Anda di halaman 1dari 30

0

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA


RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA

PANDUAN PEMELIHARAAN
GAS MEDIS
RUMAH SAKIT TK. III BRAWIJAYA
TA. 2015

Jl. Kesatrian NO. 17 Surabaya


Telp. 5682088 Faks. 5611272 email : rs.brawijaya@gmail.com
1

DETASEMEN KESEHATA WILAYAH SURABAYA


RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA

KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA


NOMOR : KEP / 218 / V / 2014

tentang
PEMBERLAKUAN PENGGUNAAN GAS MEDIS PADA SARANA PELAYANAN

KESEHATAN DI RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA

KEPALA RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA

Menimbang : a. Bahwa penggunaan dan penyaluran gas medis di sarana


pelayanan kesehatan harus memenuhi persyaratan teknis
kesehatan agar aman digunakan untuk tujuan pelayanan
kesehatan;

b. Bahwa sehubungan dengan hal tersebut pada huruf a


perlu menetapkan persyaratan teknis penggunaan gas
medis dimaksud dalam Keputusan Menteri Kesehatan;

c. Bahwa berdasarkan pertimbangan sebagaimana dimaksud


dengan pernyataan butir (a) dan butir (b) diatas, maka
dipandang perlu diatur dan ditetapkan dengan Keputusan
Kepala Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.

Mengingat : 1. Undang-undang Republik Indonesia No. 36 tahun 2009


tentang Kesehatan;
2. Undang-undang Republik Indonesia No. 44 tahun 2009
tentang Rumah Sakit;
3. Kemenkes Nomor 1439/ MENKES/SK /XI/2002 tentang
penggunaan Gas Medis Pada sarana Kesehatan
4. Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang
Pengamanan Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan
(Lembaran Negara Tahun 1998 Nomor 138,
Tambahan Lembaran Negara Nomor 3781);
2

5. Surat Perintah Kepala Kesehatan Kodam V / Brawijaya


No Sprint /130 /II / 2014 tentang penunjukan Kepala
Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya tanggal 26 Februari
2014;

MEMUTUSKAN

Menetapkan : 1. KEPUTUSAN KEPALA RUMAH SAKIT TK III BRAWIJAYA


TENTANG PEMBERLAKUAN PENGGUNAAN GS MEDIS
PADA PELAYANAN KESEHATAN DI RUMAH SAKIT TK III
BRAWIJAYA

: 2. Keputusan ini berlaku sejak tanggal ditetapkan.

Ditetapkan di Surabaya
Pada tanggal 26 Mei 2014
Kepala Rumah Sakit Tk. III Brawijaya

dr. Dwi Anna Wahyuningrum


Letnan Kolonel Ckm ( K ) NRP 1910054950266
3

DETASEMEN KESEHATAN WILAYAH SURABAYA


RUMAH SAKIT TINGKAT III BRAWIJAYA

PANDUAN PEMELIHARAAN
SISTEM PENDUKUNG GAS MEDIS

BAB I
PENDAHULUAN

Permasalahan penggunaan gas medis pada sarana pelayanan


kesehatan yang muncul ke permukaan masih sangat jarang ditemukan.
Sampai saat ini ada beberapa kasus yang menarik perhatian masyarakat
umum menyangkut masalah IGM, kasus-kasus tersebut merupakan
contoh ekstrim yang terjadi jika standar-standar dalam IGM tidak dipatuhi.
Terjadinya penyimpangan disebabkan karena pihak penyedia gas
medis dan atau sarana pelayanan kesehatan yang profit oriented, hanya
mencari keuntungan saja sehingga menyalahi standar-standar yang ada
GM maupun sarana pelayanan kesehatan) dalam penyaluran gas mulai
dari distributor sampai dengan di sarana pelayanan kesehatan itu sendiri.
Penjelasan mengenai gas medis dan instalasinya terdapat dalam
Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan. Keputusan Menteri Kesehatan ini merupakan
amanat dari Undang-Undang Nomor 23 Tahun 1992 Tentang Kesehatan,
Peraturan Pemerintah Nomor 72 Tahun 1998 Tentang Pengamanan
Sediaan Farmasi Dan Alat Kesehatan, dan peraturan perundang-
undangan yang lain, sehingga IGM merupakan bagian dari alat
kesehatan.
Sebagaimana diketahui bersama bahwa gas medis banyak
dipergunakan di rumah-rumah sakit dalam menunjang
pelayanankesehatan, hampir seluruh rumah sakit klas A,B,CdanD
termasuk balai pengobatan, puskesmas dan klir~ikatau fasilitas pelayanan
medik lainnya menggunakan gas medis. Gas medis dalam
4

penggunaannya, harus diikuti dengan tindakan pengamanan dan


pemeliharaan yang tepat dan benar.Menyadari akan pentingnya
penggunaan dan pengamanan serta pemeliharaan gas medis rumah sakit.

2. Pengertian Gas Medis dan Instalasinya


Definisi istilah mengenai gas medis dan instalasinya terdapat dalam
Pasal 1 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia Nomor
1439/Menkes/SK/XI/2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana
Pelayanan Kesehatan. Dalam pasal ini disebutkan bahwa:
a. Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang
dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan;
b. Instalasi Pipa Gas Medis adalah seperangkat prasarana
perpipaan beserta peralatan yang menyediakan gas medis tertentu
yang dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis ke titik outlet
diruang tindakan dan perawatan;
c. Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta
peralatan dan atau tabung gas/liquid yang menyimpan beberapa
gas medis tertentu yang dapat disalurkan melalui pipa instalasi gas
medis;
d. Instalasi Gas Medis selanjutnya disingkat (IGM) adalah
seperangkat sentral gas medis, instalasi pipa gas medis sampai
outlet;

Berdasarkan definisi istilah di atas maka dapat disimpulkan bahwa


gas medis maupun instalasinya harus memiliki spesifikasi yang khusus
atau memiliki standar-standar keamanan yang lebih tinggi dari gas
maupun instalasi gas lainnya. Hal ini disebabkan karena penggunaan dan
penyaluran gas medis di sarana pelayanan kesehatan digunakan untuk
tujuan pelayanan kesehatan. Lebih lanjut mengenai standar-standar gas
medis maupun instalasinya dapat dilihat pada lampiran makalah ini.
5

3. Penyimpangan-Penyimpangan Pada IGM


Penyimpangan-penyimpangan pada IGM bisa dilihat dari masalah
perpipaan (Instalasi Pipa Gas Medis) sampai tabung atau tempat gas
medis disimpan (Sentral Gas Medis). Contoh-contoh penyimpangan pada
Instalasi Pipa Gas Medis adalah:
a. Ketebalan pipa kurang
Harga menjadi murah, seharusnya ukuran pipa disesuaikan
dengan kebutuhan atau desain yang sesuai dengan standarnya.
b. Konstruksi (rancang bangun) tidak memenuhi standar IGM
Bisa dilihat dari syarat-syarat ruang, kelengkapan, penataan
ruang, dan standar standar konstruksi IGM lainnya.
c. Regulator yang digunakan tidak standar gas medis
Regulator dimodifikasi, misalnya regulator merk Sharp pakai suku
cadang RRC, sehingga harga lebih murah dan indikator tekanan
gas menjadi tidak presisi.
d. Bahan pipa yang digunakan (material) tidak standar
Kadar tembaga kurang, bahan harus dari tembaga atau
kuningan (kuningan lebih mahal). Standarnya pipa harus terbuat
dari tembaga dengan kadar ± 99 % ( sembilan puluh sembilan
persen ) atau stainless steel. Dampaknya bisa terjadi korosi pada
instalasi, sehingga O2 menjadi tidak murni dikonsumsi pasien.
Selanjutnya mengenai contoh-contoh penyimpangan pada Sentral
Gas Medis adalah sebagai berikut:
1) O2 yang dikirim tidak divacum
Sebelum tabung diisi ulang, untuk menjaga mutu gas harus
divacum terlebih dahulu (tabung dibersihkan dan
dikosongkan), tetapi praktek di lapangan tabung langsung
diisi walau masih ada sisa gas karena dengan demikian gas
yang dimasukkan ketabung menjadi lebih sedikit dari
seharusnya.
2) Tekanan minimum tabung 145 – 150 atm, kadang
tidak diisi penuh
6

3) Tabung gas yang dipakai dalam IGM juga dikirim ke


tempat-tempat Industri dan masih digunakan untuk IGM Di
lapangan ada tabung gas berwarna putih (untuk O2) yang
dipakai untuk gas di alat pertukangan las.
4) Ada penyimpangan-penyimpangan pada syarat dan
kelengkapan tabung gas medis Misalnya kepala tabung tidak
ada segelnya, kran atau valve ada yang rusak, tidak ada
atau rusaknya stiker tanda “ Hazard “.

4. Dampak Penyimpangan IGM Pada Kesehatan Manusia


Mengenai hal ini pada umumnya ada dua hal yang akan terjadi jika
terdapat penyimpangan-penyimpangan dalam penatalaksanaan IGM,
yaitu pertama gas medis menjadi tidak murni & tidak higienis dan yang
kedua yaitu terjadinya kesalahan-kesalahan atau medical error pada
praktek pelayanan kesehatan. Jika hal ini terjadi maka pengguna gas
medis bisa terganggu kesehatannya, sehingga gas medis yang
seharusnya bertujuan menyembuhkan atau mempercepat penyembuhan
malah tidak menyembuhkan atau memperlambat penyembuhan bahkan
pada tingkat yang ekstrim bisa mengakibatkan kematian.
Dampak atau implikasi yang pertama adalah gas medis menjadi
tidak murni & tidak higienis, hal ini disebabkan karena:
a. Pengurangan kadar tembaga yang digunakan sebagai pipa
gas medis, Bakteria tidak dapat tumbuh pada permukaan tembaga,
karena tembaga adalah biostatik, (tombol pintu tembaga digunakan
oleh pihak RS untuk pengurangan penyebaran penyakit)
(http://ms.wikipedia.org/wiki/Tembaga), selain itu tembaga juga anti
karat. Jika kadar pipa tidak sesuai standar maka bisa terjadi
kemungkinan karat dan tumbuhnya bakteri-bakteri yang dapat
merugikan kesehatan manusia. Partikel-partikel karat dan bakteri-
bakteri inilah yang nantinya akan ikut dihirup oleh pemakai gas
medis.
7

b. Ketebalan pipa kurang, dapat menggakibatkan kebocoran


sehingga gas tidak murni & tidak higienis lagi
c. Konstruksi (rancang bangun) tidak memenuhi standar IGM.

IGM yang dirancang sesuai standar akan menjauhkan IGM dari


kemungkinan-kemungkinan kerusakan, kebocoran, maupun ketidak
higienisan gas medis.Dampak atau implikasi yang kedua adalah terjadinya
kesalahan-kesalahan atau medical error pada praktek pelayanan
kesehatan, hal ini disebabkan karena:
a. Adanya tabung gas medis kosong yang masih dipakai.Hal ini
bisa disebabkan karena regulator tidak standar atau mutu rendah
sehingga indikator tekanan gas menjadi tidak presisi.
b. Standar-standar syarat dan kelengkapan tabung gas medis
yang dilanggar, Hal ini bisa mengakibatkan kesalahan pemasangan
gas medis pada pasien sampai dengan kesalahan teknis lainnya
dalam pengoperasian IGM.

5. Yang Bertanggung jawab Mengawasi IGM


Dengan adanya dampak-dampak yang dapat membahayakan
manusia tersebut di atas maka harus ada yang mengawasi IGM.
Berdasarkan Pasal 13 Keputusan Menteri Kesehatan Republik Indonesia
Nomor 1439 / Menkes / SK / XI / 2002 Tentang Penggunaan Gas Medis
Pada Sarana Pelayanan Kesehatan, yang berwenang melakukan
pembinaan dan pengawasan adalah Dinas Kesehatan Kabupaten atau
Kota. Kenyataannya, dilapangan penerapan pasal Keputusan Menteri ini
belum ada. Sebagai sampel Dinas Kesehatan Kota **********, Dinas
Kesehatan Propinsi ****tidak mengetahui adanya Keputusan Menteri ini,
bahkan Dinas Kesehatan Kabupaten ****** yang sudah memiliki ISO 9001;
2000 juga belum melaksanakan pembinaan dan pengawasan tersebut.
Produsen dan atau distributor walaupun tidak wajib dapat ikut
mengawasi IGM. Biasanya produsen dan atau distributor bekerjasama
dengan sarana pelayanan kesehatan untuk melaksanakan pengawasan
8

terhadap IGM karena yang membuat IGM tersebut adalah produsen dan
atau distributor itu sendiri. Selama ini produsen dan atau distributor akan
bertindak hanya kalau ada keluhan atau permintaan dari sarana
pelayanan kesehatan.
Pihak yang seharusnya bertanggungjawab secara langsung pada
pengawasan tatalaksana IGM adalah sarana pelayanan kesehatan yang
mempunyai IGM. Pada umumnya pemeliharaan dan pengawasan IGM
dilakukan oleh bagian IGM sarana pelayanan kesehatan itu sendiri.
Sebagai contoh, RS Sardjito memiliki ISO 9001 2000 dari PT SGS yang
secara reguler mengawasi IGM, jika pemeliharaan dan pengawasan IGM
dibawah standar maka ISO tersebut dicabut. Tetapi masih banyak juga
sarana pelayanan kesehatan yang belum mempunyai ISO, dan tidak
awasi IGM secara reguler, pengawasan dan perbaikan hanya dilakukan
jika ada indikasi-indikasi ketidakberesan sehingga pengawasan IGM-nya
sangat kurang.

6. Sanksi Atau Tindakan Terhadap Pelaku Penyimpangan


a. Bagi Sarana Pelayanan Kesehatan
Berdasarkan pada Pasal 14 Keputusan Menteri Kesehatan
Republik Indonesia Nomor 1439 / Menkes / SK / XI / 2002 Tentang
Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan Kesehatan maka
terhadap sarana kesehatan yang melakukan pelanggaran terhadap
ketentuan dalam Keputusan Menteri tersebut diberikan sanksi
berupa tindakan administrative. Tindakan administratif tersebut
dapat berupa teguran lisan, tertulis, sampai dengan pencabutan
izin.
b. Bagi Produsen dan atau Distributor Gas Medis (Pelaku
Usaha)
Berlaku Pasal 81 ayat (2) huruf b jo Pasal 40 ayat (2)
Undang-Undang Republik Indonesia Nomor 23 Tahun 1992
Tentang Kesehatan, yaitu barangsiapa dengan sengaja
memproduksi dan atau mengedarkan alat kesehatan yang tidak
9

memenuhi standar dan atau persyaratan sebagaimana dimaksud


dalam Pasal 40 ayat (2) dipidana penjara max 7 tahun dan atau
denda max 140 juta Rupiah.
Selanjutnya, Pasal 40 ayat (2) menentukan bahwa sediaan
farmasi yang berupa obat tradisional dan kosmetika serta alat
kesehatan harus memenuhi standar dan atau persyaratan yang
ditentukan. Yang menentukan standard atau persyaratan adalah
Menteri Kesehatan dan terdapat di dalam Keputusan Menteri
Kesehatan Republik Indonesia Nomor 1439 / Menkes / SK / XI /
2002 Tentang Penggunaan Gas Medis Pada Sarana Pelayanan
Kesehatan.
10

BAB II
RUANG LINGKUP

7. Ruang Lingkup Medical Gas System


a. Ruang Sentral.
b. Sistem pemipaan dan instalasi.
c. Secondary Equipment.

8. Jenis Jenis Gas Medis


Jenis jenis gas medis yang biasa dipergunakan untuk keperluan
rumah sakit adalah sebagai berikut :
a. Oxygen ( O2 )
b. Nitrous Oxide ( N, , O )
c. Medical Compressed Air ( Breathing Air )
d. Vacum ( Suction )
e. Oxygen tersedia dalam bentuk gas dan cair ( liquid ) yang
dikemas dalam tabung baja ( cylinder ) volume 6m³ . Oxygen
cair ( liquid ) dikemas dalam tabung baja ( cryogenic liquid storage
unit ) .

9.Ruangan-ruangan yang menggunakan oxygen medis di rumah


sakit:
a. Unit Gawat Darurat ( Emergency )
b. ICU dan ICCU
c. Unit Bedah/ Sentral
d. Bagian Anestesi
e. Bagian Penyadaran/ Penyembuhan ( RR )
f. Bagian Bersalin
g. Ruang Anak
h. Ruang Rawat Inap
11

10. Oxygen ( O2 )
Pada sentral oxygen, digunakan automatic changeover device yang
menurunkan tekanan gas dari tabung ke tekanan gas yang konstan 4, 0
kg/ cm dan menyediakan ke jalur distribusi.Tabung-tabung gas diletakkan
pada kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan sedangkan sisi
lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan hampir kosong
maka lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan
terus menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi
cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar
dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca
sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi
sebagai posisi yang digunakan ( penyalur ) .
Jika arah saklar tidak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah kosong
maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.

Sistem otomatic changeover device oxygen terdiri atas:


a. Type : Doble Row ( 10+ 10 ) .
b. Manifold ( Dilengkapi dengan preassure switch, Regulator
dan lampu monitor )
c. Rangka penyangga
d. Symetrical header

11. Nitrous Oxide ( N20 )


Pada sentral nitrous oxide, digunakan automatic change over
device yang menurunkan tekenan gas dari tabung ke tekanan gas yang
konstan 4, 0 kg/ cm² dan menyediakan ke jalur distribusi. Tabung-tabung
gas diletakkan paad kedua sisi alat. Satu sisi adalah sisi yang digunakan
sedangkan sisi lainnya sebagai sisi cadangan. Saat sisi yang digunakan
hampir kosong, sisi cadangan mulai menyediakan dan menyalurkan gas
secara otomatis sehingga menjamin tidak adanya keterlambatan
penyaluran gas. Pada saat sisi yang digunakan hampir kosong maka
12

lampu yang tersedia dalam manifold akan menyala. Lampu akan terus
menyala sampai saklar diarahkan kesisi cadangan sehingga sisi
cadangan tersebut berubah menjadi sisi yang digunakan. Apabila saklar
dipindah atau diarahkan maka posisi cadangaan akan tetap dibaca
sebagai posisi cadangan biarpun sisi cadangan tersebut telah berfungsi
sebagai posisi yang digunakan ( penyalur ) .
Jika arah saklar tiadak diganti dan sisi cadangan yang dipakai telah
kosong maka sisi yang lain tidak akan menyalurkan gas secara otomatis.
Sistem otomatic change over device nitrous oxide terdiri atas:
a. Type : Single Row( 3+ 3 )
b. Manifold ( Dilengkapi dengan preassure switch, Regulator
dan lampu monitor ) .
c. Rangka penyangga
d. Symetrical header

12. Medical Compressed Air ( Breathing Air )


Medical Compressed Air yang dipakai di rumah sakit diadakan
melalui pemasangan sentral compressed air. Compressed air yang
dihasilkan harus bersi, kering, bebas minyak dan bebas bakteri.
Sistem Compressed Air terdiri atas:
a. Oil Free Compressor : L unit yang bekerja dengan menekan
udara sampai 7 kg/ cm² .
b. Motor : 2.2 KW induction motor, 3 Phase, 200/ 220 Volt, 50/
60Hz. Tekanan maksimum : 10 kg/ cm² . Putaran mesin : 1450
Rpm.
c. Air cooled after cooler.
d. Tekanan maksimum saat operasi : 10 kg/ cm² .
e. Receiver Tank.
f. Kapasitas : 500 Literyang dilengkapi dengan lubang
pembersih
g. Tebal plat : 6mm
h. Medical Air Unit
13

i. Kapasitas flow : 720 l/ min untuk type compressor Motor 2.2


KW
Unit ini terdiri atas Air Dryer, Filter udara, Filter bakteri dan
Regulator udara. Air dryer berfungsi untuk menghindari kondensasi pada
jalur pipa dimana bakteri dapat berkembang dan mengkontaminasi udara
yang dihasilkan. Filter udara menghilangkan particulat, uap oil, dan uap air
dari udara tekan yang dihasilkan. Filter bakteri menghilangkan bakteri ( 3
micron-0.01 micron ) . Regulator udara menurunkan tekanan menjadi
konstan 4.0 kg/ cm² .

13. Vacum ( Suction )


Vacum yang dipasang di rumah sakit bekerja pada tekanan -53
Kpa sampai dengaan -80 Kpa.
Ruangan-ruangan yang menggunakan Vacum pada rumah sakit:
a. ICU
b. Kamar operasi
c. Kamar Endoscopy
d. Kamar bedah gigi
e. Unit Gawat Darurat
f. Ruang Tindakan
g. Ruang Persiapan
h. Ruang Puli Sadar ( Recovery )

Vacum disuplai melalui sentral gas medis yang terdiri atas:


a. Vacum pump type Oil Rotary Vane, Motor : 2.2 KW induction
motor, 3 Phase, 200/ 220 Volt, 50Hz, Flow rate : 58 m³ / h, Putaran
mesin : 1420 Rpm.
b. Receiver Tank
Kapasitas tank : 500 liter, Tanki penampung ini mempertahankan
tingkat vakum -50 Kpa sampai -80 Kpa. Terdapat tipe vertical dan
horizontal yang dirangkai bersama pompa dan panel control pada
satu rangka.,Tebal plat untuk recervoir tank adalah 6mm.
14

14. Vacuum Line Bacterial Filter


Digunakan untuk menghilangkan bakteri dan kontaminasi lain pada
sisi masuk pompa vakum. Menghindarkan terkontaminasinya pompa dan
udara sekitar.
Type Vacum Line Filter disesuakan dengan Motor Vacum Pump Oil
Rotary Vane. Pipa penyambung Untuk Vacum line filter ke jalur mesin
adalah diameter1 ¼ ” .
Vacum line filter mampu membersikan/ menyaring partikel sampai
0.01 micro.
15

BAB III
KEBIJAKAN

Dalam Keputusan ini yang dimaksud dengan :


1. Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang dipergunakan
untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan;
2. Instalasi Pipa Gas Medis adalah seperangkat prasarana perpipaan
beserta peralatan yang menyediakan gas medis tertentu yang
dibutuhkan untuk menyalurkan gas medis ke titik outlet diruang
tindakan dan perawatan;
3. Sentral gas medis adalah seperangkat prasarana beserta peralatan
dan atau tabung gas/liquid yang menyimpan beberapa gas medis
tertentu yang dapat disalurkan melalui pipa instalasi gas medis;
4. Instalasi Gas Medis selanjutnya disingkat (IGM) adalah seperangkat
sentral gas medis, instalasi pipa gas medis sampai outlet;
5. Penyediaan Gas Medis di sarana pelayanan kesehatan dapat
dilakukan melalui tabung Gas Medis dan/atau penyaluran melalui
instalasi pipa Gas Medis dan penyaluran ke ruangan ruangan
6. Penggunaan Gas Medis yang dilakukan langsung melalui Tabung
Gas Medis harus memenuhi persyaratan spesifikasi dan
kelengkapan
7. Instalasi gas medis di sarana pelayanan kesehatan harus memenuhi
persyaratan keamanan, desain, lokasi, penyimpanan dan alat
penunjang lainnya.
8. Lokasi sentral gas medis harus jauh dari sumber panas dan oli serta
mudah dijangkau sarana transportasi, aman dan harus terletak di
lantai dasar.
Surabaya, Mei 2014

Kepala Rumah Sakit Tk. III Brawijaya

dr. Dwi Anna Wachyuningrum


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP. 1910054950266
16

BAB IV
TATA LAKSANA

15. Pelayanan Gas Medis Dengan Sistem Setral/ Instalasi Ruang


Sentral
Untuk menentukan ukuran ruang sentral gas medis di rumah sakit
lebih dahulu harus diketahui jenis dan kapasitas gas medis yang akan
dipasang. Dalam pembangunan rumah sakit baru penentuan ruang sentral
tidak ada masalah, karena telah diperhitungkan dalam perencanaan
bangunan. Pada rumah sakit yang pengembangannya secara bertahap
kadang-kadang sedikit kesulitan karena harus menyesuaikan dengan
kondisi lahan yang tersedia.
Jenis gas medis yang dipasang pada system sentral adalah:
a. Oxygen
b. Nitrous Oxide
c. Compressede Air
d. Vacum ( Suction )
Sedangkan untuk jenis gas medis lainnya biasanya diadakan
dengan system portable ( setempat ) .Kapasitas sentral gas medis pada
umumnya dihitung menurut outlet gas medis yang dipasang. Untuk
menentukan jumlah outlet yang akan dipasang disesuaikan dengan
banyaknya pelayanan yang ada di rumah sakit. Lokasi ruang sentral
diupayakan penempatannya di tempat yang strategis, mudah dijangkau
sarana transportasi, terutama untuk keperluan penggiriman tabung-tabung
gas isi dan pengmbilan tabung kosong.
Penempatan ruang sentral harus cukup aman bagi kegiatan
pelayanan/ perawatan, terutama dipikirkan bahaya ledakan atau
kebakaran pada tabung-tabung gas isi yang bertekanan tinggi.
Ruang sentral harus diupayakan jauh dari daerah sumber panas, olie dan
sejenisnya. Khusus terhadap olie dan sejenisnya harus sangat hati-hati
karena bisa menimbulkan ledakan apabila terjadi gesekan terutama pada
17

gas oxygen. Pada bangunan sentral gas medis perlu diberi petunjuk atau
papan nama yang jelas dengan tulisan:

“ SENTRAL GAS MEDIS “


“ YANG TIDAK BERKEPENTINGAN DILARANG MASUK “
DILARANG MEROKOK “

16. Instalasi Gas Medis


Bagian-bagian pekerjaan gas medis :
a. Sistem pemipaan
b. Pekerjaan main valve atau shut off valve ( zone valve )
c. Pekerjaan alarm system
d. Pekerjaan medical outlet

17. Pemipaan
Gas medis dari ruang sentral didistribusikan ke ruang-ruang
pelayanan/ perawatan melalui instalasi pipa dan outlet gas medis,
Standard pipa tembaga yang dipakai untuk instalasi gas medis adalah :
a. JIS H 330U-C1120 Type L
b. ASTM B88 : Type L
Pemasangan pipa pada instalasi pipa diatas plafond harus
dilengkapi dudukan dan gantungan pipa yang diikat kuat pada dek beton
atau kuda-kuda kayu. Masing-masing pipa harus diberi klem penguat
dengan jarak yang cukup ( 10-25 cm ) . Jarak dudukan atau penumpu
satu sama lain rata-rata 1-2 meter, balok vertical maupun horizontal.
Untuk menghindari penurunan tekanan ( preasure drop )
pemasangan pipa pada instalasi diatur menurut diameter yang
disesuaikan dengan panjang instalasi pipa dan jumlah outlet.
Pemasangan pipa tembaga pada instalasi di dalam dinding ( tembok atu
partisi ) harus dilengkapi pipa pelindung ( PVC atau conduit ) untuk
menghindari benturan-benturan yang mungkin terjadi dan untuk
mempermudah perawatan/ maintenanace instalasi pipa di dinding. Ukuran
18

pipa PVC tersebut biasanya 10-16 mm. Semua penyambungan pipa untuk
instalasi gas medis harus menggunakan fiting-fiting yang sesuai, seperti
elbow, socket, tee dan reducer. Untuk membedakan jenis gas pada
instalasi pipa harus dipasang tulisan/ stiker yang menyatakan jenis dan
arah aliran gas dengan jarak yang cukup ( ± 2 meter ) ataupun dengan
memberi warna dengan mengecat pipa sesuai dengan gasnya masing-
masing.

a. Main Valve Dan Zone Valve


Seluruh jaringan instalasi pipa pada tiap jenis gas harus
dilengkapi pemasangan:
1) 1 ( satu ) unit kran induk ( main valve ) yang dipasang
di ruang sentral
2) 1 ( satu ) unit kran distribusi yang dipasang di setiap
3) Sesuai dengan kebutuhan kran pembagi ( zone valve
) dipasang sesuai dengan pembagian instalasi.
4) Sesuai kebutuhan kran darurat ( emergency valve )
dipasang pada ruang operasi bedah
Seluruh jaringan instalasi pipa harus dilakukan pengetesan
terutama untuk mendapatkan kepastian kebocoran pada setiap daerah
sambungan, lebih diutamakan pada instalasi yang tertutup lapisan dinding
tembok pemeriksaan kebocoran harus sangat diperhatikan. Pada
pemasangan instalasi pipa pada bangunan bertingkat, pengetesan
kebocoran biasanya dilakukan secara bertahap, apabila dipastikan tidak
ada kebocoran dilanjutkan pengetesaan keseluruhan.

Tahap pelaksanaan pengetesan instalasi pipa dilakukan sebagai


berikut:
a. Test pertama : Setelah selesai pemasangan instalasi pipa di
atas plafond dan dinding selesai.
b. Test kedua : Setelah instalasi pipa selesai, dipasang valve
c. Test ketiga : Setelah selesai pemasangan outlet gas medis.
19

d. Test keempat : Keseluruhan maion valve sampai dengaan


outlet, setelah sebelumnya seluruh jaringan instalasi di blow off.
e. Test kelima : Uji coba dan blow off ulang.

Pengetesan kebocoran menggunakan media tekan nitrogen


dengan tekanan 2 kali tekanan kerja instalasi atau ± 10 kg/ cm dalam
waktu 2 kali 24 jam. Pengetesan pertama sampai keempat seluruh
jaringan instalasi dites dengan tekanan yang sama atau ± 10 kg/ cm
dalam waktu 2 kali 24 jam. Pada pengetestan yang kelima atau yang
terakhir merupakan uji coba tekanan test disesuaikan dengan fungsi
masing-masing instalasi, di sini yang jelas berbeda adalah pengetestan
suction ( vacum ) .
Untuk meyakinkan sebaiknya dilakukan cek ulang untuk
menghindari kesalahan penyambungan pada outlet sebelum dioperasikan.
Seluruh jaringan instalasi harus dibersihkan dengan cara blow off ( ditiup )
menggunakan gas nitrogen, setelah cukup bersih dilajutkan blow off
berikutnya dengan menggunakan oxygen.
Pada setiap ruang operasi bedah yang benar harus dipasang 1 (
satu ) outlet pembuanggan gas limbah ( anti Pollution unit ) dengan
menggunakan system vacum yang dibuang melalui saluran pipa khusus
ke udara luar. Untuk keperluan perbaikan/ maintenance sebaiknya setiap
bagian bangunan dipasang saluran oxygen darurat ( Emergency Suplly
Oxygen ) yang bisa dengan mudah dioperasikan setiap saat.

b. Alarm System
Multi safe guard alarm system adalah sebuah perangkat yang
memonitor tekanan gas dalam instalasi gas. Peralatan ini dipasang untuk
memantau seluruh jaringan instalasi gas medis. Alarm gas medis pada
umumnya dipasang pada setiap zone, sehingga instalasi yang dipantau
adalah sebatas zoneyang telah ditentukan. Jika ada gas yang tekanannya
di atas atau di bawah tekanan gas yang telah diijinkan atau ditentukan,
maka alarm akan berbunyi dan lampu peringatan akan menyala apabila
20

hal ini terjadi maka dapat segera dilakukan tindakan yang perlu untuk
menormalkan kembali tekanan gas.

c. Outlet
Pemasangan outlet gas medis di diding ( tembok atau partisi
) yang standard dipasang dalam box mounting dilengkapi panel plat
stainlees steel dikuatkan debaut skrup baja. Kontruksi outlet gas
medis masing-masing produk berbeda ukuran, type dan system
koneksinya, namun cara kerjanya pada dasarnya sama. Semua
outlet harus tertutup rapat secara otomatis pada saat tidak dipakai
dan gas baru terbuka atau mengalir setelah alat perlengkapan
outlet ( conector ) dipasang.
Untuk menghindari kesalahan pemasangan setiap outlet gas
medis diberi nama gas, warna yang berbeda, ukuran drat/ skrup
atau tusuk yang berbeda pula. Dengan demikian conector gas yang
satu tidak akan bisa masuk ke outlet yang lain.
Pada umumnya pemasangan outlet gas medis ditempatkan
sebelah kanan penderita ( pasien ) dengan ketinggian berkisar 120-
150 cm di atas permukaan lantai. Namun penempatan outlet ini
bisa saja berubah tergantung kebutuhan user.
Pada ruang-ruang khusus seperti ICU/ ICCU, ruang
perawatan VIP/ VVIP outlet gas medis dipasang dalam panel ( wall
duct system ) yang dilengkapi lampu baca, nurse call, lampu
periksa, dan stop kontak listrik.
Pada ruangan operasi/ bedah dan emergency outlet gas
medis dipasang atau digantung di plafond. Outlet yang digantung di
plafond disebut ceiling cotilomn atau ceiling outlet dengan berbagai
type.
Tekanan gas yang keluar dari outlet harus memenuhi
standard tekan medis yaitu:
1) Oxygen = 4 -5 kg/ cm²
2) Nitrous Oxide = 4 – 5 kg/ cm²
21

3) Compressed Air = 4 – 5 kg/ cm²


4) Suction ( Vacum ) = 20 – 60 cm Hg

18. Sistem Instalasi Gas Medis


Gas Medis adalah gas dengan spesifikasi khusus yang
dipergunakan untuk pelayanan medis pada sarana kesehatan.
Macam-macam Outlet Gas Medis:
a. Sistem Oksigen (O2)
b. Sistem Nitrous Oxide (N20)
c. Sistem Karbon Dioksida (C02)
d. Siatem Nitrogen (N2)
e. Sistem Medical Compressed Air ( Air )
f. Sistem Medical Vacuum (VAC)
g. Sistem Pembuangan Gas Anesthesi (WAGD)

19. Pipa Gas Medis Menurut Standar Internasional


a. Menurut Australia standar AS2896 : pipa tembaga tipe
AS/NZ1571,
b. Menurut standar HTM2022 : pipa tembaga tipe BSEN13348,
c. Menurut standar NFPA99C : pipa tembaga tipe ASTM B819,
d. Menurut Jerman standar : pipa tembaga tipe DIN13260.
e. Instalasi Gas Medis terdiri dari beberapa bagian penting
antara lain:
1) Sentral Gas Medi
2) Box Valve & Alarm
3) Jaringan pipa Instalasi gas Medis
4) Outlet Gas medical
5) Perlengkapan Outlet
22

20. Sentral Gas Medis

Sentral Gas Medis, terdiri dari :


a. Regulator
b. Botol Gas Medis, Terdiri 2 Group (Group kanan & Group kiri)
c. Manifold + valve
d. Selang Pengisian (Lead Copper Tube)
e. Safety valve

Sentral Gas Oxygen terdiri dari dua bagian (Grup botol bagian
kanan dan Grup botol bagian kiri) kedua bagian dipisahkan oleh middle
valve induk (lihat di gambar sentral). Sentral gas oksigen misal
berkapasitas 5 x 2 botol artinya 5 botol grup kanan dan 5 botol grup kiri
yang dirangkai dengan memakai pipa tembaga tekanan tinggi,
valvetekanan tinggi serta lead cooper tube tekanan tinggi pada masing-
masing botol (lebih kurang tekanan gas dalam botol 150 Bar = 150
Kg/cm2 dan volume tabung masing-masing 6 M3).
Kedua grup dihubungkan pada manifold dan regulator O2
dilengkapi dengan 2 buah valve yaitu valve induk sebelah kanan dan
valve induk sebelah kiri yang berfungsi sebagai pengatur kerja sentral
secara bergantian.
Pada sentral Instalasi juga terdapat safety valve sebagai pengaman
menghindari tekanan tinggi diatas 6 bar. Valve harus didesain dalam
sistem 4 baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh,
bertype bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton,
23

cincin kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti


pemadaman batang, bertekanan sampai 4137 kPa (600 psig).
Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan
arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua
valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang telah dicuci dan dilumasi
untuk perluasan pipa tembaga pada tepi kedua inlet dan outlet dari ujung
valve sebagai fasilitas instalasi.
Valves harus didesain seperti itu agar dapat “berputar keluar”
selama insatalasi untuk mencegah terjadinya kerusakan selama operasi
tembaga. Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai tekan yang
harus terpasang pada masing-masing valve. Valves harus didesain
seperti itu agar dapat “berputar keluar” selama insatalasi untuk mencegah
terjadinya kerusakan selama operasi tembaga.
Sebuah label menunjukkan kesesuaian gas dan nilai tekan yang
harus terpasang pada masing-masing valve. Setiap valve harus telah
dicuci dan dilumasi untuk oksigen dan perluasan pipa yang terpasang
pada kedua ujungnya. Dan dinyatakan lulus test tekanan oleh UL dan
CSA. Rangkaian sentral ini terdiri dari kerangka besi, manifold dari
stainless steel, valve dan pipa tembaga masing-masing botol diikat pada
dudukan besi dengan rantai.

Kerja sentral ini bergantian kedua bagian sentral bekerja


bergantian dilakukan secara manual, apabila bagian kanan dipakai atau
sedang bekerja maka bagian kiri disiapkan botol baru sebagai cadangan.
Apabila tekanan di manometer sentral pada kondisi kurang lebih 2
Bar maka perlu dilakukan pengggantian bagian, misalnya dari bagian kiri
habis dipindah ke bagian kanan yang sudah siap caranya dengan
membuka valve induk sebelah kanan dan menutup valve induk sebelah
kiri untuk selanjutnya mengganti botol sebelah kiri dengan botol isi yang
baru. Demikian seterusnya sentral oksigen bekerja secara bergantian.
24

21. Box Valve Dan Alarm

Box Valve berfungsi sebagai pemisah aliran instalasi tiap lantai hal
ini untuk mengantisipasi apabila ada kerusakan maka tidak mengganggu
aktifitas di tiap lantai lain. Masing-masing box zone valve harus terdiri dari
komponen yang menyertainya.Box valve baja dapat dipasang tunggal
atau ganda dengan perpanjangan tabung, lensa alumunium dan jendela
cabut yang dapat dipindahkan.
Box valve harus dirancang dengan panjang dan lebar sesuai
jumlah Valve lengkap dengan enamel yang dibakar pada ujungnya. Pada
sisi yang berlawanan dari box, akhirnya dapat disetel menjadi 2 bagian
yang bertujuan sebagai alat pendukung pemasangan. Box Valve Baja
harus dapat menampung berbagi sudut dinding yang ketebalannya
antara 1mm atau 1,5 mm serta harus sesuai.
Akses zone shut off valve harus dengan tarikan dari cincin rakitan
untuk memindahkan jendela dari bingkai pintu. Jendela dapat diinstal
ulang tanpa menggunakan alat akan tetapi hanya setelah pegangan valve
telah dikembalikan pada posisi buka. Valve harus didesain dalam sistem 4
baut, berbadan perunggu, berpenutup ganda, berujung penuh, bertype
bola menyatu dengan pengaman teflon (TFE) dan segel Viton, cincin
kemas “O”, bola perunggu yang disegel langsung, bukti pemadaman
batang, bertekanan sampai 2760 kPa (400 psig).
Valve harus dioperasikan hanya oleh sebuah pengungkit dengan
arah seperempat dari posisi buka penuh ke posisi tutup penuh. Semua
25

valve harus dilengkapi dengan tipe “K”yang telah dicuci dan dilumasi
untuk perluasan pipa tembaga untuk kesesuaian panjang di bawah tepi
Box.
Masing-masing valve harus disupplai dengan mengidentifikasi
gantungan pada baut ke atas badan valve dengan tujuan agar
diperbolehkan memasang label pada gas. Kemasan label harus tersedia
dalam masing-masing kotak valve dan diaplikasikan oleh pemasang.
Pressure gauge akan terbaca pada 0-700 kPa (0-100 psig) untuk
semua gas kecuali nitrogen yang akan terbaca pada 0-2000 kPa (0-300
psig) dan vacum yang akan terbaca pada -100-0 kPa (0-30” Hg). Bingkai
pintu harus dirancang dari alumunium sehingga dapat dipasang di
belakang box dengan skrup yang tersedia. Bagian depan yang mudah
dipindahkan harus tersusun atas jendela transfaran dengan sebuah cincin
tarik yang menjadi pusat jendela.

22. Jaringan Pipa Gas Medis

Jaringan Pipa Gas Medis ini adalah suatu jaringan perpipaan yang
dipasang pada rumah sakit, untuk memenuhi kebutuhan supply gas medis
ke ruangan-ruangan yang dibutuhkan. Jaringan perpipaan gas medis ini
menggunakan pipa tembaga atau pipa stainless steel dengan ketebalan
sesuai standart.
Pipa yang dipakai untuk jaringan gas ini menggunakan bahan pipa
dari pipa tembaga. Ukuran pipa yang dipasang disesuaikan menurut
kebutuhan namun harus sesuai dengan standart keamanan yang diijinkan.
seluruh distribusi sistem pemipaan gas medis menggunakan pipa
tembaga yang memiliki standart khusus gas medis dianataranya ASTM –
26

B 280, 819 Type “ L “. . Fitting: seluruh fitting terbuat dari tembaga


dengan standart type “ L “.
Sistem pengelasan : semua sambungan pipa gas medis di
sambung mengunakan pengelasan perak dengan Acytelin/Elpiji dan
Oksigen.dan dikerjakan oleh tenaga yang sudah berpengalaman dibidang
pengelasan tembaga. Jika tahap pengelasan sudah selesai harus
dilakukan pembersihan instalasi pipa dengan udara tekan dan nitrogen
yang dialirkan keseluruh instalasi pipa hingga kotoran dan sisa pengelasn
tidak ada yang tertinggal di dalam instalasi..
Diameter pipa berukuran 11/2 ”, 11/4”, 1”, ¾”, ½”, 3/8”. Jaringan
pipa instalasi gas medis yang terpasang harus mampu menerima tekanan
kerja yang dibutuh kan yaitu 1 ½ (satu setengah x tekanan kerja), dimana
jaringan pipa ini bekerja pada tekanan lebih kurang 4 - 5 bar. Ketebalan
dan kemampuan jaringan pipa juga harus sesuai standart pipa tembaga
medical (standart Amerika, Jepang dll).
Sistem pemasangan Jaringan Instalasi Gas Medis adalah sebagai
berikut :
a. Pipa Instalasi Gas Medis dipasang diatas plafon
b. Pipa Instalasi Gas Medis dipasang dibawah plafon
c. Pipa Instalasi Gas Medis dipasang di dalam dinding (ditanam
di diniding dengan paralon pelindung)
d. Pipa Instalasi Gas Medis dipasang di dalam wallduck
(aluminium, kayu, dll)
e. Pipa Instalasi Gas Medis dipasang dalam keadaan
digantung di langit - langit.

Pengetesan : setelah dilakukan pengelasan harus dilakukan


pemeriksaan kebocoran setiap sambungan atau instalasi masing-masing
gas dengan ketentuan test tekan 2 kali tekanan kerja selama 2 x 24 jam
tanpa ada perubahan tekanan.
27

Dalam pemasangan jaringan pemipaan harus diperhatikan faktor


kemudahan perawatan (maintenance) apabila terjadi kebocoran dalam
system instalasi. Tekanan yang dipakai dalam Instalasi Gas medis :
a. Tekanan dalam sistem perpipaan = 4 – 5 Bar
b. Tekanan setting safety valve = 6 Bar (pada kondisi ini
safety valve bekerja)
c. Tekanan setting alarm = 1,5 – 2 Bar (alarm
berbunyi rentang waktu 30 menit penggantian botol)
d. Tekanan maksimal outlet = 6 Bar
e. Tekanan maksimal Flowmeter = 6 Bar

23. Outlet Gas Medical

Outlet bekerja pada tekanan gas yang sesuai dengan kebutuhan


perlengkapan outlet gas medis dengan tekanan maksimal 6 Bar.
Outlet gas medical dapat dipasang di dinding, di bedhed (wallduck
terbuat dari kayu, alumunium, dan lain-lain) yang berfungsi sebagai titik
penyambungan dengan perlengkapan outlet yang lain. Jenis Outlet
diantanya Wall Outlet, Ceilling Outlet dll bekerja mengeluarkan gas medis
apabila ada tekanan pada drat(bibir outlet bagian dalam) untuk kemudian
outlet menyalurkan gas medis ke perlengkapan outlet yang digunakan
pasien
28

24. Perlengkapan Outlet


a. Perlengkapan outlet adalah suatu alat atau peralatan yang
dipasang pada outlet untuk menyalurkan Gas Medis untuk
keperluan pasien maupun untuk keperluan alat-alat medis lain.
Perlengkapan outlet antara lain :
1) Flowmeter, berfungsi untuk mengatur kebutuhan gas
pasien dan penunjuk tekanan.
2) Humidifier, berfungsi untuk memberikan kelembaban
gas yang akan dipakai pasien.
3) Conector, berfungsi untuk penyambungan antara satu
alat dengan alat lain
4) Nasal Canula
5) Mesin Anesthesi, mesin respirasi dan masih terdapat
beberapa alat-alat medis lain yang merupakan kelengkapan
Outlet gas medis.
29

BAB V

DOKUMENTASI

1. Panduan Gas medis di Rumah Sakit Tingkat III brawijaya


2. Monitoring gas medis
3. Denah lokasi gas medis

Demikian Panduan Sistem pendukung gas medis Rumah Sakit


Tingkat III Brawijaya dibuat sebagai acuan dalam melaksanakan program
Manajemen Risiko Fasilitas di Rumah Sakit Tingkat III Brawijaya.

Kepala Rumah Sakit Tk. III Brawijaya

dr. Dwi Anna Wachyuningrum


Letnan Kolonel Ckm (K) NRP. 1910054950266

Anda mungkin juga menyukai