Anda di halaman 1dari 6

BAB 3

ANALISIS SITUASI

3.1. Sejarah Singkat Puskesmas Nanggalo


Puskesmas Nanggalo dibangun pada tahun 1981 dan diresmikan
perjalanannya pada tanggal 21 April 1982. Setelah beberapa tahun kemudian,
untuk meningkatkan pelayanan kesehatan pada masyarakat khususnya di
Kecamatan Nanggalo, puskesmas dilengkapi perawatan dengan 7 tempat tidur
dimulai pada tahun 1997. Puskesmas Nanggalo semenjak berdiri sampai sekarang
sudah dipimpin oleh 9 orang pimpinan puskesmas1.
3.2. Gambaran Umum Puskesmas1
Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo terletak di kecamatan Nanggalo dengan
wilayah kerja sebanyak 3 kelurahan, yaitu :
1. Kelurahan Surau Gadang
2. Kelurahan Kurao Pagang
3. Kelurahan Gurun Laweh
Luas wilayah kerja Puskesmas Nanggalo ±15,7 km2 dengan batas wilayah
adalah sebagai berikut :
a. Sebelah utara berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah
b. Sebelah selatan berbatasan dengan wilayah kerja Puskesmas Lapai
c. Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Koto Tangah
d. Sebelah timur berbatasan dengan Kecamatan Kuranji

Gambar 3.1 Peta Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo1


3.3. Keadaan Demografi1
Jumlah penduduk di Kecamatan Nanggalo Tahun 2020 sebanyak 38.624
orang yang terdiri dari 19.327 laki-laki dan 19.297 perempuan, terdiri atas
penduduk asli dan pendatang. Kecamatan Nanggalo terdiri dari 3 kelurahan,
dimana tercakup 134 RT dalam 33 RW. Peningkatan jumlah penduduk yang
besar, penyebaran penduduk yang tidak merata serta pertumbuhan penduduk yang
tinggi akan berdampak kepada peningkatan pleayanan kesehatan dan kondisi
kesehatan. Berdasarkan data dari badan pusat statistik (BPS) diperoleh data
kependudukan sebagai berikut :
Tabel 3. 1 Jumlah Penduduk di Kecamatan Nanggalo Tahun 20201
Kelurahan Laki-Laki Perempuan Jumlah

Surau Gadang 10.706 10.700 21.406

Kurao Pagang 6.705 6.698 13.403

Gurun Laweh 1.908 1.907 3.815

Jumlah 19.327 19.297 38.624

Dari tabel 3.1 terlihat jumlah penduduk terbanyak di kelurahan Surau


Gadang sebanyak 21.406 penduduk, menentukan bahwa kelurahan tersebut paling
padat karena luas wilayahnya tidak besar, seperti yang dijelaskan pada tabel 3.2.
Tabel 3.2 Perbandingan luas daerah, jumlah penduduk dan kepadatan
penduduk menurut kelurahan1
No. Kelurahan Luas Penduduk Kepadatan per
(km2) km2
1. Surau Gadang 2,28 21.406 9.388,60
2. Kurao Pagang 2,90 13.403 4.621,72
3. Gurun Laweh 0,90 3.815 4.238,89

Tabel diatas menunjukkan bahwa Kelurahan Surau Gadang adalah kelurahan


dengan kepadatan tertinggi di antara 3 kelurahan tersebut. Setiap puskesmas
idealnya menangani maksimal 30.000 penduduk di wilayah kerjanya, sedangkan
di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo terdapat 38.624 penduduk. Kapasitas
rasio puskesmas terhadap penduduk di Puskesmas Nanggalo lebih besar dari
yang seharusnya. Hal tersebut menyebabkan kurang maksimalnya cakupan
pelayanan tenaga kesehatan. Berdasarkan UU No. 50/PRP/1960, angka ini
menunjukkan bahwa wilayah kerja Puskesmas Nanggalo tergolong dalam wilayah
dengan kepadatan penduduk sangat padat, sehingga berbagai masalah dapat
bermunculan.
3.4. Sarana dan Prasarana
Wilayah kerja Puskesmas Nanggalo memiliki beberapa fasilitas kesehatan
yang bekerja sama dengan BPJS dalam hal ini sebagai FKTP yang dapat dipilih
oleh peserta JKN diantaranya adalah Puskesmas Nanggalo, Praktek dokter umum,
dan praktek dokter gigi, serta adanya apotik dan optikal yang bekerja sama dengan
BPJS. Pelayanan ambulan di Puskesmas Nanggalo hanya diberikan untuk rujukan
antar fasilitas kesehatan. Sarana Kesehatan yang ada di wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo dapat dilihat pada tabel 3.3 berikut.
Tabel 3.3 Sarana Kesehatan di Wilayah Kerja Puskesmas Nanggalo Tahun 20201
No Sarana Kesehatan Jumlah
1 Puskesmas 1
2 Ambulance Puskesmas 1
3 Sepeda Motor Puskesmas 1
4 Praktik Dokter Spesialis 3
5 Praktik Dokter Umum 8
6 Praktik Dokter Gigi 10
7 Bidan Swasta 6
8 Posyandu Balita 44
9 Posyandu Lansia 22
10 Puskel 6
11 Poskekel 1
12 Pustu 2
13 Pos KB 3
14 Apotek/Toko Obat 6/4
15 Optikal 1
3.5. Ketenagaan
Tersedianya SDMK yang bermutu dapat menjamin
terselenggaranya pembangunan kesehatan guna meningkatkan derajat
kesehatan masyarakat. Berikut tenaga kesehatan di Puskesmas Nanggalo
pada kondisi 31 Desember 20201.

Tabel 3.4 Sumber Daya Manusia Kesehatan Puskesmas Nanggalo Tahun


20201.
No. Pendidikan Jumlah
1. Dokter Umum 4
2. Dokter Gigi + Dokter Gigi Spesialis 3
3. Bidan 22
4. Perawat 17
5. Tenaga Sanitasi 3
6. Tenaga Gizi 1
7. Tenaga Kefarmasian 4

3.6. Program Tablet Tambah Darah Berbasis Sekolah di Wilayah


Puskesmas Nanggalo
Program Tablet Tambah Darah (TTD) adalah pencegahan dan penanggulangan
anemia pada remaja putri dengan memberikan suplementasi zat besi-folat atau yang
dikenal dengan tablet tambah darah (TTD) yang diberikan secara
mingguan.Tablet tambah darah atau TTD merupakan suplemen zat gizi yang
mengandung 60 mg besi elemental dan 0,25 asam folat2. Remaja adalah periode
sensitif kedua untuk pertumbuhan fisik yang cukup pesat. Pada fase ini juga terjadi
perubahan psikososial dan emosional yang cukup mendalam serta tercapainya
kapasitas intektual dan kemampuan kognitif. Kelompok usia remaja sangat rentan
untuk mengalami masalah gizi kurang maupun gizi lebih. Diperkirakan hampir
sepertiga remaja Indonesia akan memasuki fase kehamilan dalam keadaan kurang
gizi atau sebagai ibu hamil berisiko tinggi karena kelebihan berat badan
(oeverweight)3.
Program pemberian tablet tambah darah remaja putri ini sudah berlangsung
sejak 5 tahun yang lalu di wilayah kerja puskesmas Nanggalo. Program gizi
puskesmas Nanggalo dalam pendistribusian tablet tambah darah bekerja sama
dengan 7 sekolah di wilayah kerja puskesmas Nanggalo yaitu :
1. SMP 29
2. SMP 22
3. SMA 12
4. SMP Pertiwi
5. SMA Muhammadyah
6. SMP IT
7. SMA DIBS
Upaya puskesmas bekerja sama dengan pihak sekolah di wilayah kerja puskesmas
Nanggalo adalah dengan memberdayakan siswa atau kegiatan eksul PMR disekolah
membentuk Duta Anemia di masing - masing sekolah tersebut.
Tujuan program ini adalah sebagai upaya mendukung program dari kementerian
kesehatan dalam mengurangi angka kejadian anemia. World Health Organization
(WHO) (2017) menyebutkan anemia adalah suatu kondisi jumlah sel darah
merahtidak mencukupi untuk memenuhi kebutuhan fisiologis tubuh. Kebutuhan
fisiologis seseorang bervariasi berdasarkan usia, jenis kelamin, tempat tinggal,
perilaku merokok dan tahap kehamilan 3. Remaja putri lebih rentan terkena anemia
karena remaja berada pada masa pertumbuhan yang membutuhkan zat gizi yang lebih
tinggi termasuk zat besi.prevalensi anemia di antara anak umur 5-12 di Indonesia
adalah 26%, pada wanita umur 13-18 yaitu 23%4. Sampai saat ini program Tablet
Tambah Darah untuk remaja putri masih terus berlangsung, walaupun dalam masa
pandemi Covid - 19 pendistribusian tablet tambah darah masih dilaksanakan di 7
sekolah di wilayah puskesmas Nanggalo. Hal ini dapat terselenggara dengan baik
dengan adanya kerjasama yang baik antara pihak puskesmas dan guru disekolah.
1. Puskesmas Nanggalo. Laporan Tahunan Puskesmas Nanggalo
Tahun 2020.Padang. Puskesmas Nanggalo. 2020.
2. Permatasari T, Briawan D, Madanijah S. E fektivitas Program
Suplementasi Zat Besi pada Remaja Putri di Kota Bogor Effectiveness
of Iron Supplementation Programme in Adolescent girl at Bogor City.
Media Kesehat Masy Indones. 2018;14(1):1–8.

3. Siska. (2017) .Faktor yang Berhubungan dengan Anemia Pada Remaja


Putri. Jakarta. Diakses pada 26 April 2019

4. Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, 2020. Rencana Aksi Kegiatan


Direktorat Gizi Masyarakat tahun 2020-2025.

Anda mungkin juga menyukai