Anda di halaman 1dari 6

Dokter Muda Ilmu Kesehatan Masyarakat

Fakultas Kedokteran Universitas Andalas

Pembimbing: dr. Ida Rahmah Burhan, MARS

“.........................”

Telemedicine via Whatsapp sebagai Media Pemantauan


Konsumsi TTD pada Masa Pandemi di Wilayah Kerja
Puskesmas Nanggalo

Oleh:

Kelompok Puskesmas Nanggalo Periode: 24 Februari – 31 Maret 2021

Ikhvan Juzef 1840312720


Rasikha Anasha 1840312746
Yunia Habsari 1840312726
Nizil Humaira Alva 1840317725
Melati Purnama 1840312709
Megi Rantau S 1840312695

Bagian Ilmu Kesehatan Masyarakat


Fakultas Kedokteran Universitas Andalas
Padang
2021
PENDAHULUAN

1.1 Latar Belakang

Sampai saat ini salah satu masalah yang belum nampak menunjukkan titik terang
keberhasilan penanggulangannya adalah masalah kekurangan zat besi atau dikenal dengan
sebutan anemia yang merupakan masalah kesehatan masyarakat yang paling umum dijumpai
terutama di negara–negara sedang berkembang. Anemia pada umumnya dijumpai pada golongan
rawan gizi yaitu remja putri, ibu hamil, ibu menyusui, anak balita, anak sekolah, anak pekerja
atau buruh yang berpenghasilan rendah.1

Untuk mengatasi permasalahan tersebut tidak bisa dikerjakan oleh sektor kesehatan
sendiri akan tetapi memerlukan kerja sama lintas sektor untuk meningkatkan derajat kesehatan
masyarakat. Sebagai tindak lanjut maka puskesmas sebagai lini terdepan dari struktur jajaran
kementrian kesehatan menjadi penggerak utama di masyarakat dalam penanggulangan masalah
gizi yaitu salah satunya dengan pemberian TTD pada remaja putri. Sekolah yang berisikan siswa/
remaja merupakan ujung tombak dalam pembangunan bangsa ini yang memiliki karakteristik
berjiwa muda, semangat tinggi, loyalitas tinggi dan intelektual tinggi sehingga para remaja harus
dalam keadaan sehat untuk meraih cita-citanya.

Puskesmas Nanggalo sebagai salah satu fasilitas kesehatan di Kecamatan Merlung yang
menjalankan Surat Edaran Nomor HK. 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian TTD pada Remaja
Putri dan Wanita Usia Subur melaksanakan program pemberian TTD di seluruh SMP dan SMA
di Kecamatan Nanggalo. Sasarannya adalah seluruh remaja putri usia 12 – 18 th (kelas, 7, 8, 9,
10, 11 dan 12). Tablet Fe yang sudah didistribusikan oleh Puskesmas ke sekolah, akan diberikan
ke remaja putri di sekolah tersebut dan mengkonsumsinya dihadapan guru/walikelas masing-
masing. Hal ini dilakukan untuk memastikan bahwa remaja putri itu benar-benar mengkonsumsi
tablet Fe. Salah satu bagian dari program pemberian TTD ini adalah dipilihnya duta anemia yang
terdiri dari siswa dan siswi yang bersama dengan guru penanggung jawab akan melakukan
pemantauan terhadap konsumsi TTD siswi sekolah tersebut.

Berdasarkan Riskesdas Tahun 2018 cakupan TTD yang diperoleh ratri adalah 76,2%, dan
80,9% nya mendapatkan dari sekolah. Kemenkes RI, Dirjen Kesmas, mengeluarkan surat edaran
nomor HK 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah pada Remaja Putri dan
Wanita Usia Subur. Dengan sasaran anak usia 12-18 tahun yang diberikan melalui institusi
pendidikan dan wanita usia subur (WUS) usia 15-49 tahun di institusi tempat kerja. Pemberian
TTD dengan komposisi terdiri dari 60 mg zat besi elemental (dalam bentuk sediaan Ferro Sulfat,
Ferro Fumarat atau Ferro Glukonat) dan 0.4 mg asam folat. Pelaksanaan pemberian TTD
sebelumnya adalah 1 (satu) tablet per minggu dan pada masa haid diberikan 1 (satu) tablet per
hari selama 10 (sepuluh) hari, tetapi pertemuan para pakar memberi rekomendasi pemberian
TTD diubah supaya lebih efektif dan mudah pelaksanannya.2

Indonesia mulai terkena dampak pandemi covid-19 sejak awal tahun 2020, Covid-19
merupakan penyakit akibat virus yang dapat menular melalui pernapsan, sampai bulan Februari
2021 sudah terdapat 1,2 juta kasus terkonfirmasi covid-19 di Indonesia. Laporan Dinas
Kesehatan Kota Padang menunjukan pada bulan Februari 2021 kasus konfirmasi covid-19 di
kota padang sudah mencapai 14.038 kasus, ini merupakan 50% dari seluruh kasus yang terjadi di
Sumatera Barat. Positivity rate Indonesia masih sangat tinggi, secara akumulatif nilainya adalah
18,4%, WHO menetapkan angka ideal positivity rate adalah tidak melebihi 5 persen. Ini artinya,
positivity rate saat ini masih jauh dari standar WHO. Perjalanan penyakit covid-19 sangat
beragam mulai dari demam, batuk, kelelahan, nyeri otot, dyspneu, dan yang paling parah dapat
menyebabkan kematian, saati ini sebanyak 2,72% (33.788) penderita covid-19 meninggal di
Indonesia. Penelitian yang dilakukan oleh Vibriyanti (2020) menunjukan bahwa covid-19
menimbulkan reaksi kecemasan pada masyarkat.

Dampak pandemi ini berpengaruh kepada banyak berbagai sektor kehidupan, seperti
bidang usaha, pendidikan, transportasi, dan pelayanan kesehatan. Program pemberian TTD ini
sempat berhenti pada pertengahan tahun 2020 dikarenakan pandemi, namun sudah berjalan lagi
pada bulan Agustus 2020 hingga saat ini.

Beberapa media dapat digunakan sebagai sarana telemedicine seperti SMS, website,
aplikasi smartphone, media sosial, dan aplikasi chatting. Berdasarkan data dari KEMKOMINFO
terdapat 338,2 juta ponsel terkoneksi pada tahun 2020, namun jumlah pengguna internet hanya
175,4 juta orang atau hanya sekitar 64,5% dari populasi Indonesia yang terkoneksi internet dan
jumlah pengguna media sosial mencapai 160 juta orang atau sekitar 59% populasi Indonesia
adalah pengguna media sosial. Berdasarkan data yang dihimpun dari KEMKOMINFO tersebut
untuk penyelenggaraan telemedicine dengan cakupan yang tinggi penggunaan SMS karena dapat
masuk ke seluruh ponsel sasaran meskipun tanpa koneksi internet, telemedicine berbasis internet
hanya dapat menjangkau maksimal 64,5% populasi.

Berdasarkan data masih belum maksimalnya pendistribusian TTD di wilayah kerja


Puskesmas Nanggalo, kami ingin mengajukan Plan of Action (POA) sehingga diharapkan dapat
meningkatkan capaian angka penjaringan suspek agar dapat mencapai target.

1.2 Rumusan Masalah


1. Apa saja masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo?
2. Apa prioritas pogram pemberian TTD di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo?
3. Apa penyebab masalah pogram pemberian TTD di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo?
4. Bagaimana alternatif pemecahan masalah yang dapat dilakukan untuk meningkatkan
angka konsumsi TTD di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo?

1.3 Tujuan Penelitian

Tujuan Umum

Meningkatkan angka konsumsi TTD dengan telemedicine via Whatsapp sebagai media
pemantauan konsumsi TTD di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.

Tujuan Khusus

1. Mengetahui masalah kesehatan yang ditemukan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo


2. Mengetahui prioritas pogram pemberian TTD di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo
3. Mengetahui penyebab masalah pogram pemberian TTD di wilayah kerja Puskesmas
Nanggalo
4. Mencari alternatif penyelesaian masalah untuk meningkatkan angka konsumsi TTD di
wilayah kerja Puskesmas Nanggalo

1.4 Manfaat Penulisan

Makalah POA ini diharapkan dapat menjadi suatu upaya untuk meningkatkan capaian angka
konsumsi TTD dengan penggunaan telemedicine via Whatsapp sebagai media pemantauan
konsumsi TTD pada remaja perempan di wilayah kerja Puskesmas Nanggalo.
2. Direktorat Gizi Masyarakat. 2016a. Surat Edaran Nomor HK. 03.03/V/0595/2016 tentang Pemberian Tablet Tambah Darah
pada Remaja Putri dan Wanita Usia Subur. Jakarta: Direktorat Gizi Masyarakat Kementerian Kesehatan Republik Indonesia.

Anda mungkin juga menyukai