan perilaku muncul sebagai akibat kurangnya atau tidak adanya
kesempatan untuk mencapai tujuan. Berkaitan dengan perilaku menyimpang yang
dilakukan remaja, dapat dikemukakan bahwa teori ini lebih memfokuskan pada
kesalahan atau 'penyakit' dalam struktur sosial sebagai penyebab terjadinya kasus
perilaku menyimpang remaja. Teori ini juga menjelaskan adanya tekanan-tekanan
yang terjadi dalam masyarakat sehingga menyebabkan munculnya perilaku
menyimpang (deviance). 

Teori Kenakalan Remaja oleh Albert K. Cohen

80
Fokus perhatian teori ini terarah pada suatu pemahaman bahwa perilaku
delinkuen (menyimpang) banyak terjadi di kalangan laki-laki kelas bawah yang
kemudian membentuk 'gang'. Perilaku delinkuen merupakan cermin
ketidakpuasan terhadap norma dan nilai kelompok kelas menengah yang
cenderung mendominasi. Karena kondisi sosial ekonomi yang ada dipandang
sebagai kendala dalam upaya mereka untuk mencapai tujuan sesuai dengan
keinginan mereka sehingga menyebabkan kelompok usia muda kelas bawah ini
mengalami 'status frustration'.
Menurut Cohen para remaja umumnya mencari status. Tetapi tidak semua remaja
dapat melakukannya karena adanya perbedaan dalam struktur sosial. Remaja dari
kelas bawah cenderung tidak memiliki materi dan keuntungan simbolis. Selama
mereka berlomba dengan remaja kelas menengah kemudian banyak yang
mengalami kekecewaan. Akibat dari situasi ini anak-anak tersebut banyak yang
membentuk 'gang' dan melakukan perilaku menyimpang yang bersifat 'non
multilitarian, nonmalicious and nonnegativistick'. Cohen melihat bahwa perilaku
delinkuen merupakan bentukan dari subkulktur terpisah dari sistem tata nilai yang
berlaku pada masyarakat luas. Subkultur merupakan sesuatu yang diambil dari
norma budaya yang lebih besar tetapi kemudian dibelokkan secara berbalik dan
berlawanan arah. Perilaku delinkuen selanjutnya dianggap benar oleh sistem tata
nilai sub budaya mereka, sementara perilaku tersebut dianggap keliru oleh norma
budaya yang lebih besar dan berlaku di masyarakat. 

Teori Perbedaan Kesempatan dari Cloward dan Ohlin

Menurut Cloward dan Ohlin terdapat lebih dari satu cara bagi para remaja
untuk mencapai aspirasinya. Pada masyarakat urban yang merupakan wilayah
kelas bawah terdapat berbagai kesempatan yang sah, yang dapat menimbulkan
berbagai kesempatan. Dengan demikian kedudukkan dalam masyarakat
menentukan kemampuan untuk berpartisipasi dalam mencapai sukses baik melalui
kesempatan konvensional maupun kesempatan kriminal. 

81
Teori Netralisasi yang dikembangkan oleh Matza dan Sykes

Menurut teori ini orang yang melakukan perilaku menyimpang disebabkan


adanya kecenderungan untuk merasionalkan norma-norma dan nilai-nilai menurut
persepsi dan kepentingan mereka sendiri. Penyimpangan perilaku dilakukan
dengan cara mengikuti arus pelaku lainnya melalui sebuah proses pembenanan
(netralisasi). Berbagai bentuk netralisasi yang muncul pada orang yang melakukan
perilaku menyimpang.
Pertama, the denial of responsibility, mereka menganggap dirinya sebagai
korban dan tekanan-tekanan sosial, misalnya kurangnya kasih sayang, pergaulan
dan lingkungan yang kurang baik dan sebagainya.
Kedua, the denial of injury, mereka berpandangan bahwa perbuatan yang
dilakukan tidak mengakibatkan kerugian besar di masyarakat.
Ketiga, the denial of victims, mereka biasanya menyebut dirinya sebagai
pahlawan, dan menganggap dirinya sebagai orang yang baik dan berada.
Keempat, condemnation of the condemnesr, mereka beranggapan bahwa
orang yang mengutuk perbuatan mereka adalah orang yang munafik, hipokrit atau
pelaku kejahatan terselubung.
Kelima, appeal to higher loyalitiy, mereka beranggapan bahwa dirinya
terperangkap antara kemauan masyarakat luas dan hukum dengan kepentingan
kelompok kecil atau minoritas darimana mereka berasal atau tergabung misalnya
kelompok gang atau saudara kandung. 

Teori Kontrol

Teori ini beranggapan bahwa individu dalam masyarakat mempunyai


kecenderungan yang sama kemungkinannya yakni tidak melakukan
penyimpangan perilaku (baik) dan berperilaku menyimpang (tidak baik). Baik
tidaknya perilaku individu sangat bergantung pada kondisi masyarakatnya.
Artinya perilaku baik dan tidak baik diciptakan oleh masyarakat sendiri (Hagan,
1987).Seseorang yang terlepas ikatan sosial dengan masyarakatnya akan

82
cenderung berperilaku bebas untuk melakukan penyimpangan. Manakala dalam
masyarakat lembaga kontrol sosial tidak berfungsi secara maksimal maka akan
mengakibatkan melemahnya atau terputusnya ikatan sosial anggota masyarakat
dengan masyarakat secara keseluruhan dan akibatnya anggota masyarakat akan
leluasa untuk melakukan perilaku menyimpang. Menurut Hirsehi (1988) terdapat
4 (empat) unsur dalam ikatan sosial antara lain: 

 attachment.
mengacu pada kemampuan seseorang untuk melibatkan dirinya terhadap
orang lain. Jika attachment sudah terbentuk maka seseorang akan peka
terhadap pikiran, perasaan dan kehendak orang lain. 

 commitment.
mengacu pada keterikatan seseorang pada subsistem konvensional seperti
lembaga, sekolah, pekerjaan, organisasi dan sebagainya. Perhitungan untung
rugi keterlibatan seseorang dalam perilaku menyimpang sangat diperhatikan.
Artinya ketika lembaga atau pekerjaan memberikan manfaat dan keuntungan
bagi seseorang maka kecil kemungkinan untuk melakukan perilaku
menyimpang. 

 involvement.
mengacu pada suatu pemikiran bahwa apabila seseorang disibukkan atau
berperan aktif dalam berbagai kegiatan konvensional atau pekerjaan maka ia
tidak akan sempat berpikir apalagi terlibat dalam perilaku menyimpang. 

 beliefs.
mengacu pada kepercayaan atau keyakinan seseorang pada nilai atau kaidah
kemasyarakatan yang berlaku. Kepercayaan terhadap norma atau aturan yang
ada akan sangat mempengaruhi seseorang bertindak mematuhi atau melawan
peraturan yang ada

Teori biologi,

83
Teori ini mejelaskan bagaimana hubungan antara perilaku menyimpang
dengan keadaan biologis, misalnya cacat tubuh bawaan lahir, tipe tubuh tertentu
seperi endomorph, ectomorph, dan mesomorph. Menurut Lombroso, poara
poelaku kejahatan umumnya memiliki cirri fisik : raut muka murung /sedih,
rahang dan tulang pipi menonjol, daun telinga menonjol keluar, bulu – bulu yang
berlebihan, dan jari – jari yang luar biasa  bisa panjang, sehingga membuat
mereka menyerupai nenek moyang manusia (kera). Namun, menurut Charles
Buckman Goring , ada kelamahan dalam pendapat Lombroso, yaitu hanya
didasarkan pada penelitian dengan sampel yang sangat terbatas. Lebih lanjut,
menurut William Sheldon struktur tubuh berpredeksi  kriminalitas. Ia telah
meneliti ratusan oranh berdasarkan tipe tubuh dan penelusuran sejarah
kriminalitasnya.
Berdasarkan penilitian itu dapat disimpulkan bahwa perilaku menyimpang
umumnya terjadi pada orang yang  berotot dan memiliki tubuh atletis. Kesimpulan
tersebut dikuatkan oleh penelitian Sheldon Glueck dan  Eleanor Glueck. Tetapi
mereka mengingatkan bahwa tubuh yang kekaritu umumnya merupakan akibat
perlakuan/latihan dari orang tua dengan cara yang sangat rendah kerpada orang
lain dan memiliki perilaku agresif. Berbagai penelitian genetis dan sosiobiologi
mutakhir terus mencoba mencari kaitan yang masuk akal antara kondisi biologis
dan kejahatan. Namun, belum ada temuan yang rinci dan meyakinkan, yang
mermbuktikan kaitan antara kondisi biologis dan kejahatan. Hanya, dapat
disimpulkan bahwa faktor – faktor biologis bisa menyebabkan orang melakukan
tindakan kejahatan.

Teori psikologi,

menganggap perilaku menyimpang sebagai penyakit mental. Jadi, orang


yang menyimpang itu karena mengalami penyakit mental atau gangguan
kejiawaan.

Teori sosialisasi

84
menjelaskan bahwa perilaku menyimpang merupakan hasil dari proses
sosialisasi.Proses sosialisasi tidak sempurna, dapat terjadi karena mengalami
inferioritas akibat cacat fisik bawaan lahir atau memperoleh informasi yang tidak
lengkap, misalnya tentang kehidupan seksual.

Teori reaksi masyarakat ( teori labeling atau pemberian cap ) ,

dimana seseorang berperilaku menyimpang karena diberi cap


menyimpang. Pemberian cap menyimpang ini mendorong individu melakukan
serangkaian perbuatan yang merupakan self-fulfilling prophecy ( pembenaran
peramalan diri ) bahwa ia adalah penyimpang.

Teori pengendalian sosial,

menyatakan bahwa penyimpangan terjaid karena lemahnya pengendalian


sosial, baik berupa tekanan sosial maupun pemberian sanksi-sanksi, bahwa suatu
keadaan misalnya mencuri dan meperkosa, tidak selalu diawali oleh adanya niat
untuk mencuri atau meperkosa. Namun karena adanya kesempatan untuk itu
akibat lemahnya pengendalian sosial

TEORI PRILAKU PENYIMPANGAN SOSIAL

Teori Penyimpangan Sosial

Penyimpangan sosial yang terjadi disebabkan oleh banyak faktor. Oleh


karena itu, muncullah beberapa teori tentang penyimpangan antara lain sebagai
berikut:

Teori Anatomi

Teori ini berpandangan bahwa munculnya perilaku menyimpang adalah


konsekuensi dari perkembangan norma masyarakat yang makin lama makin
kompleks sehingga tidak ada pedoman jelas yang dapat dipelajari dan dipatuhi
warga masyarakat sebagai dasar dalam memilih dan bertindak dengan benar.

Teori Pengendalian

85
Teori ini muncul bahwa perilaku menyimpang pada dasarnya dipengaruhi
oleh dua faktor:

1. Pengendalian dari dalam yang berupa norma-norma yang dihadapi.

2. Pengendalian yang berasal dari luar, yaitu imbalan sosial terhadap


konformitas dan sanksi atau hukuman bagi masyarakat yang melanggar
norma tersebut.

Teori Reaksi Sosial

Teori ini umumnya berpendapat bahwa pemberian cap atau stigma seringkali
mengubah perilaku masyarakat terhadap seseorang yang menyimpang , sehingga
bila seseorang melakukan penyimpangan primer maka lambat laun akan
melakukan penyimpangan skunder.

Teori Sosialisasi

Menurut para ahli sosiologi, munculnya perilaku menyimpang pada teori ini,
didasarkan dengan adanya ketidakmampuan masyarakat untuk menghayati norma
dan nilai yang dominan.Lingkungan komunitas yang rawan dan kondusif
bagitumbuhnya perilaku menyimpang adalah sebagai berikut:a). Jumlah penduduk
yang berdesak-desakan dan padat.

a) Penghuni berstatus ekonomi rendah.

b) Kondisi perkampungan yang sangat buruk.

c) Banyak terjadi disorganisasi familiar dan sosial yang bertingkat tinggi.

Teori sosialisasi dibagi dalam tiga cabang pemikiran, yaitu sebagai berikut:

 Teori transmisi
Perilaku menyimpang akan muncul jika seseorang melakukan
penghayatan (sosialisasi) tentang nilai atau perilaku dari orang yang
dianggap cocok
 Kebudayaan khusus yang menyimpang

86
Apabila sebagian besar anggota masyarakat merupakan pelaku
penyimpangan, maka anggota yang lain pun akan menjadi penyimpang.
Perilaku menyimpang yang dilakukan secara berulang-ulang akan menjadi
suatu kebiasaan dan menjadi hal yang wajar, dan akhirnya menjadi
kebudayaan bagi masyarakat yang bersangkutan.
 Asosiasi defferensial
Seseorang berperilaku menyimpang apabila pola-pola perbuatan
menyimpang itu lebih wajar atau lebih dihargai dalam lingkungan
sosialnya

Menurut Alberet Bandura dan Richard H.Walters misalnya, Anak-anak belajar


prilaku menyimpang dengan mengamati dan meniru orang lain yang memiliki
prilaku menyimpang. Khususnya,mereka mengamati dan meniru orang yang dekat
dengannya.Selanjutnya, menurut Deborah M. Capaldi dan Gerald M.peterson,
Anak-anak yang agresif umumnya berasal dari keluarga yang orang tuanya terlalu
keras atau agresif. Akibatnya, anak kehilangan teladan pngendalian diri dan
mungkin menanggapi hukuman dengan meningkatkan agresif. Intinya, perilaku
menyimpang di hasilkan oleh proses sosialisasi yang sama dengan perilaku
itu.Sementara itu, menurut Mark S. Gaylord dan john F. galliher serta Edwin
Sutherland, orang yang memiliki perilaku menyimpang cenderung  memiliki
ikatan dengan orang lain yang memiliki perilaku menyimpang, dimana orang
tersebut  mengokohkan Norma-norma dan nilai –nilai yang menyimpang.
Perinsipnya, setiap kelompok sosial akan mewariskan nilai-nilai dan Norma-
norma kelompoknya kepada anggota –anggota baru.Kaum mudah pada umumnya
sangat terbuka terhadap norma, perilaku, Dan Nilai-nilai yang berasal dari
subkultur berbeda, termasuk subkultur perilku menyimpang. Karna itu,menurut
Ronald R.Akers  perilaku Teman –teman dekat merupakan sarana yang paling
baik untuk memprediksi apakah perilaku seorang anak mudah sesuai dengan
norma yang berlaku ataukah perilaku menyimpang

Teori ketegangan

87
Teori ketegangan  ( strain theory) dikemukakan oleh Robert K.Merton. Ia
menyatakan bahwa perilaku menyimpang ditentukan oleh seberapa baik sebuah
masyarakat mampu menciptakan keselarasan antara aspirasi warga masyarakat
(missal, pekerjaan). Jika tidak keselarasan antara anspirasi-anspirasi warga
masyarakat dengan ncara-cara legal yang ada, maka akan lahir perilaku
menyimpang. Jadi, perilaku menyimpang merupakan akibat dari adanya
ketegangan antara anspirasi apa yang dianggap bernilai oleh warga masyarakat
dan cara pencapaian anspirasi yang dianggap sah oleh masyarakat.Terkait dengan
perilaku menyimpang, merton memetakan adanya lima kemungkinan sikap
seorang terhadap norma yang ada. Kelima kemungkinan sikap itu adalah :
Konformitas (conformity),  inovasi (innovation),ritualisme (ritualism),retreatisme
(rewtreatism), dan pemberontakan (rebellion).

Konformitas adalah kesediaan seseorang untuk menyesiaikan diri dengan


norma yang ada dalam mewujudkan anspirasi/apa yang dianggap bernilai oleh
masyarakat. Contoh, masyarakat menganggap bahwa kesuksesan hidup dicapai
melalui kesuksesan materi. Karena itu, seorang yang ingin sukses berusaha
mencapai kekayaan materi dengan bekerja keras mengoptimalkan semua potensi
yang dimilikinya.Namun, tidak semua orang memiliki talenta memadai untuk
mencapai hidup sukses. Seseorang yang dilahirkan dalam keluarga yang sangat
miskin misalnya, merasa tidak mungkin meraih sukses dengan mengikuti norma
yang ada. Karena itu, ia mungkin akan berusaha meraih kesuksesan hidup dengan
menempuh perilaku menyimpang, misalnya menjadi pengedar narkoba. Merton
menyebut hal ini sebagai inovasi, yaitu upaya untuk mewujudkan aspirasi/apa
yang dianggap bernilai dengan cara-cara tidak biasa /non –
konvensional.Sementara itu, ada pula warga masyarakat yang merasa memiliki
hambatan untuk meraih kesuksesan hidup dengan cara yang sesuai dengan norma
yang ada. Namun, ia tak bersedia untuk melanggar norma demi mewujudkan
aspirasinya.Ia bersedia mengorbankan aspirasinya demi ketaatan kepada norma
yang ada. Warga yang demikian, oleh Merton disebut bersikap litualisme.Menurut
merton, hal ini sering terjadi dikalangan birokrat rendahan. Disisi lain ada pula

88
warga masyarakat yang merasa memiliki hambatan untuk meraih kesuksesan
hidup dengan cara yang sesuai dengan norma yang ada. Ia juga tak bersedia untuk
melanggar norma demi mewujudka aspirasinya. Namun, ia bersikap menolak
aspirasi/apa yang dianggap bernilai  norma yang ada dengan “menarik diri” dari
masyarakat dengan berperilaku apatis terhadap keadaan atau melarikan diri dalam
kebiasaan mengkonsumsi minuman  keras dan perilaku menyimpang lainnya.
Warga yang bersikap demikian, oleh Merton disebut retreatisme. Bentuk perilaku
menyimpang yang keempat disebut pemberontakan. Seperti
retreatisme ,pemberontakan menolak pandangan masyarakat mengenai apa yang
dianggap bernilai dan juga norma-norma yang berlaku untuk mewujudkannya.
Namun, Ia bukannya menarik diri dari masyarakat dan budaya  yang berlaku,
melainkan berusaha secara radikal untuk  menggantikan nilai dan norma yang ada
dengan nilai dan norma yang sama sekali baru. Pemberontakan politik atau
keagamaan  umumnya termasuk kategori ini.

Teori Diforganisasi Sosial

Konsep tentang disorganisasi sosial di dasarkan pada karya  wilyam  l.


Thomas dan florian znaneicki  serta karya Clifford Shaw dan henry McKay.
Istilah di sorganisasikan sosail mengacu pada penjelasan mengenai perilaku
menyimpang dan kondisi masyarakat yang menyebabkannya.Menurut teori ini
perilaku menyimpang merupakan produk dari perkembangan masyarakat yang tak
seimbang. Di dalam terjadi perubahan dan konflik yang berdampak pada prilaku
masrayakat.Teori ini menekankan bahwa masyarakat teorganisasi bila anggota
masyarakat membangun kesepakatan mengenai nilai dan norma funda mental
sebangai dasar tindakan bersama. Organisasi sosial atau sosial terwujud ketika ada
ikatan yang kuat di antara Indifudu-indufidu. Dan lembaga-lembaga dalam
masyarakat. Ikatan ini  mengikuti ke sepakatan luas mengenai tujuan yang di
hargai dan di perjuangkan.

Dengan demikian, di sorganisasi sosial adalah kekacauan social Teori di


sorganisasi sosial percaya , bahwa di sorganisasi sosial terjadi di sebagian besar

89
kehidupan kota. Masyarakat kota di jadikan laboratorium studi mengenai prilaku
menyimpang dan kejahatan penganut teori ini memusat penelitian pada di
sorganisasi di wilaya lokal, Tempat-tempat kumuh atau pusat kota yang banyak
terjadi kejahatan trostitusi, Bunih diri, dan berbangai bentuk, prilaku menyimpang
lainnya.Dalam pandangan teori ini , pola lingkungan kehidupan kota melahirkan
disorganisasi sosial, yang mengakibatkan terjadinya prilaku menyimpang dan
kejahatan.

TEORI PRILAKU PARADIKMA SOSIAL

Teori Behavioral sosiologi

Behaviral sosiologi merupakan sebuah teori yang berasal dari konsep


psikologi perilaku yang kemudian diterapkan kedalam konsep sosiologi. Teori ini
memusatkan perhatiannya kepada hubungan antara akibat dari tingkah laku yang
terjadi di dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor. Akibat-akibat dari
tingkah laku tersebut dijadijadikan sebagai variabel independen.Teori Behavioral
sosiologi berusaha untuk menerangkan hubungan historis anatara akibat tingkah
laku masa lalu yang terjadi dalam lingkungan aktor dengan tingkah laku aktor
yang terjadi sekarang. Artinya, teori tersebut menerangkan bahwa tingkah laku
yang terjadi dimasa sekarang merupakan akibat dari tingkah laku yang terjadi di
masa sebelumnya.Melalui bukunya Sociology : A Mulitple Paradigm Science,
George Ritzer sendiri mengungkapkan kebingungannya atas proposisi bahwa
“dengan mengetahui apa yang diperoleh dari suatu tingkah laku nyata di masa lalu
maka akan dapat diramalkan apakah seorang aktor akan bertingkah laku yang
sama (mengulanginya) dalam situasi sekarang.Konsep dasar yang menjadi
pemahaman Behavioral sosiologi  adalah “reinfocement” yang dapat diartikan
sebagai ganjaran (rewad). Suatu ganjaran yang membawa pengaruh akan diulang
dan begitupun juga sebaliknya, suatu ganjaran yang tidak membawa  pengaruh
bagi si aktor tidak akan diulang. Contoh yang sederhana adalah makanan yang
dapat dinyatakan sebagai ganjaran yang umum dalam masyarakat.  Tapi bila
seseorang  sedang tidak lapar maka makan tidak akan diulang. Namun bila aktor

90
sosial tersebut sedang lapar, maka makanan akan menjadi faktor pemaksa untuk
melakukan perulangan.Dalam contoh diatas terdapat kerugian psikologis apabila
kita meniadakan unsur manusia, makanan, seks, air atau udara, karena semuanya
akan menjadi faktor pemaksa yang potensial. Begitu juga sebaliknya, bila semua
faktor telah dipenuhi maka kebutuhan tersebut tidak akan berguna sebagai faktor
pemaksa.Contoh lainnya adalah sesuatu yang kita pelajari, apabila kita telah
belajar  membutuhkan suatu jenis barang, maka barang tersebut akan menjadi
pemaksa bila kita tidak memenuhinya.

Teori Pertukaran Sosial (Exchange )

Teori pertukaran sosial yang dibangun oleh Homans diambil dari konsep-
konsep dan prinsip-prinsip psikologi perilaku (behavioral psichology).  Selain itu
juga homans mengambil konsep-konsep dasar ilmu ekonomi seperti biaya (cost),
imbalan (rewad) dan keuntungan (profit). Dasar ilmu ekonomi tersebut
menyatakan bahwa manusia terus menerus terlibat antara perilaku-perilaku
alternatif, dengan pilihan yang mencerminkan cost and rewad (atau profit) yang
diharapkan yang berhubungan garis-garis perilaku alternatif itu.
Homans mempunyai tujuan agar gambaran mengenai perilaku manusia dalam
pertukaran ekonomi di pasar diperluas, sehingga juga mencakup pertukaran sosial.
Tindakan sosial dilihat dari equivalen dengan tindakan ekonomis dimana satu
tindakan tersebut bersifat rasional dan memeperhitungkan untung rugi. Kemudian
aktor juga mempertimbangkan keuntungan yang lebih besar daripada biaya yang
dikeluarkannya dalam melakukan interkasi social.
Teori Pertukaran sosial menyatakan bahwa semakin tinggi ganjaran (rewad) yang
diperoleh maka makin besar kemungkinan tingkah laku akan diulang. Begitu pula
sebaliknya semakin tinggi biaya (cost) atau ancaman hukuman (punishment) yang
akan diperoleh, maka makin kecil kemungkinan tingkah laku serupa akan diulang.
Sealin itu juga terdapat hubungan berantai antara berbagai stimulus dan perantara
berbagai tanggapan.Secara umum keseluruhan teori pertukaran sosial (exchange)
dapat dapat digambarkan melalui lima proposisi George Homan, yaitu:

91
 Jika tingkah laku atau kejadian sudah lewat dalam konteks stimulus dan
situasi tertentu memperoleh ganjaran, maka besar kemungkinan tingkah
laku atau kejadian yang mempunyai hubungan stimulus dan situasi yang
sama akan terjadi atau dilakukan. Proposisi ini menyangkut hubungan
antara apa yang terjadi di waktu silam dengan yang terjadi di waktu
sekarang.
 Menyangkut frekuensi ganjaran yang diterima atas tanggapan atau tingkah
laku tertentu dan kemungkinan terjadi peristiwa yang sama pada waktu
sekarang. Makin sering dalam peristiwa tertentu tingkahlaku seseorang
memberikan ganjaran terhadap tingkah laku orang lain, maka makin sering
pula orang tersebut mengulang tingkah lakunya. Hal tersebut juga berlaku
terhadap tingkah laku yang tidak melibatkan orang lain.
 Memberikan nilai atau arti kepada tingkah laku yang diarahkan oleh orang
lain terhadap aktor. Makin bernilai bagi seseorang sesuatu tingkah laku
orang lain yang ditujukan kepadanya, maka makin besar kemungkinan
perulangan tingkahlaku tersebut dilakukan. Dalam proposisi inilah Homan
meletakan tekanan dari exchange teorinya. Pertukaran kembali tersebut
berlaku kepada kedua belah pihak. Exchange tidak akan terjadi apabila
nilai sesuatu yang dpertukarkan itu sama. Karena exchange  hanya akan
terjadi bila cost yang diberikan akan menghasilkan benefit yang lebih
besar. Exchange tersebut terjadi pada konteks yang berbeda di antara
kedua belah pihak, sehingga kedua belah pihak merasa sama-sama
mendapat untung. Dan keuntungan tersebut sebenarnya mengandung un
sur psikologis.
 Makin sering seseorang menerima ganjaran atas tindakannnya, maka
makin berkurang nilai dari setiap tindakan yang dilakukan berikutnya.
 Semakin seseorang merasa rugi dalam hungannya dengan orang lain, maka
makin besar kemungkinan orang tersebut mengembangkan emosi.
Proposisi ini berhubungan dengan konsep keadilan relatif (relative justice)
dalam proses tukar-menukar.Suatu contoh sederhana dalam teori
pertukaran sosial adalah persahabatan. Dalam sebu jalinan persahabatan

92
diperlukan sebuah pengorbanan (cost) baik berupa materil, maupun
immateril. Namun dibalik semua itu harus ada penghargaan (rewad) yang
diperoleh dari persahabatan tersebut. Rewad  tersebut terwujud dalam
bentuk dukungan sosial (social approval) atau ungkapan perasaan positif.

TEORI PRILAKU ORGANISASI

Teori jenjang kebutuhan.

Teori bahwa manusia mempunyai banyak kebutuhan dan keinginan yang


tersusun sedemikian hingga bila satu kebutuhan telah terpenuhi maka manusia
tersebut akan berusaha akan memenuhi tingkat kebutuhan yang lebih tinggi telah
dikemukan beberapa tahun lalu. Pada setiap saat, sesorang akan berusaha
memuaskan kebutuhan yang berbeda-beda dan kebutuhan-kebutuhan inilah yang
menentukan perilaku manusia. Jenjang kebutuhan manusia bergerak mulai dari
kebutuhan fisik dasar seperti kebutuhan akan makan dan tidur, sampai kebutuhan
psikologis akan makanan yang lebih baik, gengsi dan status serta kenikmatan
hidup. Teori ini menyiratkan bahwa sistem pengendalian manajemen haruslah
didasarkan pada keinginan manusia untuk memuaskan kebutuhannya, yang
berbeda setiap saat, untuk setiap keadaan dan bagi orang yang berbeda.
Manajemen senior mempunyai kebutuhan dan keinginan yang berbeda dari
kebutuhan dan keinginan manajemen yunior. Sistem pengendalian manajemen
harus dirancang dengan memperhatikan kebutuhan-kebutuhan ini agar para
anggota organisasi dapat diarahkan untuk mencapai tujuan organisasi dengan cara
yang efektif dan efisien. 

Teori motivasi pencapaian.


Teori kedua mengenai perilaku manajemen dalam organisasi mengatakan
bahwa seseorang dipengaruhi oleh keinginannya untuk berhasil (berprestasi),
keinginan untuk berkuasa, dan kebutuhan akan pergaulan (afiliasi). Teori ini

93
mengatakan bahwa struktur imbalan dan hukum dalam sistem pengendalian
manajemen haruslah didasarkan pada motif-motif ini. 

Perilaku Kewargaan Organisasi (Organizational Citizenship Behavior)


Merupakan perilaku pilihan yang tidak menjadi bagian dari kewajiban kerja
formal seorang karyawan, namun mendukung berfungsinya organisasi tersebut
secara efektif. Organizational Citizenship Behavior (OCB) ini juga sering
diartikan sebagai perilaku yang melebihi kewajiban formal (ekstra role) yang
tidak berhubungan dengan kompensasi langsung. Artinya, seseorang yang
memiliki OCB tinggi tidak akan dibayar dalam bentuk uang atau bonus tertentu,
namun OCB lebih kepada perilaku sosial dari masing-masing individu untuk
bekerja melebihi apa yang diharapkan, seperti membantu rekan di saat jam
istirahat dengan sukarela adalah salah satu contohnya. Kedudukan OCB sebagai
salah satu bentuk perilaku extra-role, telah menarik perhatian dan perdebatan
panjang di kalangan praktisi organisasi, peneliti maupun akademisi. Podsakoff
(2000) mencatat lebih dari 150 artikel yang diterbitkan di jurnal-jurnal ilmiah
dalam kurun waktu 1997 hingga 1998. Namun demikian, penelitian di lapangan
masih meninggalkan beberapa permasalahan krusial yang menuntut penanganan
yang lebih intensif dan menyeluruh. Beberapa faktor yang mempengaruhi OCB
antara lain (Organ, 1995; Sloat, 1999) :
1. Budaya dan iklim organisasi
2. Kepribadian dan suasana hati
3. Persepsi terhadap dukungan organisasional
4. Persepsi terhadap kualitas hubungan/interaksi atasan bawahan
5. Masa kerja, dan
6. Jenis Kelamin
Sedangkan Spector (1997, dalam Robbins, 2003:105) menambahkan
kepuasan terhadap kualitas kehidupan kerja sebagai penentu utama dari perilaku
kewarganegaraan yang baik dari seorang karyawan (organizational citizenship
behavior-OCB).

94
Kepuasan Kerja (Job Satisfaction)
Kepuasan kerja merupakan penerimaan positif atas kondisi dan situasi
kerja.. Tidak seperti variabel sebelumnya, kepuasan kerja lebih menggambarkan
sikap daripada perilaku.Dijadikannya kepuasan sebagai variabell dependen yang
utama didasarkan pada berbagai penelitian yang memeperlihatkan hubungan
kepuasan kerja dengan banyak faktor lain oleh peneliti PO.Keyakinan bahwa
karyawan yang merasa puas lebih produktif bila dibandingkan dengan karyawan
yang tidak puas telah menjadi prinsip dasar di antara para manager selama
bertahuntahun, meski pun akhir-kahir ini terdapat keraguan tentang hubungan
antara kepuasan – kinerja.Penelitian yang mendukung berhasil dikumpulkan dari
2.500 unit bisnis yang menemukan bahwa unit yang mendapat nilai di atas 25
persen dalam survey opini karyawan adalah mencapai ratarata 4,6% di atas
anggaran penjualan mereka untuk tahun tersebut. Sementara mereka yang
mendapat nilai dibawah 25 persen adalah 0,8 di bawah anggaran. Artinya,
memang terdapat perbedaan yang signifikan dilihat dari kinerja berdasarkan
kepuasan kerja.Namun sebuah model yang dikembangkan oleh Lawyer justru
sebaliknya. Dengan mengadopsi teori pengharapan, Lawyer menyusun sebuah
model dengan urutan : Motivasi – Usaha /Kemampuan – Kinerja – Hasil kerja –
Kepuasan. Atau dapat dinyatakan bahwa : Pertama, kekuatan motivasi seseorang
untuk berkinerja baik secara langsung nampak dari usahanya (seberapa keras ia
bekerja). Usaha yang dihasilkan ini bisa saja menghasilkan kinerja yang bagus
tepai bisa juga tidak, karena sekurang-kurangnya dua faktor harus benar jika
usaha (effort) harus dikonversikan menjadi kinerja. Pertama, orang tersebut harus
memiliki kemampuan yang dibutuhkan agar mampu bekerja dengan baik. Jika
kemampuan dan usaha yang tidak tinggi maka tidak akan menghasilkan kinerja
yang baik. Faktor kedua adalah persepsi orang tersebut tentang bagaimana
usahanya dikonversikan dengan sebaik-baiknya menjadi kinerja. Di asumsikan
bahwa persepsi ini dipelajari oleh individu dari pengalaman sebelumnya pada
situasi yang sama. Persepsi “bagaimana melakukannya” ini jelas bisa lebar sekali
variannya, dan kalau muncul persepsi salah maka kinerja bisa saja rendah
meskipun usaha dan motivasi tinggi. Kedua, ketika terjadi kinerja, individu

95
memperoleh sejumlah hadil dari kerja. Hasil kerja ekstrinsik yang bisa saja tidak
diterima oleh individu Ketiga, sebagai akibat dari diperolehnya hasil kerja dan
persepsi yenyang nilai rata-rata hasil kerja, individu memiliki respon efektif
positif atau negatif (kepuasan atau ketidakpuasan). Keempat, model ini
menunjukkan peristiwa yang terjadi mempengaruhi perilaku organisasi dengan
mengubah persepsi E – P,P – O, dan V. Proses ini digambarkan dalam garis putar
umpan balik dan kemudian kembali ke motivasi.

BAB III
PENUTUP

Kesimpulan
Aliran Behaviorisme, teori tingkah laku belajar adalah perubahan dalam tingkah
laku sebagai akibat dari interaksi antara stimulus dan respon. Aliran Perilaku

96
Dalam Psikologi Strukturalisme : aliran pertama dalam
psikologi.Fungsionalisme:aliran yang pernah dominan pada
masanya ..Behaviorisme : sebagi kritik lebih lanjut dari
strukturalisme .Humamistik : muncul akibat reaksi atas aliran behaviorisme dan
psikoanalisis. Gestalt : aliran ini memandang yang utama bukanlah elemen tetapi
keseluruhan .Psikologi transpersonal : ilmu yang menghubungkan psikologi dan
spiritualisme.Aliran Manejemen Manajemen adalah seni menyelesaikan
pekerjaan melalui orang lain. Teori –Teori Perilaku :Teori Lawrence Green :
mencoba menganalisis perilaku manusia berangkat dan tingkat kesehatan (faktor
perilaku dan faktor diluar perilaku )Teori skinner : suatu respon seseorang yang
saling berkaitan dengan sakit dan penyakit , sistem pelayanan kesehatan, makanan
dan minuman, serta lingkungan.Teori WHO : menganilisi yang menyebabkan
seseorang untuk berprilaku adalah pemikiran dan perasaan, tokoh penting sebagai
panutan, sumber sumber daya, dan perilaku normal dan kebiasaan. Teori Kurt
Lewwin : perilaku manusis adalah suatu keadaan yang seimbang antara driping
forces(kekuatan kekuatan pendorong) dan restrining forces(kekuatan kekuatan
penahan).Teori Behavioral Sosiologi : sebuah teori yang berasal dari konsep
psikologi perilaku yang kemudian diterapkan ke dalam konsep sosiologi.

Saran
Berdasarkan materi makalah aliran aliran perilaku dan teorinya di atas, maka ada
empat unsur pokok yang kami sarankan agar pembaca memeperhatikan,
pembahasan tersebut. Karena keempat unsur inilah, merupakan induk sejarah
sehingga terbentuklah aliran aliran dalam perilaku dan teori teori dari perilaku.

DAFTAR PUSTAKA
 

97
Amirullah, Haris Budoyono 2004. Pengantar Manajemen. Yogyakarta: Graha
Ilmu.
Sule, Ernie Trisnawati, Kurniawan Saefulloh. 2005. Pengantar Manajemen.
Jakarta: Prenada Media Group.
Tim Dosen Administrasi Pendidikan Universitas Pendidikan Indonesia.
2009. Manajemen Pendidikan. Bandung: Alfabeta.
Pidarta Made DR. 1988. Manajemen Pendidikan Indonesia. Jakarta: PT. Bina
Aksara.
Notoadmodjo, soekidjo dan Sarwono,Solita.1985. Pengantar Ilmu Perilaku
Kesehatan. Jakarta : Badan Penerbit Kesehatan Masyarakat Fakultas Kesehatan
Masyarakat Universitas Indonesia. Hlm.23
Muzaham, Fauzi. 1995. Sosiologi Kesehehatan. Jakarta: Penerbit Universitas
Indonesia. Ircham Machfoedz dan Eko Suryani dan. 2008. Pendidikan Kesehatan
Dan Promosi Kesehatan. Yogyakarta: Fitramaya.

98

Anda mungkin juga menyukai