Latar Belakang
Konsep Perilaku
Teori Perilaku
Faktor pendorong
(reinforcing factor) yang
Faktor pembawa terwujud dalam sikap
Faktor pendukung (enabling
(presdisposing factor) yang dan perilaku petugas
factor) yang terwujud dalam
didalamnya termasuk kesehatan, petugas lain,
lingkungan fisik, sumber daya,
pengetahuan, sikap, teman, atau tokoh yang
tersedia atau tidak tersedianya
kepercayaan, keyakinan nilai- semuanya dapat
sumber fasilitas kesehatan.
nilai dan sebagainya menjadi referensi
perubahan perilaku
masyarakat
4. TEORI PERILAKU
1. Teori ABC (Sulzer, Azzaroff, Mayer : 1977)
AntecedentBehaviorConsequences
Contoh Kasus :
• Seorang ibu hamil di desa sering membicarakan
kehamilannya dengan tetangganya, sering mendengar
tentang bidan di desa, sering mendengar tentang
pemeriksaan kehamilan dan gizi ibu hamil.Suaminya
menyarankan supaya melakukan pemeriksaan
kehamilan dan sebagainya (antecendent).Ibu tersebut
akhirnya datang ke posyandu untuk periksa kehamilan
(behavior). Selanjutnya, ibu ini akan mengambil
keputusan dengan dua kemungkinan yaitu :
• Positif, jika melanjutkan pemeriksaan kehamilan
pada bulan berikutnya
• Negatif, jika tidak akan melanjutkan pemeriksaan
kehamilan lagi (drop out)
2. Teori “Reason Action” (Fishbein dan Ajzen : 1980)
Precede merupakan arahan dalam menganalisis atau mendiagnosis suatu masalah, dan
evaluasi perilaku untuk intervensi pendidikan kesehatan
• Precede terbagi oleh tiga faktor utama yaitu:
• Predisposising,
• Enabling dan,
• Reinforcing causes in educational diagnosis and evaluation.
Contoh Kasus:
Perilaku terbentuk dari tiga faktor: keluarga akan membangun sumur,
WC, dan kamar mandi di rumahnya
• Faktor predisposisi (predisposing factor), yang sebelumnya ia dan keluarganya
yang terwujud dalam pengetahuan,
sikap, kepercayaan, keyakinan, nilai-nilai, mandi dan buang air di kali dekat
dan sebagainya. rumahnya. Mengapa?
• Faktor pendukung (enabling factor), yang • Ia tahu mandi dan buang air besar di kali
terwujud dalam lingkungan fisik, selama ini tidak sehat, dapat menyebabkan
penyakit bagi keluarganya maupun orang lain.
tersedia, atau tidak tersedianya fasilitas Air sumur dan membuang air besar di jamban
atau sarana kesehatan, misalnya lebih sehat (predisposing factors)
puskesmas, obat-obatan, alat • Ia punya uang untuk membangun sumur,
kontrasepsi, jamban, dan sebagainya. kamar mandi, WC. Bahan untuk membuat
• Faktor pendorong (reinforcing factor), bangunan tersebut telah tersedia (enabling
yang terwujud dalam sikap dan perilaku factor)
petugas kesehatan atau petugas yang • Adanya surat edaran dari pihak kelurahan
setempat agar setiap keluarga harus
lain, yang merupakan kelompok referensi mempunyai WC, dan kamar mandi sendiri.
dan perilaku masyarakat. Semua tokoh masyarakat telah mempunyai
sumur, kamar mandi, dan WC (reinforcing
factor)
4. Teori “Behaviour Intention” (Snehandu B.Kar)
Seorang anak
memperoleh
Sikap diikuti atau tidak
pengetahuan bahwa api Sikap akan atau tidak akan
Sikap akan terwujud pada oleh suatu tindakan
itu panas setelah diikuti oleh tindakan yang
suatu tindakan tergantung berdasarkan pada banyak
memperoleh pengalaman mengacu pada
pada situasi saat itu. atau sedikitnya
dimana tangan atau pengalaman orang lain.
pengalaman seseorang.
kakinya terkena api dan
terasa panas.
Menyeleksi perilaku
kelompok sasaran
yang tidak layak Melakukan pre-test
untuk diadopsi, terhadap perilaku
Mengkaji ulang
Mengkaji ulang data- tetapi yang pada kelompok
perilaku ideal yang
data pada kelompok berdampak terhadap sasaran dengan cara
diharapkan pada
sasaran masalah kesehatan, FGD dan pengamatan
kelompok sasaran
bernilai praktis dan terhadap perilaku
ekonomis, sederhana nyata.
atau mudah
dilakukan
Perangkat Analisis Perilaku
Perangkat analisis perilaku atau Behaviour Analysis Scale
(BAS) berisi 9 kategori perilaku dengan tingkatannya.
Memberikan informasi
• Memberikan informasi tentang kebiasaan hidup sehat dan cara mencegah penyakit, diharapkan terjadi
peningkatan pengetahuan, sikap dan perilaku kesehatan dalam diri individu/kelompok sasaran
berdasarkan kesadaran dan kemauan individu.