A. Pengertian Perilaku
B. Perilaku Kesehatan
1) Sebuah buku berjudul Handbook of Health Behavior Reasearch, Gochman
mendefinisikan perilaku kesehatan sebagai ‘pola perilaku terbuka, tindakan dna
kebiasaan-kebiasaan yang berhubungan dengan pemeliharaan kesehatan, pemulihan
kesehatan dan peningkatan kesehatan’ (Conner dan Norman, 2015)
2) Perilaku kesehatan adalah setiap kegiatan yang dilakukan untuk tujuan mencegah atau
mendeteksi penyakit atau untuk meningkatkan kesehatan dan kesejahteraan (Conner dan
Norman, 2015)
3) Kasl & Cobb pada tahun 1966 mendefinisikan perilaku kesehatan preventif atau
kesehatan pencegahan adalah setiap kegiatan yang dilakukan oleh individu yang percaya
dirinya menjadi sehat, untuk tujuan mencegah atau mendeteksi penyakit dalam keaadaan
tanpa gejala (Kals & Cobb, 1966), (Glanz et al, 2015)
4) Perilaku sakit adalah setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu yang menggangap
dirinya sakit, untuk mendefinisikan keadaan kesehatan, dan untuk menemukan obat yang
cocok (Kals & Cobb, 1966), (Glanz et al, 2015)
5) Perilaku peran sakit: setiap aktivitas yang dilakukan oleh individu yang menganggap
dirinya sakit, untuk tujuan sembuh. Ini termasuk menerima perawatan dari penyedia
medis, umumnya melibatkan seluruh rentang perilaku ketergantungan, dan mengarah ke
beberapa tingkat pengecualian dari kebiasaan tanggung jawab seseorang. (Kals & Cobb,
1966), (Glanz et al, 2015)
Aktualisasi Diri
Penghargaan
Sosial
Rasa Aman
Fisiologis
D. Domain Perilaku
Menurut Hendrik L. Bloom ada empat factor yang mempengaruhi status kesehatan
masyarakat yaitu lingkungan, perilaku, pelayanan, kesehatan dan keturunan.
Determinan kesehatan Hendrick L.Bloom :
1) Lingkungan (fisik, social, ekonomi) 40%
2) Genitika 20%
3) Ada tidaknya pelayanan medis 10%
4) Life style/Perilaku 30%
1) Pengetahuan
Pengetahuan adalah hasil dari tahu, dan ini terjadi setelah seseorang melakukan
penginderaaan terhadap suatu objek tertentu
2) Attitude
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap suatu stimulus atau objek, naik yang
bersifat intern maupun ekstern sehingga manifestasinya
3) Praktik dan Tindakan
E. Perilaku Kesehatan
Perilaku kesehatan adalah suatu respons seseorang terhadap stimulus atau objektif
yang berkaitan dengan sakit penyakit , system pelayaan kesehtan ,makanan, dan minuman
serta lingkungan. Perilaku sehat adalah suatu respon seseorang terhadap rasngsangdari luar
untuk menjaga kesehatan secara utuh.
Sikap adalah respon tertutup seseorang terhadap stimulus atau objek tertentu yang
melibatkan factor pendapat dan emosi yang bersangkutan . Sikap belum tentu terwujud
dalam tindakan karena untuk mewujudkan tindakan memerlukan faktor lain yaitu adanya
fasilitas atau sarana dan prasarana sedangkan yang dimaksud dengan praktik kesehatan
adalah semua kegiatan atau aktifitas dalam rangka memelihara kesehatan seperti
pengetahuan dan sikap kesehatan.
H. Perilaku Sakit
Perilaku sakit ini mencakup respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya
terhadap penyakit, pengetahuan tentang penyebab, gejala, pengobatan penyakit, dan
sebagainya.
1) Definisi perilaku sakit
Perilaku sakit merupakan perilaku orang sakit yang meliputi: cara seseorang
memantau tubuhnya,mendefinisika dan menginterpretasikan gejala yang dialami,
melakukan upaya penyembuhan, dan penggunaan system pelayanan kesehatan. Seorang
individu yang merasa dirinya sedang sakit, perilaku sakit bisa berfungsi sebagai
mekanisme koping.
2) Penyebab perilaku sakit
penyebab perilaku sakit itu sebagai berikut ; menyimpang dari keadaan normal.
dikenal dan dirasakan nyata tanda dan gejala yang Anggapan dan gejala serius yang dapat
menimbulkan bahaya, gejala penyakit dirasakan akan menimbulkan dampak terhadap
hubungan keluarga, hubungan kerja, dan kegiatan kemasyarakatan. Frekuensi dan
persisten (terus-menerus, menetap) tanda dan gejala yang dapat dilihat. Kemungkinan
individu untuk terserang penyakit.
3) Faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku sakit
a. Faktor Internal
Faktor internal yang mempengaruhi perilaku sakit meliputi dua hal yaitu pertama
persepsi individu terhadap gejala dan sifat sakit yang dialami, klien akan segera mencari
pertolongan jika gejala tersebut dapat mengganggu rutinitas kegiatan sehari-hari.
b. Faktor Eksternal
Faktor eksternal meliputi gejala yang dapat dilihat, gejala yang terlihat dari suatu
penyakit dapat mempengaruhi citra tubuh dan perilaku sakit. misalnya: orang yang
mengalami bibir kering dan pecah-pecah mungkin akan lebih cepat mencari pertolongan
dari pada orang dengan serak tenggorokan, karena mungkin komentar orang lain terhadap
gejala bibir pecah-pecah yang dialaminya.
4) Tahap-tahap perilaku sakit
a.) Tahap I (Mengalami Gejala)
Pada tahap ini pasien menyadari bahwa “ada sesuatu yang salah” Mereka mengenali
sensasi atau keterbatasan fungsi fisik tetapi belum menduga adanya diagnosa tertentu.
Persepsi individu terhadap suatu gejala meliputi kesadaran terhadap perubahan fisik
(nyeri, benjolan, dll); Evaluasi terhadap perubahan yang terjadi dan memutuskan apakah
hal tersebut merupakan suatu gejala penyakit.
b.) Tahap II (Asumsi Tentang Peran Sakit)
Terjadi jika gejala menetap atau semakin berat, orang yang sakit akan melakukan
konfirmasi kepada keluarga, orang terdekat atau kelompok sosialnya bahwa ia benar-
benar sakit sehingga harus diistirahatkan dari kewajiban normalnya dan dari harapan
terhadap perannya.
c.) Tahap III (Kontak dengan Pelayanan Kesehatan)
Pada tahap ini klien mencari kepastian penyakit dan pengobatan dari seorang ahli,
mencari penjelasan mengenai gejala yang dirasakan, penyebab penyakit, dan implikasi
penyakit terhadap kesehatan dimasa yang akan datang. Profesi kesehatan mungkin akan
menentukan bahwa mereka tidak menderita suatu penyakit atau justru menyatakan jika
mereka menderita penyakit yang bisa mengancam kehidupannya.
d.)Tahap IV (Peran Klien Dependen)
Pada tahap ini klien menerima keadaan sakitnya, sehingga klien bergantung pada
pemberi pelayanan kesehatan untuk menghilangkan gejala yang ada. Klien menerima
perawatan, simpati, atau perlindungan dari berbagai tuntutan dan stress hidupnya.
e.) Tahap V (Pemulihan dan Rehabilitasi)
Merupakan tahap akhir dari perilaku sakit, dan dapat terjadi secara tiba-tiba, misalnya
penurunan demam. Penyembuhan yang tidak cepat, menyebabkan seorang klien butuh
perawatan lebih lama sebelum kembali ke fungsi optimal, misalnya pada penyakit kronis.
5) Dampak sakit
Dampak sakit dapat berpengaruh terhadap perilaku dan emosi klien karena setiap
orang memiliki reaksi yang berbeda-beda tergantung pada asal penyakit, reaksi orang lain
terhadap penyakit yang dideritanya, dan lain-lain. Penyakit dengan jangka waktu yang
singkat dan tidak mengancam kehidupan seseorang akan menimbulkan sedikit perubahan
perilaku dalam fungsi klien dan keluarga. Misalnya seorang Ayah yang mengalami
demam, mungkin akan mengalami penurunan tenaga atau kesabaran untuk menghabiskan
waktunya dalam kegiatan keluarga dan mungkin akan menjadi mudah marah, dan lebih
memilih menyendiri.
Setiap orang memiliki peran dalam kehidupannya, seperti pencari nafkah,
pengambil keputusan, seorang profesional, atau sebagai orang tua. Saat mengalami
penyakit, peran-peran klien tersebut dapat mengalami perubahan. Perubahan tersebut
mungkin tidak terlihat dan berlangsung singkat atau terlihat secara drastis dan
berlangsung lama. Individu / keluarga lebih mudah beradaptasi dengan perubahan yang
berlangsung singkat dan tidak terlihat.
Citra tubuh merupakan konsep subjektif seseorang terhadap penampilan fisiknya.
Beberapa penyakit dapat menimbulkan perubahan dalam penampilan fisiknya, dan
klien/keluarga akan bereaksi dengan cara yang berbeda-beda terhadap perubahan tersebut.
Reaksi klien/keluarga terhadap perubahan gambaran tubuh itu tergantung pada: Jenis
Perubahan (mis: kehilangan tangan, alat indera tertentu, atau organ tertentu) ; Kapasitas
adaptasi, kecepatan perubahan dan dukungan yang tersedia.
Konsep Diri adalah citra mental seseorang terhadap dirinya sendiri, mencakup
bagaimana mereka melihat kekuatan dan kelemahannya pada seluruh aspek
kepribadiannya. Konsep diri tidak hanya bergantung pada gambaran tubuh dan peran
yang dimilikinya tetapi juga bergantung pada aspek psikologis dan spiritual diri.
Perubahan konsep diri akibat sakit mungkin bersifat kompleks dan kurang bisa
terobservasi dibandingkan perubahan peran.
Dinamika Keluarga meruapakan proses dimana keluarga melakukan fungsi,
mengambil keputusan, memberi dukungan kepada anggota keluarganya, dan melakukan
koping terhadap perubahan dan tantangan hidup sehari-hari.