BAB I
PENDAHULUAN
A. Latar Belakang
Sebagaimana yang diamanatkan dalam Perpres Nomor 18 Tahun 2020 tentang RPJMN
tahun 2020 – 2024 bahwa arah kebijakan dan strategi Pembangunan Kesehatan 5 (lima)
tahun ke depan adalah “Meningkatkan akses dan kualitas pelayanan kesehatan menuju
cakupan kesehatan semesta/ Universal Health Coverage (UHC) dengan penekanan pada
penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care) dan peningkatan upaya
promotif dan preventif didukung oleh inovasi dan pemanfaatan teknologi. Arah kebijakan
tersebut menekankan bahwa dalam rangka mewujudkan cakupan kesehatan semesta yang
bermutu maka perlu penguatan pelayanan kesehatan dasar (Primary Health Care).
Terkait hal tersebut maka peningkatan mutu pelayanan kesehatan dasar menjadi
esensial, dan hal ini sejalan dengan apa yang diamanatkan World Health Organization
(WHO, 2018) bahwa ada keterkaitan erat antara mutu pelayanan Kesehatan dasar dan capaian
Universal Health Coverage (UHC).
Agar amanat WHO dan RPJMN tersebut dapat dilaksanakan, maka perlu penguatan
pelayanan kesehatan dasar di Puskesmas sebagai ujung tombak terdepan dalam pelayanan
kesehatan masyarakat dan perseorangan. Hal ini sejalan dengan Peraturan Menteri
Kesehatan yang mengatur tentang Puskesmas bahwa Puskesmas merupakan Unit Pelaksana
Teknis (UPT) dinas kesehatan daerah kabupaten/ kota yang berfungsi menyelenggarakan
Upaya Kesehatan Masyarakat (UKM) dan Upaya Kesehatan Perseorangan (UKP) dengan
mengutamakan upaya promotif dan preventif, sehingga peran pelayanan kesehatan dasar
dalam penguatan promotif dan preventif sangat penting.
Strategi penguatan pelayanan primer yang dilakukan oleh puskemas adalah
peningkatan akses, peningkatan mutu dan regionalisasi rujukan. Dalam meningkatan mutu
pelayanan puskesmas perlu adanya alat ukur pencapaian standar dan pencapaian mutu yang
diharapkan yaitu dengan akreditasi FKTP.
Unsur penting dan sangat vital yang menentukan keberhasilan akreditasi FKTP
adalah bagaimana mengatur sistem pendokumentasian dokumen. Pengaturan sistem
dokumentasi dalam proses akreditasi FKTP dianggap penting
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
karena dokumen merupakan acuan kerja, bukti pelaksanaan dan penerapan kebijakan, program
dan kegiatan, serta bagian dari salah satu persyaratan akreditasi FKTP. Dengan adanya
sistem dokumen yang baik dalam suatu institusi/organisasi diharapkan fungsi-fungsi setiap
personil maupun bagian-bagian dari organisasi dapat berjalan sesuai perencanaan bersama
dalam upaya mewujudkan kinerja yang optimal.
Terkait dengan hal tersebut maka perlu disusun Manual Mutu Puskesmas sebagai
acuan Puskesmas dalam melakukan upaya peningkatan mutu pelayanan kesehatan secara
berkesinambungan.
1. Profil Organsasi
a. Gambaran Umum Organisasi
UPT Puskesmas Borong Rappoa merupakan Puskesmas Induk yang ada di Kecamatan
Kindang yang terletak di Jalan poros kelurahan Borong Rappoa, Kecamatan Kindang,
Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
UPT Puskesmas Borong rappao ditetapkan menjadi Puskesmas Rawat Inap dan
mempunyai Surat Izin Operasional yang ditetapkan oleh Pemerintah dan Perizinan Nomor
372/07-04/1.1/III/2015 tentang Izin Operasional UPT Puskesmas Borong Rappoa
UPT Puskesmas Borong Rappoa merupakan salah satu Puskesmas yang ada di
Kecamatan yang terletak di Jalan Poros Kelurahan Borong Rappoa Km.0, Kecamatan
Kindang, Kabupaten Bulukumba, Provinsi Sulawesi Selatan.
UPT Puskesmas Borong Rappoa ditetapkan menjadi Puskesmas Rawat Inap dengan
wilayah kerja sebanyak 5 desa dan 1 kelurahan, di wilayah Kecamatan Kindang UPT
Puskesmas Borong Rappoa didukung jaringan dibawahnya sebanyak 2 Pustu, 5
Poskesdes, 26 Posyandu Balita, 12 Posyandu Lansia.
Adapun batas-batas wilayah kerja UPT Puskesmas Borong Rappoa adalah sebagai
berikut:
1) Sebelah utara berbatasan dengan Kabupaten Sinjai
2) Sebelah barat berbatasan dengan Kecamatan Bulukumpa
3) Sebelah selatan berbatasan dengan Kecamatan Gantarang dan Kabupaten Bantaeng
4) Sebelah timur berbatasan dengan Kabupaten Gowa
Wilayah Kerja UPT Puskesmas Borong Rappoa terdiri dari 1 Kelurahan dan 5 Desa,
antara lain sebagai berikut:
1) Kelurahan Borong Rappoa
2) Desa Garuntungan
3) Desa Oro Gading
4) Desa Kindang
5) Desa Tamaona
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
6) Desa Kahayya
Sebagaimana halnya daerah lain yang ada di Sulawesi Selatan, Kecamatan Kindang mempunyai
dua musim yaitu musim hujan yang berlangsung antara bulan Maret sampai Juli, sedangkan
musim kemarau berlangsung antara bulan Agustus sampai Bulan Februari.
Keadaan Perhubungan antara ibu kota kecamatan dengan setiap desa di Kecamatan
Kindangi cukup lancar dengan kondisi jalanan yang sudah dapat ditempuh dengan kendaraan
beroda empat, demikian pula hubungan dari ibu kota kabupaten satu ke kabupaten lainnnya.
b. Kondisi Demografis
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari kantor Kecamatan Kindang
Kabupaten Bulukumba, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tercatat sampai
akhir tahun 2022 di wilayah kerja UPT Puskesmas Borong Rappoa sebanyak 14.664 jiwa.
Jumlah penduduk laki-laki sebanyak 7.295 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak 7.369
jiwa dengan luas wilayah 112,94 km2, jumlah dusun 25, jumlah KK 4.816, jumlah
Posyandu 38.
Adapun perincian luas wilayah, jumlah penduduk, rata-rata jumlah penduduk dapat
dilihat pada tabel berikut:
Jumlah Luas Jumlah Jumlah
No Desa/Kel
Dusun Wilayah L P Jumlah KK
c. Ketenagaan
JUMLAH
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN
ASN NON ASN
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
1. Dokter Umum 2 -
2. Dokter Gigi 2 -
3. S-2 Kesmas 1 -
4. S2 Kebidanan - -
5. Profesi/ners 6 7
6. SKM 2 6
7. Nutrisionis 1 -
8. Apoteker 2 1
9. D4 Kebidanan 2 1
10. D3 Kesling 1 1
11. D3 Kebidanan 11 23
12. D3 Keperawatan 6 2
15 D4 Analisis kesehatan 2 -
16. SMA 1 -
JUMLAH 42 43
b. Kondisi Demografis
Berdasarkan data statistik yang diperoleh dari Kantor Kecamatan Bontocani Kabupaten
Bone, dapat diketahui bahwa jumlah penduduk yang tercatat sampai akhir tahun 2022 di
wilayah kerja UPT Puskesmas Bontocani sebanyak 18.444 jiwa, jumlah penduduk laki-laki
sebanyak 9.070 jiwa dan penduduk perempuan sebanyak
9.374 jiwa dengan luas wilayah 463,35 km/segi, jumlah Dusun 43, jumlah Rumah Tangga
3.869, jumlah KK 4.298 , jumlah Posyandu 33.
Adapun perincian luas wilayah, jumlah penduduk, jumlah RT, rata-rata jumlah
penduduk dapat dilihat pada tabel berikut :
c. Ketenagaan
JUMLAH
NO KUALIFIKASI PENDIDIKAN
ASN NON ASN
1 Dokter Umum 1 0
2 Dokter Gigi 1 0
3 S.2 Kesmas 1 0
4 S2 Kebidanan 1 0
5 Profesi Ners 1 2
6 SKM 1 2
7 Nutrisionis 1 0
8 Apoteker 1 0
9 D.4 Kebidanan 2 1
10 D.3 Kesling 0 1
11 D.3 Kebidanan 9 19
12 D.3 Keperawatan 1 8
13 D.3 Keperawatan Gigi 1 1
14 D.3 Fisioterapi 0 1
15 D.3 Analisis Kesehatan 0 1
16 D.3 Rekam Medic 0 1
17 Sarjana Umum 0 1
18 SMA 2 2
JUMLAH 23 39
Janji Layanan :
SEHATI
S : Santun, Sopan bertutur kata dan berperilaku E
: Empati, melayani dengan sepenuh hati
H : Handal, memberikan pelayanan terbaik oleh tenaga
professional
A : Akuntabel, dpat di pertanggung jawabkan
T : Terjangkau, pelayanan dengan tampa biaya I :
Integrasi dalam melaksanakan tugas
e. Motto
“Melayanai Dengan Hati, Kesehatan Anda Kepuasan Kami”.
f. TATA NILAI UPT PUSKESMAS BONTOCANI
M: Manusiawi, melayani dengan adil dan sungguh-sungguh
A: Akuntabel, pelayanan yang diberikan harus dapat dipertanggug jawabkan sesuai
dengan undang-undang yang berlaku
D: Disiplin, datang tepat waktu
U: Unggul, memberikan pelayanan yang berkualitas
g. Struktur Organisasi
Struktur Organisasi UPT Puskesmas berdasarkan Peraturan Bupati Bone Nomor 87
Tahun 2020 Tentang Pembentukan Unit Pelaksana Teknis Pusat Kesehatan
Masyarakat pada Dinas Kesehatan dimana dalam struktur tersebut telah
mengakomodasi Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 Tahun 2019.
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
2. Kebijakan MUTU
Pimpinan manajemen UPT Puskesmas Bontocani telah menetapkan suatu Kebijakan
Mutu Pelayanan Puskesmas yang diketahui dan di mengerti oleh seluruh jajaran
pengelola dan seluruh karyawan Puskesmas.
Kebijakan Mutu tersebut adalah :
a. Kami seluruh Pegawai Puskesmas Bontocani berkomitmen Untuk
Menyelenggarakan Pelayanan Yang Berfokus Pada Pelanggan dan
Memperhatikan Keselamatan Pelanggan. dengan motto “Melayani
Dengan Hati, Kesehatan Anda Kepuasan Kami”.
b. Kebijakan teknis dalam perbaikan mutu dan keselamatan pasien ada pada
lampiran manual mutu ini.
3. Proses Pelayanan (Proses Bisnis)
Sistem Manajemen manual Mutu dalam Dokumen Mutu ini diuraikan dengan
menjelaskan proses pelayanan yang berlangsung dan dijalankan oleh UPT Puskesmas
Bontocani. Penyelenggaraan upaya kesehatan di Puskesmas Bontocani ini
sebagaimana yang tercantum dalam Peraturan Menteri Kesehatan Nomor 43 tahun
2019 terdiri dari Upaya Kesehatan Masyarakat dan Upaya Kesehatan Perorangan
tingkat pertama serta menyelenggarakan upaya kesehatan masyarakat pengembangan
dan dalam menyelenggarakan upaya kesehatan diatas dilaksanakan upaya penunjang.
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
Adapun uraian proses bisnis di UPT Puskesmas Bontocani ini sebagai berikut :
a. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Masyarakat
1. Pelayanan Promosi Kesehatan
2. Pelayanan Kesehatan Lingkungan
3. Pelayanan kesehatan ibu,Anak dan Keluarga Berencana
4. Pelayanan gizi
5. Pelayanan Pencegahan dan pengendalian Penyakit.
b. Penyelenggaraan upaya Kesehatan /Perorangan :
1. Pelayanan Umum
2. Pelayanan KIA-KB
3. Pelayanan Gigi dan Mulut
4. Pelayanan Imunisasi
5. Pelayanan Kegawat daruratan
6. Pelayanan Rawat Inap
7. Pelayanan Persalinan dan Nifas
8. Pelayanan Laboratorium
9. Pelayanan Konsultasi Gizi
10. Pelayanan Konsultasi Sanitasi
11. Pelayanan Fisioterapi
c. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Pengembangan :
1. Upaya Kesehatan Sekolah (UKS)
2. Kesehatan Kerja
3. Kesehatan Olah Raga
4. Kesehatan Indera
5. Kesehatan Usia Lanjut
6. Pengobatan Tradisional
d. Penyelenggaraan Upaya Kesehatan Penunjang :
1. Pelayanan Laboratorium sederhana
2. Pelayanan Kefarmasian
3. Pelayanan Puskesmas Keliling
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
B. Ruang Lingkup
Ruang lingkup manual mutu ini disusun berdasarkan persyaratan ISO 9001:2008 dan
standar akreditasi puskesmas, yang meliputi: persyaratan umum sistem manajemen mutu,
tanggung jawab manajemen, manajemen sumber daya, proses pelayanan yang terdiri
dari penyelenggara Upaya Kesehatan Masyarakat, yang meliputi pelayanan promosi
kesehatan,pelayanan kesehatan lingkungan, pelayanan kesehatan ibu,anak dan keluarga
berencana, pelayanan gizi dan pelayanan pengendalian penyakit menular. Pelayanan Klinis
Perseorangan, dan Upaya Kesehatan Pengembangan dan Penunjang sebagaimana yang
diuraikan pada proses bisnis.
Dalam penyelenggaraan UKM dan UKP ini memperhatikan keselamatan
sasaran/pasien dengan menerapkan manajemen resiko.
C. Tujuan
1. Tujuan Umum
Tujuan Manual Mutu ini disusun sebagai acuan bagi Puskesmas Bontocani dalam
membangun sistem manajemen mutu baik untuk penyelenggaraan UKM maupun
untuk penyelenggaraan pelayanan klinis (UKP).
2. Tujuan Khusus
- Tersusunnya Pedoman Manual Mutu Puskesmas untuk tahun berikutnya dalam
upaya mengatasi masalah atau Sebagian masalah kesehatan masyarakat.
- Tersusunnya pedoman Manual Mutu setelah diterimnya alokasi sumber dana
untuk kegiatan tahun berjalan dari berbagai sumber
- Mendukung tercapainya visi UPT Puskesmas Bontocani
- Terlaksananya akreditasi UPT Puskesmas Bontocani pada tahu 2023
7. Pedoman Manual Mutu adalah kumpulan ketentuan dasar yang member arah
langkah-langkah yang harus dilakukan dan merupakan dasar untuk menentukan dan
melaksanakan kegiatan.
8. Pelanggan adalah orang atau pasien yang dating ke Puskesmas dengan maksud dan
tujuan serta harapan tertentu untuk mendapatkan pelayanan yang mereka inginkan
dengan baik dan menyenangkan.
9. Perencanaan Mutu adalah suatu proses kegiatan secara urut yang harus dilakukan
untuk mengatasi permasalahan dalam rangka mencapai tujuan yang telah ditentukan
dengan memanfaatkan sumber daya yang tersedia secara berhasil guna dan berdaya
guna.
10. Prasarana adalah segala sesuatu yang merupakan penunjang utama terselenggarannya
suatu proses (usaha, pembangunan, proyek). Antara sarana dan prasarana tidak terlalu
jauh berbeda, karena keduanya saling berkaitan dan tidak dapat dipisahkan. Untuk
membedakannya,sarana lebih ditujukan kepada benda-benda yang bergerak,
sedangkan prasarana lebih ditujukan untuk benda-benda yang tidak bergerak.
11. Proses adalah serangkaian langkah sistematis, atau tahapan yang jelas dan dapat
ditempuh berulangkali,untuk mencapai hasil yang diinginkan. Jika ditempuh, setiap
tahapan itu secara konsisten mengarah pada hasil yang diinginkan.
12. Rekaman adalah Keterangan baik yang tertulis maupun terekam tentang identitas,
anamnesa, penentuan fisik, laboratorium, diagnosa segala pelayanan dan tindakan
medis yang diberikan kepada pasien dan pengobatan baik yang dirawat inap, rawat
jalan maupun yang mendapatkan pelayanan gawat darurat.
13. Sarana adalah segala sesuatu yang dapat dipakai sebagai alat dalam mencapai maksud
atau tujuan pencapaian proses pelayanan yang bermutu.
14. Sasaran mutu adalah target dari masing-masing layanan atau program yang ingin
dicapai dalam jangka waktu tertentu.
15. Tindakan korektif adalah tindakan perbaikan penting yang dilakukan untuk menjamin
sistem manajemen mutu bebas dari permasalahan dalam segi pelayanan media maupun
program dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar masalah, mencari
bentuk perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada pihak manajemen.
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
16. Tindakan preventif adalah sebuah tindakan pencegahan penting yang dilakukan untuk
menjamin sistem manajemen mutu bebas dari permasalahn dalam segi pelayanan
medis maupun program dengan cara mengidentifikasi masalah, menganalisis akar
masalah, mencari bentuk perbaikan dan pencegahannya, dan melaporkannya kepada
pihak manajemen.
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
BAB II
SISTEM MANAJEMEN MUTU DAN
SISTEM PENYELENGGARAAN PELAYANAN
A. Persyaratan Umum
Puskesmas Bontocani menetapkan, mendokumentasikan, memelihara sistem
manajemen mutu sesuai dengan standar akreditasi Puskesmas dan standar ISO 9001:2008.
SIstem ini disusun untuk memastikan telah diterapkannya persyaratan pengendalian
terhadap proses-proses penyelenggaraan pelayanan kepada masyarakat baik penyelenggara
upaya puskesmas maupun pelayanan klinik, yang meliputi kejelasan penanggung jawab,
penyediaan sumberdaya, penyelenggaraan pelayanan itu sendiri mulai dari perencanaan
yang berdasar kebutuhan masyarakat/ pelanggan, verifikasi terhadap rencana yang disusun,
pelaksanaan pelayanan, dan verifikasi terhadap proses pelayanan dan hasil-hasil yang
dicapai, monitoring dan evaluasi serta upaya penyempurnaan yang berkesinambungan.
B. Pengendalian Dokumen
Secara Umum dokumen-dokumen dalam system manajemen mutu yang disusun
meliputi :
a. Dokumen level 1 : Kebijakan dan uraian singkat sistem manajemen mutu UPT
Puskesmas Bontocani;
b. Dokumen level 2 : Pedoman/Manual;
c. Dokumen level 3 : Standar Oprasional Prosedur (SOP);
d. Dokumen level 4 : Rekaman-rekaman sebagai catatan sebagai akibat
pelaksanaan kebijakan, pedoman dan prosedur.
Prosedur Pengendalian Dokumen di Puskesmas Bontocani ditetapkan oleh
Kepala UPT Puskesmas Bontocani yang dijadikan acuan oleh seluruh unit di Puskesmas
Bontocani.
Tujuan pengendalian Dokumen ini adalah terkendalinya kerahasiaan dokumen,
proses perubahan, penertiban, distribusi dan sirkulasi dokumen.
1. Identifikasi Penyusunan/Perubahan Dokumen
Identifikasi kebutuhan, dilakukan pada tahap self assesmen dalam pendampingan
akreditasi. Hasil self assesmen digunakan sebagai acuan
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
Dokumen terkait :
- Prosedur Pengendalian Dokumen
- Prosedur Pengendalian Rekaman
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
BAB III
TANGGUNGJAWAB MANAJEMEN
A. Komitmen Manajemen
Kepala Puskesmas, penanggung jawab manajemen mutu, penanggung jawab upaya
kesehatan masyarakat, penanggung jawab pelayanan klinis, dan seluruh karyawan
Puskesmas bertanggung jawab untuk menerapkan seluruh persyaratan yang ada pada
manual mutu ini.
C. Kebijakan Mutu
Seluruh karyawan berkomitmen unutk menyelenggarakan pelayanan yang berfokus
pada pelanggan dan memperhatikan keselamatan pelanggan.
Kebijakan mutu dituangkan dalam surat keputusan Kepala Puskesmas yang meliputi
kebijakan mutu pelayanan klinis dan kebijakan mutu pelayanan UKM. Dalam pemberi
pelayanan kesehatan yang bermutu berdasarkan kompetensi kerja yang disesuaikan
tingkat pendidikan, pelatihan,kemampuan dan pengalaman serta
menindaklanjuti kompetensi tersebut melalui pendidikan atau pelatihan serta
pembinaan sesuai bidangnya atau tugas, .disamping itu untuk meningkatkan
keterlibatan dan kepedulian karyawan dalam pencapaian sasaran mutu perlu adanya
suatu pembinaan karyawan baik formal dan nonformal agar dapat dievaluasi terhadap
efektifitas dan efisiensi petugas demi tercapainya kepuasan pelanggan.
G. Komunikasi Internal
Komunikasi antar fungsi yang ada dalam Puskesmas Bontocani telah ditetapkan
menjadi suatu bagian dalam Sistem Manajemen Mutu, yang dijelaskan dalam
dokumentasi yang ada, dengan tujuan untuk menjembatani komunikasi antar fungsi dan
meningkatkan efektifitas pelaksanaan sistem manajemen mutu.
Komunikasi internal ini dilakukan dengan cara workshop (minilokakarya), pertemuan,
diskusi, email, sms, memo dan media lain yang tepat untuk melakukan komunikasi.
Dokumen terkait :
- SK Penanggung Jawab Manajemen Mutu Puskesmas
- SK wakil manajemen
- Prosedur identifikasi persyaratan pelanggan
- Prosedur penanganan keluhan pelanggan
- Prosedur Komunikasi internal
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
BAB IV
TINJAUAN MANAJEMEN
A. Umum
Pertemuan tinjauan manajemen merupakan proses evaluasi terhadap kesesuaian dan
efektifitas penerapan sistem manajemen mutu yang dilakukan secara berkala dan
melibatkan berbagai pihak yang terkait dengan operasional kegiatan organisasi. Pertemuan
tinjauan manajemen dilakukan minimal dua kali dalam setahun.
Karakteristik pertemuan tinjauan manajemen :
a. Dilaksanakan secara berkala dengan interval waktu yang disesuaikan dengan tingkat
kepentingan.
b. Direncanakan dengan baik kejelasan tujuan, agenda dan penjadwalan.
c. Didokumentasikan dengan baik
d. Mengevaluasi efektifitas penerapan sistem manajemen mutu dan dampaknyapada mutu
dan kinerja.
e. Hasil pertemuan ditindak lanjuti dalam bentuk koreksi, tindakan korektif, tindkan
preventif maupun perubahan pada sistem manajemen mutu maupun sistem pelayanan
f. Tindak lanjut dipantau pelaksnaannya
g. Pihak manajemen dan pelaksana terkait di undang dalam pertemuan
h. Pertemuan diawali dengan pembahasan hasil dan tindak lanjut pertemuan tinjauan
manajemen sebelumnya
C. Luaran Tinjauan
Hasil yang diharapkan dari tinjauan manajemen adalah peningkatan efektifitas sistem
manajemen mutu, dan sistem pelayanan. peningkatan pelayanan terkait dengan persyaratan
pelanggan, dan identifikasi perubahan-perubahan yang diperlukan baik pada sistem
manajemen maupun sistem pelayanan termasuk penyediaan sumber daya yang perlu
dilakukan agar sistem manajemen mutu dan sistem pelayanan efektif.
BAB V
MANAJEMEN SUMBER DAYA
a. Infrastuktur
Pengelolaan infrastruktur di Puskesmas Bontocani dijelaskan dalam uraian sistem
manajemen mutu, baik tempat dan bangunan serta ditopang dengan fasilitas yang cukup
memadai dan terdapatnya sumber air.
b. Sarana kerja / infrastruktur untuk mendukung pekerjaan dan mencapai
sasaran dan persyaratan produk maupun proses dipastikan terpenuhi.
c. Melakukan pemeliharaan secara teratur terhadap alat – alat maupun fasilitas
pendukungnya agar senantiasa dalam kondisi baik dan siap dioperasikan.
d. Sarana kerja baru yang diperlukan secepatnya diidentifikasi dan ditindak lanjuti
sesuai prosedur yang berlaku
e. Puskesmas menyediakan dan memelihara sarana dan prasarana yang diperlukan untuk
kepuasan pelanggan
f. Sarana dan prasaranan tersebut meliputi gedung,tempat kerja dan peralatan
kesehatan
g. Sarana dan prasarana tersebut agar dpelihara dan adanya perbaikan secara
berkesinambungan untuk menjaga mutu dan kualitas sarana tersebut
h. Ka.bag.TU bertanggungjawab untuk memastikan kelengkapan dan kelayakan sarana
kerja dengan kondisi yang baik
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
Dokumen terkait :
- Prosedur pengadaan sarana prasarana
- Persyaratan kompetensi
- Hasil analisa kompetensi tiap karyawan
- Prosedur penialaian kinerja
- Prosedur pelatihan
- Uraian tugas karyawan
- Data Karyawan
- Prosedur pemeliharaan sarana prasarana
- Daftar inventaris barang
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
BAB VI
PENYELENGGARAAN PELAYANAN
3. Penyelenggaraan UKM
a. Pengendalian proses penyelenggaraan upaya
Puskesmas merencanakan dan melaksanakan upaya penyelenggaraan
kesehatan masyarakat, dalam keadaan tekendali yang mencakup :
1. Ketersediaan informasi tentang upaya penyelenggaraan kesehatan
masyarakat.
2. Ketersediaan instruksi kerja dari pimpinan puskesmas
3. Pemakaian peralatan dalam penyelenggaraan upaya kesehatan Masyarakat
4. Ketersediaan dan pemakaian sarana dan pengukuran untuk
memantau hasil upaya kesehatan masyarakat
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
**) Obat dengan lethal overdosis akan diberikan tetapi diketahui staf lain dan
membatalkannya sebelum obat dikonsumsi pasien.
***) Obat dengan lethal overdosis diberikan tetapi diketahui secara dini
dan diberikan antidotum-nya
g. Tindakan preventif
a) Tujuan dari tindakan tindakan preventif adalah mencegah terulangnya
masalah yang sama dan untuk meningkatkan kinerja puskesmas secara
keseluruhan
b) Upaya tindakan preventif dipastikan sesuai dengan skala dampak yang dapat
ditimbulkan dari masalah tersebut
c) Koordinator Unit bertanggung-jawab memastikan tindakan koreksi/ prevensi
yang telah dilaksanakan efektif
d) Prosedur tindakan preventif dipastikan dibuat
Dokumen terkait:
Prosedur Pengendalian Program Prosedur
tindakan korektief dan preventif
Dokumen Terkait :
Prosedur Pengadaan Barang
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
pihak dalam transaksi tersebut. Hal ini mengingat di dalam surat perjanjian
kerjasama biasanya tercantum mengenai ketentuan bagi yang sudah disepakati
dalam proses kerjasama.
16) Pasien mengunggat dan atau menuntut puskesmas apabila puskesmas itu
di duga memberikan pelayanan yang tidak sesuai dengan standar baik
secara perdata dan pidana
17) Pasien mengeluhkan pelayanan Puskesmas yang tidak sesuai dengan
standar pelayanan melalui media cetak dan elektronik
b. Kewajiban
1) Pasien memberikan informasi yang lengkap dan jujur tentang masalah
kesehatan
2) Pasien mamatuhi nasehat dan petunjuk dokter, dokter gigi dan petugas
Puskesmas
3) Pasien mematuhi ketentuan yang berlaku di Puskesmas
4) Pasien member imbalan jasa atas pelayanan yang diterima
f) Ruang lingkup
- Resiko terkait pelayanan pasien :
Berhubungan langsung dengan pelayanan pasien
Konsekuensi hasil pelayanan yang tidak sesuai
dengan yang diharapkan
Kerahasian dan pemberian informasi yang sesuai
Perlindungan dari pelecehan, kelalaian dan serangan
Pasien diberitahu tentang resiko
Pelayanan non diskriminatif
Perlindungan barang berharga pasien dari kerusakan,
kerugian.
- Resiko terkait staf medis
Kredensial terhadap staf medis
Tindakan medis dilakukan sesuai kompetensi dan prosedur
baku
Pasien dikelola dengan benar
Pelatihan staf medis
- Resiko terkait pegawai
Menjaga lingkungan yang aman
Kebijakan kesehatan pegawai
- Resiko terkait proferti
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
b. Keselamatan pasien
Keselamatan pasien (patient safety) adalah reduksi dan
meminimalkan tindakan yang tidak aman dalam sistem pelayanan kesehatan
sebisa mungkin melalui pratik yang terbaik untuk mencapai luaran klinis
yang optimum. (The Canadian Patient Safety Dictionary, October 2003).
Keselamatan pasien menghindarkan pasien dari cedera/cedera potensial
dalam pelayanan yang bertujuan untuk membantu pasien.
Tujuan Patient Safety terciptanya budaya keselamatan pasien di
Puskesmas., meningkatnya akuntabilitas (tanggung jawab) Puskesmas
terhadap pasien dan masyarakat,menurunnya KTD (kejadian tidak
diharapkan) di Puskesmas, terlaksananya program - program pencegahan,
sehingga tidak terjadi pengulangan KTD (kejadian tidak diharapkan).
Sistem Patient Safety
Assesment Resiko
Identifikasi dan Pengelolaan hal yang berhubungan dengan resiko
pasien
Pelaporan dan analisa insiden
Kemampuan belajar dari insiden dan tindak lanjutnya
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
Sistem klasifikasi indikator atas kerangka kerja yang logis dimana kontinum
antara input –output :
a) Indikator input : merujuk pada sumber-sumber/fasilitas untuk melakukan
kegiatan antara lain :personel, alat/fasilitas, informasi, dana,
peraturan/kebijakan
b) Indikator proses : memonitor yugas atau tindakan/kegiatan yang dilaksanakan
c) Indikator out put : mengukur hasil kegiatan mencakup pengetahuan, sikap,
keterampilan/perubahan perilaku yang dihasilkan dari tindakan (jangka
Pendek)
d) Indikator outcome : mengukur/menilai perubahan atau dampak sautu
program dalam jangka panjang contoh perubahan status masyarakat
Dokumen Terkait : Prosedur Indikator Kinerja Klinis
2. Pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien
Ada 6 indikator pengukuran pencapaian sasaran keselamatan pasien :
a. Keamanan pelanggan yang datang baik berupa jiwa dan barang.
b. Kenyamanan, pelanggan dalam memperoleh pelayanan meliputi : ruangan,
bebas kebisingan, tersedianya sarana sanitasi di wilayah pelayanan, dan
menunggu proses pelayanan.
Manual Mutu Puskesmas Bontocani Tahun
2023
BAB VII
PENUTUP