Anda di halaman 1dari 25

BAB I

PENDAHULUAN

 Kesehatan merupakan hak asasi manusia dan salah satu unsur kesejahteraan yang
harus diwujudkan sesuai dengan cita-cita bangsa Indonesia sebagaimana yang
dimaksudkan dalam Pancasila dan UUD 1945.
Tujuan dari pembangunan kesehatan adalah untuk meningkatkan kesadaran,
kemauan, dan kemampuan hidup sehat bagi setiap orang agar terwujud derajat kesehatan
masyarakat yang setinggi-tingginya, sebagai investasi bagi pembangunan sumberdaya
manusia yang produktif secara sosial dan ekonomis.
Kebijakan dari Departemen Kesehatan Republik Indonesia bahwa Puskesmas
sebagai bagian dari sistem Kesehatan Nasional, sub sistem, dari kesehatan yang berada di
Kabupaten/Kota, Provinsi dan Nasional. Sebagai sistem yang harus berjalan, Puskesmas
dilengkapi dengan organisasi, memiliki Sumber Daya dan Program kegiatan pelayanan
kesehatan.
Program pokok Puskesmas merupakan program pelayanan kesehatan yang wajib
dilaksanakan karena mempunyai daya ungkit yang besar terhadap peningkatan derajat
kesehatan masyarakat yang setinggi-tingginya. Ada 6 program pokok pelayanan kesehatan
diantaranya program pengobatan, promosi kesehatan, pelayanan KIA dan KB, pencegahan
penyakit menular dan tidak menular, kesehatan lingkungan dan perbaikan gizi masyarakat.

Penyakit Demam Berdarah Dengue ( DBD ) merupakan salah satu masalah


kesehatan masyarakat di Indonesia. Sejak tahun 1968 jumlah kasusnya cenderung
meningkat dan penyebarannya selalu bertambah luas. Keadan ini erat hubungannya dengan
mobilitas penduduk sejalan dengan semakin lancarnya hubungan transportasi serta tersebar
luasnya virus dengue dan nyamuk penularnya di berbagai wilayah di Indonesia.
Menemukan kasus DBD secara dini bukanlah hal yang mudah. Karena pada awal
penularan penyakit gejala dan tandanya tidak spesifik,sehingga sulit di bedakan dengan
penyakit lainnya. Berdasarkan survei yang di la masih di butuhkan masyarakat sebesar
85,81%%, sedangkan pelacakan kasus penyakit masih di butuhkan masyarakat sebesar
84,52 %, di Puskesmas Geger pencapaian DBD tahun 2015 sebanyak 5 penderita, tahun
2016 pencapai DBD sebanyak 10 penderita .
DBD merupakan salah satu penyakit menular yang dapat menimbulkan wabah,
maka sesuai dengan Undang - Undang No.4 Tahun 1984 tentang Wabah Penyakit Menular
serta peraturan Menteri Kesehatan No.560 Tahun 1989, setiap penderita termasuk
tersangka DBD harus segera di laporkan selambat – lambatnya dalam 24 jam oleh unit
pelayanan kesehatan (rumah sakit, puskesmas, poliklinik, balai pengobatan,dokter praktek
swasta dan lain-lain).

1
B A B II
MAKSUD TUJUAN DAN MANFAAT

2.1 MAKSUD
Penyusunan POA Program DBD ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang lebih mengutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional
sehingga dapat tercapai target Program Puskesmas Geger.

2.2 TUJUAN
2.2.1 Umum
Menurunkan Angka kesakitan dan Kematian karena DBD ..
2.2.2 Khusus
1. Meningkatkan partisipasi masyarakat dalam pencegahan dan penanggulangan
DBD.
2. Menurunnya jumlah kelompok masyarakat yang terpajang faktor resiko DBD.
3. Terlaksananya Penanganan penderita DBD sesuai standar.
4. Menurunnya angka kesakitan DBD.
5. Menurunnya angka kematiaan DBD.

2
B A B III
PROFIL PUSKESMAS

3.1 KONDISI GEOGRAFIS


Kecamatan Geger dengan luas wilayah ± 123.400 Km² ( 12465.67 Ha) yang
berada di tengah – tengah Kabupaten Bangkalan.Dilihat dari keadaan wilayahnya
diKecamatan Geger mempunyai ketinggian antara 17 - 182 m diatas permukaan air
laut. Kecamatan Geger terbagi menjadi 13 desa dan 88 kelurahan. Diwilayah
Kecamatan Geger terdapat Dataran Tinggi ± 75 % yaitu desa Geger, desa
Kombangan, desa lerpak, desa Batobella, desa Batogubang, desa kampak dan desa
Dabung. 35 % adalah dataran rendah seperti desa Kompol, desa Campor.
Adapun batas – batas wilayah Kecamatan Geger adalah :
• Disebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Sepulu dan Klampis.
• Disebelah Timur berbatasan dengan Kecamatan Kokop dan Kecamatan
Konang.
• Disebelah Selatan berbatasan dengan kecamatan Galis,Kecamatan Tanah
Merah dan Kecamatan Burneh.
• Disebelah Barat berbatasan dengan Kecamatan Arosbaya.
Di Kecamatan Geger secara umum dapat terjangkau oleh kendaraan roda 2, roda
4, kendaraan umum dan lain-lain .
. Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :
NO DESA LUAS (KM2)
1 Togubang 12112
2 Lerpak 1481
3 Geger 1596
4 Batobella 861
5 Teger Priyah 3647
6 Campor 64517
7 Kompol 9870
8 Kampak 5281
9 Kombangan 10923
10 Dabung 1062
11 Katol Barat 7326
12 Banyoneng Laok 1103
13 Banyoneng Dajah 3621
Jumlah Desa: 13 123.400

3
3.2 KONDISI DEMOGRAFIS
Jumlah penduduk di Puskesmas Geger tahun 2019 mencapai ............................ jiwa.
Tabel data jumlah penduduk di wilayah kerja Puskesmas Geger tahun 2019
NO DESA JUML.PENDUDUK

1 Togubang 6.610
2 Lerpak 10.502
3 Geger 6.453
4 Batobella 3.394
5 Teger Priyah 1.315
6 Campor 3.892
7 Kompol 3.089
8 Kampak 6.881
9 Kombangan 5.285
10 Dabung 5.292
11 Katol Barat 6.111
12 Banyoneng Laok 5.502
13 Banyoneng Dajah 3.246
JUMLAH 67.572

3.3 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI KECAMATAN


Secara umum Jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan
Geger dapat dilihat pada tabel berikut:
NO JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN
1 PUSKESMAS 1
2 PUSTU 4
3 PONKESDES 3
4 PUSLING 1
5 POLINDES 6
6 APOTEK 0
7 DOKTER PRAKTEK SWASTA 0
8 BIDAN PRAKTEK SWASTA 0
TOTAL 15
Sumber data: Data Puskesmas Geger tahun 2016

4
3.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS BESERTA JARINGANNYA
Untuk ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Geger beserta
jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Status Kepegawaian
No. Pendidikan
PNS PTT KONTRAK THL MAGANG
1 Dokter Umum 1 1 1
2 Dokter Gigi 1
3 Apoteker
4 SKM 1
5 S1 Keperawatan 1 3 9
6 Akper 6 2 3
7 AKL
8 AKZI
9 AKBID 10 7 30
10 AKG
11 SAA
12 Analis Kesehatan 1
13 Refraksionis
14 Sarjana Umum 2 2 1
15 SPPH
16 SPAG
17 SLTA 3 3
18 SLTP
19 SD
JUMLAH
Sumber data: Data Kepegawaian Puskesmas Geger tahun 2016

3.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG


Dalam rangka pelaksanaan program Kesling di Puskesmas beserta jaringannya
dibutuhkan sarana dan prasarana yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

Jumlah Sarana Penunjang


No. Jenis Sarana Penunjang Kurang Cukup Lebih

1. Ambulance 2
2. Sepeda Motor 9

Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Geger

3.6 JUMLAH TENAGA KESLING


1. Dokter Umum : 3 orang
2. Petugas Kesling : 0 orang
3. Tenaga Umum : 1 orang

3.7 MITRA KERJA


1. Bidan Desa
2. Camat
3. Kepala UPTD Pendidkan
4. Kapolsek
5. Koramil
6. Kepala Desa

5
7. Tokoh Agama
8. Tokoh Masyarakat
9. Jumlah Kader kesling

3.8 PERALATAN
1. Alat Tulis Kantor
- Spidol
- Bulpoint
- Karton
- Kertas HVS

3.9 HASIL CAKUPAN PROGRAM KESLING TAHUN 2015

1. Pencapaian Target Kegiatan Kesling tahun 2015(PKP)


CAKUPAN
TARGET ABSOLUT
DATA URAIAN PENCAPAIAN
NO VARIABEL SATUAN SASARAN TARGET SUB
DASAR TARGET (H) VARIABEL
(T) % SASARAN VARIABEL
(V)
(SV)
II KESEHATAN               71.56
LIGKUNGAN
A Penyehatan Air x             95.92

% 15586 85% dr SAB 13248 11586 87.45  


1 Pengawasan Sarana Air
yg ada
Bersih ( SAB )
Sarana Air Bersih yang % 15586 67.0% drSAB di 10443 7865 75.32  
2 memenuhi syarat IS dr SAB
kesehatan  ada
Jumlah Kepala % 17059 67.0% dr ∑ KK 11430 17059 125.00  
Keluarga (KK) yang yg ada
3
memiliki akses
terhadap SAB
Penyehatan Makanan x             85.38
B dan Minuman
% 9 95% dr∑ TPM 9 7 81.87  
Pembinaan Tempat yg ada
1 Pengelolaan Makanan (
TPM )
% 9 75% dr ∑ TPM 7 6 88.89  
Tempat Pengelolaan yg ada
2 Makanan ( TPM ) yang
memenuhi syarat
kesehatan
Penyehatan x             64.85
C Perumahan dan
Sanitasi Dasar
Pembinaan sanitasi % 17059 90% dr ∑ rmh 15353 11586 75.46  
1 perumahan dan sanitasi yg ada
dasar
Jumlah rumah yang % 17059 85% dr ∑ rmh 14500 7865 54.24  
2 memenuhi syarat yg ada
kesehatan
Pembinaan Tempat- x             67.07
D Tempat Umum ( TTU
)
% 42 90% dr ∑ TTU 38 38 100.53  
1 Pembinaan sarana
yg ada
tempat-tempat umum
Tempat-tempat umum % 42 85% dr ∑ TTU 36 12 33.61  
2 yang memenuhi syarat yg ada
kesehatan
x             54.90
E
Klinik Sanitasi
% 33261 50% dr kunj. 16631 16631 100.00  
1 Px peny.
Klinik sanitasi bl
kasus 33261 100% dr klien 33261 3261 9.80  
Jumlah klien yang yg
2 sudah mendapat ditangani
intervensi/tindak lanjut
yang diperlukan
F x             61.21
Sanitasi Total

6
Berbasis Masyarakat
( STBM ) =
Pemberdayaan
Masyarakat
Jumlah Kepala % 17059 72% dr KK yg 12282 6660 54.22  
Keluarga (KK) yang ada
1
memiliki Akses
terhadap jamban
Jumlah Desa/Kelurahan % 13 24% dr 3 2 64.10  
2 yang sudah ODF (Open desa/kel
Defecation Free) yg ada
dr jamban  
3 Jumlah jamban Sehat % 17059 80% 13647 3865 28.32
yg ada
% 13 47% dr 6 6 98.20  
4 Pelaksanaan Kegiatan desa/kel
STBM di Puskesmas yg ada
Sumber data: Hasil PKP Puskesmas Geger

3.10 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Pelaksanaan kegiatan Program KESLING di Puskesmas menitik beratkan pada
pelaksanaan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif memiliki beberapa
indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan pelaksanaan program
tersebut antara lain yaitu:

TARGET SASARAN
NO VARIABEL
(T) %

A Penyehatan Air  

1 Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) 85%

2 Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan  67.0%

3 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses terhadap SAB 67.0%

B Penyehatan Makanan dan Minuman

1 Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) 95%

2 Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) yang memenuhi syarat kesehatan 75%

C Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar

1 Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar 90%

2 Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan 85%

D Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU )

1 Pembinaan sarana tempat-tempat umum 90%

2 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan 85%

E Klinik Sanitasi

1 Klinik sanitasi 50%

2 Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan 100%

F Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) = Pemberdayaan Masyarakat

1 Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban 72%

2 Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) 24%

3 Jumlah jamban Sehat 80%

4 Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas 47%

Sumber : Hasil PKP Puskesmas Geger

7
3.11 CAPAIAN PROGRAM DIBANDING TARGET
Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan
target indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :

PENCAPAIAN KESENJANGAN
TARGET
NO VARIABEL % %
SASARAN (T) %

A Penyehatan Air    

1 Pengawasan Sarana Air Bersih ( SAB ) 85% 87.45 2

2 Sarana Air Bersih yang memenuhi syarat kesehatan  67.0% 75.32 8

Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki akses


3 67.0% 125.00 58
terhadap SAB

B Penyehatan Makanan dan Minuman

1 Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) 95% 81.87 -13


Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) yang memenuhi
2 75% 88.89 14
syarat kesehatan

C Penyehatan Perumahan dan Sanitasi Dasar

1 Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar 90% 75.46 -15

2 Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan 85% 54.24 -31

D Pembinaan Tempat-Tempat Umum ( TTU )

1 Pembinaan sarana tempat-tempat umum 90% 100.53 11

2 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan 85% 33.61 -51

E Klinik Sanitasi

1 Klinik sanitasi 50% 100.00 50

Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut


2 100% 9.80 - 90
yang diperlukan
Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ( STBM ) =
F
Pemberdayaan Masyarakat
Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses
1 72% 54.22 - 18
terhadap jamban
Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation
2 24% 64.10 40
Free)

3 Jumlah jamban Sehat 80% 28.32 - 52

4 Pelaksanaan Kegiatan STBM di Puskesmas 47% 98.20 51

Sumber : Hasil PKP Puskesmas Geger

3.11 KEBUTUHAN DAN HARAPAN MASYARAKAT

8
Kegiatan dalam setiap UKM Puskesmas disusun oleh Kepala Puskesmas dan
penanggung jawab UKM tidak hanya mengacu pada pedoman dan acuan yang
sudah ditetapkan oleh Kementrian Kesehatan, Dinas Kesehatan Propinsi maupun
Dinas Kesehatan Kabupaten, namun demikian perlu memperhatikan kebutuhan dan
harapan masyarakat terutama sasaran program. Dalam hal ini kami mendapatkan
masukan dari masyarakat antara lain :
- Mayarakat masih ketergantungan dengan FOGGING
- Penyuluhan tentang DBD
- Peyuluhan tentang PSN & JUMANTIK

BAB IV

9
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


Dengan melihat uraian pada bab terdahulu nampak masih diketemukan
permasalahan program DBD, hal ini dapat dilihat permasalahan program DBD yaitu :
1. Berdasarkan hasil pencapaian kegiatan terdahulu, maka permasalahan di program
DBD adalah sebagai berikut.
a. Pencapaian hasil kegiatan PSN (angka bebas jentik) di puskesmas Geger
pada tahun 2016 adalah 90,12 % kurang dari target > 95 %.
b. Berdasarkan hasil survey yang di laksanakan pada bulan desember 2016,
75,81% Fogging masih di butuhkan oleh masyarakat
c. Berdasarkan hasil survey yang di laksanakan pada bulan desember 2016,
84.52% bahwa pelacakan kasus penyakit masih di butuhkan oleh
masyarakat
B. ANALISA MASALAH MENGGU NAKAN CHEEK SHEET )

JUMLAH
NO MASALAH JUMLAH
PEMELIH

1 Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM ) IIIII IIIII 10

2 Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar. IIII III 8

3  Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan. IIIII IIIII 10

4 Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan. IIIII II 7

Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak


5 IIIII II 7
lanjut yang diperlukan

Jumlah Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses


6 IIIII IIIII II 12
terhadap jamban.

Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open


7 IIIII IIIII I 11
Defecation Free).

8  Jumlah jamban Sehat. IIIII IIIII IIII 14

Pembinaan tentang tata cara pengelolaan limbah Bahan


9.
Berbahaya & Beracun (B3).

10. Jumlah Sarana Air Bersih

10
11. Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat

12. Pembinaan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk

JUMLAH 79
 

Keterangan
Dari analisa masalah diatas urutan program prioritas adalah :
1 : Jumlah jamban Sehat kurang.
2 : Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban.
3 : Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .
4 : Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .
5 : Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )
6 : tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
7 : Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan
8 : Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan
9 : Pembinaan tentang tata cara pengelolaan limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3).
10 : Jumlah Sarana Air Bersih.
11 : Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS).
12 : Pembinaan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).

11
4.2. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip efektif,
efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis manajemen yaitu: MCUA (Multiple Criteria Utility Assesment) sebagai berikut:
Masalah
No Kriteria Bobot (B) 1 2 3 4 5 6 7 8 Ket
S BS S BS S BS S BS S BS S BS S BS S BS
Besarnya masalah
1 25 3 75 2 50 3 75 2 50 4 100 5 125 5 125 5 125
kesehatan

Keseriusan masalah
2
kesehatan
40 3 120 3 120 4 160 2 80 4 160 5 200 3 120 5 200

Kemampuan Sumber
3 35 3 105 3 105 3 105 2 70 5 175 3 105 4 140 4 140
Daya
Jumlah BS 300 275 340 200 435 430 385 465
Ranking 5 6 4 7 8 2 3 1

Keterangan:
B : Bobot (Nilai untuk menyatukan tingkat kepentingan)
S : Skor 1 – 5 ( 1 = Tdk penting, 2 = Kurang penting, 3 = Penting, 4 = Lebih penting, 5 = Sangat penting )
1 : Jumlah jamban Sehat kurang.
2 : Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses Pengetahuan terhadap jamban sehat.
3 : Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .
4 : Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .
5 : Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )
6 :Tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.
7 : Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan .
8 : Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan

12
4.3 MENCARI PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer). Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumber daya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang dapat dilihat sebagai berikut:

1. Kurangnya jumlah jamban Sehat.

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Dukungan masyarakat kurang


Tenaga Ahli blm ada
Biaya penyuluhan Perilaku hidup Rumah pedesaan
Tidak adanya biaya masih kurang Masy. Sulit di
Pembuatan Jamban ubah PHBS kurang
(Jumlah Jamban Sehat
kurang )

Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE

13
2. Masih minimnya Kepala Keluarga (KK) yang memiliki Akses terhadap jamban.

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Perilaku hidup
Tidak adanya biaya masih kurang Masy. Sulit di
Pembuatan Jamban ubah PHBS kurang
(Akses KK terhadap
Jamban masih rendah )

Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE

14
3. Jumlah Desa/Kelurahan yang sudah ODF (Open Defecation Free) masih rendah .

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Perilaku hidup
Tidak adanya biaya masih kurang Masy. Sulit di
Pembuatan Jamban ubah PHBS kurang
(Desa ODF masih
rendah)

Cara pembuatan
Jamban murah
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Pemantauan jamban
Msh kurang
MATERIAL
METODE

15
4. Jumlah rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih rendah .

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Masih kurangnya
masih kurang tingkat pengetahuan
Tidak ada biaya kesehatan lingkungan PHBS kurang
(Rumah sehat masih
rendah )

Cara pembuatan
Rumah sehat
Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
Penyuluhan rumah
sehat Msh kurang
MATERIAL
METODE

16
5. Rendahnya Pembinaan Tempat Pengelolaan Makanan ( TPM )

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Rendahnya pembinaan
TPM)

Msh kurangnya
Pemantauan TPM

Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE

17
6. Tidak adanya Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar.

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Kurangnya tingkat
pengetahuan
Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Pembinaan sanitasi
perumahan dan sanitasi
dasar)

Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin

Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE

18
7. Tempat-tempat umum yang memenuhi syarat kesehatan

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
PHBS kurang
(Pembinaan sanitasi
perumahan dan sanitasi
dasar)

Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin

Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE

19
8. Jumlah klien yang sudah mendapat intervensi/tindak lanjut yang diperlukan

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Daerah pedesaan
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
Medan sulit terjangkau
(Kegiatan tindak lanjut
belum maksimal)

Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin

Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE

20
9. Pembinaan tentang tata cara pengelolaan limbah Bahan Berbahaya & Beracun (B3).

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Minimnya tingkat
Pengetahuan limbah B3
Kurangnya sanitasi
Biaya penyuluhan Belum adanya
masih kurang pelatihan khusus
Medan sulit terjangkau
(Pengelolaan limbah B3
belum maksimal)

Msh kurangnya
Pemantauan secara rutin

Leaflet kurang
Penyuluhan krg
maksimal
MATERIAL
METODE

21
10. Jumlah Sarana Air Bersih
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Sulitnya mata air bersih


Dukungan masyarakat
kurang
Rata rata masyarakat
kurang mampu Biaya penyuluhan Perilaku hidup geografis
daerah
masih kurang Masy. Sulit di
ubah PHBS kurang (jumlah sarana air
bersih)

Cara pembuatan
Penampungan air bersih
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
maksimal
Pengadaan/bantuan air bersih
Msh kurang
MATERIAL
METODE

22
11. Pembinaan tentang Perilaku Hidup Bersih & Sehat (PHBS)
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Masih kurang dukungan


dari sekitar
Tingkat pengetahuan
Yang masih rendah

Rata rata masyarakat


kurang mampu Biaya penyuluhan Perilaku hidup
PHBS kurang Tingkat pengetahuan
masih kurang Masy. Sulit di tentang PHBS minim
ubah

Cara PHBS yang


baik dan benar
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
maksimal

MATERIAL
METODE

23
12. Pembinaan tentang Pemberantasan Sarang Nyamuk (PSN).
.
DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Masih kurang dukungan


dari sekitar
Masih minimnya PHBS kurang
Rata rata masyarakat Masih minimnya
biaya penyuluhan Tingkat pengetahuan
Yang rendah
Kurang mampu Kesadaran tentang
Perilaku sehat

Bebas dari jentik


nyamuk

Leaflet kurang
Pencegahan penyebaran
Penularan DBD
Penyuluhan kurang
maksimal
MATERIAL
METODE

24
25

Anda mungkin juga menyukai