Anda di halaman 1dari 22

Promosi Kesehatan

Determinan Perilaku Kesehatan

Selsa Malia Putri


1911212019
DETERMINAN PERILAKU KESEHATAN
Faktor penentu atau determinan perilaku manusia sulit untuk
dibatasi karena perilaku merupakan resultansi dari berbagai
faktor, baik internal maupun eksternal (lingkungan).

Teori yang telah di coba untuk mengungkap determinan


perilaku dari analisis faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku,
khususnya perilaku yang berhubungan dengan kesehatan,
antara lain:
01 Teori L. W. Green
Dalam teori ini, kesehatan individu dan
masyarakat dipengaruhi oleh dua faktor pokok,
yaitu faktor perilaku dan faktor-faktor di luar
perilaku (non perilaku).
Faktor perilaku dalam teori L. W. Green ini
ditentukan oleh tiga kelompok faktor, yaitu:
b. Faktor pendukung
(enabling factors)
merupakan tersediannya
sarana pelayanan kesehatan
dan kemudahan untuk
mencapainya.

a. Faktor-faktor predisposisi
(predisposing factors)
mencakup pengetahuan, sikap, c. Faktor pendorong
kepercayaan, nilai-nilai dan
bentuk lainnya yang terdapat (reinforcing factors) adalah
dalam diri individu dan sikap dan perilaku petugas
masyarakat (umur, jenis
kelamin, pendidikan, kesehatan yang bertanggung
pekerjaan). jawab dalam hal ini.
Secara matematis, determinan perilaku menurut
Green dapat digambarkan sebagai berikut:
B = F (Pf, Ef, Rf)

Keterangan:
B = Behavior
F = Fungsi
Pf = Predisposing factors
Ef = Enabling factors
Rf = Reinforcing factors
02 Teori Snehandu B. Kar (1983)
Kar mencoba menganalisis perilaku kesehatan dengan bertitik tolak
bahwa perilaku kesehatan itu merupakan fungsi dari:

a. Behavior Intention, niat seseorang untuk bertindak sehubungan


dengan kesehatan dan perawatan kesehatannya.
b. Social Support, dukungan social dari masyarakat sekitarnya.
c. Accessibility of Information, ada atau tidaknya informasi tentang
kesehatan atau fasilitas kesehatan.
d. Personal Autonomy, otonomi pribadi yang bersangkutan dalam hal
ini adalah pengambilan tindakan atau keputusan.
e. Action Situation, situasi yang memungkinkan untuk bertindak atau
tidak bertindak.
Uraian di atas dapat dirumuskan sebagai
berikut:
B = (F Bi, Ss, Pa, As)

Keterangan:
B = Behavior
F = Fungsi
Bi = Behavior intention
Ss = Social support
Ai = Accessibility of information
Pa = Personal autonomy
As = Action situation
03 Teori WHO (1984)
Tim kerja dari WHO menganalisis bahwa yang
menyebabkan seseorang itu berperilaku kesehatan
dipengaruhi oleh, pemikiran dan perasaan (thought
and feeling), yakni dalam bentuk pengetahuan,
persepsi, kepercayaan, dan penilaian seseorang
terhadap objek (kesehatan).
(1) Pengetahuan adalah berbagai gejala yang ditemui dan
diperoleh manusia melalui pengamatan
inderawi.Pengetahuan ini bias didapatkan dengan
melakukan pengamatan dab observasi yang
dilakukan secara empiris dan rasional.

(2) Kepercayaan adalah keyakinan seseorang


pada suatu objek baik wujud maupun tidak bahwa
objek tersebut benar atau dapat
dipercaya. Biasanya, seseorang menerima
kepercayaan itu berdasar atas keyakinan dan
tanpa adanya pembuktian terlebih dahulu.
(3) Sikap adalah konsep yang mempresentasikan suka atau
tidak sukanya seseorang pada objek.

Sikap positif pada kesehatan tidak selalu terwujud dalam


tindakan nyata, hal ini dipengaruhi oleh:
(a) Sikap akan terwujud di dalam suatu tindakan
tergantung situasi dan kondisi pada saat itu.
(b) Sikap akan diikuti atau tidak oleh tindakan yang mengacu
padapengalaman.
(c) Sikap dipengaruhi oleh nilai terhadap objek itu sendiri.
(4) Persepsi adalah proses pemahaman ataupun pemberian
makna atas suatu informasi terhadap stimulus. Stimulus didapat
dari proses penginderaan terhadap objek, peristiwa, atau
hubungan-hubungan antar gejala yang selanjutnya diproses oleh
otak.

(5) Tokoh sebagai referensi, apabila seseorang


dianggap penting dan lebih tau, maka apa yang
diucapkan akan cenderung dilakukan.
(6) Sumber-sumber daya, mencakup fasilitas yang
ada, kondisi ekonomi, waktu dan tenaga.
Ketersediaan itu semua mempengaruhi perilaku
seseorang.

(7) Perilaku normal dan kebiasaan, dalam suatu


masyarakat akan membentuk suatu kebudayaan, yang
selanjutnya kebudayaan itu yang akan berpengaruh
terhadap perilaku.
Secara sederhana dapat diilustrasikan sebagai
berikut :

B = f (TF, PR. R, C )

Keterangan :
B = behavior
f  = fungsi
TF = thoughts and feeling
PR = personal reference
R = resources
C = cultural
Teori Perubahan Perilaku

1. Teori Stimulus-Organisme-Respon (S-O-R)


Teori ini mendasarkan asumsi bahwa penyebab terjadinya perubahan perilaku tergantung pada
kualitas rangsangan (stimulus) yang berkomunikasi dengan organisme. Artinya kualitas dari
sumber komunikasi (sources).

Proses perubahan perilaku pada hakikatnya adalah sama dengan belajar, proses tersebut
menggambarkan bagaimana belajar pada individu yang terdiri dari :
a. Stimulus (rangsangan) yang diberikan pada organisme dapat diterima atau ditolak.
b. Apabila stimulus telah mendapat perhatian organisme (diterima) maka ia mengerti stimulus ini
dan dilanjutkan kepada proses berikutnya.
c. Setelah itu organisme mengelolah stimulus tersebut sehingga terjadi kesediaan untuk bertindak
demi stimulus yang telah diterimanya (bersikap).
d. Akhirnya dengan dukungan fasilitas serta dorongan dari lingkungan maka stimulus tersebut
mempunya efek tindakan dari individu tersebut (perubahan perilaku).
2. Teori Festinger (Dissonance Theory)

Rumus perubahan perilaku menurut Festinger:


Terjadinya perubahan perilaku karena adanya perbedaan elemen
kognitif yang seimbang dengan elemen tidak seimbang.
Contoh: Seorang ibu hamil memeriksakan kehamilannya terjadi
karena ketidak seimbangan antara keuntungan dan kerugian
stimulus (anjuran perikasa hamil).

Perilaku seseorang pada saat tertentu karena adanya


keseimbangan antara sebab atau alasan dan akibat atau keputusan
yang di ambil (cossonance).
3. Teori Fungsi

Menurut Karz (1960), perubahan perilaku individu terjadi karena adanya kebutuhan.
Hal ini berarti bahwa stimulus yang dapat mengakibatkan perubahan perilaku seseorang
apabila stimulus tersebut dapat mengerti dalam konteks kebutuhan orang tersebut. Oleh
sebab itu stimulus atau obyek perilaku harus sesuai dengan kebutuhan orang (subyek).
Prinsip teori fungsi yakni:
a.   Perilaku merupakan fungsi instrumental (memenuhi kebutuhan subyek).
b.   Perilaku merupakan pertahanan diri dalam mengahadapi lingkungan (bila hujan,
panas).
c.   Perilaku sebagai penerima obyek dan memberikan arti (respons terhadap gejala
sosial).
d.   Perilaku berfungsi sebagai nilai ekspresif dari diri seseorang dalam menjawab
situasi (marah, senang).
4. Teori Kurt Lewis

Kurt Lewin (1970) berpendapat bahwa perilaku adalah merupakan suatu keadaan yang
seimbang antara kekuatan pendorong (driving forces) dan kekuatan penahan (restraining
forces). Perubahan perilaku itu dapat berubah apabila terjadi  ketidakseimbangan antara
kedua kekuatan tersebut.

Sehingga ada tiga kemungkinan terjadinya perubahan perilaku pada diri seseorang
yakni :
a.   Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan tetap.
b.   Kekuatan pendorong tetap, kekuatan penahan menurun.
c.   Kekuatan pendorong meningkat, kekuatan penahan menurun.
Faktor yang mempengaruhi perilaku kesehatan menurut
Green dalam Notoadmodjo
1. Predisposing factor (faktor-faktor predisposisi)

Faktor predisposisi adalah faktor yang mempermudah dan mendasari


untuk terjadinya perilaku tertentu.
Faktor-faktor ini mencakup:
• Umur
• Tingkat pengetahuan
• Pendidikan
• Sosial ekonomi
2. Enabling factors (faktor pendukung)

Faktor pendukung adalah faktor yang memungkinkan untuk


terjadinya
perilaku tertentu tersebut.

Faktor-faktor ini mencangkup ketersediaan sarana dan


prasarana atau fasilitas kesehatan bagi masyarakat seperti
Rumah Sakit, Puskesmas, Poloklinik, Posyandu, Polindes dan
obat desa, dokter atau bidan praktek swasta dan keterjangkauan
kesehatan.
3. Reinforcing factors (faktor pendorong)

Faktor pendorong adalah faktor yang memperkuat untuk


terjadinya perilaku tertentu tersebut.

Faktor-faktor ini meliputi factor sikap dan perilaku tokoh


masyarakat, tokoh agama, sikap dan perilaku para petugas
termasuk petugas kesehatan.
Hubungan Determinan Perubahan Perilaku Kesehatan dengan
Promosi Kesehatan
Berdasarkan tigafaktor determinan perilaku tersebut, maka kegiatan promosi
kesehatan sebagai pendekatan perilaku hendaknya diarajkan kepada 3 faktor tersebut:
a. Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepaada faktor predisposisi adalah
pemberian informasi atau pesan kesehatan dan penyuluhan kesehatan.
b.   Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor pemungkin (enabling)
adalah memberdayakan masyarakat melalui pengorganisasian atau pengembangan
masyarakat.
c.   Kegiatan promosi kesehatan yang ditujukan kepada faktor penguat (reinforcing)
adalah berupa pelatihan-pelatihan kepada para tokoh masyarakat, baik formal maupun
non formal.
THANK YOU

Anda mungkin juga menyukai