LANDASAN TEORI
9
10
dari luar subyek tersebut. Skinner, 1938 yang dikutip dari Soekidjo
emotional behavior.
Muliawan, 2008).
menggunakan narkoba
kesehatan
professional.
tanpa diskriminasi
masalah kesehatannya
2) Indikator PHBS
2. Gizi
3. Kesehatan lingkungan
4. Gaya hidup
tenaga/petugas kesehatan
bersih
orang
Pemeliharaan Kesehatan)
1. Penimbangan balita
semestinya
menyalahgunakan Narkoba
2012).
berikut :
2010).
19
(Kemenkes, 2010).
20
usia 0-6 bulan. Tidak perlu makanan dan minuman lain, bahkan air
pun tidak diperlukan oleh bayi pada periode ini. ASI merupakan
makanan terbaik untuk bayi dan anak yang mengandung sel darah
putih, protein dan zat kekebalan yang cocok untuk bayi. ASI
lainnya (seperti air teh, jus, air gula, air anggur, air beras, susu lain,
yang berasal dari susu hewan yang lambat dan lebih dicerna.
kekebalan anak. Zat antibodi ini tidak terdapat dalam jenis susu
bayi usia 0–6 bulan, akan meningkatkan risiko diare dan penyakit
di buku KIA (Kesehatan Ibu dan Anak) atau buku KMS (Kartu
dengan berat badan selama dua bulan berurut-urut tidak naik, balita
yang berat badannya BGM (Bawah Garis Merah) dan dicurigai gizi
mengandung zat gizi dalam jenis dan jumlah yang sesuai dengan
2014).
23
lauk pauk, sayur dan buah) maupun dalam setiap kelompok pangan
(Kemenkes, 2014).
menghindarkan diri dari kuman. Tempat air harus ditutup agar air
tetap bersih dan dikuras minimal satu kali seminggu. Sumber air
bersih dari sistem perpipaan, sumur pompa, serta sumur gali harus
24
(Kemenkes, 2014).
dengan cara :
pompa listrik.
sumber air.
cara:
bersih.
(Kemenkes,2014).
dan tersedia sabun untuk cuci tangan. Jika tidak ada jamban, tinja
bersih dan sehat. Lantai jamban hendaknya selalu bersih dan tidak
ada genangan air. Di dalam jamban tidak ada kotoran terlihat, tidak
kesehatan, diantaranya:
2. Tidak berbau
rumah harus kedap air dan mudah dibersihkan. Lantai yang tidak
kedap air dan didukung dengan ventilasi yang kurang baik dapat
kelembaban karena uap air dapat keluar melalui tanah atau semen
28
kualitas hidup agar tetap sehat dan bugar sepanjang hari. Aktivitas
fisik maka manfaat yang diperoleh juga lebih banyak (Aldila, 2015).
(Aldila, 2015).
Indonesia.
berkebun, dll)
pagi sesudah makan dan malam sebelum tidur (PPGI NTT, 2016).
dan virus penyebab penyakit yang dapat menular ketika sikat gigi
33
tersebut dipakai oleh orang lain. Oleh karena itu dianjurkan untuk
tidak bergantian dalam memakai sikat gigi atau satu orang harus
(Kemenkes, 2016).
(Depkes, 2016).
(Depkes, 2016).
3M Plus:
d. Plus.
lancar/rusak.
terbuka.
(Kemenkes, 2014).
36
batas lokasi TPA Blondo adalah Desa Lemah Ireng dan Desa
dari lokasi TPA berjarak kurang lebih 600 meter. TPA Blondo
2011).
dampak positif dan negatif bagi warga. Dampak positif yang utama
seperti ISPA, diare, gatal-gatal, dan sesak nafas yang dapat dilihat
pada tabel 1.1. Selain itu dampak negatif TPA adalah timbulnya bau
keindahan.
39
penyakit yang berkisar dari penyakit tanpa gejala atau infeksi ringan
a. ISPA Ringan
ISPA ringan memiliki satu atau lebih tanda dan gejala seperti
yang disertai atau tanpa disertai panas atau demam (> 370 C),
b. ISPA Sedang
c. ISPA Berat
namun ditambah satu atau lebih dari tanda dan gejala seperti
2.4.3 Etiologi
penyebab infeksi (lebih kecil dari bakteri). Bersin atau batuk dapat
lainnya. Etiologi ISPA terdiri dari 300 jenis bakteri, virus dan
2.4.4 Patogenesis
infeksius dalam jarak dekat (WHO, 2007 dalam Aldila, 2015). Selain
itu menurut P2PL 2009 dalam Aldila 2015, ISPA dapat ditularkan
saluran pernapasan.
Media Transmisi
laring. Jika refleks tersebut gagal maka virus dapat merusak lapisan
gejala batuk sehingga pada tahap awal gejala ISPA yang paling
patogenesis.
44
b. Bersin-bersin
e. Mata merah
g. Batuk
penyebab faktor ini terdiri dari status gizi balita, status imunisasi
balita, riwayat Berat Badan Lahir Rendah (BBLR), dan umur balita
a. Status Imunisasi
c. Status Gizi
Aldila, 2015).
atas 3 unsur yaitu biologi, fisik, sosial ekonomi yang meliputi kondisi
lingkungan rumah dan praktek perilaku hidup bersih dan sehat, ada
a. Status ekonomi
2015).
b. Pendidikan
2015).
c. Pengetahuan
d. Perilaku
3. Hindari merokok
(Deherba, 2016).
53
Teori terbentuknya
perilaku Skinner: Bentuk
Perilaku perilaku
Stimulus –
organisme –
Domain
responsev
perilaku
Perilaku
Faktor-faktor kesehatan
Pemulung yang n
Berhubungan mempengar
dengan uhi perilaku
sampah setiap
Tempat hari Perilaku Hidup
Asumsi
Pembuangan Bersih dan
Akhir (TPA) terbentuknya
Vektor perilaku Sehat (PHBS)
penyakit/pen
yebar
penyakit
Indikator Indikator Indikator
PHBS PHBS lokal PHBS tiap
Timbulnya nasional spesifik tatanan
kejadian
penyakit
ISPA
Strata PHBS
tatanan rumah
tangga Jawa
Tengah
Sepengetahuan penulis, penelitian tentang Gambaran PHBS Rumah Tangga Warga Dusun Deres yang
Bekerja Sebagai Pemulung di TPA Blondo dengan kejadian ISPA belum pernah dilakukan di Kota Salatiga.
Penelitian ini difokuskan kepada bagaimana gambaran PHBS rumah tangga warga Dusun Deres yang bekerja
sebagai pemulung di TPA Blondo. Penelitian yang terkait dengan penelitian ini adalah :
Penelitian ini berbeda dengan penelitian lainberdasarkan waktu pelaksanaan, lokasi, subyek, dan obyek
penelitian. Pelaksanaan penelitian dilakukan pada tanggal 10 – 17 September 2016. Lokasi penelitian
dilakukan di Dusun Deres, Desa Kandangan, Kecamatan Bawen. Subyek penelitian adalah warga Dusun Deres
ang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo. Obyek penelitian adalah kejadian ISPA dalam keluarga, perilaku
kesehatan (Becker), dan PHBS rumah tangga. Tujuan dari penelitian ini adalah mengetahui gambaran PHBS
rumah tangga warga Dusun Deres yang bekerja sebagai pemulung di TPA Blondo berhubungan dengan
kejadian ISPA. Peneliti mendeskripsikan/menggambarkan PHBS warga Dusun Deres yang bekerja sebagai
pemulung di TPA Blondo berhubungan dengan kejadian ISPA yang merupakan penyakit yang terjadi tiap tahun
di Desa Kandangan dan merupakan penyakit dengan jumlah penderita terbanyak setiap tahun dibandingkan
dengan penyakit lainnya yang dapat dilihat dalam tabel 1.1, tanpa mencari hubungan antar variabel penelitian.
60