Anda di halaman 1dari 18

1

BAB I
PENDAHULUAN

A. Latar Belakang Masalah


Sesungguhnya belajar adalah ciri khas manusia sehingga manusia
dapat dibedakan dengan binatang. Belajar dilakukan manusia seumur
hidupnya, kapan saja, dan dimana saja, baik di sekolah, kelas, jalanan, dan
dalam waktu yang tidak ditentukan sebelumnya. Sekalipun demikian, belajar
dilakukan manusia senantiasa oleh itikad dan maksud tertentu.
Belajar terjadi ketika ada interaksi antara individu dan lingkungan,
baik lingkungan fisik maupun lingkungan sosial. Lingkungan fisik adalah
buku, alat peraga, dan alam sekitar. Adapun lingkungan pembelajaran adalah
lingkugan yang merangsang dan menantang siswa untuk belajar.
Sama halnya dengan belajar, mengajar pun ada hakikatnya merupakan
suatu proses, yaitu proses mengatur dan mengorganisasikan lingkungan yang
ada disekitar siswa sehingga dapat menumbuhkan dan mendorong siswa
melakukan proses belajar. Pada tahap berikutnya, mengajar adalah proses
memberikan bimbingan atau bantuan kepada siswa dalam melakukan proses
belajar.
Apabila hakikat belajar adalah perubahan, hakikat belajar mengajar
adalah proses pengaturan yang dilakukan oleh guru.
Agar proses belajar mengajar sesuai dengan tujuan yang diharapkan
dibutuhkan metode atau strategi mengajar yang sesuai dengan kapasitas
siswa, maka dari itu disusunlah makalah ini guna menjelaskan konsep
meningkatkan sistem dalam pembelajaran.1

B. Rumusan Masalah
Berdasarkan latar belakang masalah diatas, maka rumusan masalah ini
adalah sebagai berikut :
1. Bagaimana konsep dasar pembelajaran?

1
Hamdani, Srategi Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2011), 17.
1
2

2. Apa saja manfaat pendekatan sistem pembelajaran?


3. Apa saja komponen-komponen dalam sistem pembelajaran?
4. Apa saja kriteria variabel dalam sistem pembelajaran?

C. Tujuan Masalah
Berdasarkan rumusan masalah diatas, maka tujuan masalah ini adalah
sebagai berikut :
1. Untuk menjelaskan konsep dasar pembelajaran.
2. Untuk menjelaskan manfaat pendekatan sistem pembelajaran.
3. Untuk menjelaskan komponen-komponen dalam sistem pembelajaran.
4. Untuk menjelaskan kriteria variabel dalam sistem pembelajaran.
3

BAB II
PEMBAHASAN

A. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran


1. Pengertian Perencanaan
Perencanaan dalam bahasa inggris dikenal dengan istilah plan
artinya serangkaian kegiatan yang akan dilakukan di masa yang akan
datan. Lesson plan berarti perencanaan pembelajaran.
Perencanaan adalah menetapkan pekerjaan yang harus dilaksanakan
oleh kelompok untuk mencapai tujuan yang digariskan. Perencanaan
mencakup kegiatan pengambilan keputusan untuk itu diperlukan
kemampuan untuk mengadakan visualisasidan melihat ke depan guna
merumuskan suatu pola tindakan untuk masa mendatang.
Perencanaan juga dapat didefinisakn sebagai suatu cara
mengantisipasi dan menyeimbangkan perubahan. Perubahan lingkungan
harus selalu diantisipasi sehingga perubahan berimbang dengan perubahan
dalam pembelajaran disekolah maupun madrasah.
Dengan demikian, perencanaan memiliki 3 makna. Pertama,
perencanaan adalah usaha mencari wujud yang akan datang serta usaha
untuk mencapainya. Kedua, perencanaan bermakna usaha menghilangkan
kesenjangan antara keadaan masa sekarang dengan masa yang akan
datang. Ketiga, perencanaan adalah usaha merubah keadaan agar sejalan
dengan keadaan lingkungan yang juga berubah.
2. Pengertian Pembelajaran
Pembelajaran adalah suatu proses yang dilakukan oleh para guru
dalam membimbing, membantu, dan mengarahkan peserta didik untuk
memiliki pengalaman belajar. Dengan kata lain pengajaran adalah suatu
cara bagaimana mempersiapkan pengalaman belajar bagi peserta didik.
3. Pengertian Perencanaan Pembelajaran
Perencanaan pembelajaran adalah proses penyusunan materi
pelajaran, penggunaan media pengajaran, penggunaan pendekatan dan

3
4

metode pengajaran, dan penilaian dalam suatu alokasi waktu yang akan
dilaksanakan pada masa tertentu untuk mencapai tujuan yang telah
ditentukan.
Berdasarkan uraian dibatas, konsep perencanaan pengajaran dapat
dilihat dari berbagai sudut pandang, yaitu:
1. Perencanaan pengajaran sebagai teknologi adalah suatu perencanaan yang
mendorong penggunaan teknik-teknik yang dapat mengenbangkan tingkah
laku kognitif dan teori-teori konstruktif terhadap solusi dan problem-
problem pengajaran.
2. Perencanaan pengajaran sebagai suatu sistem adalah sebuah susunan dari
sumber-sumber dan prosedur-prosedur untuk menggerakkan pembelajaran.
Pengembangan sisitem pengajaran melalui proses yang sistematik
selanjutnya diimplementasikan dengan mengacu terhadap strategi tersebut.
3. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah disiplin adalah cabang dari
pengetahuan yang senantiasa memperhatikan hasil-hasil penelitian dan
teori tentang strategi pengajaran dan implementasinya terhadap strategi
tersebut.
4. Perencanaan pengajaran sebagai sains (science) adalah mengkreasi secara
detail spesifikasi dari pengembangan, implementasi, evaluasi, dan
pemeliharaan akan situasi maupun fasilitas pembelajaran terhadap unit-
unit yang luas maupun yang lebih sempit dari materi pelajaran dengan
segala tingkatan kompleksitasnya.
5. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah proses adalah pengembangan
pengajaran secara sistematik yang digunakan secar khusus atas dasar teori-
teori pembelajaran dan pengajaran untuk menjamin kualitas pembelajaran.
Dalam perencanaan ini dilakukan analisis kebutuhan dari proses belajar
dengan alur yang sistematik untuk mencapai tujuan pembelajaran.
Termasuk didalamnya evaluasi terhadap materi dan aktivitas-aktivitas
pengajaran.
6. Perencanaan pengajaran sebagai sebuah realitas adalah ide pengajaran
dikembangkan dengan memberikan hubungan pengajaran dari waktu ke
5

waktu dalam suatu proses yang dikerjakan perencanaan dengan mengecek


secara cermat bahwa semua kegiatan telah sesuai dengan tuntutan sains
dan dilaksanakan secara sistematik.
7. Dengan mengacu kepada berbagai sudut pandang tersebut, maka
perencanaan program pengajaran harus sesuai dengan konsep pendidikan
dan pengajaran yang dianut dalam kurikulum. Penyusunan program
pengajaran sebagai sebuah proses, disiplin ilmu pengetahuan, realitas,
sistem, dan teknologi pembelajaran bertujuan agar pelaksanaan pengajaran
berjalan dengan efektif dan efisien.2

B. Manfaat Perencanaan Pengajaran


Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam memandu
guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam melayani kebutuhan
belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga di maksudkan sebagai langkah
awal sebagai proses pembelajaran berlangsung.
Terdapat beberapa manfaat perencanaan pengajaran dalam proses
belajar mengajar yaitu :
1. Sebagai petunjuk arah kegiatan dalam mencapai tujuan
2. Sebagai pola dasar dalam mengatur tugas dan wewenang bagi setiap unsur
yang terlibat dalam kegiatan.
3. Sebagai pedoman kerja bagi setiap unsur, baik unsur guru maupun unsur
murid.
4. Sebagai alat ukur efektif tidaknya suatu pekerjaan, sehingga setiap saat di
ketahui ketepatan dan kelambatan kerja.
5. Untuk bahan penyusunan data agar terjadi keseimbangan kerja.
6. Untuk menghemat waktu, tenaga, alat-alat dan biaya.
Sedangkan penerapan konsep dan prinsip pembelajaran berbasis
kompetensi diharapkan bermanfaat untuk :
1. Menghindari dublikasi dalam memberikan materi pelajaran. Dengan
menyajikan materi pelajaran yang benar-benar relavan dengan kompetensi

2
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Roskdakarya)
6

yang dicapai, dapat dihindari terjadinya dublikasi dan pemberian materi


pelajaran yang terlalu banyak.
2. Mengupayakan konsistensi kompetensi yang ingin dicapai dalam
mengajarkan suatu mata pelajaran. Dengan kompetensi yang telah
ditentukan secara tertulis, siapapun yang mengajarkan mata pelajaran
tertentu tidak akan bergeser atau menyimpang dari kompetensi dan materi
yang telah ditentukan.
3. Meningkatkan pembelajaran sesuai dengan kebutuhan, kecepatan dan
kesempurnaan siswa.
4. Membantu mempermudah pelaksanaan akreditasi.
5. Memperbarui sistem evaluasi dan laporan hasil belajar siswa.
6. Memperjelas komunikasi dengan siswa tentang tugas, kegiatan, atau
pengalaman belajar yang harus di lakukan dan cara yang digunakan untuk
menentukan keberhasilan belajarnya.
7. Meningkatkan akuntabilitas publik. Kompetensi yang telah disusun,
divalidasikan, dan di komunikasikan kepada publik. Sehingga dapat
digunakan untuk mempertanggung jawabkan kegiatan pembelajaran
kepada publik.
8. Memperbaiki sistem sertifikasi. Dengan perumusan kompetensi yang lebih
spesifik yang lebih terperinci, sekolah atau madrasah dapat mengeluarkan
sertifikat atau transkrip yang menyatakan jenis dan aspek kompetensi yang
dicapai. 3

C. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran


Komponen pembelajaran adalah kumpulan dari beberapa item yang
saling berhubungan satu sama lain yang merupakan hal penting dalam proses
belajar mengajar. Didalam pembelajaran, terdapat komponen-komponen yang
berkaitan dengan proses pembelajaran, yaitu :

3
Abdul Majid, Perencanaan Pembelajaran, (Bandung : PT Remaja Rosdakarya, 2011), 22.
7

1. Kurikulum atau Materi Pelajaran


Secara etimologis, kurikulum (curriculum) berasal dari bahasa
yunani currir yang artinya”pelari” dan curere yang artinya “tempat
pepacu”. Yaitu suatu jarak yang harus ditempuh oleh para pelari dari garis
start sampai garis finis. Secara terminologis, istilah kurikulum
mengandung arti sejumlah pengetahuan atau mata pelajaran yang harus
ditempuh atau diselesaikan siswa guna mencapai suatu tingkatan atau
ijazah.
Adapun karakteristik dari materi yang bagus menurut Hutchinson
dan Waters adalah:
a. Adanya teks yang menarik
b. Adanya kegiatan atau aktivitas yang menyenangkan serta meliputi
kemampuan berfikir sama
c. Memberi kesempatan siswa untuk menggunakan pengetahuan dan
keterampilan yang sudah mereka miliki
d. Materi yang dikuasai baik oleh siswa maupun guru
2. Tujuan Pendidikan
Tingkah laku manusia, secara sadar maupun tidak sadar tentu
berarah pada tujuan. Sebagai ilmu pengetahuan tugas pendidikan atau
pendidik maupun guru adalah menanamkan sistem-sistem norma tingkah
laku perbuatan yang didasarkan kepada dasar-dasar filsafat yang dijunjung
oleh lembaga pendidikan dan pendidik dalam suatu masyarakat
3. Peserta Didik
Siswa atau murid biasanya digunakan untuk seseorang yang
mengikuti suatu program pendidikan disekolah atau lembaga pendidikan
lainnya, dibawah bimbingan seorang atau beberapa guru. Dalam konteks
keagamaan murid digunakan sebagai sebutan bagi seseorang yang
mengikuti bimbingan seorang totkoh bijaksana. Sisiwa memiliki latar
belakang minat, dan kebutuhan serta kemampuan yang berbeda.
8

4. Guru atau Pendidik


Guru sebagai pendidik disekolah yang secara langsung maupun
tidak langsung mendapat tugas dari orang tua atau masyarakat untuk
melaksanakan pendidikan. Peranan guru tidak hanya terbatas sebagai
pengajar (penyampai ilmu pengetahuan), tetapi juga sebagai pembimbing,
pengembang, dan pengelola kegiatan pembelajaran yang dapat
memfasilitasi kegiatan belajar siswa dalam mencapai tujuan yang telah
ditetapkan.
5. Metode Pembelajaran
Metode pembelajaran adalah komponen cara pembelajaran yang
harus dilakukan oleh guru dalam menyampaikan pesan/materi
pembelajaran agar mencapai tujuan pembelajaran.
Metode pembelajaran dapat dikelompokkan dalam tiga kelompok,
yaitu kelompok yang bersifat monologis, dialogis, dan kreatif. Kelompok
pertama adalah metode-metode yang bersifat monologis yaitu yatu metode
pembelajaran yang lebih menekankan ada aktifitas guru dalam
pembelajaran atau metode satu arah (one way communication), dan guru
pemegang peranan utama sedangkan siswa bersifat pasif. Kelompok kedua
adalah metode yang bersifat dialogis yaitu metode pembelajaran yang
menekankan komunikasi atau interaksi dua arah (Two way
communication), dimana aktifitas guru dan siswa seimbang sama-sama
aktif. Sedangkan kelompok ketiga adalah metode yang bersifat kreatif
yaitu metode pembelajaran yang lebih menekankan aktifitas siswa. Metode
kelompok ketiga ini dimaksudkan agar siswa terbentu, sementara guru
berperan sebagai fasilitator dan organisator pembelajaran.
Adapun metode pembelajaran yang dapat digunakan oleh guru
adalah sebagai berikut:
a. Metode Ceramah
Metode ceramah adalah metode pembelajaran yang
penyampaian informasi pembelajaran kepada siswa dilakukan dengan
cara lisan. Metode ini bisa diaplikasikan di dalam kelas atau di dalam
9

gedung dengan jumlah murid yang cukup banyak. Tujuan dari metode
ini adalah membantu siswa untuk belajar tanpa harus memilki buku
pembelajaran.
Keunggulan dari metode ini diantaranya suasana kelas akan
lebih kondusif dan tenang, seorang pengajar lebih memiliki porsi besar
dalam mengatur kegiatan kelas, efisiensi waktu dan tenaga juga cukup
baik salah satunya setiap siswa dapat dengan cepat dan mudah
menerima informasi yang disampaikan guru sehingga proses
pembelajaran bisa berjalan dengan efektif dan lancar. Metode ini sangat
tepat digunakan untuk siswa yang memiliki kecerdasan yang bagus.
Adapun kekurangan dari metode ini adalah kondisi kelas akan dipegang
dan diatasi sepenuhnya oleh guru sehingga guru kurang tahu
perkembangan siswa secara pasti. Proses timbal balik dan pemahaman
seorang anak akan berbeda, bahkan yang lebih parahnya siswa tidak
dapat memahami materi yang disampaikan guru dengan baik.
b. Metode Tanya Jawab
Metode tanya jawab adalah metode yang dalam menyampaikan
suatu informasi dilakukan melalui interaksi antara guru dan murid.
Suatu cara yang digunakan untuk menyampaikan adalah seorang guru
memberikan pertanyaan kepada siswa dengan tujuan seberapa
pemahaman siswa terhahap materi-materi yang disampaiakan guru.
Keunggulan dari metode ini adalah setiap murid dapat dipancing untuk
berfikir dan berani menyampaikan pendapatnya. Sedangkan kelemahan
membutuhkan waktu yang cukup lama, karena setiap sisiwa memiliki
pendapat yang berbeda.
c. Metode Diskusi
Metode diskusi adalah metode pembelajaran yang berkaitan
dengan suatu masalah yang dilakukan oleh beberapa orang. Dalam
praktiknya metode ini lebih mengutamakan interaksi yang terjadi antar
individu serta untuk merangsang daya pikir setiap peserta diskusi.
10

Metode ini sangat cocok diterapkan pada kelompok yang jumlahnya


tidak terlalu banyak. Macam-macam metode diskusi yaitu:
1) Diskusi formal
Diskusi ini dapat ditemukan berbagai lembaga misalnya di
pemerintah. Dalam diskusi ini dibutuhkan adanya ketua sebagai
pengatur jalannya diskusi serta seorang notulen untuk mencatat
setiap apa yang ada dalam proses diskusi. Pada umumnya acara yang
dilakukan tersebut berbentuk formal seperti yang dilakukan oleh para
wakil rakyat diacara sidang DPR.
2) Diskusi non formal
Dalam diskusi ini tidak harus ada notulen acara. Seperti
contoh kegiatan kelompok belajar yang setiap anggota kelompok
belajar akan saling berbagi informasi atau pertanyaan untuk
dipecahkan dan dicari solusinya secara bersama-sama.
Keunggulan dari metode ini adalah proses belajar mengajar
dapat membangun suasana kelas yang lebih menarik dan tidak
mebosankan, selain intu distusi ini juga mengajarkan kepada siswa
untuk mampu besrifat kritis dan sistematis dalam berfikir serta
bersikap toleran. Kelemahan dari metode ni adalah setiap siswa
dituntut untuk aktif dan tentu tidak semua siswa mampu mengikuti
metode ini. Metode ini lebih cenderung diisi oleh siswa ynag
dianggap pandai dan berani berbicara. Oleh karena itu bagi siswa
yang kurang berani akan memiliki peluang yang kecil untuk bisa
berpartisipasi dalam diskusi.
d. Metode Demontrasi
Metode demontrasi adalah metode dengan menggunakan benda
alat, ataupun bahan-bahan informasi yang dapat memberikan gambaran
yang nyata.
e. Metode Eksperimen
Metode eksperimen adalah jenis metode pembelajaran dengan
bentuk memberikan kesempatan kepada siswa untuk mengerjakan suatu
11

percobaan baik individu maupun kelompok. Misalnya saja melakukan


percobaan dilaboratorium kimia.
f. Metode Latihan
Metode latihan atau training adalah metode pengajaran yang
dilakukan dengan cara melatih keterampilam (soft skill) para siswa
dengan cara merancang, membuat, atau memanfaatkan sesuatu.
g. Metode Debat
Metode debat adalah metode dimana siswa saling beradu
argumentasi, baik perorangan maupun berkelompok. Debat tersebut
dilakukan secara formal dengan aturan tertentu dimana tujuannya untuk
membahas suatu permasalahan dan cara penyelesaian masalah.
6. Media Pembelajaran
Media pembelajaran adalah adalah alat atau wahana yang digunakan
guru dalam proses pembelajaran untuk membantu penyampaian pesan
pembelajaran dengan fungsi meningkatkan peranan strategi pembelajaran.
Diantara media pembelajaran yang dapat digunakan yaitu:
a. Media Visual
Metode visual lebih menekankan pada penggunaan tampilan-
tampilan yang dapat menarik perhatian mata. Misalnya saja diagram,
grafik, chart, bagan, komik, dan poster.
b. Media Audial
Media audial menekankan pada penggunaan pendengaran.
Diantara contohnya yaitu tape recorder, laboratorium bahasa, radio.
c. Projected Motion Media
Projected motion media yaitu menyampaikan berbagai informasi
melalui gambar yang bisa bergerak. Misalnya saja televise, film, video
(VCD, DVD, VTR), animasi, dan computer.
Beberapa fungsi media pembelajaran dalam proses komunikasi
pembelajaran adalah seabagai berikut:
12

1) Berperan sebagai komponen yang membantu


mempermudah/memperjelas materi atau pesan pembelajaran daalm
proses pembelajaran.
2) Membuat pembelajaran menjadi lebih menarik
3) Membuat pembelajaran lebih realistis/objektif
4) Menjangkau sasaran yang luas
5) Mengatasi keterbatasan jarak dan waktu, karena dapat menampilkan
pesan yang berada diluar ruang kelas dan dapat menampilkan
informasi yang terjadi pada masa lalu, mungkin juga masa yang akan
dating
6) Mengatasi informasi yang bersifat membahayakan, gerakan rumit,
objek yang sangat besar dan sangat kecil, semua dapat disajikan
menggunakan media yang telah dimodifikasi
7) Menghilangkan verbalisme yang hanya bersifat kata-kata
7. Evaluasi Pembelajaran
Evaluasi pembelajaran komponen yang berperan untuk menetapkan
keberhasilan dan kegagalan aktivitas pembelajaran. Proses evaluasi harus
dilakukan setiap hari selama tahun sekolah. Ada tiga bentuk evaluasi
dalam pembelajaran yaitu:
a. Evaluasi Program Pembelajaran
Evaluasi yang dilakukan unutk mengetahui seberapa kualitas
program pembelajaran yang telah dirancang dan dilaksanakan. Dari sini
akan diketahui komponen pembelajaran mana yang perlu mendapatkan
perhatian khusus karena tidak berfungsi sebagaimana mestinya.
Dengan evaluasi program pembelajaran akan diperoleh tiga
kemungkinan rekomendasi yaitu: program pembelajaran tidak baik dan
todak boleh digunakan/dilaksanakan, program pembelajaran dapat
digunakan/dilaksanakan tapi harus direvisi terlebih dahulu dan program
pembelajaran yang baik dan siap digunakan/dilaksanakan.
13

b. Evaluasi Proses Pembelajaran


Evaluasi yang dirancang untuk mengamati proses
pembelajaran sedan berlangsung. Artinya, dengan evaluasi proses dapat
diketahui bagaimana aktivitas siswa selama pembelajaran, aktivitas
guru selama pembelajaran berlangsung, bagaimana keterampilan guru
dalam membuka sampai menutup pembelajaran.
c. Evaluasi Hasil Belajar
Evaluasi yang dirancang untuk mengetahui hasil pembelajaran
dalam bentuk hasil/prestasi belajar siswa. Hasil belajar akan nampak
pada tingkat penguasaan siswa terhadap kompetensi dan pengalaman
belajar yang dipelajari selama proses pembelajaran. Dengan evaluasi
hasil belajar akan ditetapkan boleh/tidaknya siswa melanjutkan belajar
ke tingkat pembelajaran selanjutnya atau harus mengulang. Jadi dari
komponen evaluasi akan diperoleh suatu
rekomendasi/kebijakan/keputusan pembelajaran. Baik kebijakan
tentang program pembelajaran, proses pembelajaran maupun hasil
pembelajaran.4

D. KRITERIA VARIABEL PEMBELAJARAN


Merencanakan pembelajaran tidak bisa dilepaskan dari variabel
pembelajaran. Hal ini disebabkan oleh perencanaan pembelajaran tersebut
terkait dengan tiga variabel pembelajaran. Ilmuwan pembelajaran dalam
mengklasifikasi variabel-variabel yang menjadi perhatiannya dalam
pembelajaran terutama dikaitkan dengan kegiatannya dalam pengembangan
teori pembelajaran.
Pada tahun 1978 klasifikasi variabel-variabel pembelajaran ini
dimodifikasi oleh Reigeluth dan Merril, juga Reigeluth menjadi tiga variabel,
yaitu sebagai berikut.

4
Hamdani, Strategi Belajar Mengajar, (Bandung : CV Pustaka Setia, 2011, 48.
14

1. Metode Pembelajaran
Variabel metode pembelajaran diklasifikasi lebih lanjut menjadi 3
jenis yaitu
a. Strategi pengorganisasian pembelajaran
Strategi pengorganisasian, lebih lanjut dapat dibedakan menjadi
2 jenis yaitu strategi mikro dan strategi makro.
1) Strategi mikro mengacu kepada metode untuk pengorganisasian isi
pembelajaran yang berkisar pada satu konsep, atau prosedur, atau
prinsip.
2) Strategi makro mengacu kepada metode untuk mengorganisasi isi
pembelajaran yang melibatkan lebih dari satu konsep, atau prosedur
atau prinsip. Strategi makro berurusan dengan bagaimana memilih,
menata urutan, membuat sintesis, dan rangkuman isi pembelajaran
(apakah itu konsep, prsedur, atau prinsip) yang saling berkaitan.
Pemilihan isi, berdasarkan tujuan pembelajaran yang ingin dicapai,
mengacu kepada pentapan konsep, atau prosedur atu prinsip apa
yang diperlukan untuk mencapai tujuan itu. Penataan urutan isi
mengacu kepada keputusan untuk menata dengan urutan tertentu
konsep atau prosedur atau prinsip yang akan diajarkan. Pembuatan
sintesis mengacu kepada keputusan tentang bagaimana cara
menunjukkan keterkaitan di antara konsep prosedur atau prinsip.
Pembuatan rangkuman mengacu kepada keputusan tentang
bagaimana cara melakukan tinjauan ulang konsep, prosedur atau
prinsip, serta kaitan yang sudah diajarkan.
b. Strategi penyampaian pembelajaran
Strategi penyampaian isi pembelajaran merupakan komponen
variabel metode untuk melaksanakan proses pembelajaran. Sekurang-
kurangnya ada dua fungsi dari strategi ini, yaitu 1. Menyampaikan isi
pembelajaran kepada si belajar, 2. Menyediakan informasi atau bahan-
bahan yang diperlukan siswa untuk menampilkan unjuk kerja seperti
latihan tes.
15

Paling tidak. Ada 5 cara dalam mengklasifikasi media untuk


memperskripsikan strategi penyampaian
1) tingkat kecermatannya dalam menggambarkan sesuatu.
2) tingkat interaksi yang mampu ditimbulkannya.
3) tingkat kemampuan khusus yang dimilikinya.
4) tingkat motivasi yang ditimbulkannya
5) tingkat biaya yang diperlukan
c. Strategi pengelolaan pembelajaran
Strategi pengelolaan pembelajaran merupakan komponen variabel
metode yang berurusan dengan bagaimana menata interaksi antara si
belajar dengan variabel metode pembelajaran lainnya. Strategi ini
berkaitan dengan pengambilan keputusan tentang strategi
pengorganisasian dan strategi penyampaian mana yang digunakan
selama proses pembelajaran. Paling tidak, ada 3 klasifikasi penting
variabel strategi pengelolaan, yaitu penjadwalan pembuatan catatan
kemajuan belajar siswa, dan motivasi.
2. Kondisi Pembelajaran
Setelah mengelaborasi variabel metode pembelajaran, meskipun
secara amat umum, kini saatnya mendeskripsikan dan mengklasifikasi
variabel yang termasuk ke dalam kondisi pemelajaran, yaitu variabel yang
mempengaruhi penggunaan variabel metode. Oleh karena perhatian kita
adalah untuk mempreskripsikan metode pembelajaran, maka variabel
kondisi haruslah yang berinteraksi dengan metode, dan sekaligus berada di
luar kontro perancang pembelajaran menjadi 3 kelompok, yaitu
a. Tujuan pembelajaran
Tujuan pembelajaran adalah pernyataan tentang hasil
pembelajaran apa yang diharapkan. Tujaun ini bisa sangat khusus atau
di mana saja dalam kontinu khusus.
b. Kendala dan karakteristik bidang studi
Karakteristik bidang studi adalah aspek-aspek suatu bidang studi
yang dalam memberikan landasan yang berguna sekali
16

mempreskripsikan strategi pembelajaran. Kendala adalah keterbatasan


sumber-sumber, seperti waktu, media, personalia, dan uang.
c. Karakteristik siswa
Karakteristik siswa adalah aspek-aspek atau kualitas
perseorangan siswa seperti bakat, motivasi, dan hasil belajar yang telah
dimilikinya.
Tujuan dan karakteristik bidang studi ini biasanya
dihipotesiskan memiliki pengaruh utama pada pemilihan strategi,
pengorganisasian pembelajaran, kendala (dan karakteristik bidang
studi) pada pemilihan strategi penyampaian dan karakteristik siswa
pada pemilihan strategi pengelolaan. Bagamanapun juga, pada tingkat
tertentu, mungkin sekali suatu variabel kondisi akan mempengaruhi
setiap variabel metode (misalnya, karakteristik siswa bisa
mempengaruhi pemilihan strategi pengorganisasian dan strategi
perorganisasian dan strategi penyampaian), di samping pengaruh
utamanya pada strategi pengelolaan pembelajaran.
3. Hasil Pembelajaran
Seperti variabel metode dan kondisi pembelajaran, variabel hasil
pembelajaran juga diklasifikasikan dengan cara yang sama.pada tingkat
yang amat umum sekali, hasil pembelajaran dapat diklasifikasi menjadi 3
yaitu
a. Keefektifan pembelajaran biasanya diukur dengan tingkat pencapaian si
belajar. Ada 4 aspek penting yang dapat dipaikai untuk
mempreskripsikan keefektifan pembelajaran, yaitu
1) Kecermatan penguasaan perilaku yang dipelajari atau sering disebut
dengan “tingkat kesalahan”
2) Kecepatan unjuk kerja
3) Tingkat alih belajar, dan
4) Tingkat retensi dari apa yang dipelajari.
17

b. Efesiensi pembelajaran biasanya diukur dengan rasio antara keefektifan


dan jumlah waktu yang dipakai si belajar dan atau jumlah biaya
pembelajaran yang digunakan.\
c. Daya tarik pemebelajaran biasanya diukur dengan mengamati
kecenderungan siswa tetap belajar. Daya tarik pembelajaran erat sekali
kaitannya dengan daya tarik bidang studi, dimana kualitas pembelajaran
biasanya akan mempengaruhi keduanya. Itulah sebabnya, pengukuran
kecenderungan siswa untuk terus atau tidak terus belajar dapat
dikaitkan dengan proses pembelajaran itu sendiri atau dengan bidang
studi. Klasifikasi variabel pembelajaran telah dideskripsikan secara
keseluruhan, seperti ditunjukan dalam diagram diatas. Uraian pada bab-
bab berikutnya sebaian besar akan diacungkan ke diagram ini. Mulai
dari deskripsi lebih luas tentang variabel kondisi, diikuti dengan
deskripsi tentang variabel etode, dan selanjutnya tentang variabel hasil
pembelajaran. Keterkaitan di antara variabel ini dalam pengembangan
perencanaan pemelajaran akan terlihat pada penerapan desain
pembelajaran.5

5
Hamzah B. Uno, Perencanaan Pembelajara. (Jakarta : PT. Bumi Aksara), 15-21.
18

BAB III
PENUTUP

A. Kesimpulan
1. Konsep Dasar Perencanaan Pembelajaran
a. Perencanaan
b. Pembelajaran
c. Perencanaan Pembelajaran
2. Manfaat Perencanaan Pengajaran
Perencanaan pengajaran memainkan peran penting dalam
memandu guru untuk melaksanakan tugas sebagai pendidik dalam
melayani kebutuhan belajar siswanya. Perencanaan pengajaran juga di
maksudkan sebagai langkah awal sebagai proses pembelajaran
berlangsung.
3. Komponen-komponen Sistem Pembelajaran
a. Kurikulum atau Materi Pelajaran
b. Tujuan Pendidikan
c. Peserta Didik
d. Guru atau Pendidik
e. Metode Pembelajaran
f. Media Pembelajaran
g. Evaluasi Pembelajaran
4. Kriteria Variabel Pembelajaran
a. Metode Pembelajaran
b. Kondisi Pembelajaran
c. Hasil Pembelajaran

18

Anda mungkin juga menyukai