PENDAHULUAN
Indonesia sebagai salah satu Negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium
Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk
mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8
tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai
pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6)
Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian
lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan
MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang
kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.
Berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) di
Indonesia Tahun 2011, meskipun sebagian besar target MDGs diperkirakan akan tercapai
(on track) pada tahun 2015, namun masih terdapat beberapa target yang memerlukan upaya
lebih keras untuk mencapainya (off track), yaitu penurunan angka kematian ibu, penurunan
angka sebaran HIV/AIDS, dan akses air bersih yang terjangkau bagi masyarakat. Hasil
yang telah dicapai sampai dengan evaluasi tersebut harus dipertahankan dan/atau
ditingkatkan semaksimalnya agar pada tahun 2015 dapat tercapai dengan kontribusi dari
semua komponen bangsa baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk masyarakat.
Upaya kesehatan promotif-preventif adalah pilar utama masyarakat sehat. Ada
ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati yang mengandung makna bahwa
upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan serta mencegah timbulnya masalah
kesehatan atau penyakit jauh lebih mudah, lebih murah dan dapat dilakukan oleh seluruh
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
deteksi dini dan pengobatan segera harus diutamakan. Peran Puskesmas dan jaringannya
didukung Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat sangat penting dalam menggerakkan
masyarakat agar melakukan berbagai upaya pencegahan.
UPTD Puskesmas Pare merupakan puskesmas dijantungkota pare untuk menekan
banyaknya penyakit yang berbasis Lingkungan antara lain Hepatitis A, TBC, DBD,
Kacingan Ispa , Diare , Malaria . Oleh sebab itu program Kesehatan Lingkungan di UPTD
Puskesmas pare di tahun 2017 harus direncanakan dengan matang untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal di wilayahnya..
Kesehatan lingkungan sebagai suatu ilmu dan ketrampilan yang memusatkan
perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia
1
yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal yang merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya ( WHO ).
Berdasarkan teori Bloom derajat kesehatan manusia itu dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan merupakan faktor
terbesar, untuk itu perlu upaya
untuk menjaga lingkungan diantaranya dengan menjaga sanitasi lingkungan yaitu suatu
usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor
penyakit dapat dihindari. Ruang lingkup kesehatan lingkungan ( WHO ) yaitu masalah air,
masalah barang/benda sisa/bekas seperti air limbah,sampah , tinja., masalah makanan dan
minuman, masalah perumahn dan bangunan, masalah pencemaran terhadap udara, tanah
dan
air, masalah pengawasan arthropoda dan rodentia serta masalah kesehatan kerja.
Selain faktor lingkungan , faktor perilaku juga menjadi faktor penting yang
mempengaruhi derajat kesehatan. Dalam rangka meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan
Sehat, maka salah satunya adalah dengan adanya larangan buang air besar sembarangan
penyakit seperti penyakit diare, kulit, typhus, disentri, kolera dan cacingan. Pada kondisi
sakit berat dapat menimbulkan kematian. Saat ini masih banyak penduduk di wilayah kerja
UPTD Puskesmas Pare yang belum mempunyai jamban keluarga dan buang air besar
sembarangan yang akan memperburuk kesehatan warganya. Untuk itu program STBM
2
( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) akan terus di upayakan di wilayah kerja
UPTD puskesmas Pare agar masyarakat bisa berubah ber perilaku hidup bersih dan sehat
1.2.1. Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran potensi dan pencapaian kinerja kegiatan penyehatan
lingkungan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pare Tahun 2016. Penyusunan POA
Program Penyehatan Lingkungan ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang lebih mnegutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional.
1.2.2. Tujuan Khusus
3
B A B II
PROFIL PUSKESMAS
4
JUMLAH
Sumber Data :Data Statistik Kec. Pare 2016
5
3.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
Dalam rangka pelaksanaan program Penyehatan Lingkungan di Puskesmas beserta
jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang berupa Sanitarian kit maupun
alat kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :
6
14 Pelaksanaan STBM 2 68 % (1)
BAB III
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN
10 Klinik sanitasi 65
14 Pelaksanaan STBM 2
Sumber data: Hasil PKP Puskesmas Pare
7
terhadap SAB
4 Pembinaan TPM 80% (28) 35
8
B A B IV
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN
Masalah 1 3 4 3 36 I
Desa ODF
Masalah 2 2 2 2 8 V
Pembinaan
Sanitasi
perumahan
Masalah 3 3 2 3 15 III
Rumah yg
memenuhi syarat
kesehatan
Masalah 4 3 3 3 27 II
Pembinaan TTU
Masalah 5 3 2 2 10 IV
Klinik Sanitasi
9
4.3. PENYEBAB MASALAH
Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab
yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer).
Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang
dapat dilihat sebagai berikut:
10
11
4.3.1. CAKUPAN DESA ODF MASIH BELUM MEMNUHI TARGET
Cara pembuatanJamban
sehat Kurang tepat
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
Monev maksimal
Msh kurang
MATERIAL
METODE
12
4.3.2. CAKUPAN PEMBINAAN TTU MASIH BELUM MEMNUHI TARGET
Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet kurang
Penyuluhan kg
Pemantauan TTU maksimal
Msh kurang
MATERIAL
METODE
13
4.3.3. CAKUPAN RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MASIH BELUM MEMNUHI TARGET
Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
Pemantauan rumah maksimal
Sehat Msh kurang
MATERIAL
METODE
14
4.3.4. CAKUPAN KLINIK SANITASI MASIH BELUM MEMENUHI SEHAT
Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet tentang layanan
Klinik sanitasi kurang Penyuluhan kurang
Pemantauan Klien maksimal
Msh kurang
MATERIAL
METODE
15
4.3.5. CAKUPAN PEMBINAAN SANITASI PERUMAHAN MASIH BELUM MEMENUHI SEHAT
Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet tentang Sanitasi
Perumahan sanitasi kurang Penyuluhan kurang
Pemantauan sanitasi maksimal
rumah Msh kurang
MATERIAL
METODE
16
4.5 PENENTUAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH
17
untuk penyebaran
informasi ttg
rumah sehat
18
19