PSIKOLOGI BEHAVIORISME
Makalah ini disusun guna memenuhi salah satu tugas mata kuliah :
PSIKOLOGI PERKEMBANGAN
Dosen Pengampu :
Dr. Luqman, M.Pd
Disusun oleh :
AKHMAD ZAINUR ROZIQIN
i
KATA PENGANTAR
Puji syukur kami panjatkan kehadirat Tuhan yang Maha esa karena dengan
rahmat,karunia,serta taufik dan hidayahnya lah kami dapat menyelesaikan
makalah ini sebatas kemampuan dan pengetahuan yang dimiliki . dan juga kami
ber terimakasih kepada bapak Dr. Luqman, M.Pd
selaku dosen mata kuliah Psikologi Behaviorismeyang telah memberikan tugas ini
kepada kami.
Kami sangat berharap makalah ini dapat berguna dalam rangka menambah
wawasan serta pengetahuan kita mengenai masalah masalah perkembangan
Semoga makalah sederhana ini dapat di pahami bagi siapapun yang
membacanya.sebelumnya kami mohon maaf apabila terdapat kesalahan kata-kata
yang kurang berkenan dan kami mohon kritik dan saran yang membangun demi
perbaikan di masa depan.
Penulis
ii
DAFTAR ISI
SAMPUL ....................................................................................................... i
KATA PENGANTAR .................................................................................. ii
DAFTAR ISI ................................................................................................ iii
BAB I PENDAHULUAN
A. Latar Belakang ......................................................................................... 1
B. Rumusan Masalah .................................................................................... 2
C. Pembahasan .............................................................................................. 3
DAFTAR PUSTAKA
iii
BAB 1
PENDAHULUAN
Dalam Psikologi behaviorisme ini kita akan mengetahui apa saja yang terdapat
di dalamnya. Ruang lingkup yang akan dibahas pada makalah ini adalah kita dapat
mengetahui pendapat-pendapat mengenai Psikologi Behaviorisme ini dari para
tokoh-tokoh, juga akan dibahas mengenai terapi tingkah laku (behavioristik),
aplikasi Teori Behavioristik terhadap pembelajaran siswa, dan lain-lain. Dengan
mempelajari semua itu kita akan menambah wawasan kita mengenai Psikologi
Behaviorisme.
1
2 Tujuan
3 Rumusan Masalah
2
B. PEMBAHASAN
Teori belajar behavioristik adalah salah satu teori pembelajaran yang paling tua.
Meski terdengar kolot dan sudah semakin berkembang menjadi teori-teori baru
yang dianggap lebih baik untuk digunakan, teori behavioristik ini pun nyatanya
masih banyak digunakan dalam implementasi dunia pendidikan kita.
Implementasi teori belajar behavioristik dalam dunia pendidikan ini terlihat dari
beberapa contoh. Misalkan penerapan hukuman membersihkan halaman bagi
siswa yang datang ke sekolah terlambat, terlepas apa pun alasan yang
mendasarinya. Sekilas, teori ini cukup menakutkan karena penekanan prinsip
pemberian hukuman, akan tetapi teori ini tak selamanya buruk. Untuk kondisi dan
tujuan tertentu, teori ini dianggap merupakan pilihan metode pembelajaran yang
tepat dan dianggap mampu menghasilkan output yang diharapkan.
Baca juga:
3
Ciri dari implementasi sukses teori belajar behavioristik ini adalah adanya
perubahan perilaku yang ditunjukkan seseorang setelah mengalami kejadian di
masa lampau. Perubahan adalah tanda bahwa seseorang telah merespon suatu
kejadian dan menjadikannya pembelajaran untuk tidak menggunakan respon yang
sama di masa depan, guna menghindari akibat yang pernah dialaminya.
Teori ini masih banyak digunakan, baik dalam institusi pendidikan Indonesia
maupun dalam implementasi kehidupan sehari-hari. Sebagai contoh:
Baca juga:
4
Prinsip merupakan pernyataan fundamental yang kemudian dijadikan pedoman
berpikir dan bertindak. Contoh prinsip adalah seseorang Gubernur yang
berintegritas adalah orang yang secara jujur menjalankan fungsinya sebagai
pemimpin daerah, bekerja untuk membenahi kerusakan, menghindari perilaku tak
jujur seperti korupsi dan kerja sama ilegal, sekaligus sebagai pemimpin yang bisa
memberikan contoh tersebut kepada bawahan maupun masyarakat yang
dipimpinnya secara nyata, bukan bualan belaka.
Prinsip tidak hanya dimiliki oleh manusia, tetapi juga teori ini. Pada teori
behavioristik, ada beberapa prinsip yang mencirikan teori kuno ini, di antaranya:
1) Reinforcement and Punishment, 2) Primary and Secondary Reinforcement, 3)
Schedules of Reinforcement, 4) Contingency Management, 5) Stimulus Control in
Operant Learning, dan 6) The Elimination of Responses. (baca: Fobia Sosial)
Teori belajar behavioristik ini dianut dan dipelajari secara mendalam oleh
beberapa ahli. Terdapat beberapa ahli yang menjadi tokoh dalam teori ini. Setiap
tokoh memiliki pendapat berdasarkan pemahamannya masing-masing. Di
samping itu, mereka memiliki penilaian yang berbeda-beda. Penjelasan teori
behavioristik menurut beberapa tokoh akan dijabarkan sebagai berikut.
(baca: Psikologi Diagnostik)
Edward Thorndike (31 Agustus 1874 sampai 9 Agustus 1949) merupakan seorang
psikolog berkebangsaan Amerika yang dikenal menghabiskan hampir seluruh
karirnya di Columbia University. Karya yang diciptakannya dalam bidang
Psikologi Perbandingan dan proses pembelajaran akhirnya berhasil membuahkan
dasar ilmiah dalam psikologi pendidikan modern. (baca: Psikologi Kognitif)
5
Thorndike memiliki pengertian dari teori belajar behavioristik yang dipahaminya
sebagai proses interaksi antara stimulus dan respon. Stimulus adalah rangsangan,
contohnya seperti pikiran dan perasaan. Sedangkan respon adalah reaksi yang
ditunjukkan akibat stimulus. Perubahan tingkah laku akibat pembelajaran bagi
Thorndike bisa berupa hal konkrit (bisa diamati dengan kasat mata) maupun tak
konkrit.
Baca juga:
Pada awalnya, kucing berusaha untuk meloncat ke sana ke mari guna meraih
makanan yang dilihatnya. Sampai akhirnya kucing tersebut tidak sengaja
menyetuh kenop yang membukakan jalan dari tempat transparan tersebut dan
memperbolehkan kucing meraih makanan yang dilihatnya. Percobaan ini
dilakukan beberapa kali hingga kucing, secara otomatis, melakukan gerakan
menyentuh kenop untuk membuka jalan agar ia bisa mendapatkan makanan.
(baca: Psikologi Agama)
6
Hukum Kesiapan, yang menyatakan bahwa hubungan antara stimulus dengan
respon akan mudah terbentuk jika ada kesiapan dari individu itu. (baca: Psikologi
Abnormal)
Hukum Reaksi Bervariasi, yaitu hukum yang menyatakan bahwa individu
melakukan trial and error lebih dulu untuk menunjukkan macam-macam respon
sebelum mendapat respon paling tepat.
Hukum Sikap, yaitu hukum yang menyatakan bahwa perilaku seseorang juga
ditentukan oleh keadaan yang ada dalam diri individu seperti emosi dan
psikomotor. (baca: Psikologi Keperawatan)
Hukum Aktivitas Berat Sebelah, yaitu individu memberikan respon pada
stimulus tertentu sesuai dengan persepsi terhadap keseluruhan situasi.
(baca: Psikologi Remaja)
Hukum Respon, yang merupakan pemahaman bahwa individu bisa menyatakan
respon tindakan bahkan pada situasi yang belum pernah dialaminya.
(baca: Kepribadian Ganda)
Hukum Perpindahan Asosiasi, yaitu proses peralihan situasi lama ke situasi
baru dengan cara bertahap, mengurangi unsur situasi lama dan mengenalkan unsur
situasi baru.
2. Ivan Petrovich Pavlov
Tokoh selanjutnya adalah Ivan Pavlov (lebih dikenal dengan julukan Pavlov saja,
14 September 1849 sampai 27 Februari 1936), merupakan fisiolog sekaligus
dokter asal Rusia. Pavlov terkenal dalam pembahasan teori behavioristik karena
percobaannya terhadap anjing.
7
Hasil eksperimen Pavlov ini akhirnya melahirkan beberapa hukum pembelajaran,
yaitu:
1. Hukum Pembiasaan yang Dituntut. Hukum ini menjelaskan bahwa jika ada dua
macam stimulus yang diberikan secara bersama-sama (dan salah satunya
merupakan reinforcer), maka gerakan reflek pada stimulus lainnya juga
meningkat. (baca: Psikologi Forensik)
2. Hukum Pemusnahan yang Dituntut. Hukum ini memaparkan jika reflek yang
diperkuat melalui respondent conditioning diberikan kembali tanpa
adanya reinforcer, maka kekuatannya akan melemah.
Baca juga:
Burrhus Skinner (20 Maret 1904 sampai 18 Agustus 1990) adalah seorang
psikolog dari Amerika yang terkenal akan aliran behaviorismenya. Skinner
memiliki pendapat bahwa hubungan antara stimulus dengan respon yang
ditunjukkan individu atau subyek terjadi melalui interaksi dengan lingkungan.
Respon yang ditunjukkan pun tak seluruhnya merupakan hasil dari rangsangan
yang ada, tetapi karena interaksi antara stimulus yang menghasilkan respon.
Respon menghasilkan konsekuensi. Pada akhirnya konsekuensi akan
menghasilkan atau memunculkan perilaku.
Baca juga:
8
bahwa pribadi seseorang merupakan hasil dari respon terhadap lingkungannya.
Dua macam respon tersebut adalah:
Robert Gagne dikenal sebagai seorang ahli psikologi pendidikan. Gagne memiliki
pendapatnya sendiri mengenai istilah belajar, yaitu sebagai proses suatu organisasi
atau siswa berubah perilakunya sebagai akibat dari pengalaman yang pernah
dialaminya. Belajar adalah proses yang memerlukan waktu untuk dapat melihat
perubahannya (dari kurang baik menjadi lebih baik). Gagne juga berpendapat
bahwa pembelajaran adalah periode terjadinya penerimaan informasi yang
kemudian diolah dan dihasilkan output dalam bentuk hasil belajar.
Baca juga:
9
2. Intellectual Skill. Kemampuan intelektual merupakan kemampuan yang
dibutuhkan dalam aktivitas mental seperti berpikir, menggunakan logika, dan
memecahkan masalah. (baca: Teori Psikososial Erikson)
3. Attitude atau perilaku. (baca: Psikologi Olahraga)
4. Cognitive Strategy. Strategi kognitif merupakan kemampuan internal atau dalam
diri seseorang dalam berpikir, memecahkan masalah, hingga mengambil
keputusan terkait suatu kejadian.
5. Albert Bandura
Albert Bandura merupakan ahli dalam teori belajar behavioristik yang paling
muda. Ia adalah seorang psikolog lulusan University of British of Columbia yang
kemudian melanjutkan pendidikannya di Universitas Iowa dan Universitas
Stanford. Hingga saat ini, Bandura tercatat sebagai dosen di Universitas Stanford.
10
2. Karakteristik orang yang mempelajari tersebut, biasanya adalah mereka yang
tidak memiliki status, kemampuan, atau pun kekuatan. Misalnya anak yang
mengikuti atau modeling perilaku orang tuanya.
3. Konsekuensi dari tindakan yang ditiru. Konsekuensi yang semakin besar juga
akan semakin menekan orang untuk melakukan modeling. Misalkan, pegawai
kantoran berusaha sedisiplin mungkin seperti rekan kerjanya
untuk menyabet gelar karyawan terbaik tahun ini.
Kelebihan dan Kekurangan Teori Belajar Behavioristik
Teori behavioristik ini dikenal sebagai teori pembelajaran yang paling tua.
Sebagai teori yang pertama dikeluarkan dalam mempelajari pola belajar individu,
teori ini pun tak lepas dari segala kelebihan dan kekurangannya. Beberapa hal
terkait dengan nilai plus dan minus teori belajar ini akan disampaikan secara
ringkas berikut ini.
Teori belajar ini dinilai cukup cocok dengan pembelajaran dengan tujuan
memiliki kemampuan yang membutuhkan praktik serta pembiasaan yang disiplin.
Teori ini membantu individu dalam belajar secara terus-menerus dan
berkesinambungan dengan tujuan mereka bisa menerapkannya sebaik mungkin.
Materi pembelajaran yang diberikan sangat detil. Individu yang memiliki niat dan
tekad untuk mempelajari sesuatu dengan begitu dalam akan benar-benar terbantu
dengan praktik teori belajar behavioristik karena banyaknya materi yang
diberikan. Harapannya, peserta didik bisa memahami semua pelajaran yang
diberikan.
11
Membangun Konsentrasi Individu
Teori belajar ini memaksa individu yang belajar untuk membangung konsentrasi
pikiran mereka sendiri, dimotivasi dengan adanya penguatan dan hukuman yang
mungkin didapatkan. Motivasi ini dimunculkan sebagai dorongan bagi individu
tersebut agar selalu siap untuk memunculkan respon dan harapannya mereka bisa
membangun konsentrasi sebaik mungkin ketika belajar. (baca: Psikologi Warna)
Teori belajar ini cukup cocok diterapkan pada individu, terutama anak, yang
dinilai masih membutuhkan dominasi orang tuanya. Teori ini berperan dalam
memberikan pendidikan dalam bentuk pengarahan pola pikir, melatih memberikan
respon cepat dengan membentuk konsentrasi secepat mungkin. Selain itu, teori ini
memang membantu anak-anak yang berhasil belajar berdasarkan hasil
pengulangan atau tipe anak yang bisa belajar dengan cara meniru. (baca: Psikologi
Eksperimen)
Hasil dari pembelajaran menggunakan teori belajar ini lebih bisa diamati. Hal ini
terjadi karena perubahan menjadi tolok ukur teori belajar behavioristik, seseorang
baru dianggap belajar ketika menghasilkan perilaku yang berbeda akan suatu
kejadian yang dialaminya. Dari sisi tenaga pendidik, teori belajar ini juga
membuat mereka berlatih diri untuk bersikap lebih jeli dan peka pada kondisi
belajar yang dijalankan. Pembelajaran menggunakan teori ini memiliki kelebihan
dengan bisa mengendalikan peserta belajar dengan mengganti stimulus alami
dengan stimulus tepat sehingga mendapatkan pengulangan respon yang
dikehendaki.
12
Selain kelebihan, penerapan teori behavioristik juga memiliki kekurangan, antara
lain:
Pembelajaran ini hanya berpusat pada guru atau tenaga pendidik, bukannya pada
murid atau individu yang belajar. Hal ini berpotensi membuat individu yang
belajar justru kehilangan kemampuan dan kelebihan alaminya seperti berkreasi
sesuai dengan pikirannya. Pada tipe peserta belajar tertentu, aplikasi teori belajar
ini akan menimbulkan kebosanan dan justru membentuknya sebagai pribadi yang
pasif karena hanya terus menerima dan menerima, tanpa dilibatkan untuk berpikir
dan mengajukan pendapatnya. (baca: Psikologi Sosial)
Pembelajaran dengan cara ini tergolong tidak kreatif dan menyenangkan. Tidak
ada suasana menyenangkan yang dibangun untuk menumbuhkan minat belajar
peserta didik kecuali dengan memberikan reward ketika mereka berhasil
melakukan hal yang diinginkan. (baca: Psikologi Faal)
13
dan terbiasa tertekan dengan pendidiknya sehingga harus mematuhi hal-hal yang
membuatnya terhindar dari hukuman. Hukuman verbal dan fisik yang menjadi
ancaman (atau bahkan pernah dialami) peserta didik pada akhirnya akan
memengaruhi perkembangan psikologinya, baik dalam lingkup pembelajaran
maupun kehidupan sosialnya. (baca: Psikologi Perkembangan)
Dalam keinginan untuk menerapkan teori pembelajaran ini, maka tenaga pendidik
wajib mengetahui ciri-ciri dari metode ini, antara lain:
14
2. Penyusunan bahan pembelajaran ini harus mulai dari yang paling sederhana
sampai yang paling rumit secara berurutan. Sampaikan pada peserta didik dari
yang paling mudah ke yang paling rumit. Usahakan untuk tidak memberikan
materi secara melompat untuk mempermudah mereka memahami materi yang
diberikan secara utuh dan lengkap. (baca: Persepsi dalam Psikologi)
3. Bagi tujuan pembelajaran dalam beberapa bagian kecil. Hal ini akan membantu
peserta didik mencapai tujuan pembelajaran dengan cara step by step. Maka
dukung tahap ini dengan memberikan reward bagi mereka yang terbukti berhasil
mencapai tujuan jangka pendek yang ditetapkan.
4. Guru atau tenaga pendidik harus bisa bersikap jeli, maka ia harus segera bisa
mengenali kesalahan yang berpotensi dilakukan individu yang belajar dan
mengarahkannya pada pemahaman yang benar.
5. Inti dari teori pembelajaran ini adalah pengulangan dan latihan, maka guru atau
tenaga pendidik harus menyiapkan metode pengajaran yang berpatok pada metode
pengulangan dengan tujuan memfasilitasi individu yang belajar untuk memahami
dengan penuh materi yang diberikan.
Bisa dilihat jika dari aplikasi penggunaan teori ini, guru sebagai pusat
pembelajaran harus menjadi sosok pendidik yang sempurna. Sempurna itu dilihat
dari persiapan materi, pembawaan diri, dan cara ia mendidik para peserta
didiknya. Teori belajar ini bukan hanya memberatkan peserta didik dengan
metode pengulangan dan pemberian reward/punishment selama proses belajar,
tetapi juga menuntut guru untuk tidak terlihat ‘cacat’ di mata peserta didiknya.
Baca juga:
15
diterapkan pada beberapa kondisi dan tujuan tertentu. Selama penggunaan teori ini
masih dalam batasan, teori belajar behavioristik boleh menjadi alternatif praktik
pembelajaran.
D. DAFTAR PUSTAKA
http://duniatp.blogspot.co.id/2015/04/model-pembelajaran-gerlach-dan-ely.html.
16