Anda di halaman 1dari 40

Analisis Perilaku Dan Seleksi

Perilaku Target Sasaran

Nura Suciati Fauzia, S.ST.


LAYOUT PRESENTASI

Latar Belakang

Konsep Perilaku

Faktor Penentu Perilaku

Teori Perilaku

Seleksi Perilaku Sasaran


1. LATAR BELAKANG
Pada manusia perilaku
hakikatnya adalah
tindakan atau aktivitas Hal yang mempengaruhi
Perilaku dari segi
dari manusia itu sendiri perilaku seseorang
biologis adalah suatu
yang mempunyai adalah faktor internal
kegiatan atau aktivitas
bentangan luas, dan dan fator
organisme yang
faktor yang menentukan eksternal(Notoatmodjo,
bersangkutan.
atau yang membentuk 2012)
perilaku disebut dengan
determinan.
Dengan berkembangnya ilmu komunikasi
kesehatan masyarakat, diharapkan faktor
perilaku kesehatan masyarakat dapat berubah
dalam rangka meningkatkan derajat kesehatan.
Analisis perilaku juga
merupakan pedoman
Analisis perilaku sangat diperlukan untuk memotivasi suatu
dengan tujuan memberikan metode perubahan
dan teknik untuk mempelajari
perilaku masyarakat yang sudah
ada, serta memberikan gagasan
dalam menentukkan dan
menumbuhkan perilaku baru.
Analisis perilaku merupakan studi tentang peristiwa yang ada dalam
masyarakat yang berkaitan dengan perilaku atau kebiasaan dalam masyarakat
dengan faktir-faktor yang melatarbelakanginya.

Analisis perilaku merupakan metode sistematis untuk mengamati dan


menjabarkan perilaku yang dianggap penting, serta mengidentifikasi
perilaku yang sulit dan mudah diubah.

Analisis perilaku juga digunakan untuk memperkuat atau memelihara


perilaku yang sudah positif.

Banyak faktor yang harus diperhatikan dalam menganalisis perilaku seperti


faktor lingkungan yang merangsang munculnya perilaku tertentu, kerumitan
perilaku, sifat kejadian yang mendahului perilaku dan akibatnya.
Promosi kesehatan sebagai Perilaku yang menjadi prioritas
pendekatan terhadap faktor untuk dipromosikan adalah
perilaku kesehatan, maka perilaku yang dianggap “kritis” bagi
kegiatannya tidak terlepas dari sasaran untuk dilaksanakan,
faktor-faktor yang menentukan sehingga perlu juga dilakukan
perilaku dan strategi perilaku yang seleksi perilaku sasaran
menjadi prioritas untuk berdasarkan tingkatan yang disertai
dipromosikan. dengan langkah-langkahnya.
2. KONSEP PERILAKU
Perilaku adalah
interaksi
PERILAKU?... fungsional antara Dalam praktik
Perilaku adalah tubuh dan kesehatan
adaptasi klasik lingkungannya, masyarakat,
dari makhluk yang dirancang tujuannya adalah
hidup, yang untuk membantu untuk mengubah
mewakili organisme untuk perilaku tertentu
perbedaan utama mendapatkan yang merupakan
mereka dari apa yang faktor risiko dari
tanaman (Aunger dibutuhkan untuk sakit menjadi
& Curtis, 2015) bertahan hidup sehat. (Valerie
dan bereproduksi Curtis 2016)
(Aunger & Curtis,
2008)
Perilaku adalah suatu kegiatan
atau aktifitas manusia baik yang
dapat diamati langsung maupun
yang tidak dapat diamati dari luar
(Notoatmodjo, 2003).

Menurut Skinner 1938 dalam


Perilaku Tertutup
Notoatmodjo 2003 merumuskan (Covert Behaviour)
bahwa perilaku merupakan
respon atau reaksi seseorang
terhadap stimulus (rangsangan Perilaku Terbuka
dari luar).
(Overt Behaviour)
Perilaku Tertutup (Covert Behaviour)

Respon seseorang terhadap Perilaku Terbuka (Overt Behaviour)


stimulus dalam bentuk
terselubung atau tertutup
(covert). Stimulus masih terbatas Respon terhadap stimulus dalam bentuk
pada perhatian, persepsi dan tindakan nyata atau terbuka, sudah jelas
kesadaran, serta sikap orang dalam bentuk tindakan atau praktik yang
yang menerima stimulus dapat dengan mudah diamati atau dilihat
tersebut, belum dapat diamati oleh orang lain. Misalnya penderita TB paru
secara jelas oleh orang lain. minum obat secara teratur. Perilaku ini
dikatakan bentuk aktif karena perilaku itu
jelas dapat diobservasi secara langsung.
Dua jenis respon perilaku sebagai akibat stimulus atau
rangsangan yang telah diberikan:
Operant respons atau instrumental
Respondent respons atau reflexsive
respons
Perangsangan semacam ini disebut eliciting Respon yang ditimbulkan oleh reinforcing
stimulus karena menimbulkan respon yang stimulus, dimana perangsangan tersebut
relative cepat, misalnya makanan lezat mengikuti atau memperkuat suatu
menimbulkan keluarnya air liur, cahaya yang perilaku tertentu yang telah dilakukan.
kuat akan menyebabkan mata tertutup. Misalkan apabila seorang anak belajar
atau telah melakukan suatu perbuatan
kemudian memperoleh hadiah, maka ia
akan lebih giat belajar lagi, dengan kata
lain, responnya akan lebih intensif atau
lebih kuat lagi.
Perilaku kesehatan (Becker, 1979) Perilaku perilaku yang berkaitan dengan upaya atau kegiatan seseorang
hidup sehat untuk memepertahankan dan meningkatkan kesehatannya

respons seseorang terhadap sakit dan penyakit, persepsinya


Perilaku sakit terhadap sakit, pengetahuan tentang penyebab dan gejala
penyakit, pengobatan penyakit, dan sebagainya.

Dari segi sosiologi, orang sakit (pasien) mempunyai peran yang


mencakup hak-hak orang sakit (right) dan kewajiban sebagai
Perilaku orang sakit (obligation). Hak dan kewajiban ini harus diketahui
peran sakit oleh orang sakit itu sendiri maupun orang lain (terutamanya
keluarganya), yang selanjutnya disebut perilaku peran orang
sakit.
3. FAKTOR PENENTU PERILAKU
Lawrence Green (1980) kesehatan masyarakat dipengaruhi oleh dua hal
pokok yaitu faktor perilaku dan diluar perilaku. Selanjutnya perilaku
dipengaruhi oleh 3 faktor:

Faktor pendorong
(reinforcing factor) yang
Faktor pembawa terwujud dalam sikap
Faktor pendukung (enabling
(presdisposing factor) yang dan perilaku petugas
factor) yang terwujud dalam
didalamnya termasuk kesehatan, petugas lain,
lingkungan fisik, sumber daya,
pengetahuan, sikap, teman, atau tokoh yang
tersedia atau tidak tersedianya
kepercayaan, keyakinan nilai- semuanya dapat
sumber fasilitas kesehatan.
nilai dan sebagainya menjadi referensi
perubahan perilaku
masyarakat
4. TEORI PERILAKU
1. Teori ABC (Sulzer, Azzaroff, Mayer : 1977)

Perilaku adalah suatu proses dan sekaligus hasil interaksi secara :

AntecedentBehaviorConsequences
Contoh Kasus :
• Seorang ibu hamil di desa sering membicarakan
kehamilannya dengan tetangganya, sering mendengar
tentang bidan di desa, sering mendengar tentang
pemeriksaan kehamilan dan gizi ibu hamil.Suaminya
menyarankan supaya melakukan pemeriksaan
kehamilan dan sebagainya (antecendent).Ibu tersebut
akhirnya datang ke posyandu untuk periksa kehamilan
(behavior). Selanjutnya, ibu ini akan mengambil
keputusan dengan dua kemungkinan yaitu :
• Positif, jika melanjutkan pemeriksaan kehamilan
pada bulan berikutnya
• Negatif, jika tidak akan melanjutkan pemeriksaan
kehamilan lagi (drop out)
2. Teori “Reason Action” (Fishbein dan Ajzen : 1980)

Teori ini menekankan pentingnya peran dan


intention (niat) sebagai faktor penentu perilaku.
Selanjutnya, niat ini ditentukan oleh:
• Sikap merupakan penilaian yang menyeluruh terhadap perilaku
atau tindakan yang diambil.
• Norma subjektif adalah kepercayaan terhadap pendapat orang
lain apakah menyetujui atau tidak tentang tindakan yang akan
diambil tersebut.
• Pengendalian perilaku ialah persepsi terhadap konsekuensi atau
akibat dari perilaku yang akan diambil.
3. Teori “Precede-Proceed” (Lawrence Green)

Precede merupakan arahan dalam menganalisis atau mendiagnosis suatu masalah, dan
evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan kesehatan
• Precede terbagi oleh tiga faktor utama yaitu:
• Predisposising,
• Enabling dan,
• Reinforcing causes in educational diagnosis and evaluation.

Proceed merupakan arahan dalam perencanaan, implementasi, dan evaluasi pendidikan


kesehatan
• Proceed terdiri dari:
• Policy,
• regulatory, organizational construct in educational, dan
• Environmental development.
Seorang bapak sebagai kepala

Contoh Kasus:
Perilaku terbentuk dari tiga faktor: keluarga akan membangun sumur,
WC, dan kamar mandi di rumahnya
• Faktor predisposisi (predisposing factor), yang sebelumnya ia dan keluarganya
yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, mandi dan buang air di kali dekat
dan sebagainya. rumahnya. Mengapa?
• Faktor pendukung (enabling factor), yang • Ia tahu mandi dan buang air besar di kali
terwujud dalam lingkungan fisik, selama ini tidak sehat, dapat menyebabkan
penyakit bagi keluarganya maupun orang lain.
tersedia, atau tidak tersedianya fasilitas Air sumur dan membuang air besar di jamban
atau sarana kesehatan, misalnya lebih sehat (predisposing factors)
puskesmas, obat-obatan, alat • Ia punya uang untuk membangun sumur,
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. kamar mandi, WC. Bahan untuk membuat
• Faktor pendorong (reinforcing factor), bangunan tersebut telah tersedia (enabling
yang terwujud dalam sikap dan perilaku factor)
petugas kesehatan atau petugas yang • Adanya surat edaran dari pihak kelurahan
setempat agar setiap keluarga harus
lain, yang merupakan kelompok referensi mempunyai WC, dan kamar mandi sendiri.
dan perilaku masyarakat. Semua tokoh masyarakat telah mempunyai
sumur, kamar mandi, dan WC (reinforcing
factor)
4. Teori “Behaviour Intention” (Snehandu B.Kar)

Perilaku kesehatan seseorang atau Contoh Kasus:


masyarakat ditentukan oleh :
• Seorang ibu yang tidak mau mengikuti KB
• Niat seseorang untuk bertindak sehubungan
dengan kesehatan atau perawatan kesehatan mungkin karena tidak ada minat dan niat
(behavior intention) (behavior intention) atau juga tidak ada
dukungan dari masyarakat sekitar (social
• Dukungan dari masyarakat sekitarnya (social
support), mungkin juga kurang atau tidak
support)
memperoleh informasi yang kuat tentang KB
• Ada atau tidaknya informasi kesehatan atau (accessibility information) atau mungkin ia
fasilitas kesehatan (accessibility of information) tidak mempunyai kebebasan untuk memilih
• Kebebasan dari individu untuk mengambil (personal autonomy). Faktor lain yang mungkin
keputusan atau bertindak (personal autonomy) adalah situasi dan konddisi yang tidak
• Situasi yang memungkinkan ia bertindak atau memungkinkan (action situation)
tidak bertindak (action situation)
5. Teori “Thought and Feeling” (WHO)
Nilai-nilai, kebiasaan, perilaku
normal, dan penggunaan sumber
didalam suatu masyarakat akan
WHO menganalisis bahwa menghasilkan suatu masyarakat
yang menyebabkan dengan suatu pola hidup (way of
seseorang berperilaku life) yang pada umumnya disebut
tertentu adalah : kebudayaan.

Pemikiran dan perasaan (thought and feeling),


yaitu dalam bentuk pengetahuan, persepsi,
sikap, kepercayaan, dan penilaian seorang
terhadap objek kesehatan. Bagi seseorang yang
dianggap penting, maka apa yang ia perbuat
dan ucapkan cenderung untuk ditiru.
Pengetahuan,
Kepercayaan,
diperoleh dari Sikap, menggambarkan suka atau tidak suka seseorang
sering diperoleh
pengalaman terhadap objek. Sikap positif terhadap nilai-nilai kesehatan
dari orang tua,
sendiri atau tidak selalu terwujud dalam tindakan nyata. Hal ini disebabkan
kakek, ataupun
orang lain, oleh beberapa alasan, yaitu:
nenek.
misalnya;

Seorang anak
memperoleh
Sikap diikuti atau tidak
pengetahuan bahwa api Sikap akan atau tidak akan
Sikap akan terwujud pada oleh suatu tindakan
itu panas setelah diikuti oleh tindakan yang
suatu tindakan tergantung berdasarkan pada banyak
memperoleh pengalaman mengacu pada
pada situasi saat itu. atau sedikitnya
dimana tangan atau pengalaman orang lain.
pengalaman seseorang.
kakinya terkena api dan
terasa panas.

Seorang ibu tidak mau


membawa anaknya yang Seorang akseptor KB dengan
Seorang ibu yang anaknya
sakit ke rumah sakit, alat kontrasepsi IUD
sakit segera ingin
meskipun ia mempunai mengalami perdarahan.
membawanya ke
sikap yang positif terhadap Meskipun sikapnya sudah
puskesmas, akan tetapi ia
rumah sakit. Hal ini positif terhadap KB, tetapi ia
tidak memiliki uang
disebabkan karena ia kemudian tetap tidak mau
sehingga ia gagal membawa
teringat anak tetangganya ikut KB dengan alat
anaknya ke puskesmas.
meninggal setelah beberapa kontrasepsi apapun.
hari di rumah sakit.
Sumber daya (resource),
Orang penting sebagai mencakup fasilitas, uang,
referensi, apabila seseorang waktu, tenaga, dan
itu penting, maka apa yang sebagainya.Semua itu
Nilai (value), dalam suatu
dikatakan atau diperbuat berpengaruh terhadap Perilaku normal, kebiasaan,
masyarakat apa pun, selalu
cenderung untuk dicontoh. perilaku sesorang atau nilai-nilai, dan penggunaan
berlaku nilai-nilai yang
Orang-orang yang dianggap kelompok sumber-sumber dalam suau
menjadi pegangan setiap
penting ini sering disebut masyarakat.misalnya, masyarakat akan
orang dalam
sebagai kelompok referensi pelayanan puskesmas, menghasilkan suatu pola
menyelenggarakan hidup
(reference group), antara dapat berpengaruh positif hidup (way of life)
bermasyarakat.
lain guru, alim ulama, terhadap perilaku
kepala suku, kepala desa, penggunaan puskesmas,
dan sebagainya. tetapi dapat juga
berpengaruh sebaliknya.
Identifikasi perilaku sasaran adalah bagaimana cara melakukan identifikasi kelompok sasaran
(target audience) Identifikasi perilaku sasaran dilakukan terhadap :
• Kelompok rentan (vulnerable group)
• Kelompok vulnerable mungkin sama dengan kelompok sasaran komunikasi. Seperti intervensi gizi pada penurunan
prevalensi KEP, maka pendidikan gizi untuk mengurangi risiko ini tidak hanya ditujukan pada balita, tetapi juga
seluruh pihak yang terlibat dalam pengasuhan balita (vulnerable = balita, sasaran = seluruh pihak yang terlibat
dalam pengasuhan balita). Strategi komunikasi efektif diarahkan pada seluruh lapisan kelompok:
• Target primer
• Target primer upaya promosi kesehatan sesungguhnya adalah pasien, individu sehat, dan keluarga (rumah
tangga) sebagai komponen dari masyarakat.
• Target sekunder
• Target sekunder adalah pemuka masyarakat baik pemuka informal seperti pemuka agama, pemuka adat,
ataupun pemuka formal seperti tenaga kesehatan, guru, wartawan, dan sebagainya.
• Target tersier
• Merupakan para pembuat kebijakan publik berupa peraturan perundang – undangan di bidang kesehatan atau
di bidang lainnya yang berkaitan atau kumpulan orang-orang yang dapat memudahkan proses komunikasi dan
perubahan perilaku, memfasilitasi atau menyediakan sumber daya seperti administrator, tokoh politik, dan
lain-lain.
• Kelompok sasaran (target group)
6. Teori Kognitif

Teori ini menyatakan bahwa


perubahan perilaku seseorang
dipengaruhi oleh faktor
eksternal. Sedangkan sebaliknya,
menurut teori ini faktor internal
tidak mempengaruhi perubahan
perilaku. (Element & Efficacy
2006)
7. Health Belief Model (1966)
Irwin Rosenstock (1966) terinspirasi oleh studi
tentang alasan orang-orang yang menyatakan
untuk menggunakan atau menolak sinar-X
dalam pemeriksaan tuberkulosis.
Pada tahun 1970 dan tahun 1980,
Becker dan Colleagues memodifikasi
Awalnya model mencakup empat konstruksi: HBM dengan memasukkan respon
seseorang terhadap gejala dan
• (1) Kerentanan yang dirasakan (penilaian subjektif penyakit, dan kepatuhan terhadap
seseorang terhadap risiko terkena penyakit, yang petunjuk medis. Model ini diperluas
bertentangan dengan risiko statistik),
untuk mencakup perilaku penyakit,
• (2) tingkat keparahan yang dirasakan (kondisi yang seriusi
dan konsekuensinya), preventif, skrining.
• (3) hambatan yang dirasakan (baik yang mengganggudan
mempermudah mempengaruhi perilaku seperti efek
samping, waktu, dan ketidaknyamanan), dan
• (4) biaya yang ditimbulkan setelah intervensi.
8. Theory of Reasoned Action (1975)

Martin Fishbein dan IcekAjzen (1975) berasumsi bahwa orang


secara rutin mempertimbangkan konsekuensi dari perilaku
mereka sebelum terlibat dalam perilaku ini. Ada tiga konstruksi
pada model ini: niat perilaku, sikap, dan norma subjektif.
9. Theory of Planned Behaviour (1985)

Menurut TPB, ada tiga faktor yang mempengaruhi


Ajzen (1985) maksud:
memperluas Teori • (1) sikap seseorang terhadap perilaku,
Reasoned Action dan • (2) evaluasi seberapa penting peran orang penting lainnya seperti
mengembangkan Teori rekan kerja atau rekan kerja menganggap perilaku itu sebagai
(norma subjektif), dan
Planned Behavior (TPB) • (3) derajat kontrol perilaku yang dirasakan atau dirasakannya
dengan menambahkan kemudahan / kesulitan yang berhubungan dengan perubahan
prediktor kontrol perilaku. Ajzen mengemukakan bahwa self-efficacy merupakan
faktor utama dalam menentukan seberapa sukses seseorang
perilaku yang dirasakan. dalam mengubah tingkah lakunya, seperti orang yang tidak
percaya bahwa mereka memiliki aset, sumber daya, atau
kemampuan untuk berubah tidak mungkin melakukannya (Ajzen,
1985).
5. SELEKSI PERILAKU SASARAN
Berikut langkah-langkah dalam melakukan seleksi
perilaku sasaran:

Menyeleksi perilaku
kelompok sasaran
yang tidak layak Melakukan pre-test
untuk diadopsi, terhadap perilaku
Mengkaji ulang
Mengkaji ulang data- tetapi yang pada kelompok
perilaku ideal yang
data pada kelompok berdampak terhadap sasaran dengan cara
diharapkan pada
sasaran masalah kesehatan, FGD dan pengamatan
kelompok sasaran
bernilai praktis dan terhadap perilaku
ekonomis, sederhana nyata.
atau mudah
dilakukan
Perangkat Analisis Perilaku
Perangkat analisis perilaku atau Behaviour Analysis Scale
(BAS) berisi 9 kategori perilaku dengan tingkatannya.

BAS berfungsi untuk menentukan prioritas dalam


beberapa pilihan.

Setiap langkah dari pilihan kategori dianjurkan bernilai 0


(sangat negatif) dan sampai 5 (sangat positif).
Dampak pengaruh perilaku
terhadap kesehatan, nilai: Hasil positif perilaku, nilai :
0 = Tidak ada pengaruh perilaku terhadap • 0 = Tidak dirasakan
kesehatan • 1 = Sedikit dirasakan
1 = Sedikit pengaruhnya • 2 = Beberapa dirasakan
• 3 = Dirasakan secara bermakna
2 = Beberapa pengaruhnya • 4 = Dirasakan sangat bermakna
3 = Pengaruh bermakna • 5 = Hasil utama yang dirasakan
4 = Pengaruh sangat bermakna
5 = Mengatasi masalah kesehatan

Biaya perilaku, nilai : Kesesuaian dengan kebiasaan yang


• 0 = Tidak ada atau tidak realistis ada, nilai :
• 1 = Memerlukan biaya usaha • 0 = Tidak sesuai seluruhnya
• 2 = Memerlukan biaya usaha atau usaha • 1 = Ketidaksesuaian yang sangat bermakna
penting • 2 = Ketidaksesuaian yang bermakna
• 3 = Memerlukan biaya atau usaha • 3 = Beberapa ketidaksesuaian
• 4 = Memerlukan sedikit biaya • 4 = Sedikit ketidaksesuaian
• 5 = Hanya memerlukan sumber yang ada • 5 = Telah dilaksanakan secara luas
Kesamaan yang ada, nilai : Kerumitan perilaku, nilai : Frekuensi perilaku, nilai :
• 0 = Tidak ada seperti apa yang dikerjakan • 0 = Rumit dan tidak realistis • 0 = Tidak ada seperti apa yang dikerjakan
sekarang • 1 = Mencakup banyak sekali unsur sekarang
• 1 = Kebiasaan yang ada sedikit sama • 2 = Mencakup banyak unsur • 1 = Kebiasaan yang ada sedikit sama
• 2 = Kebiasaan yang ada terdapat beberapa • 3 = Mencakup beberapa unsur • 2 = Kebiasaan yang ada terdapat beberapa
kesamaan • 4 = Mencakup sedikit unsur kesamaan
• 3 = Kebiasaan yang ada sama • 5 = Mencakup satu unsur • 3 = Kebiasaan yang ada sama
• 4 = Beberapa kebiasaan yang ada sama • 4 = Beberapa kebiasaan yang ada sama
• 5 = Kebiasaan yang ada sangat kesamaan • 5 = Kebiasaan yang ada sangat kesamaan

Kegigihan atau ketekunan, nilai :


• 0 = Memerlukan kepatuhan dalam waktu Biasa diamati, nilai :
sangat lama dan tidak realistis
• 1 = Memerlukan kepatuhan selama kurun • 0 = Tidak bisa diamati orang lain
waktu yang panjang • 1 = Sangat sulit diamati
• 2 = Memerlukan kepatuhan selama satu • 2 = Sulit diamati
minggu dan lebih • 3 = Dapat diamati
• 3 = Memerlukan kepatuhan selama beberapa • 4 = Siap diamati
hari • 5 = Tidak bisa dilewatkan
• 4 = Memerlukan kepatuhan selama satu hari
• 5 = Memerlukan kepatuhan yang sangat
singkat
Upaya Mengubah Perilaku
Menggunakan kekuasaan dan kekuatan
• Orang dapat berubah perilakunya jika dipaksa, diancam dengan hukuman atau dijanjikan imbalan/hadiah.

Memberikan informasi
• Memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara mencegah penyakit, diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran
berdasarkan kesadaran dan kemauan individu.

Diskusi dan partisipasi


• Perubahan perilaku melalui diskusi dan partisipasi dikembangkan dengan asumsi bahwa masyarakat bukan
sekedar objek namun juga subjek dari pelayanan kesehatan. Masyarakat perlu diajak untuk turut aktif
mencari masalah kesehatan yang dirasakan, memikirkan solusi, mencari sumber daya untuk
menanggulangi masalah.
Prinsip-Prinsip Perubahan Perilaku
Perubahan perilaku karena terpaksa (compliance)
• Upaya promosi kesehatan dalam rangka perubahan perilaku yang dipaksakan pada sasaran sehingga mau
berperilaku seperti yang diharapkan.Cara ini ditempuh seperti dengan adanya peraturan atau undang-
undang yang harus dipatuhi. Sifat-sifat perubahan yaitu cepat, namun tidak bertahan lama karena tidak
didasari pemahaman dan kesadaran.
Perubahan perilaku karena ingin meniru (identification)
• Upaya perubahan perilaku didasari ingin meniru pada objek tertentu yang dianggap panutan, idola atau
tokoh yang dikagumi.Selain itu, lingkungan merupakan penyebab terjadinya perilaku, maka seseorang
menggunakan kognitifnya untuk mengintreprestasikan lingkungan maupun perilaku yang dijalankan.

Perubahan perilaku karena menghayati manfaatnya (internalization)


• Perubahan perilaku masyarakat yang dilatarbelakangi oleh kebutuhan individu.Perubahan tersebut di
dorong oleh kesediaan untuk berubah (readlness to change) dan perubahan dilakukan terencana (planned
change).
DAFTAR PUSTAKA
Notoadmojo, S. 2011. Ilmu Perilaku Kesehatan. Jakarta : Rineka Cipta
Notoadmojo, S. 2011. Promosi Kesehatan, Teori dan Aplikasi. Edisi revisi.Jakarta : Rineka Cipta
Fatmah.2014. Teori dan Penerapan Media Komunikasi, Informasi dan Edukasi Gizi.Jakarta : Erlangga
Element, K. & Efficacy, R., 2006. Theories of Behavior Change. , 1(1990), pp.1–6. Available at:
https://siteresources.worldbank.org/EXTGOVACC/Resources/BehaviorChangeweb.pdf.
Raingruber, B., 2011. Health Promotion Theories. , pp.53–94. Available at: http://www.verpleegkunde.net/assets/health-
promotion-theories.pdf.
Vaalerie curtis And, robert aunger, 2016. Behaviour Centred Design towards an applied science of behaviour change.
Available at: https://www.ncbi.nlm.nih.gov/pmc/articles/PMC5214166/.
Kemenkes RI, 2011. Promosi Kesehatan Di Daerah Bermasalah Kesehatan. Available at :
http://www.depkes.go.id/resources/download/promosi-kesehatan/panduan-promkes-dbk.pdf
Ircham Machfoedz dan Eko Suryani.2008.Pendidikan Kesehatan dan Promosi Kesehatan.Yogyakarta :Fitramaya.
Ali, Arsad Rahim. 2008. Perilaku Kesehatan dan Proses Perubahannya. Available at :
https://arali2008.files.wordpress.com/2008/08/perubahan-perilaku-dan-proses-perubahannya.pdf

Anda mungkin juga menyukai