TINJAUAN PUSTAKA
yang pesat, sehingga memerlukan zat-zat gizi tinggi setiap kilogram berat
badannya. Anak balita ini justru merupakan kelompok umur yang paling sering
menderita kekurangan gizi. Beberapa kondisi yang menyebabkan balita rawan gizi
yaitu anak balita dalam periode transisi dari makanan bayi ke makanan orang
dewasa, anak balita dianggap kelompok umur yang paling belum berguna bagi
keluarga, ibu yang sudah mempunyai anak kecil lagi atau ibu yang sudah bekerja
penuh, dan anak balita masih belum bisa mengurusi diri sendiri dengan baik, serta
anak balita turun ke tanah sehingga terpapar dengan kondisi yang memungkinkan
Balita BGM adalah balita yang berat badannya berada pada garis merah atau
dibawah wilayah kerja pada waktu tertentu (Departemen Kesehatan RI, 2006).
2.1.1 Pengertian
Dari segi biologis, perilaku adalah suatu kegiatan atau aktivitas organisme
(mahluk hidup) yang bersangkutan. Oleh sebab itu,dari sudut pandang biologis
di atas dapat di simpulkan bahwa yang dimaksud perilaku (manusia) adalah semua
11
12
kegiatan atau aktivitas manusia, baik yang dapat diamati langsung maupun yang
reaksi seseorang terhadap stimulus (rangsangan dari luar). Oleh karena itu
perilaku ini terjadi melalui proses adanya stimulus terhadap organisme, dan
tertutup (convert) respon atau reaksi terhadap stimulus ini masih terbatas pada
perhatian, persepsi,pengetahuan atau kesadaran, dan sikap yang terjadi pada orang
yang menerima stimulus tersebut, dan belum dapat diamati secara jelas oleh orang
Respon seorang terhadap stimulus dalam bentuk tindakan nyata atau terbuka.
Respon terhadap stimulus tersebut sudah jelas dalam bentuk tindakan atau praktik
(practice),yang degan mudah dapat diamati atau dilihat oleh orang lain. Oleh
sebab itu disebut over behavior, tindakan nyata atau praktek (practice).
operant respon. Oleh sebab itu,untuk membentuk jenis respon atau perilaku perlu
dibentuk
komponen tersebut.
Berdasarkan batasan perilaku dari skimer tersebut, maka perilaku kesehatan adalah
suatu respon seseorang ( organisme terhadap stimulus) atau objek yang berkaitan dengan
sakit dan penyakit, sistem pelayanan kesehatan, makanan dan minuman, serta
14
lingkungan, dari batasan ini yang dapat menjadi batasan perilaku kesehatan dapat
bilamana sakit. Oleh sebab itu perilaku pemeliharaan kesehatan ini terdiri
perlu dijelaskan disini, bahwa kesehatan itu sangat dinamis dan relatif,
a. Bentuk pasif
Adalah respon internal yang terjadi di dalam diri manusia dan tidak
secara langsung bisa dilihat orang lain, misalnya berpikir, tanggapan, sikap
atau pengetahuan.
b. Bentuk aktif
Bentuk perilaku aktif yaitu apabila perilaku ini jelas bisa diihat.
Meskipun perilku ini adalah bentuk respon atau reaksi terhadap stimulus atau
rangsangan dari luar organisme (orang), namun dalam memberikan respon sangat
tergantung pada karakteristik atau faktor-faktor lain dari orang yang bersangkutan.
determinan perilaku.
16
perilaku seseorang.
totalitas penghayatan dan aktifitas seseorang yang merupakan hasil bersama atau
resultante antara berbagai faktor, baik faktor internal maupun eksternal. Dengan
yang sangat luas. Sehingga membagi perilaku manusia menjadi 3 domain, ranah
Perubahan atau adopsi perilaku baru adalah suatu peroses yang kompleks dan
a. Pengetahuan
1) Pengertian
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah orang
2003).
17
a) Cara tradisional
3) Tingkat pengetahuan
tingkatan ( Notoadmodjo,2005)
a) Tahu (Know)
mengingat kembali terhadap suatu yang spesifik dari seluruh bahan yang
b) Memahami (Comprehension)
materi tersebut secara benar. Orang yang telah paham terhadap objek atau
c) Aplikasi (Aplication)
materi yang telah dielajari pada situasi atau kondisi real ( sebenarnya).
18
d) Analisis (Analysis)
struktur organisasi, dan masih ada kaitannya satu sama lain. Kemampuan
analisis ini dapat dilihat dari penggunaan kata keraja, seperti dapat
e) Sintesis (syntesis)
yang baru. Dengan kata lain sintesis adalah suatu kemampuan untuk
f) Evaluasi (evaluation)
menyatakan isi materi yang ingin diukur dari subjek penilaian atau
a. Usia
adalah umur yang terhitung mulai dari lahir sampai ia berulang tahun.
Semakin cukup umur, tingkat dan kekuatan akan lebih matang dalam
jiwanya.
b. Tingkat Pendidikan
perkembangan, atau perubahan kearah yang lebih dewasa, lebih baik, dan
c. Pekerjaan
yang lebih dari pada yang tidak bekerja, hal tersebut mungkin disebabkan
pengetahuan responden.
20
d. Sumber informasi
e. Pengalaman
hidup (sukardi,2003)
f. Kebudayaan
b. Cukup :56%-75%
c. Baik :76%-100
b. Sikap
1) Konsep sikap
oleh keadaan objek yang sedang dihadapi tetapi juga dengan kaitannya
sekarang, dan oleh harapan – harapan untuk masa yang akan datang.
2) Definisi sikap
efek negatif terhadap suatu objek psikologis (Azwar, 2007). Sikap atau
attitude senantiasa diarahkan pada suatu hal dan objek. Tidak ada sikap
3) komponen sikap
yaitu:
23
a. Komponen kongnitif
kepercayaan seseorang terhadap suatu hal yang berlaku atau hal yang
b. Komponen afektif
terhadap sesuatu.
yang ada dalam diri seseorang berkaitan dengan objek sikap yang
dihadapinya.
4) Tingkatan sikap
yaitu:
a. Menerima (Recerving)
b. Merespon (Responding)
c. Menghargai (Valuing)
segala resiko.
lain :
sebagainya.
1. Persepsi (Perseption)
Dapat dilakukan sesuatu sesuai dengan aturan yang benar dan sesuai
3. Mekanisme (mecanism)
4. Adopsi (adoption)
beberapa faktor yang berasal dari dalam diri individu itu sendiri. Faktor – faktor
itu sendiri antara lain : susunan saraf pusat, persepsi, motivasi, emosi, dan belajar
untuk bertindak dan mencapai suatu tujuan tertentu. Hasil dari dorongan dan
a. model Suchman
medis. Ada empat unsur yang merupakan faktor utama perilaku sakit yaitu
perilaku itu sendiri, konsekuensinya tepat atau ruang lingkup dan variasi
tindakan kesehatan.
27
c. Model Febrega
d. Model Mechanic
gejala penyakit.
e. Model Andersen
tersebut.
upaya lain untuk memahami perilaku sehat dan sakit baik dari
berbagai tipe variabel yang berbeda menurut pola tindakan tertentu, dan
h. Model Laglie
perilaku dan faktor non perilaku. Faktor perilaku khususnya perilaku kesehatan
Faktor – faktor ini meliputi : faktor sikap dan perilaku tokoh masyarakat,
tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas termasuk petugas kesehatan,
(Notoadmodjo, 2012).
2.2.1 Pengertian
Anak balita adalah anak yang telah menginjak usia diatas satu tahun atau
lebih populer dengan pengertian usia anak dibawah 5 tahun (Muaris H,2006).
bagi anak usia 1-3 tahun (balita) dan anak prasekolah (3-5 tahun). Saat usia
30
balita, anak masih tergantung penuh kepada orang tua untuk melakukan kegiatan
penting, seperti mandi, buang air dan makan. Perkembangan berbicara dan jalan
di masa ini merupakan masa yang berlangsung cepat dan tidak akan pernah
berulang, karena itu sering disebut Golden age atau masa keemasan.
Menurut karakteristik, balita terbagi 2 kategori yaitu anak usia 1-3 tahun
(balita) dan anak usia pra sekolah (Uripi,2004). Anak usia 1-3 tahun merupakan
konsumen pasif, artinya anak menerima makanan dari apa yang disediakan
ibunya. Laju pertumbuhan masa balita lebih besar dari masa usia pra sekolah
sehingga diperlukan jumlah makanan yang relatif besar. Namun perut yang masih
makan lebih kecil dari anak yang usianya lebih besar. Oleh karena itu, pola makan
Pada usia pra sekolah anak menjadi konsumen aktif. Mereka sudah dapat
memilih makanan yang disukainya. Pada usia ini anak mulai bergaul dengan
perubahan dalam berperilaku. Pada masa ini anak akan mencapai fase gemar
Pada masa ini berat badan anak cenderung mengalami penurunan, akibat dari
aktivitas yang mulai banyak dan pemilihan maupun penolakan terhadap makanan.
31
a) Zat tenaga
karena itu, kebutuhan zat gizi sumbr tenaga balita relatif lebih besar dari
pada orang dewasa. Zat tenaga dapat didapat dari beras, jagung, gandum,
b) Zat pembangun
protein hewani (telur, ayam, ikan, daging, susu.) dan protein nabati
c) Zat pengatur
zat pengatur berfungsi agar faal organ – organ dan jaringan tubuh
termasuk otak dapat berjalan seperti yang diharapkan, serta untuk memberi
Berdasarkan hasil penelitian, anak – anak dalam usia balita sudah dapat lebih
lainnya, terutama protein dan vitamin A, disamping kalori dalam jumlah yang
cukup. Ada hal penting yaitu menanamkan kebiasaan memilih bahan makanan
yang baik pada usia ini. Lazimnya anak – anak kurang menyukai sayuran dalam
makanannya. Dalam hal ini ibu harus bertindak sedemikian rupa untuk mengajak
lain:
lain.
d. Bahan – bahan makanan seperti susu, daging, umumnya tidak terbeli oleh
sebagian keluarga.
Dalam menentukan makanan yang tepat, untuk seorang anak, maka perlu
1. Menentukan jumlah kebutuhan dari setiap zat gizi dengan data tentang
kebutuhan gizi
Masalah kekurangan gizi sering terjadi pada anak – anak karena anak – anak
merupakan golongan yang paling rawan terhadap kekurangan gizi. Ada anak
untuk pertumbuhan.
secara umum dalam penyusunan menu menurut waktu makan perlu beberapa
hal yaitu : menu makan pagi biasanya dipilih hidangan yang cepat dan mudah
dalam persiapan, penyajian dan dimakan. Hidangan dapat diolah sehari – hari
sebelumnya bila pagi hari terlalu sempit waktunya. Perlu diusahakan agar
34
hidangan yang disajikan mengandung zat – zat gizi yang cukup lengkap yaitu zat
gizi pemberi tenaga, pemberi dan pengatur. Menu makan siang dan makan malam
pada umumnya dibuat sama. Untuk makan malam dapat dihidangkan menu sama
dengan makan siang atau diganti satu atau dua hidangan. Umumnya semua bahan
tenaga seperti kentang, nasi, singkong, bahan makanan pemberi zat pembangun
yaitu lauk pauk, ikan telur, dan ayam, bahan makanan pemberi vitamin dan
Menu menurut kesempatan adalah menu untuk acara khusus seperti untuk
pesta ulang tahun, perkawinan dan lainya. Sifat menu ini berbeda dengan menu
sehari – hari yaitu macam hidangan lebih banyak, sekitar enam atau lebih
hidangan, jenis bahan makanan lebih istimewa yaitu memiliki nilai ekonomi
maupun sosial yang lebih tinggi. Penyajian hidangan lebih ditonjolkan dalam
penataan dan dekorasi meja, peralatan makan dan sajiannya. Jumlah hidangan
lauk pauk biasanya lebih banyak dibandingkan hidangan lainnya (Santoso Dkk,
2009).
makanan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna. Perlu
diperhatikan yang dikonsumsi misalnya lebih baik dan mudah dicerna. Perlu
yang berasal dari dalam tanah sehingga membawa kotoran dari tanah, tapi ada
juga bahan makanan yang kotor karena serangga maupun karena dicuci dengan air
yang bersih (air sungai dan lainya)sehingga mengandung kotoran maupun racun
limbah yang ada didalam air pencuciannya. Proses pencucian sebaiknya dilakukan
kedalam mulut dan mengunyah terutama bahan makanan yang agak keras dan
kaku. Pada proses pemotongan atau penghalusan bahan makanan ini, zat – zat
mudah hilang atau rusak karena zat – zat gizi dalam sel. Dalam keadaan ini bahan
makanan mudah terkena udara yang mengandung oksigen dan dapat merusak zat
– zat tersebut (terjadi oksidasi). Zat gizi yang rusak oleh oksidasi udara luar
sifat – sifat kimia makanan yang berakibat lebih lanjut pada sifat – sifat gizinya.
36
Jenis makanan yang biasa diberikan susu, buah – buahan. Pada dasarnya
sama tetapi untuk usia 3 tahun setengah porsi orang dewasa. Pada umumnya
makanan masih berbentuk lunak baik nasi, sayuran dan lauk pauk. Seperti daging
makanan pada sampai umur 5 tahun dan untuk kebutuhan protein sedapat
a. Kelompok gandum
Meliputi satu potong roti setengah cangkir nasi atau pasta, setengah
b. Kelompok Nabati
Meliputi satu jenis buah seperempat gelas jus buah murni, setengah
buah kaleng atau seperempat gelas buah kering. Sajikan sebanyak 2x sehari.
d. Kelompok susu
Meliputi satu gelas susu atau yogurt atau 2 ons keju. Sajikan sebanyak
2x sehari
e. Kelompok daging
Meliputi 2 sampai 3 ons daging lunak masak atau ikan setengah gelas
a. Kombinasi warna
Kombinasi warna yang dimaksud tentu saja tidak berasal dari zat
b. Menggunakan garnis
padahal hal sepele itu bisa juga menjadi faktor penting dalam
yang biasa digunakan dengan cadangan piring dan mangkok yang baru
(Ahira, 2012).
Banyak orang tua yang mengeluhkan anaknya sulit makan, hanya sebagian
kecil yang mempunyai anak dengan tidak memiliki masalah makan sebagian dari
mereka menemukan anaknya bisa makan ketika mulai masuk sekolah. Tapi tetap
sebagai anak mengalami kesulitan ini walaupun anak sudah masuk sekolah.
Menurutnya nafsu makan pada anak memang acap kali menjadi problema
umum yang terjadi disekitar keluarga. Kehilangan nafsu makan sebenarnya bukan
hanya monopoli anak-anak saja namun kita sebagai orang dewasa juga pasti
nafsu makan agar tetap baik. Anak – anak cenderung sulit untuk mengkonsumsi
sayur. Tanpa dia ketahui, sayur sangat baik pertumbuhannya, penyajian makanan
yang berbeda bisa menjadi salah satu siasat terbaru dalam mengatasi
39
permasalahan. Penyajian makanan yang baik dan sehat merupakan awal untuk
penting dalam memancing nafsu makan. Sama seperti membeli pakaian dan
tertarik dengan penampilannya seperti warna dan model. Begitu juga dengan
2.3.1 Pengertian
keseimbangan dalam bentuk variabel tertentu, atau perwujudan dari status tubuh
yang berhubungan dengan gizi dalam bentuk variabel tertentu. Jadi intinya
terdapat suatu variabel yang diukur (misalnya berat badan dan tinggi badan)yang
dapat digolongkan kedalam kategori gizi tertentu (misalnya: baik, kurang dan
ukuran tubuh, tetapi lebih dari itu memberikan gambaran tentang keseimbangan
antara asupan dan kebutuhan gizi (status gizi). Oleh karena itu pertumbuhan
merupakan indikator yang baik dari perkembangan status gizi anak (Depkes RI,
2002).
anak. Status gizi yang baik dapat membantu proses pertumbuhan dan
perkembangan anak untuk mencapai kematangan yang optimal. Gizi yang baik
juga dapat memperbaiki ketahanan tubuh sehingga diharapkan tubuh akan bebas
dari segala penyakit. Status gizi ini dapat membantu untuk mendeteksi lebih dini
40
timbulnya kurang gizi pada anak balita, baik penyebab langsung, tidak langsung,
akar masalah dan pokok masalah. Berdasarkan Soekirman dalam materi Aksi
pangan dan gizi Nasional (Depkes RI,2000), penyebab kurang gizi dapat
makanan yang baik tetapi karena sering sakit diare atau demam dapat
menderita kurang gizi. Demikian pada anak yang makannya tidak cukup
baik maka daya tahan tubuh akan melemah dan mudah terserang penyakit.
ketahanan pagan seluruh anggota keluarga dalam jumlah yang cukup dan
tumbuh dan berkembang secara optimal baik fisik, mental dan sosial.
ketahanan pangan keluarga, makin baik pola pengusaha anak dan keluarga
keluarga juga terkait dengan ketersediaan pangan, harga pangan, dan daya
Penilaian status gizi adalah interpretasi dari data yang didapatkan dengan
yang beresiko atau dengan status gizi buruk (Hartiyanti dan triyanti, 2007).
Penilaian status gizi secara langsung dibagi menjadi empat penilaian yaitu :
a). Antropometri
diukur antara lain BB, TB, LILA, Lingkar kepala, Lingkar dada, lemak subkutan
indeks antropometri bisa merupakan rasio, dari situ pengukuran terhadap satu atau
b). Klinis
dihubungkan dengan ketidak cukupan zat gizi. Hal ini dapat dilihat pada jaringan
epitel seperti kulit, mata, rambut, dan mukosa oral atau pada organ – organ yang
c). Biokimia
dilakukan pada berbagai macam jaringan tubuh. Jaringan tubuh yang digunakan
antara lain: urin, tinja, darah beberapa jaringan tubuh lain seperti hati dan otot.
d). Biofisik
Penentuan gizi secara biofisik adalah suatu metode penentuan status gizi
struktur jaringan.
Suatu metode penentuan status gizi secara tidak langsung dengan melihat
f. Statistik vital
berdasarkan umur, angka kesakitan dan kematian akibat penyebab tertentu dan
g. Faktor ekologi
masalah ekologi sebagai hasil interaksi beberapa faktor fisik, biologis, dan
Dalam menentukan status gizi harus ada ukuran baku (reference). Buku
rekomendasi pakar gizi dalam pertemuannya di Bogor tahun 2000. Selain itu juga
dapat digunakan buku rujukan yang dibuat oleh Departemen Kesehatan RI.
Departemen Kesehatan RI membuat buku rujukan penilaian status gizi anak balita
yang terpisah antara anak laki – laki dan perempuan. Kriteria jenis kelamin inilah
yang membedakan buka WHO – NCHS dengan buku Harvard. Buku rujukan
a. Umur
penimbangan berat badan maupun tinggi badan yang akurat, menjadi tidak berarti
44
bila tidak disertai dengan penentuan umur yang tepat. Kesalahan yang sering
muncul adalah adanya kecenderungan untuk memilih angka yang mudah seperti 1
tahun, 1,5 tahun, 2 tahun. Oleh sebab itu penentuan umur anak perlu dihitung
30hari. Jadi perhitungan umur adalah dalam bulan penuh, artinya sisa umur dalam
1. Berat Badan
2. Tinggi badan
b. Berat Badan
Berat badan merupakan salah satu ukuran yang memberikan gambaran masa
terpenting pada bayi baru lahir. Dan hal ini digunakan untuk menentukan apakah
yang yang ada pada tubuh antara tulang, otot, lemak, cairan tubuh. Parameter ini
yang paling baik untuk melihat perubahan yang terjadi dalam waktu singkat
penurunan semua jaringan yang ada pada tubuh, misalntya tulang otot, lemak,
organ tubuh, dan cairan tubuh sehingga dapat diketahui status keadaan gizi atau
tumbuh kembang anak. Selain menilai berdasarkan status gizi dan tumbuh
kembang anak, berat badan juga dapat digunakan sebagai dasar perhitungan dosis
Intervensi :
c. Tinggi Badan
Keistimewaannya bahwa ukuran tinggi badan akan meningkat terus pada waktu
46
pertumbuhan sampai mencapai tinggi yang optimal. Di samping itu tinggi badan
umur.
keadaan kurus kering dan kecil pendek. Tinggi badan sangat baik untuk melihat
keadaan gizi masa lalu terutama yang berkaitan dengan keadaan berat badan lahir
rendah dan kurang gizi pada masa balita. Tinggi badan lahir rendah dan kurang
gizi pada masa balita. Tinggi badan dinyatakan dalam bentuk indeks TB/U (tinggi
badan menurut umur), atau juga indeks BB/TB (Berat badan menurut tinggi
badan) jarang dilakukan karena perubahan tinggi badan yang lambat dan biasanya
hanya dilakukan setahun sekali. Keadaan indeks ini pada umumnya memberikan
gambaran keadaan lingkungan yang tidak baik, kemiskinan dan akibat tidak sehat
d. Lingkar Kepala
untuk menafsir pertumbuhan otak. Apabila kepala tumbuh tidak normal maka
kepala akan mengecil dan menunjukkan retardasi mental sebaliknya bila kepala
hidrosefalus yang akan meningkatkan volume kepala. Alat yang sering digunakan
dibuat dari serat kaca dengan lebar kurang dari 1cm, fleksibel dan tidak mudah
yang tidak terpengaruh banyak oleh keadaan cairan tubuh dibandingkan berat
badan. Pada anak umur 1 – 5 tahun, LILA saja sudah dapat menunjukkan status
gizi. Alat yang digunakan adalah pita ukur yang terbuat dari fiberglass, atau jenis
kertas tertentu berlapis plastik. Pengukuran dilakukan pada lengan yang tidak
aktif pada pertengahan bahu dan siku. Pada orang normal (tidak kidal) dilakukan
pada tangan kiri, sedangkan pada anak yang kidal dilkukan pengukuran pada
lengan kanan.
Intervensi :
Laki-laki Perempuan
Batas bawah Batas atas Usia Batas Bawah Batas Atas
Tahun : Bulan
2,5 4,4 0:0 2,4 4,2
3,4 5,8 0:1 3,2 5,5
4,3 7,1 0:2 3,9 6.6
5,0 8,0 0:3 4,5 7,5
5,6 8,7 0:4 5,0 8,2
6,0 9,3 0:5 5,4 8,8
6,4 9,8 0:6 5,7 9,3
6,7 10,3 0:7 6,0 9,8
6,9 10,7 0:8 6,3 10,2
7,1 11,0 0:9 6,5 10,5
7,4 11,4 0 : 10 6,7 10,9
7,6 11,7 0 : 11 6,9 11,2
7,7 12,0 1:0 7,0 11,5
7,9 12,3 1:1 7,2 11,8
8,1 12,6 1:2 7,4 12,1
8,3 12,8 1: 3 7,6 12,4
8,4 13,1 1:4 7,7 12,6
48
usianya, yang diambil dari tabel pertumbuhan anak menurut WHO. Pada tabel
49
tersebut dibedakan antara jenis kelamin laki – laki dan perempuan, yang memiliki
a) Anak yang berada antara batas bawah dan batas atas, tergolong berat
b) Anak yang beratnya dibawah batas bawah, tergolong (berat badan kurang).
2.4.1 pengertian
Balita dengan bawah garis merah (BGM) adalah balita dengan berat badan
menurut umur Berat Badan Menurut Umur (BB/U) yang berada di bawah garis
merah pada KMS (Anonim,2009). Balita BGM tidak selalu berarti menderita gizi
buruk. Akan tetapi, itu dapat menjadi indikator awal bahwa balita tersebut
Kartu Menuju Sehat (KMS) merupakan suatu alat yang digunakan untuk
memantau pertumbuhan dan perkembangan balita, bukan untuk melihat status gizi
balita. Itulah sebabnya balita BGM dikatakan belu KMS diisi atas indikator BB/U.
Berat badan merupakan ukuran yang sensitif yang sangat dipengaruhi oleh
pertumbuhan status gizi. Sedangkan tinggi badan anak tidak dipengaruhi oleh
status gizi anak. Seorang anak dikatakan tidak normal bila diukur berdasarkan
Berat Badan Menurut Umur (BB/U), namun apabila diukur berdasarkan Tinggi
Badan Menurut Umur (TB/U), belum tentu anak tersebut tidak normal. Itulah
sebabnya status gizi balita tidak dapat ditentukan hanya berdasarkam pengukuran
2.4.2.Gizi Kurang
Gizi kurang merupakan penyakit defisiensi gizi yang paling umum dijumpai
didunia dan perkiraan sekitar seratus juta anak – anak menderita gizi kurang pada
tingkat sedang dan berat. Faktor – faktor yang menyebabkan gizi kurang ada dua,
yakni penyebab langsung dan tidak langsung. Penyebab langsung yaitu dengan
rumah yang kurang, perawatan anak oleh ibu dan pelayanan kesehatan yang
mempengaruhi asupan makanan dan kesediaan pangan gizi kurang (Sinaga, 2007).
b) Anak balita dengan gizi kurang tampak kurus, lemah, kulit keriput, wajah
nutrisi, atau dengan ungkapan lain status nutrisinya berada di bawah standart rata
– rata. Nutrisi yang dimaksud bisa berupa protein, karohidrat dan kalori
(Astaqauliyah, 2006). Gizi buruk dibagi menjadi tiga bagian, yakni kwashiorkor,
marasmus, dan kekurangan keduanya. Gizi buruk biasanya terjadi pada anak
balita (bawah lima tahun) dan ditandai oleh membusungnya perut (busung lapar).
c) Rambut tipis kemerahan seperti warna rambut jagung dan mudah dicabut
f) Otot mengecil, lebih nyata bila diperiksa pada posisi berdiri atau duduk.
g) Terdapat kelainan kulit berupa bercak merah muda yang meluas dan
a) Badan tampak sangat kurus seolah – olah tulang hanya terbungkus kulit.
Gizi kurang disebabkan oleh beberapa faktor yang perlu diidentifikasi dan
diperbaiki sebagai faktor penyebab banyaknya ibu yang mempunyai balita BGM
(Bawah Garis Merah). Secara langsung dipengaruhi oleh tiga hal yaitu : anak
tidak cukup mendapatkan makanan bergizi seimbang, penykit infeksi, dan BBLR
sedangkan faktor tidak langsung yaitu perilaku, sosial ekonomi, jenis kelamin
pola asuh, dan lingkungan (prasetyawati, 2012). Hal ini dikarenakan adanya
asupan gizi yang tidak sesuai antara yang dikonsumsi dengan kebutuhan tubuh,
dimana asupan gizi secara tidak langsung dipengaruhi oleh perilaku ibu dalam
mengasuh anaknya.
Selain itu, menteri Kesehatan Indonesia, Dr. Siti Fadilah menyebutkan ada
tiga hal yang saling kait mengkait dalam hal gizi kurang, yaitu kemiskinan,
pendidikan rendah dan kesempatan kerja rendah. Ketiga hal itu mengakibatkan
kurangnya ketersediaan pangan dirumah tangga dan pola asuh anak keliru. Hal ini
mengakibatkan kurangnya asupan gizi dan balita sering terkena infeksi penyakit.
Kemiskinan juga amat terkait erat dengan pendidikan rendah. Dapat diduga,
ibu yang lahir dari keluarga miskin beresiko tinggi tidak bisa melanjutkan
pendidikannya ke jenjang lebih tinggi. Selain itu, ibu yang besar di keluarga
miskin ini akan mendapatkan seorang suami yang juga memiliki pendidikan
Ditambah pengaruh budaya. Perilaku dan adat istiadat yang kurang sehat,
kemungkinan terjadinya gizi buruk pada keluaragga seperti ini amat tinggi.
Anak yang kekurangan gizi pada usia balita akan tumbuh pendek, dan
pada rendahnya tingkat kesembuhan, karena tumbuh kembang otak 80% terjadi
pada masa dlam kandungan sampai usia 2 tahun. Resiko meninggal dari anak
yang bergizi buruk 13 kali lebih besar dibandingkan anak yang normal. WHO
memperkirakan bahwa 50% penyebab kematian bayi dan balita disebabkan oleh
keadaan gizi anak yang jelek. Gizi buruk dapat berpengaruh kepada pertumbuhan
dan perkembangan anak, juga kecerdasan anak. Pada tingkat yang lebih parah,
jika dikombinasikan dengan perawatan yang buruk, sanitasi yang buruk, dan
munculnya penyakit lain, gizi buruk dapat menyebabkan kematian (Sinaga, 2007)
dengan cara pemberian makanan tambahan yang diperkaya dengan vitamin dan
1. Perilaku
2. Sosial Ekonomi
3. Jenis Kelamin
4. Pola Asuh
5. Lingkungan
Balita BGM
Keterangan
Diteliti
Tidak diteliti
dan faktor tidak langsung. Faktor secara langsung yaitu untuk tidak cukup
tidak langsung yaitu perilaku, sosial ekonomi jenis kelamin, pola asuh dan
lingkungan. Akan tetapi peneliti hanya meneliti dominan terhadap perilaku, yaitu