PENCEMARAN AIR
1.1.Latar belakang
Pencemaran air dapat diartikan sebagai masuknya suatu mahluk hidup,
zat cair atau zat padat, suatu energi atau komponen lain ke dalam air. Sehingga
kualitas air menjadi turun sampai ke tingkat tertentu yang menyebabkan air
tidak berfungsi lagi sesuai dengan kegunaannya. Tercemarnya suatu air,
dapat terjadi secara alami atau disebabkan oleh alam maupun adanya campur
tangan manusia,
akibatnya air mengalami penurunan akan kualitasnya.
Adanya benda-benda asing yang mengakibatkan air tersebut tidak dapat
digunakan sesuai dengan peruntukannya secara normal disebut dengan
pencemaran air, karena kebutuhan makhluk hidup akan air sangat bervariasi,
maka batas pencemaran untuk berbagai jenis air juga berbeda-beda. Sebagai
contoh, air sungai di pegunungan yang belum tercemar tidak dapat digunakan
langsung sebagai air minum karena belum memenuhi persyaratan untuk
dikategorikan sebagai air minum. (Kristanto, 2002)
Salah satu pencemaran air yang sering terjadi ialah pencemaran air sungai.
Air sungai menjadi tempat pembuangan akhir dari berbagai macam limbah baik
dari limbah rumah tangga (limbah padat maupun limbah cair), limbah industri-
industri kecil maupun industri-industri besar disekitar sungai, serta limbah yang
berasal dari pegunungan yang berupa vulkanik.
Salah satu contoh sungai yang tercemar ialah Sungai Code yang
merupakan salah satu sungai di Yogyakarta, yang terletak di tengah kota dan
mempunyai tingkat aktivitas yang tinggi baik berhubungan dengan kegiatan
manusia, kegiatan industri (perhotelan, rumah sakit, home industri, maupun
pertanian). Sebagian besar masyarakat sekitar sangat bergantung dengan Sungai
Code karena masyarakat di sekitar Sungai Code memanfaatkan sungai ini
sebagai tempat pembuangan akhir, sehingga ada kemungkinan badan airnya
tercemar oleh logam-logam berat.
1.2.Rumusan masalah
BAB II
TINJAUAN PUSTAKA
2.1.Tinjauan Pustaka
BAB III
METODE PENELITIAN
3.2.Lokasi penelitian
Pencemaran air adalah kondisi di mana kualitas air terganggu atau tercemar
akibat masuknya zat-zat berbahaya atau perubahan yang merugikan ke dalam
sumber air. Pencemaran air dapat terjadi akibat aktivitas manusia maupun faktor
alami, dan dapat melibatkan berbagai jenis zat pencemar, seperti bahan kimia
berbahaya, limbah industri, limbah pertanian, limbah domestik, dan polutan
lainnya.
Pencemaran air memiliki dampak yang serius terhadap ekosistem air,
organisme hidup, dan kesehatan manusia. Air yang tercemar dapat
menyebabkan penurunan kualitas air, gangguan pada kehidupan akuatik,
penyebaran penyakit melalui air yang terkontaminasi, dan mengganggu
ketersediaan air bersih untuk kebutuhan manusia dan kegiatan ekonomi.
4.2.Penyebab Pencemaran Air
4.2.1.Gambar penyebab pencemaran Air
4.4.1.Gambar remediasi
BAB V
KESIMPULAN DAN SARAN
5.2.Kesimpulan
Pencemaran air adalah masalah serius yang mempengaruhi ekosistem air dan
kesehatan manusia. Limbah domestik, industri, pertanian, tumpahan minyak,
dan faktor-faktor lainnya berkontribusi terhadap pencemaran air. Dampaknya
termasuk kerusakan ekosistem, penyebaran penyakit, dan penurunan
ketersediaan air bersih. Untuk mengatasi pencemaran air, diperlukan langkah-
langkah penanggulangan yang efektif dan berkelanjutan.
5.2.Saran
DAFTAR PUSTAKA
https://id.wikipedia.org/wiki/pencemaran_air
https://www.detik.com/edu/detikpedia/d-5693376/pencemaran-air-pengertian-
penyebab-dan-dampaknya-bagi-lingkungan
Asdack, C.1995. Hidrologi dan Pengelolaan Daerah Aliran Sungai. Gajah Mada
University Press. Yogyakarta
Butarbutar.(1998).Kebijaksanaan dan Strategi Pengelolaan Lingkungan Hidup di
Daerah.Jakarta : Direktorat Jenderal Pembangunan Daerah Departement
Dalam Negeri.
Effendi,Hefni.(2003). Telaah Kualitas Air Bagi Pengelolaan Sumber Daya dan
Lingkungan Perairan.Yogyakarta : Kanisius.
Halder dan Islam,(2015).WATER POLLUTION AND ITS IMPACT ON THE
HUMAN HEALTH.Journal Of Environment And Human, Volume 2,
Number 1ta
Peraturan Pemerintah RI No. 20 Tahun 1990.
Peraturan Pemerintah No. 35 Tahun 1991.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2001.
Peraturan Pemerintah No. 38 Tahun 2011.
Peraturan Pemerintah Republik Indonesia No. 82 Tahun 2011.