Anda di halaman 1dari 19

BAB I

PENDAHULUAN

Indonesia sebagai salah satu Negara anggota Perserikatan Bangsa Bangsa (PBB)
dengan beberapa negara di dunia telah berkomitmen untuk mencapai Millennium
Development Goals (MDGs)/Tujuan Pembangunan Millennium pada tahun 2015 untuk
mewujudkan kesejahteraan penduduk. Tujuan bersama dalam MDGs tersebut terdiri dari 8
tujuan yang meliputi 1) Menanggulangi kemiskinan dan kelaparan; 2) Mencapai
pendidikan dasar untuk semua; 3) Mendorong kesetaraan gender dan pemberdayaan
perempuan; 4) Menurunkan angka kematian anak; 5) Meningkatkan kesehatan ibu; 6)
Memerangi penyebaran HIV/AIDS, malaria, dan penyakit menular lainnya; 7) Kelestarian
lingkungan hidup; dan 8) Membangun kemitraan global dalam pembangunan. Dari 8 tujuan
MDGs tersebut, 5 di antaranya adalah MDGs yang terkait langsung dengan bidang
kesehatan yaitu MDGs 1, 4, 5, 6 dan 7.
Berdasarkan Laporan Pencapaian Tujuan Pembangunan Millennium (MDGs) di
Indonesia Tahun 2011, meskipun sebagian besar target MDGs diperkirakan akan tercapai
(on track) pada tahun 2015, namun masih terdapat beberapa target yang memerlukan upaya
lebih keras untuk mencapainya (off track), yaitu penurunan angka kematian ibu, penurunan
angka sebaran HIV/AIDS, dan akses air bersih yang terjangkau bagi masyarakat. Hasil
yang telah dicapai sampai dengan evaluasi tersebut harus dipertahankan dan/atau
ditingkatkan semaksimalnya agar pada tahun 2015 dapat tercapai dengan kontribusi dari
semua komponen bangsa baik di tingkat pusat maupun daerah termasuk masyarakat.
Upaya kesehatan promotif-preventif adalah pilar utama masyarakat sehat. Ada
ungkapan mencegah lebih baik dari pada mengobati yang mengandung makna bahwa
upaya meningkatkan dan memelihara kesehatan serta mencegah timbulnya masalah
kesehatan atau penyakit jauh lebih mudah, lebih murah dan dapat dilakukan oleh seluruh
lapisan masyarakat. Oleh karena itu, upaya promosi kesehatan, pencegahan penyakit,
deteksi dini dan pengobatan segera harus diutamakan. Peran Puskesmas dan jaringannya
didukung Upaya Kesehatan Berbasis Masyarakat sangat penting dalam menggerakkan
masyarakat agar melakukan berbagai upaya pencegahan.
UPTD Puskesmas Pare merupakan puskesmas dijantungkota pare untuk menekan
banyaknya penyakit yang berbasis Lingkungan antara lain Hepatitis A, TBC, DBD,
Kacingan Ispa , Diare , Malaria . Oleh sebab itu program Kesehatan Lingkungan di UPTD
Puskesmas pare di tahun 2017 harus direncanakan dengan matang untuk meningkatkan
derajat kesehatan yang optimal di wilayahnya..
Kesehatan lingkungan sebagai suatu ilmu dan ketrampilan yang memusatkan
perhatiannya pada usaha pengendalian semua faktor yang ada pada lingkungan fisik
manusia

1
yang diperkirakan menimbulkan atau akan menimbulkan hal yang merugikan
perkembangan fisiknya, kesehatannya ataupun kelangsungan hidupnya ( WHO ).
Berdasarkan teori Bloom derajat kesehatan manusia itu dipengaruhi oleh 4 faktor yaitu
lingkungan, perilaku, pelayanan kesehatan dan keturunan. Lingkungan merupakan faktor
terbesar, untuk itu perlu upaya

untuk menjaga lingkungan diantaranya dengan menjaga sanitasi lingkungan yaitu suatu
usaha kesehatan masyarakat yang menitikberatkan pada pengawasan terhadap berbagai
faktor

lingkungan yang mempengaruhi derajat kesehatan manusia. Lebih mengutamakan usaha

pencegahan terhadap berbagai faktor lingkungan sedemikian rupa sehingga munculnya

penyakit dapat dihindari. Ruang lingkup kesehatan lingkungan ( WHO ) yaitu masalah air,

masalah barang/benda sisa/bekas seperti air limbah,sampah , tinja., masalah makanan dan

minuman, masalah perumahn dan bangunan, masalah pencemaran terhadap udara, tanah
dan

air, masalah pengawasan arthropoda dan rodentia serta masalah kesehatan kerja.

Selain faktor lingkungan , faktor perilaku juga menjadi faktor penting yang

mempengaruhi derajat kesehatan. Dalam rangka meningkatkan Perilaku Hidup Bersih dan

Sehat, maka salah satunya adalah dengan adanya larangan buang air besar sembarangan

( BABS ) karena membahayakan kesehatan manusia dan dapat menyebarkan berbagai

penyakit seperti penyakit diare, kulit, typhus, disentri, kolera dan cacingan. Pada kondisi

sakit berat dapat menimbulkan kematian. Saat ini masih banyak penduduk di wilayah kerja

UPTD Puskesmas Pare yang belum mempunyai jamban keluarga dan buang air besar

sembarangan yang akan memperburuk kesehatan warganya. Untuk itu program STBM

2
( Sanitasi Total Berbasis Masyarakat ) akan terus di upayakan di wilayah kerja

UPTD puskesmas Pare agar masyarakat bisa berubah ber perilaku hidup bersih dan sehat

yang nantinya di harapkan dapat meningkatkan derajat kesehatan masyarakat.

1.2 Tujuan Penyehatan Lingkungan

1.2.1.   Tujuan Umum
Diperolehnya gambaran potensi dan pencapaian kinerja kegiatan penyehatan
lingkungan di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pare Tahun 2016. Penyusunan POA
Program Penyehatan Lingkungan ini dapat dipergunakan sebagai acuan bagi
Puskesmas beserta pihak-pihak lain yang terkait dalam pemberian pelayanan
kesehatan yang lebih mnegutamakan aspek promotif, preventif agar terwujud
pelayanan kesehatan yang efektif, efesien, rasional, bermutu dan proporsional.

1.2.2.               Tujuan Khusus

Tujuan khusus kegiatan penyehatan lingkungan di UPTD Puskesmas Pare adalah:


1. Tersedianya alokasi anggaran operasional untuk upaya program
Penyehatan Lingkungan di Puskesmas dan di Wilayah Kerja UPTD Puskesmas
Pare
2. Tersusunnya perencanaan program Penyehatan Lingkungan di Puskesmas
untuk penyelenggaraan upaya kesehatan di wilayah kerja.
3. Terlaksananya kegiatan upaya program Penyehatan Lingkungan di Puskesmas
dan wilayah kerjanya , Meningkatnya peran serta masyarakat dalam kegiatan
upaya kesehatan promotif dan preventif dalam program Penyehatan
Lingkungan.
2.1 MANFAAT POA
1. Terciptanya rencana kerja yang efektif, efesien dan proporsional
2. Adanya acuan pelaksanaan kegiatan pelayanan kesehatan yang bersifat
promotif, preventif di Puskesmas dan jaringannya.

3
B A B II
PROFIL PUSKESMAS

3.1 KONDISI GEOGRAFIS


UPTD Puskesmas Pare merupakan salah satu Puskesmas di Kabupaten kediri
yang dan berbatasan dengan kecamatan Badas di sebelah utara, sebelah timur
berbatasan dengan Kecamatan keling, sebelah desa Sidorejo sebelab barat berbatasan
dengan desa bendo Kecamatan Pare., serta sebelah barat
Luas wilayah kerja UPTD Puskesmas Pare adalah 8.250.000 km² atau dan
merupakan dataran rendah. Luas wilayah per desa dapat dilihat pada tabel berikut ini :

NO DESA LUAS (KM2)


1 Kelurahan Pare 2.922.006
5.327.994
2 Desa Tulungrejo

Jumlah Desa: 2 8.250.000


Sumber data : Data Luas Wilayah Kecamatan Pare tahun 2016

3.2 KONDISI DEMOGRAFIS


Jumlah penduduk di UPTD Puskesmas Pare tahun 2016 mencapai 30.943 jiwa.
Tabel data jumlah penduduk di wilayah kerja UPTD Puskesmas Pare tahun 2016
NO DESA JUML.PENDUDUK

1 Kelurahan Pare 15.933


2 Desa Tulungrejo 15.010

4
JUMLAH
Sumber Data :Data Statistik Kec. Pare 2016

3.3 SARANA PELAYANAN KESEHATAN DI WILAYAH UPTD PUSKESMAS


PARE
Secara umum jumlah sarana pelayanan kesehatan yang berada di Kecamatan
Pare dapat dilihat pada tabel berikut:
NO JENIS SARANA YAN KES JUMLAH KETERANGAN
1 RSU SWASTA 4
2 KLINIK SWASTA 2
3 PUSKESMAS 1
4 PUSTU 0
5 PONKESDES 0
6 PUSLING 0
7 POLINDES 0
8 APOTEK 11
9 DOKTER PRAKTEK SWASTA 15
10 BIDAN PRAKTEK SWASTA 9
dst .....
TOTAL
Sumber data: Data Puskesmas Lamongan tahun 2014

3.4 KETENAGAAN DI PUSKESMAS BESERTA JARINGANNYA

Untuk ketenagaan berdasarkan tingkat pendidikan di Puskesmas Pare beserta


jaringannya dapat dilihat pada tabel berikut:
Status Kepegawaian
No. Pendidikan
PNS PTT KONTRAK MAGANG
1 Dokter Umum 1
2 Dokter Gigi 2
3 Apoteker 1
4 SKM 0
5 S1 Keperawatan 5
7 S1 Teknik Lingkungan 1
8 AKZI 1
9 AKBID 2
10 AKG 1
11 SAA 1
12 Analis Kesehatan 1
14 Sarjana Umum 1
15 SKM 0 1
16 SPAG 0
17 SLTA 1
18 SLTP 1
JU
ML
AH
Sumber data: Data Kepegawaian Puskesmas Pare tahun 2016

5
3.5 SARANA DAN PRASARANA PENUNJANG
Dalam rangka pelaksanaan program Penyehatan Lingkungan di Puskesmas beserta
jaringannya dibutuhkan sarana dan prasarana penunjang berupa Sanitarian kit maupun
alat kesehatan lainnya yang dapat dilihat pada tabel sebagai berikut :

No. Jenis Sarana Penunjang Jumlah Sarana Penunjang


Kurang Cukup Lebih
1. Water Sanitarian Kit 1
2. Lap Top 1
3. Sarana Pemicuan 1
4. Meja 1
5. Kursi Hadap 1
6. Kursi Kerja 1
Sumber data : Data Inventaris Barang Puskesmas Pare

3.5 . KEGIATAN UPAYA KESEHATAN LINGKUNGAN TAHUN 2016

NO URAIAN KEGIATAN SASARAN TARGET


1 Pengawasan sarana air bersih 4770 75% (3726)
( SAB)
2 Sarana air bersih yg 9315 70% (7731)
memenuhi syarat kesehatan
3 Rumah tangga yg mempunyai 9395 85% (7985)
akses terhadap SAB
4 Pembinaan TPM 35 80% (28)
5 TPM yg memenuhi syarat kes 35 57% (20)
6 Pembinaan sanitasi 9395 74% (6952)
perumahan & sanitasi dasar
7 Rumah yg memenuhi syarat 9395 71,5 % (6717)
Kesehatan
8 Pembinaan sarana TTU 191 87% (166)
9 TTU yg memenuhi syarat 191 59 % (98)
10 Klinik sanitasi 27254 10% (2725)
11 Rumah tangga yg mengakses 9395 77% (7234)
jamban
12 Desa/kelurahan yg sudah 2 77% (2)
ODF
13 Jamban sehat 9395 82 % (7703)

6
14 Pelaksanaan STBM 2 68 % (1)

BAB III
PENYUSUNAN RENCANA USULAN KEGIATAN

3.7 INDIKATOR KEBERHASILAN PROGRAM


Pelaksanaan kegiatan Program Kesehatan Lingkungan di Puskesmas
menitikberatkan pada pelaksanaan upaya kesehatan yang bersifat promotif, preventif
memiliki beberapa indikator yang dapat dijadikan sebagai ukuran keberhasilan
pelaksanaan program tersebut antara lain yaitu:
NO KEGIATAN PENCAPAIAN

1. Pengawasan sarana air bersih ( SAB) 6293

2. Sarana air bersih yg memenuhi syarat 5619


kesehatan
3 Rumah tangga yg mempunyai akses 9315
terhadap SAB
4 Pembinaan TPM 35

5 TPM yg memenuhi syarat kes 28

6 Pembinaan sanitasi perumahan & 6293


sanitasi dasar
7 Rumah yg memenuhi syarat Kesehatan 5619

8 Pembinaan sarana TTU 151

9 TTU yg memenuhi syarat 122

10 Klinik sanitasi 65

11 Rumah tangga yg mengakses jamban 8597

12 Desa/kelurahan yg sudah ODF 0

13 Jamban sehat 8116

14 Pelaksanaan STBM 2
Sumber data: Hasil PKP Puskesmas Pare

3.8 CAPAIAN PROGRAM DIBANDING TARGET


Dengan melihat indikator keberhasilan program diatas bila dibandingkan dengan terget
indikator keberhasilan adalah sebagai berikut :
NO KEGIATAN TARGET PENCAPAIAN

1. Pengawasan sarana air bersih ( SAB) 40% (3726) 6293

2. Sarana air bersih yg memenuhi syarat 83% (3092) 5619


kesehatan
3 Rumah tangga yg mempunyai akses 85% (7985) 9315

7
terhadap SAB
4 Pembinaan TPM 80% (28) 35

5 TPM yg memenuhi syarat kes 57% (20) 28

6 Pembinaan sanitasi perumahan & sanitasi 74% (6952) 6293


dasar
7 Rumah yg memenuhi syarat Kesehatan 71,5 % (6717) 5619

8 Pembinaan sarana TTU 87% (166) 151

9 TTU yg memenuhi syarat 59 % (98) 122

10 Klinik sanitasi 10% (2725) 65

11 Rumah tangga yg mengakses jamban 77% (7234) 8597

12 Desa/kelurahan yg sudah ODF 77% (2) 0

13 Jamban sehat 82 % (7703) 8116

14 Pelaksanaan STBM 68 % (1) 2


Sumber data: Hasil PKP Puskesmas Pare

8
B A B IV
IDENTIFIKASI PERMASALAHAN

4.1 IDENTIFIKASI MASALAH KESEHATAN


Dengan melihat uraian pada bab terdahulu nampak masih diketemukan
permasalahan program Upaya Kesehatan Lingkungan, hal ini dapat dilihat bila kita
bandingkan hasil cakupan kegiatan dengan indikator keberhasilan program
menghasilkan berbagai kondisi yang tidak sesuai dengan target capaian, sehingga dapat
diperoleh beberapa permasalahan program Upaya kesehatan lingkungan yaitu :
a. Desa ODF yang seharusnya 68 % atau 2 Desa harus ODF tetapi belum ada desa yg
ODF
b. Pembinaan sanitasi perumahan dan sanitasi dasar seharusnya minimal 74 %
sekitaar 6952 tetapi baru tercapai 6293
c. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan seharusnya minimal 71.5 % ( 6717)
tetapi masih tercapai 5619
d. Pembinaan TTU minimal 87 % (166) tetapi masih tercapai 151
e. Klinik sanitasi target 2 % dari Kunjungan 2725 masih tercapai 65
4.2.1. PENENTUAN PRIORITAS MASALAH
Berdasarkan dari analisis penentuan permasalahan diatas maka perlu ditentukan
prioritas masalah agar terwujud pelaksanaan kegiatan yang menganut prinsip
efektif, efesien, proporsional serta rasional dengan mengunakan alat analisis
manajemen dengan Metode USG
Tabel 4.2 Matriks penentuan prioritas masalah

MASALAH U S G TOTAL PRIORITAS

Masalah 1 3 4 3 36 I
Desa ODF

Masalah 2 2 2 2 8 V
Pembinaan
Sanitasi
perumahan

Masalah 3 3 2 3 15 III
Rumah yg
memenuhi syarat
kesehatan

Masalah 4 3 3 3 27 II
Pembinaan TTU

Masalah 5 3 2 2 10 IV
Klinik Sanitasi

9
4.3. PENYEBAB MASALAH

4.3.1. Cakupan Desa ODF belum memenuhi target Karena :


1. Pengetahuan tentang dampak dari BAB sembarangan masih kurang
1. Perilaku masyarakat yang suka BAB di sungai
2. Masyarakat yang belum punya jamban banyak yg tidak mampu
3. Kurangnya dukungan lintas sector
4. Terbatasnya tanah/lahan
5. Sebagian warga menggunakan tanah hak sewa/ hak pakai sehingga tidak
boleh dengan pemilik tanah
4.3.2. Pembinaan TTU masih kurang dari target Karena :
1. Kurangnya tenaga untuk melakukan Pembinaan ( jumlah TTU yg banyak )

2. Kurangnya kesadaran Pemilik TTU tentang akan pentingnya TTU sehat


3. Kurangnya sosialisasi TTU yang sehat
4. Kurangynya dukungan lintas sektor
4.3.3. Rumah yang memenuhi syarat kesehatan masih kurang dari target :
1. Pengetahuaan masyarakat tentang Rumah sehat Kurang
2. Kurangnya sosialisasi tentang rumah sehat
3. Terbatasnya biaya atau dana
4. Belum adanya leaflet tentang rumah sehat yang disebarkan ke masyarakat
4.3.4.Klinik Sanitasi
1. Masyarakat belum mengenal ttg klinik sanitasi
2. Belum ada sosialisasi ttg klinik sanitasi pada lintas sektor
3. Kurangnya koordinasi dg lintas program
4.3.5. Pembinaan sanitasi Perumahan

1. .Pengetahuaan masyarakat tentang sanitasi Rumah sehat Kurang


2. Kurangnya sosialisasi tentang rumah sehat
4. Belum adanya leaflet tentang rumah sehat yang disebarkan ke masyarakat

Upaya pencarian akar penyebab masalah dengan mencoba menelusuri faktor penyebab
yang berpengaruh terhadap masalah tersebut baik secara langsung maupun tidak
langsung dengan menggunakan alat analisis diagram tulang ikan (fish bone analizer).
Beberapa faktor akar penyebab masalah tersebut dikelompokan dalam berbagai
kelompok faktor internal (sumberdaya) maupun faktor eksternal (lingkungan) yang
dapat dilihat sebagai berikut:

10
11
4.3.1. CAKUPAN DESA ODF MASIH BELUM MEMNUHI TARGET

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Kesadaran masyarakat Rumah kumuh


Biaya pemicuan Perilaku hidup kurang
Dana stimulan Masy. Sulit di
Msh kurang ubah Lahan Terbatas

Belum ada Desa ODF

Cara pembuatanJamban
sehat Kurang tepat
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
Monev maksimal
Msh kurang

MATERIAL
METODE

12
4.3.2. CAKUPAN PEMBINAAN TTU MASIH BELUM MEMNUHI TARGET

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Pemeriksaan air di Kurangnya Kerjasam


TTU Kurang dg Lintor Terbatasnya tenaga Kesadaran Pemilik Rumah kumuh
Biaya Pembinaan Perilaku hidup pembina TTU
Dana pengadaan Masy. Sulit di
Laflet ubah Lahan Terbatas

Pembinaan TTU belum


memenuhi target

Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet kurang
Penyuluhan kg
Pemantauan TTU maksimal
Msh kurang

MATERIAL
METODE

13
4.3.3. CAKUPAN RUMAH YANG MEMENUHI SYARAT KESEHATAN MASIH BELUM MEMNUHI TARGET

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Pemeriksaan air di Kurangnya Kerjasam Kesadaran Pemilik kurang


Rumah tangga Kurang dg Lintor Terbatasnya tenaga
Biaya inspeksi Perilaku hidup pembina Rumah sehat Rumah Kumuh
Dana pengadaan rumah sehat Masy. Sulit di
Laflet ubah Lahan Terbatas

Cakupan rumah sehat


masih kurang

Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet kurang
Penyuluhan kurang
Pemantauan rumah maksimal
Sehat Msh kurang

MATERIAL
METODE

14
4.3.4. CAKUPAN KLINIK SANITASI MASIH BELUM MEMENUHI SEHAT

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Pemeriksaan air di Kurangnya Kerjasama Lingkungan Kumuh


Rumah Klien Kurang dg lintas program Terbatasnya tenaga
Biaya kunjungan untuk pengawasan
Dana pengadaan rumah kurang Kurangnya kesadaran
Laflet masy ttg klinik
sanitasi
Cakupan Klinik sanitasi

Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet tentang layanan
Klinik sanitasi kurang Penyuluhan kurang
Pemantauan Klien maksimal
Msh kurang

MATERIAL
METODE

15
4.3.5. CAKUPAN PEMBINAAN SANITASI PERUMAHAN MASIH BELUM MEMENUHI SEHAT

DANA MANUSIA LINGKUNGAN

Pemeriksaan sanitasi Kurangnya Kerjasama Lingkungan Kumuh


Rumah Kurang dg lintas program Terbatasnya tenaga
Biaya kunjungan untuk pengawasan
Dana pengadaan rumah kurang Kurangnya kesadaran
Laflet masy ttg Sempitnya lahan
Sanitasi perumahan
Cakupan Pembinaan
Sanitasi

Frekuensi pembinaan
Di tambah
Leaflet tentang Sanitasi
Perumahan sanitasi kurang Penyuluhan kurang
Pemantauan sanitasi maksimal
rumah Msh kurang

MATERIAL
METODE

16
4.5 PENENTUAN PRIORITAS PENYEBAB MASALAH

1. Desa ODF belum meemnuhi target


1. Perilaku masyarakat yang suka BAB di sungai
2. Masyarakat yang belum punya jamban banyak yg tidak mampu
3. Kurangnya dukungan lintas sektor
2. Pembinaan sanitasi TTU
1. Kurangya kesadaran masy.pentingnya TTU yg sehat
2. Kurangnya sosialisasi ttg TTU yg sehat
3. Pembinaan rumah sehat
a. Kurangnya tenaga untuk melakukan survey rumah ( jumlah rumah yg
banyak )
b. Kurangnya pengetahuan masy.ttg rumah sehat
c. Belum ada leaflet untuk penyebaran informasi ttg rumah sehat
4. Klinik Sanitasi
a. Masyarakat belum mengenal ttg klinik sanitasi
b. Belum ada sosialisasi ttg klinik sanitasi pada lintas sektor
c. Kurangnya koordinasi dg lintas program
5. Pembinaan Sanitasi Perumahan
a. Masyarakat belum mengenal ttg klinik sanitasi
b. Belum ada sosialisasi ttg klinik sanitasi pada lintas sektor
c. Kurangnya koordinasi dg lintas program

4.6. ALTERNATIF DAN PRIORITAS PEMECAHAN MASALAH

NO PRIORITAS PENYEBAB ALTERNATIF PRIORITAS


MASALAH MASALAH PEMECAHAN PEMECAHAN
MASALAH MASALAH
1. Desa ODF 1.Perilaku 1. Pemicuan 1. Pemicuan
masyarakat yang suka 2. Arisan jamban 2. Usulan dana
BAB di sungai 3. Pembangunan jamban Bansos
2. Masyarakat yang dg sistem gotong royong Dinkes
belum punya jamban 4 Menjalin kerja sama dg
banyak yg tidak lintas sektor
mampu
3. kurangnya
dukungan lintas
sektor
2 Pembinaan 2. Kurangya 1. Inspeksi sanitasi 1. Inspeksi sanitasi
sanitasi kesadaran TTU secara TTU secara
TTU masy.pentingnya berkelanjutan berkelanjutan
TTU yg sehat 2. Meningkatkan
3. Kurangnya sosialisasi ttg TTU
sosialisasi ttg TTU yg sehat
yg sehat

3. Pembinaan 1. Kurangnya tenaga 1. Memberdayakan 1.Inspeksi sanitasi


rumah sehat untuk melakukan kader rumah secara
survey rumah 2. Inspeksi sanitasi berkelanjutan
( jumlah rumah yg rumah secara
banyak ) berkelanjutan
2. Kurangnya 3. Penyuluhan rumah
pengetahuan sehat
masy.ttg rumah
sehat
3. Belum ada leaflet

17
untuk penyebaran
informasi ttg
rumah sehat

4. Klinik 1.Masyarakat belum 1. Peningkatan sosialisai 1.Peningkatan


sanitasi mengenal ttg klinik ttg klinik sanitasi sosialisai ttg klinik
sanitasi 2. Peningkatan sanitasi
2. Belum ada koordinasi lintas
sosialisasi ttg klinik program
sanitasi pada lintas
sektor
3. Kurangnya
koordinasi dg
lintas program

5 Pembinaan 1. Kurangnya 4. Memberdayakan 1.Inspeksi sanitasi


sanitasi tenaga untuk kader rumah secara
perumahan melakukan 5. Inspeksi sanitasi berkelanjutan
survey rumah rumah secara
( jumlah berkelanjutan
rumah yg 6. Penyuluhan rumah
banyak ) sehat
2. Kurangnya
pengetahuan
masy.ttg rumah
sehat
3. Belum ada leaflet
untuk penyebaran
informasi ttg
rumah sehat

18
19

Anda mungkin juga menyukai