Perilaku adalah tindakan atau aktivitas dari manusia itu sendiri yang mempunyai
bentangan yang sangat luas antara lain : berjalan, berbicara, menangis, tertawa, bekerja,
kuliah, menulis, membaca, dan sebagainya baik yang diamati langsung, maupun yang tidak
dapat diamati oleh pihak luar
Understanding Behavior
Behavior is actions or activities of the man himself who has a very wide expanse include:
walk, talk, cry, laugh, work, study, write, read, and so well observed directly, or which can not be
observed by outsiders
Perilaku Kesehatan
Adalah perilaku atau usaha-usaha seseorang untuk memelihara atau menjaga kesehatan
agar tidak sakit dan usaha untuk penyembuhan bilamana sakit.
2. Perilaku pencarian atau penggunaan sistem atau fasilitas kesehatan, atau sering disebut
perilaku pencairan pengobatan (health seeking behavior).
Perilaku ini adalah menyangkut upaya atau tindakan seseorang pada saat menderita
penyakit dan atau kecelakaan.
Adalah apabila seseorang merespon lingkungan, baik lingkungan fisik maupun sosial
budaya, dan sebagainya.
Health Behavior
1. Behavioral health care (health maintanance).
Is the behavior of a person or efforts to preserve or maintain health in order not to cure pain
and effort when ill.
2. Conduct a search or use the system or health facilities, or often called the melting behavior
treatment (health-seeking behavior).
This behavior is related to one's efforts or actions at the time of illness or accident.
3. Conduct environmental health
Is when someone responds to the environment, both physical and socio-cultural environment,
and so on.
C. Domain Perilaku
1. Kognitif
2. Afektif
3. Psikomotor
3. Teori Fungsi
Teori ini berdasarkan anggapan bahwa perubahan perilaku individu itu tergantung kepada
kebutuhan. Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku
seseorang apabila stimulus tersebut dapat dimengerti dalam konteks kebutuhan orang
tersebut. Menurut Katz (1960) perilaku dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu yang
bersangkutan. Katz berasumsi bahwa :
changes in individual behavior that depends on the needs. This means that the stimulus that could
lead to changes in a person's behavior where the stimulus can be understood in the context of the
needs of the person.
Function theory
This theory is based on the assumption that changes in individual behavior that depends on
the needs. This means that the stimulus that could lead to changes in a person's behavior
where the stimulus can be understood in the context of the needs of the person. According to
Katz (1960) behavior is motivated by the needs of the individual concerned. Katz assumed
that
a. Perilaku itu memiliki fungsi instrumental, artinya dapat berfungsi dan memberikan
pelayanan terhadap kebutuhan. Seseorang dapat bertindak (berperilaku) positif terhadap
objek demi pemenuhan kebutuhannya. Sebaliknya bila objek tidak dapat memenuhi
memenuhi kebutuhannya maka ia akan berperilaku negatif.
b. Perilaku dapat berfungsi sebagai defence mecanism atau sebagai pertahanan diri dalam
menghadapi lingkungannya. Artinya dengan perilakunya, dengan tindakan-tindakannya,
manusia dapat melindungi ancaman-ancaman yang datang dari luar.
c. Perilaku berfungsi sebagai penerima objek dan memberikan arti. Dalam peranannya
dengan tindakannya itu, seseorang senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya.
Dengan tindakan sehari-hari tersebut seseorang telah melakukan keputusan-keputusan
sehubungan dengan objek atau stimulus yang dihadapi. Pengambilan keputusan yang
mengakibatkan tindakan-tindakan tersebut dilakukan secara spontan dan dalam waktu
yang singkat. Misalnya bila seorang merasa sakit kepala, maka tanpa berfikir lama ia
akan bertindak untuk mengatasi rasa sakit tersebut dengan membeli obat diwarung dan
kemudian meminumnya atau tindakan-tindakan lainnya.
d. Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab suatu
situasi. Nilai ekspresif ini berasal dari konsep diri seseorang dan merupakan pencerminan
dari hati sanubari. Oleh sebab itu perilaku itu dapat merupakan “layar” dimana segala
ungkapan diri orang dapat dilihat. Misalnya orang yang sedang marah, senang, dan
sebagainya dapat dilihat dari perilaku atau tindakannya.
Teori ini berkeyakinan bahwa perilaku itu mempunyai fungsi untuk menghadapi dunia
luar individu dan senantiasa menyesuaikan diri dengan lingkungannya menurut
kebutuhannya. Oleh sebab itu didalam kehidupan manusia, perilaku itu tampak terus-
menerus dan berubah secara relatif.
According to Katz (1960) behavior is motivated by the needs of the individual concerned
a. that behavior
have the instrumental function, meaning that it can function and provide services to the needs.
A person can act (behave) positively to object to the fulfillment of their needs.
b. Behavior Mechanism can serve as a defense or as a self-defense in the face of the
environment. This means that by his behavior, with his actions, people can protect threats
coming from outside.
c. Behavior serves as an object and give meaning to the recipient. In her role with his actions,
someone constantly adjust to the environment. With the daily actions of the individual has
committed decisions with respect to the object or stimulus faced. Decisions that lead to such
actions are done spontaneously and in a short time. For example if a person may feel a
headache, then without thinking long he will act to overcome the pain by buying drugs diwarung
and then drink or other actions.
d. Behavioral function as expressive value of a person in answering a situation. Expressive value
is derived from the concept of a person and is a reflection of the hearts. Therefore, the behavior
can be a "screen" where all the self expression of people can be seen. For example, people who
are angry, happy, and so can be seen from the behavior or actions.
b. Kekuatan-kekuatan penahan menurun. Hal ini akan terjadi karena adanya stimulus-
stimulus yang memperlemah kekuatan penahan tersebut. Misalnya contoh tersebubt
diatas, dengan memberikan pengertian kepada orang tersebut bahwa anak banyak rezeki,
banyak adalah kepercayaan yang salah maka kekuatan penahan tersebut melemah dan
akan terjadi perubahan perilaku pada orang tersebut
b. Retaining forces decreased. This will occur because of the stimuli as weakening the
barrier. For example tersebubt example above, by providing insight to the sustenance that
many children, many is the belief that one of the anchoring strength is weakening and will
change the behavior of the person
Dalam teori Snehandu B. Kar (1983) menganalisis perilaku manusia dari tingkat
kesehatan yaitu :
Faktor-faktor pendorong yang terwujud dalam sikap dan perilaku petugas kesehatan atau
Predisposing factors embodied in knowledge, attitudes, beliefs, beliefs, values, and so on.
facilities or health facilities. For example: health centers, contraception, latrines, etc.
The driving factors manifested in attitudes and behavior of health care workers or other personnel,
2. Exercise regularly
3. Do not smoke
jumlahnya cukup untuk memenuhi kebutuhan tubuh (tidak kurang, tetapi juga tidak lebih).
Secara kualitas mungkin di Indonesia dikenal dengan ungkapan empat sehat lima sempurna.
2. Olahraga teratur
Olahraga teratur juga mencakup kualitas (gerakan), dan kuantitas dalam arti frekuensi
dan waktu yang digunakan untuk olahraga. Dengan sendirinya kedua aspek ini tergantung
3. Tidak merokok
diperkirakan sudah mempunyai kebiasaan minum-minuan alkohol dan makin meningkat pula.
lingkungan modern, mengharuskan orang untuk bekerja keras dan berlebihan, sehingga
waktu istirahat berkurang. Hal ini juga dapat membahayakan kesehatan. Istirahat cukup
bukan saja berguna untuk memelihara kesehatan fisik, tetapi juga untuk kesehatan mental.
Istirahat yang cukup adalah kebutuhan dasar manusia untuk mempertahankan kesehatan
Stress akan terjadi pada siapa saja, dan akibatnya bermacam-macam bagi kesehatan.
Lebih-lebih sebagai akibat dari tuntutan hidup yang keras seperti diuraikan di atas.
Kecenderungan stress akan meningkat pada setiap orang. Stres tidak dapat dihindari oleh
siapa saja, namun yang dapat dilakukan adalah mengatasi, mengendalikan atau mengelola
stress tersebut agar tidak mengakibatkan gangguan kesehatan, baik kesehatan fisik maupun
kesehatan mental (Notoatmodjo,2010). Kita harus dapat mengendalikan atau mengelola stress
Perilaku atau gaya hidup lain yang baik untuk kesehatan, yang intinya adalah tindakan
atau perilaku seseorang agar dapat terhindar dari berbagai macam penyakit dan masalah
Perilaku Sakit
behavioral Pain
merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang memantau
tubuhnya,mendefinisika dan menginterpretasikan gejala yang dialami, melakukan
upaya penyembuhan, dan penggunaan system pelayanan kesehatan
the behavior of sick people which include: how someone watching her, mendefinisika and interpret
the symptoms experienced, healing efforts, and use the health care system
. Faktor-Faktor Yang Mempengaruhi Perilaku Sakit
a. Faktor Internal
Persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami.
Asal atau Jenis penyakit
Pada penyakit akut dimana gejala relatif singkat dan berat serta mungkin
mengganggu fungsi pada seluruh dimensi yang ada, Maka klien bisanya akan
segera mencari pertolongan dan mematuhi program terapi yang diberikan.
b. Faktor Eksternal
Gejala yang Dapat Dilihat
Gejala yang terlihat dari suatu penyakit dapat mempengaruhi Citra Tubuh dan
Perilaku Sakit.
Kelompok Sosial
Kelompok sosial klien akan membantu mengenali ancaman penyakit, atau justru
meyangkal potensi terjadinya suatu penyakit.
Latar Belakang Budaya
Latar belakang budaya dan etik mengajarkan sesorang bagaimana menjadi
sehat, mengenal penyakit, dan menjadi sakit. Dengan demikian perawat perlu
memahami latar belakang budaya yang dimiliki klien.
Ekonomi
Semakin tinggi tingkat ekonomi seseorang biasanya ia akan lebih cepat tanggap
terhadap gejala penyakit yang ia rasakan.
Kemudahan Akses Terhadap Sistem Pelayanan
Dekatnya jarak klien dengan RS, klinik atau tempat pelayanan medis lain sering
mempengaruhi kecepatan mereka dalam memasuki sistem pelayanan kesehatan.
Dukungan Sosial
Dukungan sosial disini meliputi beberapa institusi atau perkumpulan yang
bersifat peningkatan kesehatan.
Factors That Influence Behavior Pain
a. Internal factors
• Perception of the individual against the symptoms and the nature of the pain experienced.
• The origin or type of disease
In acute illness where symptoms are relatively short and heavy and may interfere with the function
of the entire existing dimension, then the client will usually seek help and comply with the given
therapeutic program.
b. External factors
• Visible Symptoms
The visible symptoms of a disease can affect body image and Behavioral Hospital.
• Social Groups
Social groups will help the client to recognize the threat of disease, or even meyangkal potential
occurrence of a disease.
• Background Culture
Cultural and ethical background to teach someone how to be healthy, to know the disease and
become ill. Thus nurses need to understand the background of the culture of the client.
• Economy
The higher the person's level of economy it will normally be responsive to the symptoms he felt.
• Ease of Access to Care System
The proximity clients with hospitals, clinics or other medical services where often affect their speed
in entering the health care system.
• Social Support
Social support here include several institutions or entities which are improved health.
.
Tahap-tahap Perilaku Sakit
Stages of Pain Behavior
1. Tahap I (Mengalami Gejala)
Pada tahap ini pasien menyadari bahwa ”ada sesuatu yang salah ”Mereka
mengenali sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya
diagnosa tertentu
2. Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat. Orang yang sakit akan
melakukan konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya
bahwa ia benar-benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya
dan dari harapan terhadap perannya.
3. Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang
ahli, mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan
implikasi penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang.
4. Tahap IV (Peran Klien Dependen)
Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung
pada pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada.
5. Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba,
misalnya penurunan demam.
Phase I (Experiencing Symptoms)
At this stage the patient realizes that "something is wrong" They recognize the sensation or
limitations in physical function but have not alleged the existence of a specific diagnosis
2. Phase II (Assumptions About the Role of Pain)
Occurs if symptoms persist or heavier. People who are sick will confirm to the family, those closest
or social group that he was really sick and had to be rested from their normal obligations and of the
expectations of the role.
3. Phase III (Contact with Health Services)
At this stage the client is looking for certainty of disease and treatment from a specialist, looking for
an explanation of your symptoms, and causes of disease, and the health implications of the disease
in the future.
4. Phase IV (Role Dependent Client)
At this stage, the client receives a state of illness, so that clients rely on health care providers to
relieve symptoms.
5. Phase V (Recovery and Rehabilitation)
Is the final stage of illness behavior, and can occur suddenly, such a decrease fever.
Dampak Sakit
impact of Pain
1. Terhadap Perilaku dan Emosi Klien
Setiap orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit,
reaksi orang lain terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain.
2. Terhadap Peran Keluarga
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami
penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan.
3. Terhadap Citra Tubuh
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan
fisiknya.
4. Terhadap Konsep Diri
Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek
kepribadiannya.
5. Terhadap Dinamika Keluarga
Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan
melakukan koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.
1. Against Client Behavior and Emotions
Everyone has a different reaction depending on the origin of disease, other people's reactions to the
disease, and others.
2. The Role Of Family
Everyone has a role in life, such as breadwinners, decision makers, a professional, or as a parent.
When experiencing illness, the roles of the client to change.
3. Against Body Image
Body image is a subjective concept of a person's physical appearance.
4. Towards Self Concept
Self-concept is the mental image of a person against himself, including how they see the strengths
and weaknesses in all aspects of his personality.
5. Against Family Dynamics
Family dynamics meruapakan process where families perform functions, decision-making, providing
support to their members, and do cope with the changes and challenges of everyday life.